All Chapters of AMBIL SAJA SUAMIKU: Chapter 11 - Chapter 20
60 Chapters
Bab 11
AMBIL SAJA SUAMIKU 11 ___Ibu dan Mbak Renita langsung berjengit, mungkin membayangkan sedang membersihkan kotoran menantu barunya itu. Aku tertawa dalam hati. Itu baru secuil dari kejutan yang akan Ibu temui. Aku tak mau membayangkan reaksi Ibu kalau tahu Mas Arkan gagal tender, merugi ratusan juta rupiah dan terancam tak akan pernah mendapatkan proyek selamanya. Aku mengeluarkan notes dan pulpen dari dalam tas, menulis alamat rumah sakit dan nomor kamarnya, juga sekaligus menuliskan alamat rumah baru Mas Arkan dan Mayang. Kuletakkan kertas itu di hadapan Mbak Renita."Ini alamatnya. Namanya Mayang, dan ah, aku lupa. Ibu juga akan punya cucu baru, namanya Mimi."Ibu dan Mbak Renita saling pandang dengan wajah tak enak dilihat."Kayyisa, Nak, ini bisa dibicarakan baik-baik. Ibu akan memberi tahu Arkan agar berlaku adil. Atau kalau perlu, Arkan harus menceraikan perempuan itu lagi."Aku tersenyum. Suara Ibu tiba-tiba melunak. Ibu mungkin mulai bisa berpikir secara realistis, menghitu
Read more
Bab 12
AMBIL SAJA SUAMIKU 12PoV MAYANG"Oh, jadi ini perempuan yang membuat anakku berubah jadi bodoh? Astaga, Arkan. Apa yang dia pikirkan saat membuang berlian dan malah memungut kerikil ini?"Astaga. Jadi inikah Ibu mertuaku? Dan perempuan yang berjalan dengan wajah kaku di sebelahnya itu, pastilah kakak perempuan Mas Arkan. Wajah mereka mirip. Tapi, kenapa aura mereka tampak menyeramkan? Batu kerikil, dia menyebutku batu kerikil. Kalau saja dia bukan Ibu Mas Arkan, pastilah sudah balas kumaki-maki dia."Ibu … "Aku berusaha bangkit dengan susah payah. Bagaimanapun, aku harus mengambil hatinya. Sebentar lagi Mas Arkan akan menang tender. Kalau dia dapat untung satu milyar, aku pasti bisa beli apa saja. Aku bisa menyaingi penampilan Kayyisa. Aku akan minta mobil, emas …"Jangan panggil saya Ibu. Bagi saya, menantu saya satu-satunya cuma Kayyisa."Heh. Belagu banget. Nggak tahu dia kalau anak lelakinya bisa berlutut di depanku, rela menjilat kakiku kalau sekali saja aku menggoyang pinggul.
Read more
Bab 13
AMBIL SAJA SUAMIKU 13"Apa? Surat pindah?"Miss Dita tersenyum. Dia memindahkan satu map berkas di tangannya ke atas meja."Iya, kemarin saya menerima surat permintaan pindah sekolah atas nama Aimy Kusuma atau Mimi. Dan hari ini kebetulan sekali suratnya sudah selesai."Aku terbengong-bengong sesaat. Kuraih map berkas itu dan mendapati surat pindah sekolah milik Mimi berada paling atas, bergabung brrsama buku raport dan berkas lain. Surat itu sudah ditandatangani oleh kepala sekolah dan wali kelas, juga ditembus ke ketua yayasan. "Dan kata wali kelas, Mimi juga sudah tiga hari tidak masuk sekolah tanpa konfirmasi. Asumsi kami, Mimi mungkin sedang bersiap pindah sekolah. Tak apa-apa, anak-anak memang seperti itu. Saya doakan semoga Mimi betah di sekolah yang baru."Aku menelan ludah yang terasa kelu. Padahal hari ini aku datang ke sekolah untuk mendaftarkan Mimi supaya ikut abudemen mobil sekolah karena untuk sementara aku tak bisa mengantar jemputnya lagi. Tapi, sebuah kejutan ternya
Read more
Bab 14
