All Chapters of Sayembara Pelakor Milyader: Chapter 11 - Chapter 20
51 Chapters
Penyamaran Lain
Kesegaran air mengucur dari ujung kepala, membasahi seluruh tubuh. Sabun mandi dengan aroma romantic menguar ke seluruh kamar mandi. Tidak lupa Egyptian A-romance shampoo turut memberikan aroma wangi pada rambutku.Selesai mandi, aku keringkan badan dan juga rambut, kemudian duduk di depan meja rias. Kutatap wajah tanpa make up, wajah seorang Mariana Leurissa. Lalu, mulai kupoles wajah dengan berbagai jenis urutan make up.Kali ini, make up aku ubah menjadi seorang gadis cantik. Dengan beberapa trik, wajah seorang Mariana Leurissa telah berubah. Malam ini sengaja aku menjelma menjadi wanita cantik nan elegan. Sebuah wig menyempurnakan penyamaranku.Tidak ada lagi Nyonya Merry Usbad yang tua, sekarang yang ada adalah Nyonya Merry yang cantik dan menawan. Keseksian tubuh sengaja aku eksplore dengan memilih gaun yang memperlihatkan lekuk tubuh. Selain itu, leher jenjang dan kulit yang putih bersih sengaja aku pamerkan.Setelah mematut diri di depan cermin, memastikan tidak ada yang kuran
Read more
Sisi Buruk Reza
Selesai makan malam, aku mengajak Reza ke teras kamar. Sengaja aku mengajaknya menikmati malam, sekalian ingin mencuci otaknya. Aku tidak akan membiarkan lelaki itu berubah pikiran, dia harus benar-benar memakan ucapannya sendiri waktu itu. Sebuah kejutan telah aku persiapkan."Nona Merry, Anda ini sangatlah cantik. Tak bosan mata saya memandangi Anda sejak tadi," ujar Reza yang mulai melancarkan rayuan.Aku yang duduk menyilangkan kaki, langsung meletakkan gelas, kemudian berdiri. Aku mendekati Reza yang sejak tadi berdiri dengan menyandarkan panggul ke pagar balkon.Aku tersenyum, kemudian melempar pandangan ke arah langit yang bertaburan bintang. Malam tak sepenuhnya sunyi, suara bising kendaraan masih bisa terdengar. Kota yang menurutku tak pernah istirahat dari kebisingan."Reza, apa di dunia ini sudah tak ada lelaki yang tulus mencintai?" tanyaku dengan nada datar, tanpa mengalihkan pandangan dari langit."Tentu saja masih ada," jawabnya dengan begitu yakin.Mendengar jawaban Re
Read more
Lelaki Misterius
Seketika ruangan senyap. Suaraku menggema di seluruh ruangan, membuat mereka terdiam. Wajah Reza juga tampak pias, sedangkan Faisal malah tersenyum seolah merasa menang karena mendapat pembelaan dariku."Saya harap, kejadian semacam ini tidak akan terulang lagi. Bersainglah dengan sehat, karena saya mencari suami yang bisa diandalkan, bukan yang hanya pandai menjatuhkan orang lain.""Meta, silahkan lanjut kembali."Aku pun mematikan mikropon kembali. Lalu, kembali mendorong kursi beroda ke depan Dion. "Dion, antar hasil penilaianku ini ke Meta!" perintahku pada lelaki muda itu. Dengan sikap hormat, Dion sedikit membungkuk. Dia menerima secarik kertas, dan berlalu dariku.Pandanganku kembali pada layar monitor. Di sana aku lihat, ada beberapa yang tampak cemas menunggu hasil final. Hanya Reza dan Faisal yang masih tampak tenang-tenang saja.Mata ini tiba-tiba tertarik untuk memperhatikan sosok Faisal. Lelaki itu duduk dengan santai, membaca buku tanpa peduli dengan apa yang akan terj
Read more
Penyamaran Terbongkar
