All Chapters of Istri Kecil Om Dingin: Chapter 11 - Chapter 20
144 Chapters
Bab 11. Sikap Axel Yang Berbeda
Axel keluar dari dalam mobil, setelah Maxime membukakan pintu mobilnya. Dia menatap ke kampus Emily kuliah. "Sekarang dia ada di mana?" tanya Axel to the point. "Siapa, Tuan Muda?" tanya Maxime tidak paham. Axel menoleh menatap asisten pribadinya itu dengan tatapan tajam. "Siapa lagi kalau bukan gadis kecil itu!" geram Axel. "Ah, Nona Muda?""Menurut dari laporan Chrisa, saat ini Nona Muda Emily sudah keluar dari kelas dan mungkin Nona Muda saat ini sedang berada di kantin, Tuan Muda," jawab Maxime. "Tunjukan jalannya!" perintah Axel. "Baik, Tuan Muda." Maxime langsung berjalan lebih dahulu, menunjukkan jalan pada Axel. Sedangkan Axel, dia berjalan mengikuti Maxime tanpa peduli dengan jeritan para mahasiswi yang mengagumi dirinya. ***Sementara di kantin. Raihan terus menatap Chrisa yang berada di depan Emily. Dia sangat kesal dengan perempuan yang ada di hadapannya itu, kesal karena gara-gara perempuan itu, tangan Emily jadi terlepas. "Menyingkir kamu dari hadapan Emily!" ucap
Read more
Bab 12. Memberi Pelajaran
Emily berjalan dengan tertatih-tatih di belakang Axel. Bagaimana dia tidak tertatih-tatih? Langkah Axel sungguh sangat lebar, berbeda dengan langkahnya. Apalagi Axel memiliki tubuh yang sangat tinggi, jadi itu membuat langkah dia semakin lebar. "Om, aku mau dibawa ke mana sih? Aku masih ada kelas lagi," tanya Emily ketika Axel tidak kunjung melepaskan genggaman pada pergelangan tangan Emily. Hening! Tidak ada jawaban. Axel benar-benar tidak memperdulikan pertanyaan Emily. Hingga membuat Emily mengembuskan napas kesal."Om, aku tanya ini loh! Kenapa nggak dijawab sih!" ucap Emily sudah tidak bisa menahan rasa kesalnya. Axel masih saja diam dan terus menyeret Emily menuju di mana dia memarkirkan mobilnya tadi. "Om bisa nggak sih jawab pertanyaan aku dulu? Kalau Om nggak mau jawab pertanyaan aku, seenggaknya Om lepasin tangan aku. Aku bisa jalan sendiri. Lagian apa Om nggak sadar, kalau sedari tadi banyak mahasiswa yang ngeliatin kita," ucap Emily sambil menatap ke sisi kanan dan sisi
Read more
Bab 13. Ciuman Panas
Emily melebarkan kedua bola matanya ketika mendapat satu kalimat pendek dari Axel tadi. Dia bilang apa? Emily harus membuktikan kalau Emily masih suci? Yang benar saja! Bahkan kemarin malam ketika dia mencoba menggoda Axel, Axel sama sekali tidak tertarik pada tubuhnya. Ini malah disuruh buktiin jika dirinya benar-benar masih suci. Apa iya dia harus bertingkah seperti wanita panggilan? Sungguh menyebalkan sekali laki-laki di hadapannya ini. "Om gila ya!" ucap Emily sambil menatap Axel dengan tatapan tidak percaya. Axel mengepalkan telapak tangannya marah hingga buku-buku jarinya memutih. Baru pertama kali ini, ada orang yang berani mengata-ngatai dirinya, bahkan orang itu adalah gadis kecil. Sungguh gadis di depannya ini sangat berani. Axel dengan segera menatap gadis kecil di hadapannya itu dengan tajam. "Berani kamu!" ucap Axel sambil menarik tengkuk Emily dan mencium bibir mungil itu dengan kasar. "Em mmhh lepm pas hhhh." Emily memberontak, ingin melepas bibirnya dari bibi
Read more
Bab 14. Membuat Cicit
