All Chapters of Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Chapter 31 - Chapter 40
152 Chapters
Bab 31 ( Rencana Restu)
Rangga melepaskan Jas hitamnya, lalu dilemparkan ke arah Suci."Untuk apa?" tanya Suci tak mengerti maksud Rangga memberikan Jasnya."Apa kau mau menjadi bahan tontonan orang-orang yang sudah mulai berdatangan?"Suci mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan melihat beberapa orang telah memasuki area pantai."Tapi, saya–"Rangga mendekat dan mencengkram bahu Suci."Warna bra yang kau kenakan terlalu mencolok. Merah berarti menantang dan Sepertinya kau suka bila orang menatap dadamu."Mata Suci terbelalak ketika menatap ke arah dadanya. Segera ia memakai Jas yang diberikan oleh Rangga. Suci menundukkan kepalanya, ia begitu malu dengan kejadian ini. Seharusnya, Ia tidak bermain ombak yang menyebabkan bajunya basah. "Lebih baik kita pulang. Setelah itu kita kembali ke rumah sakit.""Lalu, tujuan anda mengajak saya ke pantai?" tanya Suci yang masih penasaran alasan Rangga mengajaknya ke tempat ini."Menenggelamkan dirimu sebentar agar tidak selalu bersikap seperti anak kecil. Tapi, ren
Read more
Bab 32 ( Kedatangan Tamu Istimewa)
Suci memaksakan diri saat dirinya telah selesai mengganti pakaian basahnya untuk keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba saja, kepalanya kembali terasa berdenyut-denyut dan pandangannya sedikit kabur."Apa kau sudah siap?" Suci dapat mendengar suara Rangga."Pak–" baru akan melangkahkan kakinya, tubuhnya oleng dan ia hampir jatuh ke lantai jika Rangga tidak bergerak cepat berlari ke arahnya."Apa kepalamu Kembali terasa pusing?" Suci mengangguk mengiyakan, ia pasrah saat tubuhnya terasa di dalam gendongan Rangga."Bagaimana dengan Ayah? Pasti ia akan salah paham aku tak berada disampingnya." Ucap Suci saat tubuhnya telah dibaringkan di atas kasur."Aku akan menjenguk keadaan Ayahmu. Jadi, jangan berpikiran buruk. Kau harus menjaga kesehatanmu, karena kau bertanggung jawab atas bayi yang saat ini berada dalam kandunganmu."Suci tersenyum getir meresapi kata-kata Rangga. Pria itu tak sepenuhnya perhatian pada dirinya. Rangga hanya memikirkan bayi yang saat ini sedang dikandungnya."Iya, say
Read more
Bab 33 ( Pria Pilihan Ayah)
"Cepat hubungi kekasihmu itu!"Tubuh Siska bergetar hebat saat tangan orang yang dipanggil dengan sebutan 'Ayah' , itu mendorong tubuhnya ke arah tas yang tergeletak di atas meja riasnya."Cepat!" bentaknya tak sabar.Dengan tangan gemetar, Siska mencari nomor telepon Rangga dan berusaha untuk menghubungi pria itu."Hal-hallo, Rangga tolong aku…" ***Rangga tidak menjawab ucapan Siska. Namun, Ia masih setia mendengar Isak tangis Siska di seberang sana. Ada sesuatu yang tidak beres dan Rangga tidak dapat menampik jika ia memiliki tanggung jawab atas kehidupan adik angkatnya itu."Putar balik mobilnya, kita ke rumah Siska."Anton sempat terkejut, namun Ia tetap menjalankan perintah Rangga."Lepaskan Siska!" teriak Rangga marah saat melihat tubuh Siska yang tidak berdaya berada di bawah tubuh pria bertubuh gempal itu.Anton menggeleng tak mampu berkata-kata. Pria bertubuh gempal itu tersenyum sinis dan bangkit dari tempat tidur."Dimana uangku?" tanyanya tanpa rasa malu sedikitpun."Ka
Read more
Bab 34 ( Antara Mertua dan Mantan )
