Semua Bab Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda: Bab 31 - Bab 40
223 Bab
Karma Perebut Kekasih Orang
Sementara itu di rumah sakit, Meliana masih terbaring lemah. Seperti yang dikatakan oleh dokter jaga, pagi ini dokter obgyn datang untuk memeriksa kondisinya secara menyeluruh."Setelah ini Nona Meliana harus menjalani kuret agar rahimnya benar-benar bersih,” ucap sang dokter selepas melakukan pemeriksaan. Meliana saling berpandangan dengan Nyonya Nandini setelah dokter memberikan opsi tersebut. Mereka nampak ragu dengan keputusan yang akan diambil. Belum apa-apa Meliana sudah takut saat membayangkan perutnya harus dibedah. Walaupun hanya pembedahan skala kecil, tetap saja hal itu membuatnya gugup."Apa saya harus dikuret, Dok?" tanya Meliana. Anggukan dari dokter semakin menambah kecemasannya."Kuret ini hanya untuk memastikan rahim Anda kembali bersih sehingga tidak menimbulkan penyakit di kemudian hari. Justru lebih berbahaya jika tidak dikuret," ujar dokter tersebut."Turuti saja, Mel. Ini juga demi kebaikanmu sendiri. Jangan takut, ada Mama di sini," timpal Nyonya Nandini. Menge
Baca selengkapnya
Berangkat ke Jakarta
Langit sudah sepenuhnya berubah warna begitu Catleya keluar dari kantor. Sebagian besar staf sudah pulang, hanya ada beberapa orang yang masih memiliki pekerjaan dan memilih untuk lembur. Catleya pun mengedarkan pandangan dan mendapati Ineke masih menunggunya sembari menyedot minuman dari botol. Tanpa membuang waktu, Catleya segera menghampiri teman satu kosnya tersebut."Ke, udah keluar dari tadi?" Catleya menepuk pundak Ineke membuat si empunya menoleh."Iya. Kamu lama banget keluarnya," balas Ineke setengah merajuk. Kakinya pegal karena berdiri terlalu lama. "Bagaimana pekerjaan barumu? Lantai atas pasti lebih menyenangkan daripada lantai bawah." Ineke langsung mengubah mimik wajahnya begitu membahas kepindahan Catleya."Pusing kepalaku dijejali pekerjaan yang seabrek-abrek," keluh Catleya. Menunjukkan map berisi laporan yang harus dipelajarinya. "Lebih baik aku membuat jurnal dan buku besar daripada mengerjakan semua ini."Ineke menepuk pundak Catleya penuh simpati. Pemindahan me
Baca selengkapnya
Nama CEO Mirip Nama Suamiku
“Ke Jakarta?” ulang Catleya membeo perkataan Danar.“Iya, memangnya Ibu tidak diberitahu?” tanya Danar dari seberang telepon.Sungguh, pertanyaan Danar membuat wajah Catleya serasa tertampar. Sebagai istri seharusnya dia mengetahui segala sesuatu tentang sang suami. Namun nyatanya, ia malah tidak tahu apa-apa. Akhirnya daripada mempermalukan diri sendiri, Catleya memilih untuk menyudahi panggilan tersebut.“Mas Danar terima kasih atas informasinya. Selamat malam,” ujar Catleya lantas memutus sambungan telepon. Hingga satu jam kemudian, Catleya belum bisa tidur. Kepalanya penuh dengan kabar keberangkatan Rajendra ke Jakarta. Mengapa Rajendra terkesan menyembunyikan kepergiannya? Apa suaminya itu sudah bosan mengurusi ayam di peternakan? Entahlah, semua teka-teki ini membuatnya bertambah pusing.Apa pun itu, sudah sepantasnya Rajendra memberi kabar alih-alih menghilang seharian dan membuat resah. Pemuda itu juga tak mengatakan di mana ia bekerja dan apa pekerjaannya. Padahal ia selalu
Baca selengkapnya
Atasanku Terlalu Menawan
