Semua Bab Istri Kecil Om Dingin: Bab 31 - Bab 40
144 Bab
Bab 31. Mendatangi Axel di Del Piero Company
Emily, Rara dan Winda sampai di kantin. Emily langsung mencari keberadaan Chrisa dan Arthur. Tidak butuh waktu lama Emily bisa menemukan Chrisa yang sedang duduk di sebuah bangku dengan ponsel di tangannya. Emily menautkan alisnya ketika tidak melihat Arthur, padahal biasanya Arthur selalu bersama Chrisa. "Di mana Arthur?" Satu pertanyaan itu yang ada di dalam benak Emily, karena tidak biasanya Arthur tidak ada. "Emily, kita mau pesen makanan, kamu mau nitip makan sekalian nggak?" tanya Winda sambil menatap Emily yang masih melihat ke arah Chrisa. Emily beralih menatap Winda. "Terima kasih, Win. Kalian pesan dulu aja, aku mau langsung ke sana saja," tolak Emily sambil menunjuk ke arah Chrisa. "Ok. Kalau gitu kita pesan dulu ya," ucap Winda sambil melambaikan tangannya pada Emily. Emily membalas lambaian tangan Winda dan Rara sambil tersenyum. Setelah itu, dia segera beralih ke arah Chrisa lagi, berjalan mendekat ke arah asisten pribadinya itu. "Keliatannya seru banget, Kak. Main
Baca selengkapnya
Bab 32. Tidak Kenal Tempat
Emily berbalik hendak pergi dari ruangan Axel. Namun, langkahnya terhenti ketika Axel menahan tangannya. "Apa lagi?" tanya Emily kesal. "Kenapa? Apa kamu marah?" tanya Axel sambil menatap Emily. "Aku tidak marah, hanya saja aku tidak suka sama tindakan Om yang seenaknya itu," ucap Emily sambil menatap Axel dengan tatapan kecewa. "Apa salah Raihan? Kenapa Om malah buat Raihan pindah ke luar negeri?""Apa kamu tidak suka jika orang yang kamu cintai pergi?" tanya Axel sambil menatap Emily dengan tajam. Emily melebarkan kedua bola matanya. Dia bertanya-tanya kenapa Axel bisa tahu akan hal itu. Ah, iya! Emily lupa siapa suaminya itu. Axel bahkan akan sangat mudah mencari tahu tentang identitas seseorang dalam hitungan menit. Karena itu, Emily tidak boleh bermain-main dengan suaminya itu. "Kenapa? Apa kamu terkejut dengan kenyataan kalau aku tahu siapa Raihan?" tanya Axel sambil menatap wajah Emily yang masih terlihat tersebut, "ingat Emily! Kamu itu istri ku yang artinya kamu itu mili
Baca selengkapnya
Bab 33. Chrisa Maxime
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda?" tanya Maxime dari seberang telepon. "Belikan baju untuk Emily."Baru saja Maxime akan membuka mulutnya untuk menyahut, tetapi Axel secara sepihak sudah mematikan sambungan telepon mereka. Maxime mendengkus dengan kelakuan bos sekaligus sahabatnya itu. Kenapa dari dulu dia tidak pernah berubah? Selalu melakukan hal sesuka hatinya."Kebiasaan banget jadi orang! Mentang-mentang bos berlaku seenaknya gitu." Maxime menaruh telepon kantor pada tempatnya kembali dengan kasar. "Tadi dia bilang apa? Beli baju buat Nona Muda?" Maxime mengingat perintah Axel. "Bagaimana aku bisa beli baju untuk Nona Muda? Sementara aku tidak tahu ukurannya. Lagi pula, untuk apa beli baju untuk Nona Muda. Apa Axel ingin memberi kejutan untuk Nona Muda?"Setelah itu, Maxime mengangkat teleponnya kembali dan menekan satu nomor hingga sambungan telepon terhubung. "Selamat siang, Pak Maxime?" tanya seseorang dari seberang telepon. "Sandra, Nona Emily apa saat ini ada di ruang
Baca selengkapnya
Bab 34. Letoy