AMBIL SAJA SUAMIKU 14"Kamu mau pergi lagi sama Arez? Aku gimana?""Emmm, kamu pulang duluan ya, May. Aku ada janji. Hari ini Arez ulang tahun."Mayang cemberut."Itulah kenapa, aku nggak suka kamu pacaran. Kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan pacarmu."Aku menelan ludah, tiba-tiba merasa tak nyaman mendengarnya. Tapi, tak lama kemudian Mayang tersenyum."Maaf, Kay. Aku cuma merasa kesepian. Kamu tahu sendiri, aku nggak punya teman lain selain kamu. Kamu membuat aku terdampar di sekolah orang kaya, dan ternyata, tak seorangpun mau berteman dengan orang miskin sepertiku selain kamu."Dia coba membuatku merasa iba, sekaligus menanamkan rasa bersalah. Memang akulah yang mengajak Mayang sekolah di SMA favorit ini, dengan janji akan membantu biaya spp-nya setiap bulan. Tentu saja, sebagai anak tunggal dari seorang pengusaha sukses, uang bukan masalah buatku. Bukan hanya spp, bahkan uang jajan dan membeli buku-pun, dia bergantung padaku. Kadang, dengan tampang sedih, dia cerita
Read more
Bab 15
AMBIL SAJA SUAMIKU 15"Kay! Kay! Ada apa sih?!"Kuabaikan suara Ajeng, yang ikut berlari di belakang kami. Derap tiga pasang sepatu membuat suara gemuruh. Untung saja, jam pelajaran sudah usai. Seluruh siswa dan para tentor sudah meninggalkan tempat ini.Di depan, Rayyan tiba lebih dulu. Ada seseorang disana, yang tiba-tiba saja membuat langkahku berhenti mendadak."Aduh!"Karena aku berhenti mendadak, Ajeng menabrak punggungku."Kok kamu nggak bilang kalau kurirnya masih disini? Dia itu … ""Kan aku belum selesai bicara, kalian sudah heboh aja. Memangnya ada apa? Kurirnya siapa?"Aku menghela napas panjang, lega sekaligus gemas karena sudah salah sangka. Seseorang yang mengawasiku di coffee shop seberang jalan itu kemarin, membuatku khawatir hingga langsung menduga yang tidak-tidak. Ah, sepertinya aku kebanyakan nonton drakor. Nyatanya, yang berdiri di sana, sang kurir itu adalah … "Kay! Kamu nggak bilang-bilang kalau Arez ada di sini!" seru Rayyan.Dua lelaki itu berbalik, dan tanp
Read more
Bab 16
AMBIL SAJA SUAMIKU 16PoV MAYANG"Dasar pelit!"Suara Ibu membuatku berlari ke depan. Sejak pagi tadi aku menunggu Ibu pulang, ingin tahu apa hasil dari kedatangannya ke rumah Kayyisa. Jika padaku Kayyisa bersikap keras dan tak kenal kompromi, pada Ibu dan Bapak yang sudah tua, Kayyisa pastilah akan luluh. Dia orangnya nggak tegaan. Tapi, jeritan Ibu tadi membuatku terkejut."Katamu Kayyisa itu baik hati dan pemurah, ternyata bohong. Jangankan ngasih uang, minuman aja nggak."Ibu menunjuk wajahku, sementara kulihat Bapak mengusap-usap wajahnya sendiri."Jadi nggak dapat? Terus aku ke rumah sakit pakai apa, Bu? Hari ini jadwal cek, apakah tulangku sudah menyatu semua atau belum. Terus Mimi mau daftar sekolah, terus … ""Loh kok tanya Ibu? Dasar anak tol*l! Itu kan urusanmu. Makanya pinter dikit jadi orang itu. Harusnya sebelum Kayyisa tahu kalian menikah, pindahkan dulu semua harta atas namamu."Aku merengut, tak terima dikatakan tol*l."Aku nggak tol*l. Rumah ini buktinya, sudah atas
Read more
Bab 17
AMBIL SAJA SUAMIKU 17Sepasang tangan kekar langsung menarikku begitu aku masuk ke kamar hotel melati itu. Detik berikutnya, aku telah terperangkap, bersandar di balik pintu dengan tangan yang menekan tubuhku agar tak bisa kemana-mana. Lalu, tanpa bisa kucegah, bibir si pemilik tangan telah menyerbu bibir dan leherku hingga aku terengah-engah, sementara tangannya dengan nakal meremas pant*t.Bugh!"Hentikan, sialan!"Kakiku berhasil menendang tulang kering di betisnya. Heran, lelaki itu seperti tidak merasakan apa-apa. Dia hanya melompat menjauh sambil tertawa lebar."Ternyata perempuanku belum berubah. Masih galak dan tentunya masih cinta sama duit hingga menghalalkan segala cara, hahaha … "Aku masih terengah-engah. Mau tak mau, serbuan tangan dan bibirnya tadi menimbulkn jejak panas dalam darah. Rasanya sudah lama sekali Mas Arkan tidak menyentuhku, sejak dia menjadi terlalu sibuk dengan segala proyek yang entah kapan itu menghasilkan uang itu.Di hadapanku, berdiri sosok lelaki b
