Semua Bab Bukan Pengasuh Biasa: Bab 41 - Bab 50
100 Bab
Ancaman dari Orang Suruhan Fargo
“Kami tidak punya alamat,” jawab Langit sambil menghela nafas berat.“Kami sudah tahu kalau kalian saat ini berada di luar kota! Jangan main-main denganku, aku tidak akan segan-segan menghabisimu. Kembalikan Jingga!” teriak suara di ujung telepon.Langit kembali menatap layar ponselnya, dia memastikan kalau itu adalah Fargo. Namun, suara yang dia dengar itu bukanlah suara Fargo.“Mengapa aku harus kembalikan Jingga? Dia istriku dan wajib ikut kemanapun aku pergi,” jawab Langit lagi.“Jangan memancingku! Katakan sebelum aku bertindak! Dan kalian tidak akan bisa selamanya bersembunyi, karena aku pasti akan menemukan kalian walaupun ke lubang semut!” bentak suara lelaki itu.Langit yakin kalau itu adalah orang suruhan Fargo. Dan bisa jadi mereka sudah membaca dimana terakhir kali ponsel Langit dan Jingga aktif. Entah apa yang ada di pikiran Fargo sehingga beliau tampak menguber-uber anaknya sendiri.Dan Fargo juga pastinya sangat paham kalau Langit dan Jingga itu terikat pernikahan. Lang
Baca selengkapnya
Apa Dia Drakula?
"Bagaimana?" tanya Araka lagi setelah Langit terdiam beberapa saat.Langit tersenyum ke arah Araka. "Jangan merasa bersalah kepadaku. Aku gapapa."Araka menatap Langit dengan serius, padahal Langit baru saja tiba di rumah. Namun, Araka sudah mengajaknya serius."Aku serius. Kalau kamu mau, kalian bisa tinggal di kota. Dan Biru bisa melanjutkan di sekolahnya yang lama," ujar Araka masih mencoba untuk menjelaskan kepada Langit tujuan dia meminta Langit bergabung ke perusahaannya.Langit menggelengkan kepalanya."Aku tidak termasuk ke dalam kualifikasi kamu. Aku tidak memiliki kemampuan itu, jangan merusak perusahaan kamu sendiri dengan menerima orang sepertiku," jawab Langit melihat Araka sambil tersenyum, seolah dia mengatakan kepada sang adik kalau dia tidak apa-apa."Kemampuan bisa dipelajari," ujar Ara."Biar aku melanjutkan perjuangan ini. Aku juga ingin berdiri di kakiku sendiri," jawab Langit."Fighting! Kalau itu sudah tekadmu, aku gak bisa maksa," ujar Ara kemudian sambil memge
Baca selengkapnya
Nyali yang Besar
“Jadi, sebenarnya ada masalah dengan hak asuh Biru?” tanya Abizar yang sangat terkejut mendengar apa yang Langit katakan.Jingga menggelengkan kepalanya. “Tidak ada masalah. Sejak awal, hak asuh Biru memang jatuh kepadaku. Hanya saja, Dion yang terus berusaha untuk merebut Biru.”Abizar menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Jingga. Dan itu artinya sebenarnya tidak ada masalah hukum dengan status Biru. Hanya mungkin ada kesalahpahaman antara kedua orang tuanya.“Apa ada masalah lain sebagai alasan dia ingin merebut Biru?” tanya Abizar lagi.“Karena dia tidak mau warisan orang tuanya jatuh kepada orang lain. Sebab, dia sudah dihapus dari daftar waris karena melakukan penggelapan uang dalam jumlah besar. Sehingga harta warisan itu jatuh ke anaknya. Dan anaknya adalah Biru, makanya dia berusaha mati-matian untuk merebut Biru kembali. Sebab, dia ingin menguasai harta warisan itu,” jawab Jingga menjelaskan.“Sebenarnya Dion tidak pernah menyayangi Biru. Bahkan sejak awal dia tidak pe
