All Chapters of AMBIL SAJA SUAMIKU: Chapter 31 - Chapter 40
60 Chapters
Bab 31
AMBIL SAJA SUAMIKU 31Benarkah semua telah berakhir?Tentu saja belum. Bram masih belum ditemukan dan Mayang entah dimana. Sementara itu, ketika aku, Rayyan dan Arez - yang akhirnya terpaksa tahu semuanya karena polisi datang tepat saat dia ada di rumahku waktu itu - mencoba datang ke rumah Pak Min di belakang sekolah, rumah itu kosong. Pak Min sendiri sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu."Bagaimana jika dia masih dendam padaku?"Arez menatapku dari kaca spion."Seharusnya kamu dulu cerita, Kay. Kupastikan dia akan masuk penjara lebih awal."Suara Arez terdengar gemas dan kesal. Aku akhirnya memang terpaksa membuka masa lalu. Bagaimanapun ternyata, cinta di antara kami dulu bukan sekedar cinta monyet belaka. Akulah yang naif hingga memutuskan hubungan dengannya.Aku hanya terdiam, memalingkan wajah ke deretan pohon yang seperti berlari, sementara di samping Arez, Rayyan menyetir mobil dengan tenang."Sudahlah, tenang saja. Aku pastikan dia tak akan berani muncul lagi. Dan kalaup
Read more
Bab 32
AMBIL SAJA SUAMIKU 32Kay, maukah kamu memelihara bunga-bunga ini? Sentuhan tanganmu yang lembut, akan membuatnya tumbuh subur. Seperti itu cinta aku sama kamu, Kay. Meski telah lama kita berpisah, cinta itu masih sesuci dulu, dan semakin bertumbuh sejak pertemuan kembali itu.Oh ya, aku pamit beberapa hari. Tadinya aku ingin pamit secara langsung, tapi, aku khawatir tak bisa menahan diri untuk tidak memelukmu. Berjanjilah kau tak akan pergi lagi dariku.Arez.…Aku mendekap erat kertas itu di dada. Seakan terlempar ke masa yang seperti baru kemarin kurasa. Surat-surat Arez yang dia letakkan di laci mejaku jika dia ingin mengajak bertemu. Kala itu, anak sekolah tak diizinkan membawa ponsel, tapi itu tak masalah bagi kami. Membaca tulisan tangannya yang bergelombang dan seperti seorang seniman itu adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Kejutan-kejutan yang dia letakkan bersama surat-surat itu, selalu mampu melukis senyum di wajahku. Dan salah satu kejutan itu adalah setangkai mawar puti
Read more
Bab 33
AMBIL SAJA SUAMIKU 33Arez dan lamarannya yang memaksa itu, justru mampu melukis senyum di wajahku sepanjang hari. Sebagian sisi hatiku lega, tapi juga bimbang. Semua masalah ini belum selesai."Mintalah izin pada Celia, Arez. Jawabanku, tergantung pada jawaban Celia."Tentu saja itu bukan hal yang sulit. Melihat betapa mudahnya Arez mengasuh Afika sejak kecil, aku tahu bagaimana hatinya yang penyayang.Bunga-bunga itu akhirnya disingkirkan oleh Ajeng dan Rayyan, dibawa pergi entah kemana. Aku sampai rumah setelah sholat maghrib di kantor dan mendapati Celia yang murung, duduk di depan meja. Bik Asih berbisik bahwa sejak tadi, gadis kecilku ngambek. Saat Ajeng memberi tahu bahwa aku akan pulang sedikit terlambat."Celia kenapa?"Aku mengangkat tubuh Celia dan menggendongnya. Meski sudah lima tahun lebih, menggendongnya seperti ini sama sekali bukan masalah."Di rumah sepi. Ayah nggak ada, Bunda juga nggak ada."Dia menyembunyikan wajah di ceruk leherku. Aku tercekat. Setelah kepergian
Read more
Bab 34