Masih menanti sang CEO dengan harap-harap cemas, Catleya berdiri mematung di depan pintu. Ternyata orang yang pertama kali muncul adalah Bintang Aryaguna. Lelaki tampan itu sedikit terkejut melihat penampilan Catleya, tetapi itu tidak bertahan lama. Bintang cukup pandai menguasai diri. Lengkungan tipis terbentuk di bibir Catleya sebagai bentuk sapaan kepada Bintang. Namun, senyuman itu luntur secepat kedipan mata Bintang yang balik menatapnya datar. Catleya menghela napas pelan, bingung dengan reaksi sang direktur keuangan yang sinis kepadanya. Agaknya lelaki itu merasa tersinggung lantaran ia berpindah posisi sebagai sekretaris. Padahal itu semua adalah keputusan mutlak CEO, bukan kemauannya sendiri. Entahlah, yang jelas Catleya tidak mengerti dengan sifat aneh kaum lelaki di sekitarnya. Biarkan saja mereka marah sepuas hati, toh tidak ada yang bisa ia perbuat.Tak berselang lama, langkah kaki lain tertangkap oleh indera pendengaran Catleya. Posisi kepalanya yang semula menunduk la
Baca selengkapnya
Alasan Menikahimu
Begitu tugas di ruang meeting selesai, Catelya segera naik ke lantai sembilan. Dia tidak ingin membuang waktu dengan mendengarkan obrolan tak penting dari para wanita genit. Lagi pula rasa penasarannya terhadap Rajendra tidak dapat dibendung lagi. Bagaimanapun juga ia akan meminta penjelasan dari Rajendra atas kebohongannya selama ini. Keluar dari lift, Catleya berjalan mengendap menuju ruang CEO. Matanya awas menelisik sekitar, memastikan tidak ada orang lain yang akan mempertanyakan apa yang dilakukannya sekarang. Koridor sepi. Pintu masing-masing ruangan tertutup rapat. Inilah momen yang paling tepat baginya untuk menyelinap ke ruang CEO tanpa dilihat oleh karyawan lain. Catleya menegakkan tubuh, melangkah lebih mantap ke arah pintu berpelitur cokelat. Di kepalanya tersusun beberapa pertanyaan yang nanti akan diajukan untuk Rajendra, termasuk apa tujuan pemuda itu menikahinya dengan melakukan penyamaran? Kenapa Rajendra tiba-tiba membuat ia merasa asing dan ..., bodoh?Gerak kaki
Baca selengkapnya
Mendadak Jadi Manja
"Kenapa terburu-buru sekali? Kita baru bertemu setelah tiga hari berpisah,” tanya Rajendra sembari menatap lekat mata Catleya.Catleya menggigit bibir ketika dirasakannya tangan Rajendra semakin mempererat rengkuhannya. Dalam sekali hentakan, ia pun menubruk dada bidang sang suami. Tak ayal, jantung Catleya berdebar sangat cepat. Meski ini bukan pertama kalinya mereka begitu dekat, tetapi dia tetap merasa gugup. Bahkan lebih parah daripada saat mereka tinggal di desa. "Kamu sudah melanggar dua pasal dalam perjanjian kita, Leya," bisik Rajendra."Pasal yang mana, Pak?" tanya Catleya bingung. Perasaan dia tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan peraturan dalam surat perjanjian mereka. Tanpa aba-aba, Rajendra menarik ujung rok Catleya ke bawah membuat si empunya sedikit tersentak. Refleks, Catleya berusaha mendorong tubuh Rajendra agar menjauh. Dia merasa terkejut sekaligus malu lantaran sang suami menyentuh kulitnya yang sensitif. "Jangan pegang-pegang. Nanti saya akan menga
Baca selengkapnya
Tampan, tapi....
"Kamu bisa menyuapi saya sambil makan. Jam istirahat terbatas, jadi jangan membuang waktu,” ucap Rajendra sambil melirik ke jam dinding. Seolah menyiratkan kepada Catleya bahwa ia tidak mau menunggu lagi. Catleya hanya bisa menarik napas sembari menggeser kedua piring ke hadapannya. Andai saja ia tidak membutuhkan pekerjaan, sudah pasti dia akan membuat surat pengunduran diri. Kini, ia yakin bahwa salah satu tujuan Rajendra merekrutnya adalah untuk membalas dendam. Jika dulu ia sering merepotkan pemuda itu saat masih di desa, sekarang ia yang akan direpotkan. Dengan begitu mereka berdua impas. Dengan wajah tertekan, Catleya menyendok nasi beserta lauk yang cukup banyak. Kemudian, ia mencodongkan tubuh ke depan dan menyodorkannya ke mulut Rajendra. Tanpa protes sedikit pun, Rajendra menerima suapan tersebut, bahkan ia tidak terlihat kesulitan mengunyah. Sungguh, ia bagaikan bayi laki-laki besar yang sedang disuapi oleh ibunya. Setelah dua sendok menyuapi Rajendra, Catleya berpinda
Baca selengkapnya
Seatap?
