Sayembara Pelakor Milyader

Sayembara Pelakor Milyader

Oleh:  Ammi Poe YP  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
51Bab
436Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mariana adalah seorang CEO, hanya saja perjalanan asmaranya tak sebaik keberuntungan dalam bisnis. Usianya sudah hampir 40 tahun, tetapi belum juga menikah. Karena tuntutan dari keluarga, dia akhirnya menggelar sayembara untuk mencari suami. Hanya saja, bukannya mencari yang masih single, dia justru mencari yang sudah punya istri. Sayembara harus memenuhi kriteria, yaitu tampan rupawan dan sudah beristri. Itu adalah sebuah pembuktian bagi Mariana, bahwa uang bisa membeli apapun. Pandangan Mariana mengenai kehidupan akhirnya dipatahkan oleh seorang pria bernama Reza. Sayembara tidak lagi obyektif, Mariana justru jatuh cinta dengan Reza dan terobsesi untuk memilikinya. Bagi Mariana sangat mudah untuk menarik Reza dalam cengkramannya, cukup menangkan sayembara dan selanjutnya bisa diatur nanti. Namun, semua di luar dugaan Mariana. Reza menolak kemenangan yang dia dapat.

Lihat lebih banyak
Sayembara Pelakor Milyader Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
51 Bab
Kencan App Dating
Suasana café di atas rooftop begitu mengasyikkan. Terdengar alunan suara penyanyi yang cukup merdu, membawakan sebuah lagu romantis. Langit malam kota Jakarta tak sepenuhnya kehilangan cahaya, masih dihiasi bulan separuh yang menggantung dengan taburan jutaan bintang.Tempat ini menjadi saksi, untuk kesekian kali aku berkencan dengan para pria yang kujumpai di salah satu App Dating. Seingatku, sudah dua puluh tiga kali kencan dan berakhir sama. Penolakan oleh para lelaki songong yang hanya bisa melihat wanita dari fisik semata.Malam ini adalah kencan yang ke dua puluh empat kalinya. Dari dua puluh tiga kali kencan, tak ada satu pun lelaki yang berlanjut ke tahap serius. Mereka menghilang dan memblokir nomorku setelah bertemu."Nona Riana," panggil seseorang dari belakang.Aku yakin dia adalah Nando, lelaki yang baru seminggu ini kukenal dari app dating itu. Aku pun berdiri dan bersiap menyambut, dengan memasang senyum aku pun berbalik ke arahnya."Kamu Nando, kan?"Lelaki muda itu se
Baca selengkapnya
Ide Gila
Aku menggeliatkan badan saat sinar mentari menerobos kaca dan menyapa wajahku. Rasanya sangat malas untuk bangun, apalagi hari ini adalah hari minggu. Ingin rasanya menikmati waktu, jauh dari kesibukan mengejar cuan besar.Perlahan kubuka mata, lalu melirik pada penunjuk waktu di atas nakas. Sudah pukul 06.47, pantas saja hangat mentari sudah terasa. Kurasa menikmati hangatnya sinar matahari di balkon akan membuat mood-ku membaik.Kuteguk air minum sisa semalam hingga tandas, lalu ke kamar mandi untuk mencuci muka sekadarnya. Setelah itu menuju ke balkon, menghirup udara pagi seraya merentangkan tangan, kemudian menggerakan badan ke kanan dan ke kiri. Saat kepala menoleh ke kanan, tanpa sengaja mata ini melihat lelaki yang semalam mencuri ciuman pertamaku.Secara refleks tanganku kembali menutup mulut dan beberapa kali mengusapnya kembali. Adegan malam itu masih saja melintas di pikiranku. Sejenak aku menghentikan aksiku, nyatanya saat ini duniaku teralihkan pada sosok pemuda tampan.
