Semua Bab My Perfect Stranger: Bab 41 - Bab 50
120 Bab
Chapter 41: Pria Pengganggu
Penampakan tamu tidak terduga itu membuat senyuman indah pada wajah sang direktur langsung memudar. Siapa lagi kalau bukan Austin. Alice berinisiatif meninggalkan ruangan direktur. Sesungguhnya ia mencemaskan atasannya akan diperlakukan seperti apa. Mengingat sikap Austin selalu kasar. Sekarang tersisa Eleanor dan Austin di dalam ruangan. Eleanor gugup menghadapi pria kasar di hadapannya. Padahal di masa lalu, Eleanor selalu santai setiap kali menghabiskan waktu bersama Austin. Sedangkan sekarang, Eleanor ingin menghindarinya mengingat sikapnya terakhir kali sungguh tidak bisa diampuni menjelek-jelekan suaminya. Eleanor sengaja bersikap angkuh menempati sofa di dekat Austin. “Apa tujuanmu mendatangiku? Asalkan kamu tahu saja, aku membenci tamu yang mengunjungiku tanpa mengabariku dulu!”
Baca selengkapnya
Chapter 42: Bukan Orang Baik
Restoran yang dipilih Cedric dengan interior bernuansa romantis, tentunya berhasil membuat pandangan Eleanor terus berkilauan memandangi sekelilingnya. Ditambah menikmati makan siang bernuansa romantis dengan hiasan sekuntum bunga mawar dan juga lilin kecil di meja, Eleanor sangat menyukai kejutan yang diberikan suami tercinta. Bahkan jarang sekali suaminya memberikan kejutan di siang hari, dikarenakan biasanya sibuk dengan urusan pekerjaan. Berkat kejutan sederhana ini, Eleanor melupakan masalah yang dihadapinya di kantor. Ia melupakan persoalan suaminya sempat membentaknya. Beranggapan suaminya sungguh menyayanginya sampai terlalu berlebihan. Ditambah sentuhan hangat di keningnya, membuat sudut bibirnya semakin terangkat terlihat manis. Namun, seperti biasa karena insiden di kantor tadi sempat membuat mereka bertengkar, seperti biasa sosok Eleanor
Baca selengkapnya
Chapter 43: Karisma Sang Direktur
Sekarang saatnya menghadiri rapat bersama tim pemasaran dan pengembangan produk mengenai proposal peluncuran produk baru. Di dalam ruang rapat tidak terlalu banyak orang yang hadir. Hanya beberapa orang dari tim pemasaran dan juga beberapa orang dari tim pengembangan produk masing-masing menempati tempat duduk mereka saling berhadapan. Sedangkan Alice duduk di dekat sang pemimpin rapat. Sang direktur pemasaran dan pengembangan produk duduk di tengah di antara semua pegawainya. Sebelum memulai pada topik utama rapat, ia berdiri sejenak menyampaikan perkataan pembukanya terlebih dahulu. Lagi pula ia juga tidak suka kalau suasana rapat terlihat canggung meski sudah beberapa kali berkumpul seperti ini. Ia tahu hari ini kesannya canggung karena topik kali ini mengenai final draft proposal produk baru itu sekaligus persetujuan proposal. “Sebelum mul
Baca selengkapnya
Chapter 44: Kehangatan di Tengah Kegelapan
Sedangkan sepasang pengantin baru seperti biasa menonton drama favorit mereka saat sebelum tidur. Angin AC terasa dingin akibat hujan deras tengah mengguyur di luar penthouse. Sebenarnya Cedric ingin berinisiatif menghangatkan tubuh istrinya, tapi di sisi lain ia juga tidak ingin merusak momen sang istri sedang fokus pada alur cerita drama itu, sampai pandangannya terlalu fokus melihat aktor tampan terang-terangan menunjukkan aksi keren di matanya. Sudah pasti Cedric cemburu karena mata wanitanya masih sulit dikendalikan setiap melihat aktor tampan. Bagi semua wanita itu adalah hal wajar. Sedangkan hatinya tidak menerima. Kali ini Cedric tidak akan berbuat sungkan lagi. Lengan kekarnya langsung melingkar di tubuh ramping sang istri penuh kasih sayang, supaya pandangan mata sang istri teralihkan pad
Baca selengkapnya
Chapter 45: Aku Pernah Menyelamatkanmu?
