All Chapters of Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
152 Chapters
Bab 41 ( Siap Menjadi Istri Kedua)
Setelah merasa tangis Siska mereda, Rangga menguraikan pelukannya. Lalu, menangkup wajah Siska."Kau cantik, pasti akan ada seorang pria yang akan menerima kekuranganmu. Aku yakin itu."Siska menggelengkan kepalanya, lalu meraih tangan Rangga ke dalam genggamannya."Hanya kau Mas yang ada dalam hatiku. Aku tak masalah jika kau ingin menjadikan diriku sebagai istri keduamu, aku ikhlas –"PRANG!Suci menggigit bibir bawahnya, ia benar-benar merasa bodoh telah menjatuhkan gelas berisi teh hangat yang baru saja ia buat. Belum selesai rasa keterkejutannya, ia kembali dikejutkan dengan kehadiran Rangga yang terlihat berdiri di hadapannya."Kau menguping?" tebak Rangga tanpa memperdulikan ekspresi wajah Suci yang terlihat masih terkejut."Aku, menguping? Untuk apa?"Suci hendak menunduk, membersihkan pecahan gelasnya. Belum sempat melakukannya, Rangga mencegahnya untuk melakukan hal itu."Akan ada pelayanan yang akan membersihkan itu semua. Lebih baik kau sekarang pergi ke kamar, istirahat."
Read more
Bab 42 ( Hasrat Memiliki)
Suci hanya dapat pasrah saat tubuhnya dimasukkan paksa ke dalam Bathtub oleh Rangga. Saat akan keluar, Suci dapat melihat Rangga melepaskan handuknya dan ikut masuk ke dalam Bathtub. Pria itu terlihat tersenyum miring menatap tubuh Suci yang sudah basah karena ulahnya."Sudah saya perjelas soal Restu. Jadi, tolong jangan bersikap seperti anak kecil, Pak!"Rangga yang sudah berada posisi duduk dalam Bathtub, beranjak mendekat ke arah Suci. Mengerti situasinya, Suci bergegas untuk keluar, namun gerakannya dapat dibaca oleh Rangga. Pria itu menarik tangan Suci, sehingga tubuhnya berada dalam pelukan pria itu."Lepaskan, Pak!" nyali Suci menciut saat menyadari situasi yang kini tengah menimpanya. Ia takut jika Rangga gelap mata dan Kembali melakukan hal yang dulu pernah mereka lakukan dalam keadaan tanpa sadar.Rangga meraih tubuh Suci, memeluknya erat dari arah belakang. Posisi duduk Suci berada di atas pangkuan Rangga."Dengarkan aku baik-baik!" Suci dapat merasakan hembusan nafas Rangg
Read more
Bab 43 ( Terlalu Cepat! )
Menelan ludahnya berulang kali, Suci menurut saja saat Rangga menarik tubuhnya keluar dari kamar."Aku tekankan sekali lagi," Rangga mendudukkan tubuh Suci di atas kasur."Kau milikku." Suci segera memejamkan kedua matanya, ia belum siap untuk kembali mendapatkan perlakuan manis pria yang tampak gagah perkasa yang hanya berbalut celana boxer.Rangga mencubit gemas pipi Suci, membuat wanita itu tersadar akan kebodohannya."Pak, ini salah.""Sekali lagi kau memanggilku begitu, aku tak segan-segan untuk membuatmu berteriak memohon ampun"Suci tidak mengerti maksud ucapan Rangga, tapi sebagian dirinya merasa hal itu akan terjadi."Apa anda serius akan memulai semua dari awal? Ini terlalu cepat," Suci mencoba untuk berpikir jernih. Tidak mungkin Rangga berubah secepat ini. "Percayalah, Suci. Aku akan membuktikannya."Suci hanya dapat pasrah saat handuk yang ia pakai ditarik sehingga terlepas dari tubuhnya."Kau begitu sempurna."Saat Rangga akan menyentuh dada wanita yang terlihat begitu
Read more
Bab 44 ( Batasan)