Baca selengkapnya
Hujatan Netizen
Adegan malam itu terus saja menghantui pikiranku. Kecupan bibir Reza masih saja terasa. Ah, entahlah ... dia yang mengecup atau aku yang mengecup. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa bisa ditolak.Jujur, aku memang pernah pacaran dua tahun. Kupikir pacaran seusiaku waktu itu bukan tentang sekedar ciuman, melainkan pemikiran matang yang harus dipersiapkan.Ya, kami hanya makan bareng atau sesekali ke tempat wisata. Selebihnya adalah waktu kerja, apalagi pacarku itu adalah salah satu karyawan yang kuangkat jadi manager di perusahaan.Parah sih, pacaran dua tahun tapi baru tahu kalau dia ternyata punya istri dan anak. Selama dua tahun itu pula, aku dimanfaatkan untuk menghidupi keluarganya. Beruntung Tuhan masih sayang denganku, ditunjukkannya siapa lelaki jahanam itu, tepat dua hari menjelang pernikahan digelar.Dan sekarang, justru aku terjebak perasaan dengan suami orang. Bahkan lelaki itu baru saja kukenal dengan cara yang buruk, sangat buruk malah. Sudah mencuri ciuman pertamaku, m
Baca selengkapnya
Wajah Penuh Hipnotis
Aku menatap Dion, ucapannya membuatku langsung mendekatinya. "Kamu mengenalnya?""Iya, Nyonya. Kami dulu teman sekantor dan satu divisi, sekarang dia sudah jadi manager. Tapi sayang, dia naik jabatan dengan cara curang. Dia orang yang sudah menyingkirkan saya, Nyonya. Hingga saya harus kehilangan pekerjaan.""Diih ... tampan-tampan kok curang!" decihku mulai illfeel dengan Reza.Namun, ketika mengingat ciuman itu ... ah, semua yang buruk tentangnya jadi hilang."Mungkin saja kalian salah paham, Dion. Karena kulihat dia orang yang baik dan punya integritas.""Tidak, Nyonya. Dia itu serakah, dia penjilat, dan juga bermuka dua." Dion berusaha menyangkal pendapatku.Hmm ... penuturan Dion membuatku berpikir sejenak. Jika Dion mengenal Reza, itu artinya akan mudah bagiku mencari informasi tentang lelaki itu."Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya Merry ingin pria ini ikut sayembara? Apa Nyonya Merry tertarik dengannya?" tanya Dion dengan hati-hati.Aku memandangnya, lalu tersenyum. "Kamu tidak perlu
Baca selengkapnya
Membujuk
Re ... Reza ...?" Aku terbata-bata karena panik saat melihat wajah itu.Entah mengapa, setiap melihat wajah tampannya, justru aku malah kalang kabut. Apalagi saat bayangan peristiwa ciuman itu melintas, auto membuat tangan langsung menutup mulut dan mengusapnya berkali-kali."Kalian sudah kenal?" tanya Raka membuyarkan semua kericuhan otak."A ... aku ...." Tenggorokan seketika tercekat, tidak mungkin aku cerita jika Reza adalah pria yang mencuri ciuman pertamaku."Dia gadis yang bikin saya terlambat, Pak Rak. Melajukan motor sambil tidur mungkin, mobil lain sudah jalan tapi dia malah nggak gerak sama sekali." Reza mengarang cerita.Enak saja aku tidur, dia tidak tahu kalau aku juga sedang buru-buru tapi harus ubah penampilan juga.Deg!Aku baru ingat dan menyadari, bahwa Reza tidak tahu siapa aku. Tentu saja dia tidak ingat, karena saat adegan berciuman itu terjadi, aku masih dengan dandanan sebagai Tante Merry.Parahnya, baru saja aku keceplosan menyebut nama dia. Huh! Bodoh sekali
Baca selengkapnya
Neraka untuk Reza
Tiga hari berlalu ....Usahaku mempengaruhi Raka agar memecat Reza terus saja gagal. Hari ini fokusku sedikit kacau, bahkan saat Rosa menjelaskan laporan pun aku tak bisa memahami."Rosa, tolong laporanmu ditunda dulu. Aku masih ada pekerjaan lain," perintahku pada sahabat yang menjawab sebagai sekretarisku."Baik, Bu Riana."Rosa segera keluar. Dia memang profesional, saat di kantor dia tetap menjaga sikap layaknya bawahan ke atasan.Dengan cepat kusambar ponsel yang ada di tumpukan berkas, kemudian menelepon Dion. Sengaja aku gunakan nomor lain, khusus untuk masa sayembara saja."Dion, apa kamu sudah ada hasil?" tanyaku tanpa basa-basi."Maaf, Nyonya Merry. Saya belum berhasil membujuk istrinya Reza, tapi saya janji akan terus berusaha."Mendengar itu, aku pun mendengkus kesal."Kita ketemu siang ini! Temui aku di Cafe Tulip, tiga puluh menit dari sekarang!" perintahku, lalu menutup panggilan.Aku tidak bisa membiarkan rencana sayembara itu gagal. Targetku hanya Reza, dia harus mema
Baca selengkapnya