Baca selengkapnya
Datang Sesuai Undangan
"Aku hanya datang sesuai undangan," jawab Langit dengan santai."Hahaha."Entah apa yang ditertawakan oleh Fargo. Dia merasa lucu sendiri mendengar jawaban yang diberikan Langit, seolah Langit tidak takut dengan apapun."Memangnya kau tidak takut?" tanya Fargo lagi."Tidak ada yang perlu di takutkan. Selagi kita masih sama-sama manusia, aku tidak perlu merasa takut," jawab Langit.Fargo mulai terpancing emosinya. Padahal dia yang memulai memancing Langit, tapi dia sendiri yang terpancing emosinya.Langit duduk di depan Fargo, dia ingin mendengar secara langsung apa yang diinginkan oleh sang mertua."Lepaskan Jingga!" ujar Fargo tanpa lagi basa basi. Dia sudah merasa muak melihat Langit di depannya."Aku tidak pernah menahannya. Jingga sudah dewasa, dia tahu kemana kakinya akan melangkah. Jadi, anda salah alamat kalau memintaku melepaskannya," jawab Langit.Langit terus bersikap santai. Dia bisa melihat emosi yang sedang membuncah di mata Fargo."Jingga bukan anak kecil. Jadi, berhenti
Baca selengkapnya
Seperti Film Aksi
"Apa ini?" tanya Langit dengan santai.Langit bahkan sedikitpun tidak bergeming dan tetap santai saat pistol sudah menempel di keningnya."Turuti kemauan Tuan Fargo, kembalikan Jingga. Atau kau akan mati," jawab lelaki muda itu masih dengan senjata api yang siap ditarik pelatuknya."Tidak ada Jingga disini," ujar Langit.Bibir Langit menyunggingkan senyumannya, saat ini dia benar-benar membuktikan kalau Fargo akan melakukan apa saja demi mencapai tujuannya."Pandu kami kepada Jingga, agar kami bisa membawanya pulang segera!" jawab si lelaki itu.Langit menghela nafas berat. "Kalau seperti ini gimana aku mau jalan. Dan juga sudah aku katakan kepada Fargo, semua itu tergantung keinginan Jingga. Kalau Jingga mau pulang ya dia akan lakukan. Kalau tidak? Aku bisa apa?""Diam! Turuti saja apa yang kami katakan!" teriak lelaki itu marah.Langit yang terus saja menjawab membuat lelaki itu kesal. Karena Langit seolah sedang mengulur waktu untuk mencari bantuan."Jangan berharap akan ada yang m
Baca selengkapnya
Tidak Menyerah
Tut!Langit menutup sambungan telepon dengan kasar. Dan bahkan sekalian dia mematikan panggilan itu."Shiiit! Masih saja dia tidak menyerah," ujar Langit kesal.Saking kesalnya, Langit kemudian mematikan daya ponselnya. Dia tidak mau lagi diganggu oleh Fargo. Toh, dia punya ponsel yang lain."Ada apa?" tanya Beni ketika melihat Langit yang tampak gusar."Biasa, Fargo memaksa mau tahu dimana keberadaan Jingga. Abaikan saja," jawab Langit kemudian.Beni hanya mengangguk dan mengajak Langit masuk. Karena Langit butuh istirahat, dan juga mereka harus menunggu kedatangan Abizar.Ternyata yang mereka sebut markas itu juga sama seperti sebuah perkantoran di depannya. Ada ruangan khusus kantor, dan sisanya seperti rumah tinggal.Ciiiit!Tidak berapa terdengar suara ban mobil yang tampaknya dalam keadaan ngebut dan langsung menginjak rem."Langit, kamu gapapa?" Abizar yang berlari masuk ke dalam markas berselang beberapa saat setelah suara ban mobil tadi. Beliau langsung memeluk Langit dan m
Baca selengkapnya
Siapa Kamu Sebenarnya?