Ting! Pintu lift terbuka tepat di lantai tiga. Chelsea dengan segera berjalan menuju kamar yang dia tuju. Dia menekan bel kamar tersebut, hingga tidak lama kamar itu terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang secara tiba-tiba langsung menarik Chelsea ke dalam kamar tersebut. Pria itu langsung mencium bibir Chelsea dengan rakus. Dia menahan tengkuk Chelsea dan memegang tangan Chelsea ke belakang tubuh Chelsea, mengunci tangan Chelsea agar gadis itu tidak memberontak. Pria itu terus melumat bibir Chelsea, bahkan sesekali dia menggigit bibir itu karena sangat gemas. "Sebenarnya apa mau kamu, hah?!" sentak Chelsea ketika pria itu sudah melepas ciumannya. "Kamu tahu apa yang aku inginkan, Chelsea." Pria itu mengusap rambut Chelsea dengan lembut. Semakin lama usapannya semakin turun hingga saat ini tangan itu sudah sampai di pinggang Chelsea. Setelah itu, pria itu menarik pinggang Chelsea ke dalam pelukannya. "Lepasin, Alfa! Ingat! Hubungan kita ... itu sudah berakhir hhh!" ucap Che
Baca selengkapnya
Bab 35. Tidak Suka
Emily saat ini tengah duduk di atas bath tube. Dia tadi cukup terkejut dengan adanya orang lain di dalam ruangan Axel. Apalagi dapat Emily lihat jika orang baru saja melihat dirinya dengan penampilan seperti itu adalah seorang pria. Sungguh Emily sangat malu. Emily ingin segera keluar dari kamar sempit di ruangan suaminya itu, tetapi Emily menunggu dipanggil Axel. Karena jika dia tidak menunggu, dia takut jika orang itu masih berada di dalam ruangan suaminya itu. Hingga sudah cukup lama Emily berada di dalam kamar mandi, tetapi Axel belum kunjung memanggil-manggil dirinya."Sepertinya ada hal yang tidak beres," gumam Emily saat sadar jika dia sudah cukup lama di dalam kamar mandi, "jangan-jangan Om Axel malah pergi dan lupain aku lagi?""Ah! Ini nggak boleh di biarin." Dengan segera Emily beranjak dari duduknya. Dia berjalan ke atau pintu kamar mandi dan membukanya. Cek lek ...Emily mengepalkan telapak tangannya dengan erat. Dia menatap tajam pada pria yang saat ini sedang sibuk den
Baca selengkapnya
Bab 36. Hasrat Liar Alfa
Di saat mereka sedang sibuk memilih baju, tiba-tiba ponsel Maxime bergetar. Maxime dengan segera mengambil ponsel yang dia taruh di saku jasnya. "Tuan Muda?" gumam Maxime saat melihat siapa yang telah menelepon dirinya. "Siapa?" tanya Chrisa yang beberapa langkah di depan Maxime. "Tuan Muda Axel," jawab Maxime. "Ya sudah diangkat," ucap Chrisa memerintahkan. Maxime mengambil napas dalam-dalam, setelahnya dia mengembuskannya secara perlahan. Baru setelah itu, Maxime mengusap layar ponselnya. "Hallo, Tuan Mu—""Di mana saja kamu!" Belum selesai Maxime menyelesaikan kalimatnya, Axel sudah memotong kalimat Maxime lebih dulu. Maxime menelan salivanya dengan susah. Sementara Chrisa yang melihat ekspresi Maxime bisa tahu, pasti saat ini Axel tengah membentak Maxime. "Saya sedang melakukan apa yang Tuan Muda perintahkan, Tuan Muda.""Kamu beli baju apa ke neraka! Kenapa bisa lama sekali!" bentak Axel lagi. "Maaf Tuan Muda. Sebentar lagi saya kembali." Hanya itu yang bisa Maxime katakan
Baca selengkapnya
Bab 37. Cemburu
"Mau menyantap hidangan yang sudah ada di depan mata."Deg!Emily menelan salivanya dengan susah payah. Apalagi saat ini Axel menaruh kedua tangan Axel di kedua sisi tubuhnya. Hal itu berhasil membuat Emily tidak bisa berkutik. "Om, jangan mulai lagi deh!" ucap Emily sambil memundurkan tubuhnya, "kita baru selesai melakukan itu beberapa saat yang lalu."Axel tersenyum. "Memangnya kenapa, hem? Bukankah tadi kamu bilang kalau kamu bosan? Maka akan aku buat kamu tidak bosan lagi."Emily mengerjapkan kedua bola matanya ketika Axel mengatakan hal itu. Maksud Emily dia bosan berada di dalam ruangan Axel terus, bukan bosan karena tidak melakukan apa-apa. Namun, sepertinya Axel telah salah paham dan jika sudah seperti ini Emily harus bagaimana? Dia tidak bisa berkutik, apalagi tubuh Emily sudah dikunci oleh Axel. Axel menatap Emily dengan seksama. Dia begitu suka melihat ekspresi wajah Emily saat ini, menurut dia ekspresi wajah Emily saat ini terlihat sangat menggemaskan, membuat Axel ingin