Read more
Bab 18
AMBIL SAJA SUAMIKU 18PoV KAYYISA"Mbak Kay, ada Pak Arkan di depan."Sejak aku dan Mas Arkan bercerai, Bik Asih memanggil Mas Arkan dengan sebutan Bapak. Dulu, Mas Arkan sendiri yang minta dipanggil Mas dan Mbak saja oleh Bik Asih, katanya biar nggak terlalu berjarak."Saya dan Kayyisa kan masih muda, Bik. Masih imut-imut, jangan panggil Bapak-lah."Ah, dulu, Mas Arkan lelaki yang baik, hingga aku dengan mudah jatuh cinta padanya. Dia juga pekerja keras. Papa langsung setuju begitu tahu aku dan Mas Arkan menjalin hubungan, meski Mas Arkan berasal dari keluarga sederhana. Menurut Papa, seorang pekerja keras adalah seseorang yang punya masa depan. Sekaya apapun keluargamu, kalau kau tidak bekerja dan hanya sibuk menghabiskan uang warisan, maka kau tak akan bertahan.Aku mengangkat kepala dari layar ponsel. "Apa katanya Bik? Datang sama siapa?""Sendirian, Mbak. Katanya ini terakhir kalinya dia datang. Mohon diizinkan."Bik Asih mengulangi kata-kata Mas Arkan. Aku berpikir sejenak. Me
Read more
Bab 19
AMBIL SAJA SUAMIKU 19"Apa Papa yang menyuruh Mas Arkan ke rumah dan minta maaf padaku?"Papa yang sedang ikut menyusun lego bersama Celia di atas lantai, menoleh. Beliau meletakkan lego terakhir di tangannya, hingga membentuk sebuah istana yang indah. Celia bersorak gembira dan berlari ke dalam memanggil Eyang putrinya, hendak pamer.Papa bangun dari lantai dan duduk di sebelahku. Seperti itulah Papa. Di kantor, beliau adalah bos yang dihormati. Di mata publik, Papa adalah pengusaha sukses yang disegani. Tapi di rumah, Papa adalah Ayah dan Kakek yang luar biasa."Tidak. Arkan bahkan belum pernah menemui Papa. Padahal Papa menunggunya datang."Aku terdiam sejenak. Jika memang bukan Papa yang menyuruh, dan tidak ada intimidasi dari orang lain, apakah itu berarti semua permintaan maaf dan penyesalan yang dia ucapkan kemarin malam itu tulus? Wajahnya kembali terbayang, semua kata-katanya dan sikap manisnya pada Celia. Dadaku berdebar mengingat dia terus saja berkata 'untuk terakhir kali'
Read more
Bab 20
AMBIL SAJA SUAMIKU 20"Pulang dari sini, cobalah bercermin dan mengukur siapa dirimu!"Seperti orang terkena serangan jantung, wajah Mayang pucat pasi. Aku dapat merasakan Ajeng yang gemas ingin memberi pelajaran padanya. Tapi, tentu saja, kami tidak dibesarkan untuk berbuat kekerasan. Sesakit apapun orang lain menyakiti kita, akan selalu ada cara untuk membalas sakit hati tanpa harus menyentuhnya.Tapi, sepertinya aku tak perlu lagi melakukan apa-apa. Melihat wajahnya yang pucat pasi itu, aku tahu bahwa kata-kata kami lebih dahsyat dari sekedar pukulan atau jambakan."Pulanglah, Mayang. Apapun yang terjadi padamu dan Mas Arkan, bukan lagi urusanku. Jangan pernah mempertanyakan dirinya lagi, dan jangan pernah mengadu apa-apa. Kuharap, ini terakhir kali kita bertemu."Mayang menatapku dengan bibir bergetar, lalu, tiba-tiba saja, dia berbalik dan menghambur keluar sambil menangis. Aku menahan napas, berharap para siswa dan tentor tak ada yang keluar ruangan. Ruangan kelas semuanya kedap
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status