Senyuman gagah sang suami membuat jantung Eleanor berdebar sangat kencang. Apalagi ditambah jarak bibir mereka berdekatan, mungkin kalau sepasang bibir indah ini sedikit maju, ciuman mesra akan terjadi. Dengan penuh rasa canggung, Cedric sedikit memundurkan kepalanya. Namun jari jempolnya masih mengusap bibir indah sang istri masih terbakar. “Aku jadi teringat sewaktu kamu memarahiku habis-habisan karena aku melamarmu dengan cara tidak sopan. Hari itu, kamu juga ceroboh minum kopi panas sampai bibirmu terbakar.”“Itu karena aku tidak sengaja. Lagi pula, kenapa kamu membahas lamaran aneh itu lagi?”“Memangnya kamu tidak suka caraku melamarmu waktu itu berbeda dari pria lainnya?”“Waktu itu, kamu melamarku seperti sedang meng
Baca selengkapnya
Chapter 46: Suamiku Adalah Penyelamatku
Biasanya banyak orang bilang jodoh tidak akan ke mana-mana. Siapa sangka kalau sebenarnya Eleanor dan Cedric pernah bertemu sebelumnya. Memang mereka sudah ditakdirkan bersama sejak dulu, apalagi dipertemukan secara tidak sengaja. Eleanor tidak bisa menahan tangisan bahagianya ingin mengalir pada pipinya. Pada akhirnya ia menemukan pria penyelamatnya selama bertahun-tahun. Begitu juga Cedric juga sangat menanti wanita yang diselamatkannya merupakan sosok wanita pemberani. Mulutnya masih membisu. Eleanor masih tidak menyangka kalau suaminya adalah penyelamatnya di masa lalu. Apalagi insiden di pusat perbelanjaan itu tidak lama setelah insiden teror terjadi. Selain sebagai penyelamat, secara tidak langsung Cedric juga penyembuh lukanya meski hanya sekilas karena pertemuan mereka terkesan singkat saat itu. 
Baca selengkapnya
Chapter 47: Final Proposal
Sangat disayangkan pemadaman listrik telah berakhir. Listrik penthouse menyala membuat sepasang pengantin baru terkejut apa yang mereka lakukan sekarang. Dengan sigap mereka menjauhkan kepala mereka dengan gugup dan memalingkan pandangan. Cedric ingin marah soal listrik yang menyala di saat tidak tepat. Tapi sebagai gantinya ia mengecup kening pujaan hatinya penuh kasih sayang dalam durasi lama, begini saja sang istri sudah terlihat girang.Sarapan kali ini Cedric menyajikan nasi omelet di meja makan merupakan salah satu makan favorit istrinya, sebagai wujud kasih sayang karena semalam mereka sudah saling mengungkapkan isi hati mereka, meski belum sepenuhnya. Pandangan Eleanor berbinar memandangi nasi omelet masakan sang suami terlihat sangat menggoda. Ia langsung menyantap nasi omelet melahap sampai sen
Baca selengkapnya
Chapter 48: Hari Libur Bersama Mertua
Pada akhirnya Samuel dan Alice mengaku kalah berdebat dengan para atasan. Terpaksa mereka makan siang hanya berdua di restoran baru dibuka itu tanpa mendapatkan diskon.  Samuel menghela napas lesu sambil mengamati buku menu melihat betapa mahal harga semua menu makan di restoran ini. Bahkan harga menu minuman saja jauh di atas harga rata-rata. Bayangkan saja, harga es teh manis saja mencapai dua puluh ribu. Itu baru es teh biasa saja, belum minuman jus dan minuman lainnya merupakan minuman favorit Alice.  Mengingat dompet semakin menipis karena dihabiskan untuk membahagiakan kekasihnya. Samuel cemas uangnya tidak akan cukup jika membayar tagihan makanan yang dipesan mereka hari ini. Meski ia bisa menarik uang tunai di ATM yang letaknya tidak jauh dari restoran.  Melihat ekspresi wajah sang kekasih
Baca selengkapnya
Chapter 49: Triple Date
Eleanor berjalan menuju titik pemain. Lalu, ia berdiri di garis itu sedikit gugup sebenarnya. Ia cemas mungkin ia akan gagal melakukannya, mengingat sudah lama ia tidak bermain golf. Sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, Eleanor berkonsentrasi pada lubang di hadapannya, kemudian mengayunkan tongkat golfnya bertenaga. Sangat disayangkan, bolanya menggelinding di tanah dan pada akhirnya bolanya berhenti tepat di belakang lubang. Benar firasatnya sejak awal. Memang kemampuannya masih pemula. Eleanor menunjukkan wajah cemberut pada sang suami dan menunduk malu. Apalagi sebelumnya ia sempat percaya diri bahwa ia pernah bermain bersama temannya. “Sayang, maaf aku terlalu percaya diri. Padahal sebenarnya kemampuanku masih jauh di bawah kamu.&rd
Baca selengkapnya
Chapter 50: Melepas Kepergianmu
Seperti biasa sebelum tidur Eleanor memakai night cream pada wajahnya di meja rias, sedangkan Cedric menyaksikannya sampai tidak bosan duduk bermalasan di ranjang. “Meski sudah malam, tapi vampirku masih terlihat menggemaskan.” Cedric menggombal lembut. Awalnya Eleanor menampakkan gigi putihnya, wajahnya menjadi cemberut mendengar sindiran vampir lagi sambil berbalik badan. “Haruskah aku menghisap darahmu?”“Kalau mau menghisapku pasti boleh.” Dengan percaya diri Cedric menunjuk bibir sexynya membuat Eleanor gugup seketika beranjak dari meja rias. Eleanor selalu tersenyum malu setiap membicarakan persoalan bibir. Saat ia baru duduk bermalasan di ranjang, langsung dis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status