Semua Bab Married With Boss: Bab 11 - Bab 15
15 Bab
Ngidam
Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis
Baca selengkapnya
I Love You, Isna
Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah
Baca selengkapnya
Keluarga Rakabumi
Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set
Baca selengkapnya
Rencana Ibra
Papa Ardy masih tak menyangka bahwa Aswin adalah orang yang dimaksud Ibra selama ini. Ternyata salah satu penjaga Isna bisa berada sedekat ini dengan Isna tanpa diketahui. Ibra tersenyum melihat anak didiknya berhasil sampai dititik ini dan tetap setia pada Keluarga Rakabumi. "Kamu hebat, Ibra. Bagaimana kamu melakukannya? Apa kalian sudah mengenal lama? " Kami sudah kenal lama, Aswin sudah kurawat sejak umur remaja. Dia seorang yatim-piatu, saat tau Isna tak mau kerja di perusahaannya sendiri, aku meminta Indra langsung mengikuti kemanapun Isna bekerja. Aku bersyukur saat tau mereka berada dekat, jadi Aswin lebih mudah mengawasinya."Papa Ardy menatap bangga kepada adiknya, Isna memang menjadi kesayangan semua anggota keluarganya. Papa Ardy beralih menatap Aswin. "Terima kasih ya, selama ini kamu sudah membantuku menjaga putri kami."Aswin membungkuk, kemudian badannya kembali tegap. "Itu memang sudah tugas saya, Tuan.""Kamu sudah mem
Baca selengkapnya
Tabungan
Isna menghampiri Indra yang berada di kamarnya, hatinya merasa iba melihat Indra yang frustasi. Isna duduk di sebelah Indra, Isna mengelus rambut Indra yang terlihat berantakan. "Sabar ya, Mas. Jangan sedih lagi, kita pikirkan bareng-bareng jalan keluarnya gimana." Ucapan Isna bagaikan angin segar yang datang di gurun yang panas Indra memeluk Isna, "Makasih ya, Sayang. Kamu selalu ada buat aku."Isna mengangguk dan menyunggingkan senyuman, "Sekarang Mas mandi dulu ya, kita makan dulu. Makanannya aku bawa ke sini ya, Mas?"Indra mengangguk, Indra pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian Isna pergi ke dapur untuk mengambil makan malam. Di meja makan, Isna melihat Arini yang sudah berada di sana. Arini masih menangis seperti tadi, ada Devi yang memenangkan dirinya. Isna menghampiri mereka, lalu memanggil Mila supaya makan malamnya dengan Indra di bawa ke kamar. Mendengar ucapan Isna, Arini langsung mendongakkan kepalanya. "Mas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status