Rangga memasuki ruangannya tanpa memperdulikan sapaan para karyawannya. Bagi sebagian karyawan yang bekerja dengannya, Rangga adalah sosok dingin yang tak dapat di gapai. Sangat tidak mungkin, menurut mereka Rangga akan mendapatkan tambatan hati. Namun, siapa sangka bahwa tambatan hatinya ialah karyawan Rendahan Seperti Suci.Gossip itu sudah menjadi isu paling banyak dinikmati oleh para karyawan yang suka bergosip. Tapi, bagi seorang Rangga Ramadhan, hal digosipkan para karyawan tidaklah penting baginya."Apa data yang kau berikan itu dapat dipertanggung jawabkan?" Rangga menatap wajah Anton yang baru saja memasuki ruangannya."Anda bisa sewa detektif, kalau kurang yakin dengan hal itu." Anton menampilkan senyumannya, ia terlihat begitu santai dengan pertanyaan Rangga."Aku mencoba mengorek informasi lewat Suci, tapi aku rasa itu tidak semudah bayanganku,"Anton memiringkan kepalanya sedikit,mencoba memahami ucapan Rangga."Maksudnya, Pak?""Aku mencoba mengambil informasi dengan ca
Read more
Bab 45 ( Mahkluk Astral)
Suci memang belum yakin, kemana dirinya akan pergi. Beberapa kali, sopirnya menanyakan tujuannya, namun Suci abai dan terus memberikan isyarat agar sang sopir terus melajukan mobilnya.Menemui Ayahnya dalam keadaan hati sedih, bukanlah pilihan yang baik. Pria paruh baya itu pasti bisa langsung mengerti hanya dengan melihat raut wajahnya."Apa aku harus memastikan…"***Jam telah menunjukkan pukul delapan Malam. Sejak tadi, Rangga mondar-mandir menunggu kedatangan Suci. Ia tidak bisa menghubungi nomor wanita itu, karena ponselnya yang tertinggal di kamar. Dalam keadaan marah seperti itu, setiap orang pasti tidak akan mengingat barang yang biasa mereka bawa.Rangga sudah mencoba untuk menghubungi nomor ponsel sang sopir, namun keadaannya sama saja. Bedanya, sang sopir ponselnya aktif, namun tidak menjawab panggilan Teleponnya.Rangga merasa kesal Sendiri, tiba-tiba saja terlintas perkataan Anton saat di kantor, bahwa sangat berbahaya jika seorang wanita dihadapkan dengan perasaan.Terle
Read more
Bab 46 ( Sebuah Permintaan)
"Keluar!"Rangga menggedor pintu kamar mandi, kesal dengan ulah Suci yang terus saja menginjak kakinya, lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan rasa sakit yang ia rasakan.”keluar atau aku dobrak, pintu ini!" ancamnya, karena Suci tak juga membuka pintu kamar mandi.Jantung Suci berdetak kencang karena rasa takut yang tiba-tiba saja muncul. Padahal, biasanya ia dapat dengan tenang menghadapi tingkah Rangga, tapi kali ini tidak. Mungkin saja, ini efek dari perlakuan semalam Rangga. Ciuman pria itu masih saja terlintas dalam pikirannya.Suci menekan dadanya, menghembuskan nafas perlahan-lahan untuk menetralisir kegugupannya.Dengan berat hati, Ia membuka pintu kamar mandi. Saat akan melangkah keluar, langkahnya tertahan begitu saja saat menatap kedua mata Rangga yang menghitam, pria itu terlihat begitu marah."Sekali lagi kau menginjak kakiku, kau akan merasakan dampaknya. Dan aku jamin, itu tidak akan bagus untukmu." "Dasar baper!" lirihnya, namun masih dapat didengar jelas oleh Ra
Read more
Bab 46 ( Dalang)
Rangga hanya bisa menatap tanpa bisa mencegah Kepergian dua orang wanita yang ia kenali, ibu dan Suci. Dua wanita itu begitu kompak dalam membuat keputusan tanpa bisa dibantah."Sudahlah, Mas. Bukankah bagus, kita bisa lebih leluasa untuk berbincang-bincang tanpa gangguan Suci." Siska terlihat memutar tubuhnya, menghadap ke arah Rangga. Wanita itu bergelayut di lengan kokoh sang pria.Dari kaca spion mobil, Suci dapat menangkap siluet tubuh Rangga yang sedang bermesraan dengan Siska di teras rumah."Sudahlah, ini keputusan yang sudah kau buat. Jadi, Ibu harap kau tahu konsekuensinya." Rahayu menepuk pundak Suci, berharap agar menantunya bisa lebih bersabar atas keputusan yang ia buat.Suci menatap wanita paruh baya yang berada di sampingnya. Wanita yang selalu mendukung sepenuhnya tentang apa yang diinginkan Suci."Terimakasih, Bu."Rahayu mengangguk mengiyakan, lalu mengelus lembut rambut wanita cantik itu."Jangan pulang sendirian, kabari ibu agar bisa menyuruh orang untuk menjemput
Read more
Bab 48 ( Pulanglah, Suci!)