Baca selengkapnya
Bab 38. Menyejukkan Hati
Chelsea memasuki loby perusahaan milik Axel dengan wajah murung. Dia menyesal sudah setuju untuk menemui Alfa. Andai saja tadi dia tidak mau bertemu dengan Alfa, mungkin dia tidak akan terjebak di atas ranjang Alfa. Hingga membuat Alfa mengeluarkan benih di dalam rahimnya. Jika sudah seperti ini apa yang harus Chelsea lakukan? Bagaimana jika dia hamil? Sementara dia tidak ingin hamil anak Alfa karena dia masih mencintai Axel. "Kamu dari mana saja, Chels?" tanya Indah yang berhasil membuat Chelsea sadar dari lamunannya. "Ah, a-aku ... aku habis makan. Iya aku habis makan," jawab Chelsea gelagapan. Indah menautkan alisnya, dia merasa curiga pada Chelsea. "Kenapa nggak makan siang di kantin, Chels? Biasanya juga kamu makan siang di sana bareng aku dan yang lain."Chelsea mengedarkan pandangannya, mencari alasan yang masuk di akal. "I-iya, lagi pengen makan di luar aja," jawab Chelsea sambil tersenyum kikuk. Indah menganggukkan kepalanya sambil ber-oh ria menanggapi jawaban Chelsea ta
Baca selengkapnya
Bab 39. Alfa Gila!
Malam harinya. Emily terbangun dari tidurnya ketika merasakan haus pada tenggorokannya. Dia mengerjapkan kedua bola matanya, menatap ke sekeliling ruangan di mana dia sekarang. Emily menautkan alisnya ketika menyadari jika dia saat ini sudah berada di kamarnya yang ada di mansion. "Kok aku udah di kamar? Perasaan tadi aku masih di kantor Om Axel," gumam Emily sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Ah, mungkin Kak Chrisa yang sudah bawa aku pulang. Nggak mungkin 'kan kalau Om Axel yang bawa aku pulang."Setelah itu, Emily beranjak dari tempat tidurnya. Dia berjalan ke arah meja di mana ada botol minum yang biasa di siapkan oleh Chrisa, takut-takut jika Emily haus pada malam hari. Emily mengambil botol minuman itu, tetapi botol itu ternyata sangat ringan karena isi dalam botol itu sudah habis. Emily merutuki dirinya karena bisa-bisanya dia lupa tidak memberitahu Chrisa akan hal itu. Emily mengembuskan napasnya malas ketika harus turun ke dapur untuk mengambil air minum
Baca selengkapnya
Bab 40. Kekhawatiran Axel
Axel berjalan dengan langkah lebar menuju kamarnya. Di belakangnya ada Chrisa yang baru saja keluar dari dalam kamar ketika mendengar suara ribut-ribut yang berasal dari arah dapur. Di saat Chrisa hendak berjalan ke arah dapur, langkahnya terhenti ketika melihat Emily yang ada di dalam gendongan Axel, dengan kondisi tidak sadarkan diri. Chrisa sangat terkejut, dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Chrisa tidak berani bertanya kepada tuan mudanya dan memilih untuk diam dan mengikuti tuan mudanya yang berjalan menaiki anak tangga menuju kamar. Sampai di depan kamar, Chrisa dengan cepat membuka pintu kamar tuan mudanya itu. Setelah itu, dengan segera Axel masuk dan membaringkan tubuh Emily di atas tempat tidur mereka. "Emily bangun, Emily," ucap Axel sambil menepuk-nepuk pipi Emily dengan lembut. Terlihat dengan jelas di mata Chrisa jika Axel begitu khawatir ketika Emily masih menutup matanya. Melihat kekhawatiran tuan mudanya, Chrusa yakin jika tuan mudanya itu sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status