Rencana Busuk
Dion membuntuti langkah cepatku, pasalnya hati ini begitu dongkol dengan kejadian tadi. Reza, lelaki yang begitu aku kagumi justru membuat hati ini mendidih penuh amarah."Nyonya Merry, Anda harus berjalan hati-hati. Jangan terlalu cepat seperti itu," ujar Dion memberi saran.Mungkin karena di matanya aku ini hanyalah wanita tua, sehingga tak bisa berjalan cepat. Aku pun berhenti dan berbalik ke arahnya. "Dion, secepatnya laksanakan rencana selanjutnya! Aku ingin, laki-laki sombong itu memakan ucapannya!" perintahku dengan tegas."Baik, Nyonya. Akan aku pastikan Reza ada di hadapan Nyonya," ujar Dion dengan keyakinan tinggi.Senyum penuh dendam pun terulas, akan aku pastikan Reza menyesali ucapannya. Neraka itu telah aku persiapkan untuk lelaki sombong tak punya akhlak itu.***Dua hari berlalu ....Hari ini adalah hari pertama untuk para kontestan mengikuti sayembara. Setelah seleksi ketat, hanya ada 100 orang yang diterima dan berhak mengikuti tahap selanjutnya.Dari ruang pribadi,
Baca selengkapnya
Sayembara Dimulai
Riuh peserta terhenti saat mendengar pengumuman dari Meta."Selamat pagi, seluruh peserta Sayembara Mencari Jodoh. Sepuluh menit lagi acara akan segera dimulai. Bagi yang masih menikmati jamuan, harap segera menyelesaikan santap sarapannya. Setelah itu, kalian berkumpul ke aula pertemuan. Letak aula ada di lorong sebelah kiri ruang jamuan. Kalian jalan lurus, kemudian belok ke kanan sedikit.""Hari ini adalah seleksi pertama yang akan dinilai langsung oleh Nyonya Merry Usbad. Jadi, pastikan kesiapan kalian. Demikian pemberitahuan kami."Selesai Meta memberi pengumuman, suasana kembali riuh. Mereka segera menghabiskan makanan. Dari sekian banyak wajah, terlihat lebih dari 50 persen terlihat gembira dan antusias. Namun, terlihat juga beberapa wajah yang menampakkan ekspresi tertekan. Kemunculan Reza ke ruang perjamuan membuat hampir semua mata tertuju padanya. Beberapa mata memandang dengan sinis, mungkin menganggap Reza sebagai rival terberat. Ketampanan Reza sulit ditampik. Secara k
Baca selengkapnya
Sindiran Keras
Meta masih terdiam. Mungkin saja dia bingung untuk memutuskan. Kembali aku mengaktifkan tombol on pada mikrofon."Sebutkan nama kamu siapa anak muda, kamu belum memperkenalkan diri." Suaraku kembali menggema di ruangan yang sangat luas itu."Oh maaf, Nyonya Merry. Perkenalkan, nama saya Davin." Lelaki muda itu menjawab dengan sikap penuh kesopanan."Berapa usiamu?""Saya 28 tahun, Nyonya Merry.""Masih sangat muda. Apa istrimu di rumah sangat cantik?"Lelaki bernama Davin itu mulai gugup. "Ma ... maaf, Nyonya Merry. Apa maksud Anda?"Aku tersenyum sebelum melanjutkan pertanyaan. Melihat lelaki muda dan tampan, tapi tetap ikut sayembara mencari jodoh yang jelas-jelas akan membeli pernikahan mereka."Davin ... jika istrimu cantik, sudah pasti kamu akan membuat visi misi yang terbaik untuk menakhlukkan hatinya. Namun, jika seandainya istri kamu hanyalah wanita biasa, kukira kamu tak akan melakukan pengorbanan lebih untuknya."Suasana menjadi hening, semua fokus pada apa yang aku sampaik
Baca selengkapnya
Skak Mat!
Suasana ruang aula kembali riuh, mereka saling berbisik. Meta sebagai moderator pun kebingungan untuk bersikap, karena dia tahu bahwa Reza adalah target dari acara sayembara ini. Sehingga tidak mungkin dia men-diskualifikasi Reza.Akhirnya aku berinisiatif untuk mencegah kericuhan selanjutnya. Reza memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Segera aku menekan tombol on pada mikrofon."Tuan Reza Mahardika ... bisakah Anda bertanya pada diri Anda sendiri? Istri macam apa yang terpancing menyerahkan suami demi uang 10 milyar? Apakah Anda menganggap wanita yang selama ini Anda nikahi adalah wanita yang lebih mulia dari saya?" Seketika suasana hening. Tampak wajah-wajah pias terpampang di layar monitor. Begitu pun Reza, tertampar oleh rasa malu. Tak hanya itu, dia pasti merasa telah dijual oleh istrinya."Saya mengadakan sayembara ini, bukan semata-mata untuk merebut suami orang. Saya juga tidak hanya sekedar membeli satu di antara kalian. Tidak penting apa tujuan saya, tetapi kalian perlu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status