Siska melihat situasi, tidak ingin ada seorang pun yang mendengar pembicaraanya. Wanita itu segera masuk ke dalam kamar, merogoh ponsel yang berada di saku celananya."Hallo,kerja bagus! Kamu telah berhasil menculik istri Rangga," ucapnya sambil tersenyum penuh kemenangan."Apa maksudmu?" ada jeda waktu. Suara diseberang sana terdengar begitu terkejut dengan pernyataan yang diberikan oleh Siska."Aku belum bertindak lebih jauh, aku juga harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa menculik menantu –""Lalu, kalau bukan dirimu, siapa yang menculik Suci?" Siska segera mematikan ponselnya. Kepalanya tiba-tiba saja terasa pusing saat mengetahui bahwa Suci diculik orang lain."Tungga!" Siska terlihat memutar tubuhnya dengan sikap layaknya seorang model yang sedang berjalan di catwalk. Sebuah pemikiran yang begitu licik terlintas di pikirannya. Bukankah ini adalah hal yang baik. Ia tidak perlu repot-repot untuk menyingkirkan Suci, karena wanita itu sudah menghilang dan sebentar lagi, dirin
Read more
Bab 49 ( Aneh! )
Rangga segera menyambar kunci mobilnya, mengendarai mobil menuju tempat yang telah dikatakan oleh Anton.Di perjalanan menuju ke lokasi tempat kemungkinan Suci berada, pikiran Rangga terus mengarah pada wanita yang telah menemani hidupnya selama beberapa hari belakangan ini.Wanita yang dulu terlihat lugu dan kekanakan itu seperti menyimpan sebuah luka yang mendalam. Walaupun Rangga masih ragu akan anak yang dikandungnya, namun , hatinya selalu berkata bahwa anak yang dikandung oleh Suci merupakan anak kandungnya. Terlebih, setelah melihat bukti bahwa sebelum kejadian malam yang terlupakan itu, Suci bertemu dengan Rahayu.Bila ditelusuri lebih jauh lagi, sebenarnya malam itu seperti sebuah insiden yang telah dirancang agar Rangga berhasil tidur bersama dengan Suci. Selain bukti CCTV, Rangga masih belum yakin, kecuali ibunya mengatakan hal yang sebenarnya. Atau lebih tepatnya, ia menampik jika Ibunya telah menjadi dalang dibalik insiden malam itu."Dimana Suci?" Rangga menatap Anton y
Read more
Bab 50 ( Turun Harga)
Rangga melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya. Ia menatap tumpukan dokumen yang kemarin belum sempat ia sentuh karena insiden penculikan istrinya.Saat tubuhnya sudah didudukkan pada kursi kebesarannya, Anton masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang dihiasi dengan senyuman."Ada apa?" tanya Rangga. tanpa mempersilahkan pria itu duduk."Ada yang ingin saya diskusikan dengan anda, Pak! Bolehkah saya duduk?"Rangga mengangguk malas, namun masih berusaha untuk bersikap tegas."Ini tentang Pabrik pembuatan Roti milik Restu."Rangga mengalihkan pandangannya. Ia menatap serius wajah Anton."Ini masih pagi, Anton. Kabar baik atau buruk?"Anton menggeleng tak ingin berspekulasi Lebih jauh tentang hal yang akan ia katakan."Perusahaan milik Restu telah memproduksi secara massal berbagai macam produk Roti kemasan dengan harga yang terjangkau. Bahkan, untuk ukuran anak TK sekali pun, bisa membeli produk mereka.""Berapa harga yang mereka lempar di pasaran?""Lima ratus rupiah, Pak!"Rang
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status