Semua Bab AMBIL SAJA SUAMIKU: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
Bab 21
AMBIL SAJA SUAMIKU 21"Mimpi apa?""Mimpi Ayah. Ayah … ayah … hilang, Bunda!"Sungguh, rasanya seperti sebuah pukulan. Disaat aku sedang memikirkan Mas Arkan, Celia tiba-tiba saja menangis karena bermimpi buruk tentang ayahnya. Jika Mas Arkan tak punya lagi hubungan apa-apa denganku, maka, dengan Celia, tak ada yang bisa menyangkal. Mereka berdua dekat sekali. Dan saat-saat terakhir itu … Hingga pagi, aku tak bisa tidur. Aku berbaring miring menghadap Celia, menatap wajahnya yang akhirnya tidur lagi dengan gelisah. Satu waktu, kulihat dahinya berkerut, bibirnya berkedut dan dia terisak. Lalu ada kalanya dia meringkuk, seperti sedang masuk ke dalam pelukan seseorang.Ya Allah, apa yang terjadi? Dimana Mas Arkan? Akhirnya, aku meraih ponsel. Bimbang sejenak, kuhubungi nomornya yang telah lama tak pernah lagi kulihat. Hening, tak ada tulisan 'berdering' di layar ponselku, pertanda nomor Mas Arkan tidak aktif. Kucoba mengirimkan pesan WA, ceklis satu.Menjelang azan subuh, ketika Celia m
Baca selengkapnya
Bab 22
AMBIL SAJA SUAMIKU 22"Berhenti. Kenapa dia dulu? Dia bukan siapa-siapa lagi? Aku istrinya! Aku istrinya!"Petugas menghampiri kami, menatap kami berdua bergantian. "Siapa yang bernama Kayyisa Setyawardana?""Saya, Pak.""Maaf, tapi menurut data kami, istri Bapak Arkan adalah Ibu Kayyisa Setyawardana.""Mereka sudah bercerai, Pak. Saya istrinya!" Mayang langsung menyambar. Aku diam saja, merasa lelah untuk berdebat. Setengah hatiku ingin segera masuk dan melihat 'dia'. Setengahnya lagi, merasa enggan dan berharap ini hanya mimpi buruk belaka."Sepupu saya sedang menjalani proses perceraian dengan korban, Pak. Sementara wanita yang ini adalah istri sirinya."Rayyan yang menjelaskannya. Petugas itu mengangguk, sepertinya sudah bisa meraba apa yang terjadi."Kalau begitu, yang masuk lebih dulu tetap istri sah, karena sebelum palu hakim dijatuhkan dan akta cerai keluar, di mata hukum, Ibu Kayyisa masih istri korban.""Lalu saya bagaikan?""Apa ibu tidak tahu bahwa pernikahan siri itu tak
Baca selengkapnya
Bab 23
AMBIL SAJA SUAMIKU 23"Tolong, biarkan sekali ini saja. Celia ingin melihat ayahnya untuk yang terakhir kali."Mayang menatapku garang."Tidak! Kau yang membuat suamiku bunuh diri, jadi nikmati saja hukumanmu."Aku menggelengkan kepala."Mas Arkan tidak bunuh diri. Aku akan membuktikannya nanti. Tapi sekarang, biarkan Celia melihat ayahnya sebentar saja.""TIDAK!""Mayang, hentikan tingkahmu yang memalukan itu!"Semua orang menoleh. Ibu mertuaku, Ibu Mas Arkan, datang dan tanpa kuduga, langsung memeluk Celia sambil berlinang air mata. Dia menatap pada empat lelaki yang telah bersiap mengangkat keranda berisi jenazah Mas Arkan."Tolong, Pak, sebentar saja, cucu saya ingin melihat ayahnya. Wanita ini adalah istri sah anak saya yang terpaksa harus mengalah oleh pelakor ini." Ibu menuding wajah Mayang. Mayang hendak berteriak lagi, tapi seseorang kemudian menyeretnya masuk ke dalam, entah siapa. Keempat orang itu saling pandang dan akhirnya mengangguk. Keranda diturunkan dan dibuka kem
Baca selengkapnya
Bab 24