"Astaga, ada apa lagi?" tanya Langit kesal sembari beranjak untuk melihat apa yang sedang terjadi.Tampak di depan pintu pagar, para pengawal berkumpul termasuk Beni. Melihat siapa yang datang dan membuat kekacauan."Fargo?" tanya Langit heran saat melihat sang mertua yang sedang bersitegang dengan pengawal.Ini benar-benar kejutan bagi Langit, dimana Fargo sengaja datang mencarinya hingga ke panti.Langit hanya menggelengkan kepalanya. Sementara itu, bu Juni memandang Langit dengan tatapan penuh selidik."Langit, jelaskan pada ibu. Mengapa Fargo menyusul kamu kesini?" tanya bu Juni.Langit yang masih melihat ke depan pagar tanpa berniat mendekat itu terkejut saat mendengar suara bu Juni begitu dekat."Bu, aku gak tahu mengapa dia datang kesini. Toh, aku gak ngundangnya," jawab Langit menghela nafas berat."Kenapa dia bisa tahu kamu lagi disini?" tanya bu Juni lagi."Dia tidak tahu apapun tentang aku, Bu. Dia pasti berpikir selama ini kami bersembunyi disini," jawab Langit."Jadi, sek
Baca selengkapnya
Bukan Hantu
“Kau?” tanya Fargo seolah tidak percaya dengan apa yang dilihat di depan mata nya itu.“Iya, kau masih mengenalku, kan?” tanya Abizar tersenyum.Fargo melihat Langit dan Abizar secara bergantian. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Yang pasti dia sangat terkejut melihat kehadiran Abizar disana.Kedatangan Abizar juga membuat rasa penasaran Fargo semakin menjadi-jadi tentang siapa Langit. Kenapa tiba-tiba Abizar muncul di hadapannya. Dan kalau itu hanya kebetulan, entah mengapa kebetulan itu sangatlah pas.Orang yang sudah bertahun-tahun tidak dilihatnya, secara mengejutkan hari ini datang dengan santai di hadapannya yang sedang berseteru dengan Langit.“Orang yang kau pikir sudah mati setelah sekian lama menghilang, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ternyata hidup lagi. Tenang saja, aku bukan hantu, Fargo,” ujar Abizar dengan santai.Abizar melihat Langit dan mengernyitkan keningnya. “Ini ada apa, Langit?”Lagi-lagi mendengar suara Abizar yang tampaknya begitu akrab
Baca selengkapnya
Apakah Dia Cantik?
“Iya,” jawab Langit gugup sembari mengambil kembali belanjaan yang jatuh dari tangannya. Namun, matanya terus memperhatikan wanita paruh baya di depannya itu.“Ada apa?” tanya Wanita itu heran saat melihat Langit yang masih menatapnya dan tidak berkedip sedikitpun sejak tadi. Wanita itu juga merasakan dia seperti tidak asing dengan wajah Langit, namun tidak tahu dimana mereka pernah bertemu.“Ah tidak apa-apa, saya permisi,” jawab Langit segera berlalu meninggalkan wanita itu yang tampak bengong.Dan wanita itu adalah Maika, dia juga sedang berada di mall tersebut. “Hei, tunggu!” teriak Maika kepada Langit.Langit menghentikan langkah kakinya dan menghela nafas berat. Sementara Beni, hanya memperhatikan dengan heran. Ada apa dengan Langit, gesture tubuhnya berubah menjadi tidak nyaman saat bertemu dengan perempuan itu. Bahkan sorot matanya berubah seperti memendam amarah.“Iya. Ada yang perlu dibantu?” tanya Langit dengan malas.“Apa kita pernah bertemu?” tanya Maika.Langit menggele
Baca selengkapnya
Kita adalah Keluarga
"Dia sangat cantik," jawab Langit tersenyum."Ohooo... ternyata abangku sedang jatuh cinta. Jangan sampai ketahuan kak Jingga," kekeh Araka.Langit tersenyum simpul dan itu semakin membuat Araka curiga dan meledeknya."Jingga tidak peduli dengan hal seperti itu. Kamu juga jangan terlalu dekat dengan Jingga," pesan Langit kepada Araka.Langit tidak mau adik satu-satunya menjadi korban Jingga. Walaupun selama mereka tinggal di rumah Abizar, Jingga tidak menunjukkan keanehannya. Tapi, Langit tetap harus mewaspadai kemungkinan buruk itu."Baru ketemu wanita itu sekali, langsung melarangku dekat dengan Jingga," ujar Araka."Ada hal yang tidak kau ketahui," jawab Langit."Jadi penasaran," ujar Araka."Penasaran dengan apa?" tanya Langit heran."Dengan perempuan yang mampu merubahmu dalam waktu yang begitu cepat ini," jawab Araka.Araka tergelak saat Langit menarik hidungnya karena kesal."Jadi, siapa namanya? Kau kenalan kan sama dia?" tanya Araka yang sepertinya benar-benar penasaran denga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status