Axel terus menatap wajah Emily yang hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya. Dia kemudian menarik satu sudut bibirnya membentuk seringaian. Entah kenapa, hati Axel sungguh bahagia melihat gadis kecil di bawahnya ini. Padahal baru tadi malam, Axel menolak mentah-mentah gadis di bawah kunkungannya itu. Namun, saat ini dia seakan tidak rela jika harus melepaskan gadis kecil ini. Melihat wajah Emily saja, sudah membuat Axel ingin merasakan kembali bibir mungil milik gadis kecil itu. Sebenarnya apa yang dimiliki gadis ini? Kenapa dia bisa menginginkan dia terus? Tidak dapat menahan keinginannya, Axel segera memiringkan dan mendekatkan wajahnya pada wajah Emily. Sementara Emily yang melihat Axel mendekatkan wajahnya kembali langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia tidak ingin kembali dicium, bibirnya masih terasa kebas akibat ciuman Axel tadi. Akan tetapi, dengan segera Axel mengambil kedua tangan Emily dan menaruhnya tepat di atas kepala Emily. "Sudah aku katakan! Kamu
Read more
Bab 15. Pergi
"Eeenngghh ...." Emily meringis ketika merasakan seluruh tubuhnya seakan remuk redam. Emily mengerjapkan kedua bola matanya ketika merasa terganggu dengan sinar lampu yang menyinari kedua matanya. Dengan perlahan dia membuka kelopak mata indah miliknya. Setelah beberapa jam yang lalu Axel kembali masuk ke dalam kamar dan melanjutkan aktifitas dia kembali. Emily yang sudah tidak punya tenaga untuk melawan tidak punya pilihan lain, selain menuruti apa yang diinginkan oleh Axel. Hingga akhirnya Emily tertidur tidak lama setelah Axel menyelesaikan permainannya. "Nona sudah bangun?" Terdengar suara seorang wanita bertanya tidak jauh dari tempat dia tidur. Tunggu! Sejak kapan ada wanita lain di kamar yang Emily tempati. Kamar yang telah menjadi saksi bisu, di mana Axel dan Emily untuk pertama kalinya melakukan hubungan suami istri. Emily yang sudah membuka kedua matanya sontak menoleh ke sumber suara dan langsung bangun dari tidurnya, melupakan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Namun,
Read more
Bab 16. Marah
"Maaf, Tuan Muda. Kalau begitu saya akan segera mengatakan pada Tuan Charles," ucap Maxime sambil menunduk. "Bagus."Setelah mengatakan satu kata tadi. Axel kembali melanjutkan langkahnya kembali menuju mobil, dia kemudian masuk ke dalamanya dan menunggu Maxime yang masih diam di tempatnya dengan jarak tiga meter dari mobilnya. "Apa kamu akan diam di sana terus?" tanya Axel dingin. Maxime langsung tersadar dari lamunannya. Setelah itu, dia dengan segera menyusul Axel dan masuk ke dalam mobil. "Maafkan saya, Tuan Muda, karena sudah membuat Tuan Muda menunggu.""Sudah jangan banyak bicara, cepat antar aku kembali ke Villa."Maxime mengangguk, dia kemudian menghidupkan mesin mobil dan membawa mobil itu membelah jalanan yang sudah mulai padat dengan kendaraan lain karena ini sudah waktunya pulang kerja. ***Empat puluh lima menit kemudian, mobil yang dibawa Maxime baru sampai di Villa. Dengan segera Axel keluar dari dalam mobil hingga membuat beberapa penjaga di sana menundukkan horma
Read more
Bab 17. Berhasil
Emily kembali menelan air ludahnya ketika melihat Axel berdiri tepat di belakangnya, dengan jarak yang sangat dekat. "O-om?" gumam Emily tanpa sadar. Axel terus menatap Emily. Di detik selanjutnya, Axel langsung mengangkat tubuh Emily di depan semua orang dan membawa dia pergi dari sana menuju ke kamar mereka. "Om, turunin!" ucap Emily ketika mereka sudah beberapa langkah dari Vera dan yang lainnya. "Kamu tidak berhak memerintahku," ucap Axel masih terus berjalan. "Tapi malu, Om. Cepat turunin aku!"Axel menarik salah satu sudut bibirnya. "Malu? Apa kamu masih punya rasa malu setelah tadi dengan percaya dirinya nunjukin tanda merah di leher kamu itu."Emily melebarkan kedua bola matanya kaget. "Bagaimana bisa dia tahu kalau aku nunjukin ini sama Tante Vera?" Emily bertanya-tanya di dalam hati. "Sudah aku katakan, kamu tidak bisa lepas dariku, setelah kamu masuk ke hidupku," ucap Axel sambil terus berjalan. "Jadi, setelah kamu masuk ke hidup aku, apapun yang kamu lakukan akan bisa