AMBIL SAJA SUAMIKU 24PoV MAYANG"Kami permisi pulang. Dengan perginya Arkan, berarti putus sudah hubungan kita. Arkan tak punya anak darimu. Jika suatu saat kita bertemu di jalan, anggap saja kau tak mengenal kami."Suara Ibu mertuaku getas dan sinis. Aku tersentak dari memandang mobil Kayyisa yang melaju pulang. Bapak dan Ibuku, berdiri di sisi lain pemakaman sambil memegang tangan Mimi, dibawah pohon kamboja. Mereka sebenarnya enggan datang kesini, tapi aku memaksa. Kukatakan pada Ibu agar menemaniku kalau mau uang pembagian rumah. Ya, mungkin rumah itu akan kujual. Aku tak tahu lagi kemana harus mencari uang."Baiklah. Tapi jangan pernah mempertanyakan rumah dan mobil Mas Arkan. Semuanya akan jadi milikku."Mobil Mas Arkan yang ditemukan di parkiran apartemen tempatnya meninggal dunia, hari ini akan dikembalikan padaku. Tak ada apapun yang bisa dijadikan bukti. Mas Arkan dinyatakan bunuh diri. Case close. Sayang, ponselnya seharga dua puluh satu juta itu tidak ditemukan. Entah dim
Baca selengkapnya
Bab 25
AMBIL SAJA SUAMIKU 25"Rumah dan mobil yang saya sebutkan tadi, menjadi barang jaminan atas pinjaman senilai satu milyar ke bank kami. Dan karena Bapak Arkan telah meninggal dunia dan tak mungkin membayarnya, maka rumah dan mobil yang menjadi barang jaminan, akan kami sita, sesuai dengan akad yang telah ditandatangani oleh Bapak Arkan sendiri.""APA?!"Bukan hanya aku yang berteriak, tapi Ibu juga. Ibu bahkan langsung mengguncang-guncang tubuhku."Apa-apaan ini, Mayang?!"Ibu histeris. Aku lebih dari histeris, lebih dari sekedar terkejut. Lututku langsung lemas hingga aku pastilah jatuh merosot di lantai, kalau saja salah satu dari dua lekaki itu tak segera menolongku. Aku dibawa masuk ke dalam rumah dan didudukkan di sofa."Bu, ambilkan minum untuk anaknya."Heran, Ibu sama sekali nggak punya inisiatif. Dia malah ter bengong-bengong."Bu, ambilkan minum.""Oh iya, iya … "Ibu berjalan tergopoh-gopoh dan kembali lagi membawa segelas air, yang langsung kuteguk dengan kalap. Setelahnya,
Baca selengkapnya
Bab 26
AMBIL SAJA SUAMIKU 26PoV TIGABeberapa hari sebelum hari na'as itu.(Datanglah ke alamat ini, kalau kau tak mau foto-foto mesummu kusebar ke media. Karirmu akan semakin hancur, dan ingat, anakmu Celia mungkin akan menanggung malu seumur hidup)Arkan mengusap wajah dengan gusar. Berulang kali dia menyesali kecerobohannya. Di saat panik karena kemungkinan besar akan gagal tender yang kedua kali, dia terlalu cepat merasa senang saat ada orang menawarkan bantuan. Lelaki itu, seseorang yang mengaku kenal dan kagum pada kiprahnya di dunia konstruksi. Sayang, dia hanya sekedar kagum. Karena sakit sejak lahir, dia tak bisa melakukan apa-apa, padahal uangnya berlimpah, hasil warisan keluarganya yang kaya raya. Jadi, dia menawarkan suntikan dana segar supaya bisnisnya yang lesu bangkit lagi. Tentu saja Arkan senang. Tawaran itu sempat oase di tengah gurun yang gersang.Arkan bukan tak menyadari bahwa CV-nya terlalu muda untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan konstruksi raksasa yang biasa
Baca selengkapnya
Bab 27
AMBIL SAJA SUAMIKU 27Dia tak langsung mati. Tentu saja, pukulan itu bukan dimaksudkan untuk membunuh, tapi, untuk tujuan yang lebih mengerikan lagi, menyiksa fisik dan mentalnya.Arkan terbangun saat telinganya menangkap suara-suara desahan yang amat dia kenal. Perlahan, matanya terbuka dan langsung menyipit kembali saat sinar televisi layar datar yang tepat berada di depan matanya, menayangkan gambar-gambar bergerak yang menjijikkan. Mayang, Mayang istrinya, perempuan yang kemarin begitu dibelanya hingga dia harus kehilangan Kayyisa, tengah bergumul dengan seorang lelaki yang wajahnya tak terlihat. Sungguh gila!"Aarrghhh! Setan! Sialan!"Arkan berteriak-teriak, tapi suaranya teredam oleh lakban hitam yang menutup mulut. Bahkan untuk sekedar membuka mulut saja dia tak bisa. Dia lalu tersadar bahwa kaki dan tangannya juga diiikat erat-erat oleh sebuah tali tambang.Apa yang terjadi? Kenapa semua jadi begini? Dia memejamkan mata, tak mau melihat video menjijikkan itu. Bagaimanapun, di