"Ibu…" Rahayu masih berharap agar Suci dapat menjawab pertanyaannya. Wanita paruh baya itu masih menampakkan senyum saat menjabat tangan dengan Juwari."Maaf, saya baru bisa menjenguk anda. Tapi, saya harap anda tidak salah paham."Juwari mengalihkan pandangannya, wajahnya terlihat tidak suka dengan kehadiran Rahayu."Jujur saja, Suci ini anak saya satu-satunya. Dan wajar bagi saya untuk menuntut sebuah kebahagiaan pada suaminya untuk membahagiakan putri saya."Rahayu kembali menatap Suci yang terlihat menundukkan kepalanya. Tak mendapatkan respon, kembali Rahayu menatap ke arah besannya yang masih saja memalingkan wajahnya."Saya tidak mengerti maksud ucapan anda.""Anak anda adalah kriminal.""Ayah!"Juwari tersenyum miring menanggapi bentakan keras Suci. Gadis kecilnya sudah bisa meninggikan suaranya untuk membela Suaminya."Mengapa tiba-tiba anda mengatakan hal itu?" Rahayu mencoba untuk menenangkan diri, tidak ingin terbawa perasaan."Saya punya buktinya. Sampai anak yang dikand
Read more
Bab 35 ( Mengambil Milikku)
"Tapi, Bu–""Sudahlah, ini keputusan Ibu. Kalau Rangga macam-macam, ngomong sama ibu." Rahayu tidak memberikan kesempatan untuk Suci menolak penawaran Restu."Kalian bawa belanjaan itu, sekalian bawa Mobil ke Bengkel," lanjutnya sambil menatap dua bodyguardnya.Kedua pria itu saling pandang, namun selang beberapa saat keduanya tampak mengangguk mengiyakan permintaan Rahayu.Suci menghela nafas panjang saat mobil Restu telah berhenti di depan pintu pagar . Ia berharap agar Rangga tidak melihat orang yang telah mengantarkan dirinya pulang. Harapan Suci, pria berhati dingin itu sedang keluar bersama dengan Siska."Mari Restu, ikut masuk." Ajak Rahayu saat ketiganya telah turun dari mobil.Suci benar-benar merasa frustasi. Padahal di sepanjang perjalanan menuju ke Rumah, Rahayu terus membombardir Restu dengan berbagai pertanyaan perihal hubungan keduanya. Tapi, kelihatannya Rahayu masih belum puas dan memberikan peluang agar Restu bisa masuk kembali ke dalam kehidupan Suci. atau jangan-ja
Read more
Bab 36 ( Perdebatan)
"Apa katamu!" Rangga bersiap untuk berdiri, namun tangannya di pegang oleh Suci. Istrinya itu nampak menggeleng, mengisyaratkan agar Rangga tetap tenang dan tidak membuat keributan.Mendapati wajah Suci yang begitu memelas, Rangga akhirnya luluh dan Kembali duduk."Kalian sudah saling kenal?" Rahayu datang dan langsung mengambil tempat duduk tepat di sebelah Siska."Sudah saya katakan, kami ini rival dalam dunia bisnis." Restu tersenyum miring saat menatap ke arah Rangga.Suci hanya mampu meremas ujung bajunya, menyalurkan rasa tidak nyaman pada situasi ini."Lantas, apa tujuanmu datang kemari?" Rangga Kembali memancing jawaban Restu. Ia ingin mendapatkan jawaban yang sama saat ada Ibunya."Sudah aku katakan, aku akan kembali mengambil apa yang telah kau ambil dariku.""Apa itu?"Rahayu dan Suci saling pandang satu sama lainnya. "Istrimu!"Rangga melepaskan diri dari cekalan Suci. Pria itu bangkit dari tempat duduknya, lalu secepat kilat meraih kerah baju Restu, menariknya sampai tub
Read more
Bab 37 ( Tawaran Minum Susu)
"Yakin?" Rahayu menepuk pundak Rangga. Wanita paruh baya itu nampak tersenyum melihat wajah Rangga yang terlihat memerah. Entah apa yang dipikirkan pria itu, Namun Rahayu yakin, bagian otak kecilnya Sedang Memikirkan Suci."Suci istriku, lantas apa yang harus aku khawatirkan? Jawabannya tidak ada. selamanya , Ia akan menjadi istriku." Jawab Rangga, lantas bangkit dari tempat duduknya, berniat untuk meninggalkan ibunya."Jangan lupa soal Siska. Kau yang membuat Ibu melakukan ini semua, jadi pikirkan sebelum membuat keputusan."Rangga berbalik, Kembali menatap wajah teduh ibunya."Siska, wanita itu juga butuh perhatian kita, Bu. Aku harap, Ibu tidak lupa bahwa dia adalah korban pemerkosaan, ditambah korban kecelakaan yang disebabkan oleh diriku,"Rahayu menggeser posisi duduknya, wanita itu mengambil secangkir teh hangat yang berada di atas meja. Lalu, meminumnya sampai ditetes terakhir. Walaupun tenggorokannya sedikit merasa tak nyaman, ia tetap menghabiskan minumannya. Seperti sebuah