Aku tersenyum smirk, kemudian menegakkan badan. Untuk beberapa saat, aku masih mencoba memastikan penglihatanku. Menelisik wajah yang memang ada kemiripan dengan Raka.Hanya saja, Raka tidak memiliki jambang seperti Faisal. Rambut Raka juga lebih rapi dibanding gaya rambut Faisal. Namun, masalah lesung pipi dan postur tubuh ... hmm, kurasa sama persis."Tuan Faisal, boleh saya lihat kartu identitas Anda?" tanyaku dengan nada setengah memaksa."Untuk apa, Nyonya Merry? Bukankah semua data dan identitas diri para peserta sayembara sudah ada dalam laptop Anda?"Huff ... benar juga, semua data peserta dan foto identitas memang sudah masuk ke drive dan aku tinggal buka saja. Berasa aku bodoh di hadapan laki-laki satu ini."Jujur, saya tidak membawa dompet ke aula sayembara, Nyonya Merry. Dompet dan ponsel saya letakkan dalam tas di loker, karena saya ingin fokus memenangkan hati Nyonya Merry yang anggun dan berkelas ini." Kembali Faisal meluncurkan rayuan mautnya.Aku pun mulai jengah deng
Read more
Perjanjian Kecil
Hatiku serasa mendidih mendengar ucapan Raka. Tidak aku sangka, lelaki yang sempat berpartner menjadi pemasok bahan baku skincare untuk perusahaan kosmetik milikku, justru berniat memanfaatkan situasi."Pak Raka, Bapak ini orang terhormat. Tapi kenapa memilih menggunakan cara kotor seperti itu! Apalagi saat ini Pak Raka sedang mengancam seorang wanita, itu tidak gentle, Pak. Itu hanya sikap pecundang!" teriak Dion yang turut kesal karena melihat bos-nya diperlakukan seperti itu."Hei ... jaga ucapanmu, Anak muda! Kamu tidak tahu sekotor apa bos wanita-mu ini? Dia lebih menjijikkan cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan! Kamu pikir, itu dandanan asli dia? Bahkan penampilan saja, dia tutupi dengan penyamaran!""Tapi Anda tidak berhak bersikap semena-mena pada Nyonya Merry!""Hahaha ... kamu masih memanggilnya dengan sebutan Nyonya Merry?!"Raka berjalan ke arahku, tanpa kuduga dia menarik rambut palsu yang aku kenakan. Seketika rambut panjangku pun terurai."Kamu lihat itu? Rambutny
Read more
Kekhawatiran
Tiga hari kemudian ....Kejadian hari itu benar-benar membuatku syok. Semua rencana berantakan. Apa yang aku inginkan seratus persen gagal total. Aku tak menyangka jika istri Reza adalah adiknya Raka.Jujur, aku penasaran bagaimana Raka bisa tahu semua ini. Tak seorang pun tahu tentang rencana ini, kecuali Rosa. Apa mungkin Rosa yang mengkhianati aku?Arrgh!!! Kesal sekali rasanya! Tapi tidak mungkin dia yang membocorkan semua ini! Aku terus bermonolog.Gara-gara masalah itu, aku kepikiran setiap waktu. Bahkan lelap tidurku pun tersita karena memikirkan masalah konyol yang berakar dari kegilaanku sendiri.Sudah tiga hari ini, sayembara pun belum dilanjutkan ke tahap berikutnya. Ada kemungkinan akan aku bubarkan saja, walaupun aku yakin mereka pasti banyak yang kecewa. Namun, kurasa jika mereka diberi masing-masing 10 juta, pasti semua akan mau menerima keputusan ini.Huff ....Kepalaku terasa berat ketika bangun tidur tadi, hingga kini aku masih bersandar di tumpukan bantal. Dion sud
Read more
Kejutan Gila
Aku menggeliat saat sinar mentari menerobos kaca jendela kamar. Dering telepon sejak tadi juga sangat mengganggu tidurku. Dengan malas aku meraih ponsel di atas nakas, kemudian menerima panggilan seraya memejamkan mata kembali."Halo!""Riana, kamu di mana?!" tanya Rosa dengan suara kencang, membuat aku kaget dan menjauhkan ponsel yang tadi aku tekan tombol loud speaker."Bisa nggak ngomong biasa aja? Kebiasaan, hobi kok teriak teriak," gerutuku kesal."Tidak ada waktu. Kamu cepat ke kantor, sebelum heboh seluruh orang menghujatmu!"Hah?! Sontak aku membuka mata dan berjingkat bangun. "Sebenarnya ada kejadian apa, Ros?""Udah, buruan kamu ke sini!""Arrgh!!! Bikin penasaran dan waswas aja!" gerutuku mulai panik. "Iya, iya ... aku ke sana!"Bergegas aku matikan panggilan, kemudian melempar ponsel ke atas bantal. Dengan gerak cepat aku mandi, ganti pakaian, memoles wajah layaknya sebagai Mariana Leurissa. Setelah itu aku kenakan jaket bertudung dan masker.Setelah siap, aku sambar tas