Baca selengkapnya
Bab 28
AMBIL SAJA SUAMIKU 28PoV KAYYISA(Bagaimana rasanya kehilangan dia untuk selamanya?)Pesan dari nomor asing itu masih terus kuingat, bahkan setelah dua minggu kemudian berlalu. Apakah dia si pembunuh itu? Pesan itu membuatku semakin yakin kalau Mas Arkan tidak bunuh diri."Aku sudah melacak nomor ponsel itu. Itu hanya nomor sekali pakai tanpa identitas. Sekarang sudah tak aktif lagi. Kay, apa tak sebaiknya kita menerima saja kenyataan bahwa Arkan mungkin memang bunuh diri?"Rayyan bicara dengan sangat hati-hati, tapi tetap saja membuatku terkejut."Tapi, kamu setuju kan kalau kematiannya janggal?""Itu menurut pandangan awam kita, Kay. Tapi kalau kata polisi … ""Kalau kita orang awam saja bisa menduga seperti itu, bagaimana mungkin polisi tidak bisa?""Kita akan dianggap polisi terlalu sering nonton drama korea.""Rayyan, kamu bisa bayangkan perasaan Celia kalau dia tahu ayahnya bunuh diri? Suatu saat nanti?"Rayyan akhirnya terdiam. Dia menghela napas dalam-dalam dan memandangku."
Baca selengkapnya
Bab 29
AMBIL SAJA SUAMIKU 29"Apa kau yakin kalau Mas Arkan benar-benar bunuh diri?"Wajah Mayang seketika pucat pasi. Kedua tangannya saling bertaut dan meremas. Semua itu tak lepas dari pengamatanku. Kenapa kamu begitu terkejut dan tampak seperti orang ketakutan?"Tentu saja, tentu saja aku yakin. Kenapa memangnya?""Seyakin apa?""Ada apa sebenarnya, Kay? Aku percaya saja pada apa yang dikatakan polisi. Aku ini orang awam yang tak mengerti apa-apa. Polisi pastilah sudah menyelidikinya."Aku terdiam, menatap wajahnya, dimana rona pucat itu berangsur-angsur menghilang. Dia sudah kembali menguasai diri."Jadi bagaimana penawaranmu tadi, Kay?""Pulang dan tinggalkan semua berkas itu. Aku yang akan mengurusnya. Tapi kusarankan sekarang juga kau mulai mencari kontrakan. Oh ya, jangan berekspektasi terlalu tinggi. Sisa uang untukmu tak akan banyak. Atau mungkin kau bisa mulai berpikir untuk pulang kampung saja, kembali ke tempat asalmu."***Aku menyaksikan dia keluar dari rumah itu sambil menan
Baca selengkapnya
Bab 30
AMBIL SAJA SUAMIKU 30Seperti itulah takdir bekerja. Ketika aku kesana kemari mencari bukti bahwa Mas Arkan tidak bunuh diri, bukti itu ternyata tersembunyi di dalam rumahku sendiri."Kami sengaja menyembunyikan beberapa kejanggalan yang terlihat pada tubuh mayat dan merilis berita seperti kondisinya saat pertama kali ditemukan."Aku menelan ludah mendengar kata 'mayat'. Dia ayah Celia."Dan dari olah TKP, jejak Pak Arkan beberapa hari ke belakang, akhirnya kami mendapatkan tersangkanya. Dan itu sesuai dengan sidik jari yang tertinggal di TKP. Sidik jari yang luput dibersihkan oleh korban. Pelaku ini adalah orang yang rapi dan bersih.""Siapa dia?""Namanya Bram. Banyak saksi melihat interaksi Pak Arkan dengan tersangka selama sebulan belakangan."Bram. Apakah aku mengenal seseorang bernama Bram? Seseorang dari masa lalu mungkin, atau dia lawan bisnis Mas Arkan? Dan kenapa polisi butuh waktu begitu lama untuk mengungkapkan fakta ini?Ponsel Mas Arkan dihidupkan dan diperiksa. Ada bany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status