Read more
Bab 38 ( Perkelahian)
Rangga merasakan pergerakan tubuh Suci. Wanita itu nampak gelisah dengan posisi tidur yang tak nyaman."Apa Ac-nya terlalu dingin?"Suci menggeleng, justru Ia merasakan hawa panas di sekujur tubuhnya. Rangga mengubah posisi tidurnya dengan bersandar pada kepala Ranjang. Ia dapat melihat kening Suci berkeringat."Kau kepanasan? Kalau begitu, buka saja selimutmu." Suci membuka kedua matanya dan melihat ke arah Rangga."Keluar sekarang.""Apa?""Keluar, Pak! Saya ingin tidur dengan tenang." Pinta Suci.Rangga mengepalkan tangannya. Kesal dengan polah tingkah Suci yang kekanakan."Ini kamarku, Suci. Kau…" jari telunjuknya mengarah pada wanita yang saat ini sedang menatapnya. " Tidak berhak untuk membuat keputusan sendiri."Suci merubah posisi tidurnya, menjadi duduk dan menghadap langsung pada Rangga."Suci!" Rangga mengalihkan pandangannya ke arah lain, Ia tidak ingin menatap tubuh Suci yang terlihat begitu menggoda untuk dinikmati."Baiklah, kalau begitu. Berarti, anda harus bersiap u
Read more
Bab 39 ( Nikmati Hari-harimu)
"Apa kalian anak kecil! Bisa-bisanya berkelahi di pagi buta, disaat sebagian orang harus bergelut dengan pekerjaannya!"Suara Rangga menggelegar, membuat seisi rumah ketakutan. Tidak kecuali dua wanita yang tengah berdiri di hadapan Rangga, mereka terlihat begitu berantakan. Rambut keduanya seperti sapu ijuk yang tidak disisir selama satu bulan.Rangga benar-benar merasa kesal, baru saja akan membaca dokumen yang diberikan Oleh Anton, ponselnya sudah berdering. Orang rumah menelepon,Memberi kabar tentang perkelahian antara Suci dan Siska."Siapa yang ingin memberikan penjelasan padaku?"Rangga menatap bergantian, wajah Siska yang masih terlihat menunduk. Berbeda dengan Suci, wanita itu terlihat tidak takut sama sekali. Ia mampu bertahan menatap wajah dingin Rangga."Siska?" karena keduanya bungkam, Rangga memutuskan untuk mengambil penjelasan dari Siska terlebih dahulu."Aku tidak tahu pasti, tapi saat itu aku sedang akan minum air dingin. Tiba-tiba saja, kakiku terpeleset dan airnya
Read more
Bab 40 ( Pemegang Tahta Tertinggi dalam Hati Rangga)
Suci kehabisan kata-kata untuk dapat melawan pernyataan yang baru saja keluar dari mulut Rangga. Malam itu, bukanlah kehendaknya untuk bermalam di di kamar Rangga. Sampai detik ini, ia sendiri pun masih belum paham dengan kejadian saat itu."Aku tidak ingin membahas tentang malam itu, pak. Tapi yang jelas, sampai detik ini saya pun bingung, kenapa bisa bermalam dengan Bapak. Ingatan saya belum sepenuhnya dapat mengingat semuanya,tapi–"Rangga menunggu lanjutan perkataan Suci. Wanita itu nampak memikirkan sesuatu."Tapi, entah mengapa. Bayangan Ibu anda selalu ada saat saya mulai akan mengingatnya."Rangga hanya diam. Secara keseluruhan, ia tahu bahwa sebenarnya dirinyalah yang salah karena memaksakan Suci untuk masuk kedalam kamarnya. Tapi, ia tidak ingin Sampai wanita ini mengetahui kebenarannya. Soal ibu, dari awal Rangga sudah curiga, terlebih saat Anton mengatakan bahwa orang yang merekomendasikan agar dirinya diantar oleh Suci, yaitu ibunya sendiri."Apa anda sudah memeriksa kame
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status