Read more
Emosi Meluap
Kedua bola manik ini mendelik saat mendengar saran dari Rosa. Aku pikir, dia bisa memberikan saran terbaik, nyatanya ....Huff!Aku mendengkus kesal, penuh kekecewaan terhadap Rosa yang kali ini tak dapat diandalkan."Dion, kita nggak jadi makan! Lebih baik kita balik ke lokasi sayembara, bikin kelar masalah dengan si Raka sialan itu!" ucapku dengan emosi yang meledak-ledak.Dion menepikan mobil, entah apa maunya. Dia memiringkan badan untuk menghadap ke arahku."Nona Riana, ada benarnya saran dari Nona ini. Pak Raka posisinya sudah jelas menang. Tindakan tadi pagi, menandakan bahwa dia pegang kunci untuk membuktikan Nyonya Merry Usbad itu adalah orang yang sama dengan Nona Mariana Leurissa," ujar Dion menyampaikan analisa."Kamu terlalu menganggap enteng Raka, Ri. Sebaiknya kamu pikirkan matang dulu, barulah bertindak.""Terus, aku harus bagaimana?""Ada baiknya kamu redam masalah dengan mengiyakan permintakan Raka. Hanya saja, kamu coba ajukan syarat.""Betul kata Nona ini, saya jug
Read more
Semakin Terjebak
Mendengar ucapan Raka yang rela melakukan apa saja, aku pun tersenyum. Lelaki jika sudah bucin, biasanya akan kehilangan akal sehat. Dia lebih cenderung memilih membahagiakan sang wanita, meskipun harus mengorbankan banyak hal."Aku ingin mengakhiri sayembara pencarian jodoh itu, tapi ... ehm ... nggak mungkin kalau aku membatalkan begitu saja. Jadi, aku rasa ...." Sejenak aku terdiam, sengaja menggantung kalimat dan berpura-pura berpikir keras."Jangan khawatir, Nona Riana. Asalkan Nona Riana menikah denganku, semua kerugian atas sayembara itu akan aku tanggung." Raka berkata dengan begitu yakin."No, no, no ... bukan itu. Bisakah kamu carikan satu wanita untuk menggantikan peranku sebagai Nyonya Merry Usbad?""Maksudnya?" tanya Raka dengan mengernyitkan dahi."Begini, Pak Raka. Aku tidak mungkin membuat para peserta kecewa, bukan? Mereka sudah rela membuang waktu, meninggalkan pekerjaan dan anak istri demi ikut sayembara itu. Anda pasti tahu, tidak mungkin mereka kecewa begitu saja
Read more
Perjodohan yang Direncana
Sungguh, hari yang tak pernah muncul dalam perkiraanku. Bahkan datang dalam mimpi pun tidak pernah.Malam ini, di ruang tamu telah berkumpul banyak orang. Aku sendiri tak menyangka jika malam ini adalah sessi lamaran. Keluarga Raka datang dengan membawa beberapa hantaran, mereka bukan hanya kedua orang tua Raka, melainkan masih ada beberapa orang lagi yang turut datang.Lebih heran lagi, kedua orang tuaku menyambut mereka dengan begitu baik. Bahkan dapat kulihat semua telah tertata rapi, seakan sudah siap menerima mereka. Ya, semua persiapan untuk menyambut tamu benar-benar sudah dipersiapkan.Aneh saja bagiku, Papa dan Mama tak banyak bertanya. Mereka langsung setuju dan menggelar acara lamaran. Apa karena mereka melihat sosok Raka yang berperangai sopan?Aku benar-benar tak mengerti. Semua tampak bahagia, baik dari keluarga Raka maupun kedua orang tuaku. Walaupun banyak pertanyaan berjubel di kepala, aku tak bisa banyak bertanya. Aku hanya memilih diam.Ini sungguh kegilaan macam ap
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status