Read more
Bab 18. Axel yang sekarang bukanlah Axel yang sebenarnya
Keesokan harinya, Emily bangun kesiangan. Dia baru bangun setelah mendengar suara ketukan pintu pada kamarnya. "Aaahh, siapa sih? Ganggu aja," ucap Emily masih dengan mata terpejam. Tok ... Tok ... Tok ...Suara ketukan pintu terdengar lagi. Emily yang merasa sangat terganggu dengan segera membuka matanya. Dia menoleh ke sebelahnya dan sudah tidak Axel di sana. "Ke mana dia? Apa dia sudah berangkat kerja?" gumam Emily di dalam hati. Setelah itu, Emily menatap jam yang terdapat di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua belas menit. "Astaga!" Emily dengan segera beranjak dari tempat tidurnya. Dia mengambil baju miliknya yang tergeletak di bawah tempat tidur dan memakainya. Setelahnya, dia baru berjalan menuju pintu kamar yang sedari tadi terus berbunyi. Ceklek .... Emily membuka pintu kamarnya, dia langsung masuk ke dalam lagi setelah melihat Chrisa yang ada di depan pintu. "Nona Muda baru bangun?" tanya Chrisa sambil mengikuti Emily yang berjalan masuk ke dalam
Read more
Bab 19. Del Piero Company
"Kenapa harus aku yang nganterin berkas ini sih!Kenapa nggak orang lain aja coba!" gerutu Emily di mobil yang sedang membawa dia menuju Del Piero Company. "Maaf Nona Muda, ini adalah permintaan dari Tuan Muda Axel sendiri. Jadi, tidak ada yang bisa membantahnya. Anda juga tadi sudah mendengarnya, bukan," jawab salah satu pengawal yang menemani Emily. Tadi setelah menemui Tuan Del Piero, Emily kembali ke kamarnya. Namun, ketika dia ingin masuk ke dalam kamar, tiba-tiba ada seorang pengawal yang menghampiri dirinya. Mengatakan jika pengawal itu, diperintahkan oleh Axel untuk mengambil berkas yang disimpan oleh Axel di lemari yang berada di dalam kamarnya.Dengan segera Emily mengambil berkas yang dimaksud dan memberikannya ke pengawal itu. Namun, baru saja pengawal itu ingin menerima berkas yang diberikan oleh Emily, tiba-tiba ponsel Emily berdering. Emily mengurungkan niatnya untuk memberikan berkas itu kepada pengawal di depannya. Emily kemudian mengambil ponsel yang ada di saku ce
Read more
Bab 20. Yang Aku Butuhin Itu Kamu
"Sandra, apa Tuan Muda ada di dalam?" tanya pengawal yang mengantar Emily pada sekretaris Axel yang bernama Sandra. "Ada, Pak Axel ada di dalam," jawab Sandra sambil menatap Emily. Pengawal itu mengangguk. Setelah itu, dia beralih ke Emily yang berdiri dengan jarak lima langkah dari dia dan Sandra. "Silakan, Nona. Ini ruangan Tuan Muda Axel, Tuan Muda saat ini ada di dalam."Emily mengangguk dengan malas. "Iya, terima kasih.""Sama-sama, Nona."Emily berjalan menuju pintu ruangan Axel. Melihat itu, Sandra segera beranjak dari kursinya dan mengetuk pintu ruangan Axel. Tok ... Tok ... Tok ... Sandra membuka pintu ruangan Axel sambil menundukkan kepalanya. "Permisi, Pak. Ada yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap Sandra. Axel yang sedang sibuk menandatangani berkas mendongakkan kepalanya. Dia tersenyum seketika saat melihat keberadaan Emily di belakang Sandra. "Masuklah!" ucap Axel memerintahkan Emily untuk mendekat. Emily yang mendapat perintah dari Axel mencebikkan bibirnya. Dia s
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status