Membaca pesan dari Rajendra, jemari Catleya dengan lihai langsung mengetik balasan. [Saya tidak bisa pindah mendadak. Ada banyak hal yang perlu diurus.] [Ingat, kita harus tinggal bersama setelah saya sampai di Jakarta. Saya tidak menerima alasan apa pun.] Catleya pun menempelkan dahinya dengan pasrah ke atas meja. Terpaksa ia mengajak Ineke pulang ke kos tanpa menghabiskan makanan yang masih tersisa. Begitu tiba di kos, terlihat mobil berwarna hitam terparkir di depan gerbang. Seorang lelaki paruh baya keluar dari sana dan segera menghampiri Catleya. "Selamat malam, Bu Leya. Saya, Harun, yang ditugaskan Bapak untuk menjemput Ibu. Mari ikut saya," ujar si sopir. "Ikut? Ikut ke mana?" tanya Ineke bingung. "Dia bukan orang jahat kan, Leya?" Ineke mengangkat tasnya sebatas bahu. Bersiap memukul jika sopir Rajendra melakukan sesuatu yang jahat. "Bukan. Saudaraku memintaku untuk tinggal di rumahnya. Maafkan aku, Ke, aku harus pindah malam ini juga," ucap Catleya. Kemudian, ia berpali
Baca selengkapnya
Nafkah Luar Biasa
Sementara itu, di tempat berbeda, Nyonya Nandini baru saja selesai mengurus kepulangan Meliana yang baru saja keguguran dari rumah sakit."Sudah selesai semua, Ma? " tanya Meliana. Berusaha turun dari brankar tanpa bantuan siapa-siapa."Iya, Mama juga sudah meminta tolong perawat untuk memesankan taksi. Ayo, kita pulang.” Setelah memastikan barang bawaan tidak ada yang tertinggal, Nyonya Nandini dan Meliana bergegas keluar dari rumah sakit. Keheningan mengisi selama di perjalanan. Sesekali, Nyonya Nandini menengok ke arah Meliana yang hanya memandang kosong keluar jendela. Perihal kelainan rahim yang diderita sang putri, Nyonya Nandini sungguh tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Apa sebaiknya Meliana tidak perlu tahu? Dengan gugurnya si jabang bayi saja sudah cukup memberikan pukulan telak bagi mereka. Helaan napas Meliana terdengar berat. Nyonya Nandini meraih tangan Meliana dan mengusapnya pelan. "Apa yang harus kukatakan jika bertemu Adrian, Ma?" tanya Meliana lirih. "B
Baca selengkapnya
CCTV
"Iya, siapa lagi yang berhak mendapatkannya selain kamu."Setelah berkata demikian, Rajendra pun berbalik meninggalkan Catleya. Pria itu menerima telepon dari Pak Harun, yang mengabarkan bahwa ia sudah siap untuk mengantar sang bos ke kantor. Catleya pun mengantar Rajendra hingga ke pintu sebelum menutupnya kembali.Selepas Rajendra pergi, Catleya tidak dapat menahan diri untuk mengagumi kartu hitam di tangannya. Black card pertama setelah tiga puluh tahun hidup di dunia. Rasanya ia masih tak percaya bisa memegang benda eksklusif ini!Membayangkan saja tidak pernah, bila suaminya yang seorang peternak ayam di desa bisa berubah menjadi sultan dalam sehari. Bahkan dulu Rajendra sempat menjadi bahan tertawaan oleh Meliana. Namun, lihat sekarang. Setelah Rajendra muncul secara mengejutkan sebagai CEO, memintanya tinggal di apartemen mewah, kini pria itu memberinya nafkah berupa black card. Mungkin Meliana akan kejang-kejang bila melihat semua keberuntungannya ini. Drrt!Getaran ponsel di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status