AMBIL SAJA SUAMIKU 34"Celia, jadi gini, Om Arez semalam datang untuk melamar Bunda. Emm, kalau Bunda dan Om Arez menikah, boleh nggak?"Mata jernih dan bulat bak biji buah leci itu menatapku lama sekali. Dia tak jadi tidur, padahal malam telah sangat larut. Untung saja besok hari minggu. Sampai Arez pulang tadi, Celia menolak masuk. Dia bolak balik menghampiri dan menunjukkan hasil karyanya pada Arez, bangunan-bangunan dari Lego. Celia secara tidak langsung menunjukkan sisi lain Arez yang family man. Dari sudut mata dapat kulihat bagaimana Mama tersenyum samar melihatnya."Ayah gimana?"Hatiku mencelos mendengarnya. Celia belum melupakan sang Ayah."Ayah kan, nggak bisa kembali sama kita lagi. Karena Ayah, sudah ada di rumah Allah."Hati-hati sekali aku memilah kata. Celia sebentar lagi enam tahun. Meski cara berpikirnya lebih dewasa dari anak seusianya, tetap saja dia hanya anak kecil."Kalau Bunda menikah sama Om Arez, nanti Celia panggil apa? Ayah juga kayak Afika? Apa aku akan t
Read more
Bab 35
AMBIL SAJA SUAMIKU 35PoV MAYANG"Maya! Ada pelanggan nyariin lu!""Maya!"Pluk!Sepotong tangan menepuk bahuku dengan keras. Aku terkejut, gunting kuku yang kupakai untuk mengikir kuku jari kaki terjatuh ke lantai. Suara logam membentur lantai granit terdengar nyaring di ruangan yang sepi."Woy, Lu budeg apa gimana sih? Gue panggil dari tadi juga?""Gue?""Iyalah. Nama lu Maya kan?"Astaga. Aku merutuk dalam hati. Bagaimana bisa aku lupa kalau namaku di sini, saat ini, adalah Maya."Buruan, keburu disamber si Loly. Dia dari tadi misuh-misuh aja belum ada yang booking."Aku berlari ke depan sambil membetulkan letak rok span pendek yang naik hingga pangkal paha akibat duduk di sofa tadi. Membuka tirai, aku menangkap bayangan Loly, yang sedang duduk merayu pelangganku."Sama saya aja, Om. Hari ini saya masih virgin. Si Maya entah sudah dipake berapa kali hari ini."Heh!Aku mendorong tubuh Loly dengan keras, melotot padanya. Berani-beraninya dia merebut pelangganku."Kata siapa? Lu tahu
Read more
Bab 36
AMBIL SAJA SUAMIKU 36PoV KAYYISA(Kayyisa, apa kau yakin, pembunuh suamimu banya Bram?)Pesan itu masuk tepat ketika aku baru selesai membereskan pekerjaan. Celia sudah tidur karena memang hampir tengah malam. Tanpa pikir panjang, aku langsung menghubungi nomor yang baru saja mengirim pesan itu. Tidak aktif!Dasar pengecut!Aku sangat yakin bahwa ini adalah Mayang. Padahal baru tiga hari yang lalu aku menerima kedatangan Mas Hadi, kini, seseorang kembali menerorku. Aku menatap lagi pesan itu dengan geram.Kayyisa, apa kau yakin pembunuh suamimu hanya Bram?Apa maksudnya? Apa dia mau mengatakan kalau dia juga terlibat pembunuhan terhadap Mas Arkan? Bagaimana caraku melacak keberadaan Mayang melalui nomor yang baru saja menghubungi itu? Tak mungkin minta bantuan Rayyan. Dia sedang sibuk. Tante Astri melarang dia keluar rumah lagi jika tidak penting sementara Ajeng besok sudah mulai dipingit. Pernikahan mereka tinggal tiga hari lagi.Tak kehilangan akal, aku membuka google dan mencari c
Read more
Bab 37
AMBIL SAJA SUAMIKU 37"Meski sedikit saja, masihkah kau mencintaiku, Kay?"Aku menatap matanya yang kelam, mata yang selalu mampu membuatku seakan berenang di danau yang airnya kehijauan, sejuk, indah dan memberi rasa damai. Aku tak lagi ingin mengingat cinta lain yang pernah hadir dan menyakitiku. Cintanya, kehadirannya, dan senyumnya adalah obat luka paling sempurna.Bagaimana mungkin aku tak mencintainya? Bahkan, wajah Mas Arkan makin samar dari ingatan. Hanya kehadiran Celia yang membuatku menyadari bahwa dia pernah ada."Arez, maukah kamu mendengar pengakuan dariku?"Dia tersenyum, mengangguk. Kami masih berdiri di depan rumah dengan halaman berumput yang asri ini. Jauh dari jalan raya dan lalu lalang kendaraan, juga beraneka pepohonan yang menyaring polusi dan sinar ozon, suasana di sini terasa sangat sejuk, teduh. Aku telah jatuh cinta pada tempat ini, pada pemiliknya."Dulu, saat kita berpisah, bertahun-tahun lamanya aku hidup dalam penyesalan. Tapi, aku terlalu gengsi dan tin
Read more
Bab 38
AMBIL SAJA SUAMIKU 38PoV MAYANGAku memandang kepergian mobil mewah itu dengan hati kesal dari balik kaca mata hitam yang kupakai. Untung saja tadi aku menyamar, mengenakan hodie hitam dan kacamata yang juga hitam. Tak terbayang kalau Kayyisa memergokiku. Untunglah sepertinya mereka sedang tergesa-gesa hingga tak ada yang memperhatikan. Atau mungkin Kayyisa memperhatikan dari dalam mobil tapi tak berhasil mengenaliku.Sialan! Rupanya aku salah, yang menikah bukan Kayyisa. Aku lupa bahwa hubungan persaudaraan keluarga Kayyisa memang seerat itu. Dan seluruh keluarga besar mereka semuanya kaya raya dan selalu disangkut pautkan dengan Papanya Kayyisa, sehingga siapapun yang menikah akan selalu masuk berita meski berita lokal. Aku heran, bagaimana ada keluarga seberuntung itu, kaya tujuh turunan tujuh tanjakan, padahal kabarnya mereka juga rajin memberi donasi ke yayasan-yayasan sosial. Apa duitnya nggak habis-habis? Enak betul."Mbak, ini kita mau kemana?"Sopir taksi online menoleh meli
Read more
Bab 39
AMBIL SAJA SUAMIKU 39Aku gemetar. Hawk, siapakah dia?'Aku meninggalkan Arkan dalam posisi tidur di atas kasur, May. Tidak tergantung seperti itu. Dia sudah mati, atau belum. Tidak. Aku yakin dia sudah mati dan tak mungkin bangun untuk menggantung dirinya sendiri. Jadi, setelah aku pergi, ada orang lain yang melakukannya.'Seperti itulah kira-kira cerita Bram waktu itu. Si tol*l yang tak pernah becus melakukan apa-apa. Dia memberi masalah baru untukku. Jika benar Mas Arkan digantung orang, dan Si Hawk, lelaki yang mengirimkan pesan ini adalah orangnya, kenapa dia menerorku? Apa maksudnya?Kepalaku rasanya mau pecah memikirkannya. Siapa sih dia? Apa hubungannya dengan semua ini?Nanar, aku menatap pesan itu dan tanpa pikir panjang membalasnya.(Siapa kamu?)Pesan balasanku langsung dibacanya. Jantungku berdebar kencang menunggu balasan.(Seseorang yang amat dekat denganmu.)Tiba-tiba saja aku merinding dibuatnya. Siapa memangnya yang pernah dekat denganku? Mas Arkan, Bram, Mas Hadi!M
Read more
Bab 40
AMBIL SAJA SUAMIKU 40"Aku kenapa?""Maagh akut. Dasar bodoh, siapa suruh kau minum kopi saat perutmu kosong!"Aku terbangun di ranjang rumah sakit, ruangan IGD. Mami Niki mengomel panjang pendek karena itu artinya aku tak bisa mencari uang malam ini."Kita pulang saja, tak perlu dirawat. Kau tahu biaya rumah sakit itu selangit," ujar Mami sambil berlalu meninggalkanku."Tapi perutku masih sakit, Mami." Bagian bawahku juga. Tapi, aku tak berani mengatakannya pada Mami. Bagian bawah tubuhku adalah aset paling penting. Kalau aku sakit itu … oh, bisa-bisa Mami mengusirku dari rumahnya. Mau kemana aku? Ibu dan Bapak tak akan pernah menerimaku lagi. Dan Mimi… bagaimana dengan Mimi?"Maya … "Mami muncul lagi, bersama seorang perawat yang menatapku iba."Mami sudah tanda tangan, kita pulang sekarang. Kamu cuma maagh. Nanti Mami minta tukang jamu membuat ramuan kunyit."Aku tak bisa berkata apa-apa. Mami lalu pergi lagi, menungguku di luar karena tak ada tempat di sini. Perawat itu lalu men
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status