All Chapters of Terbelenggu Cinta CEO Kaya: Chapter 11 - Chapter 20
108 Chapters
BAB 11 Rintik Hujan
Hari itu, ketika Varisha datang kembali ke kantor Cakra, hujan turun dengan lebatnya. Rintik hujan menimpa jendela-jendela kantor, dan angin malam membawa aroma basah yang khas. Varisha memarkirkan mobilnya dengan hati-hati, tetapi saat ia keluar dari kendaraannya, hujan lebat langsung membasahi pakaiannya.Varisha melangkah dengan mantap melalui koridor kantor yang sudah hampir kosong karena hampir semua karyawan sudah pulang. Varisha langsung menuju pintu ruangan Cakra. Dia mengetuk pintu dengan lembut.“Masuk.” Varisha melangkah masuk setelah mendengar suara izin dari dalam.Saat Varisha memasuki ruangan, Cakra terkejut. Ia dengan cepat bangkit dari kursinya ketika melihat pakaian Varisha yang sudah basah oleh hujan. Cakra memandangnya dengan khawatir."Kenapa pakaianmu sampai basah begini?" tanya Cakra, khawatir.Varisha tersenyum lembut, mencoba meredakan kekhawatiran Cakra. “Tadi di depan tiba-tiba hujan, Pak.” Cakra yang telah terlalu sibuk dengan urusannya sejak tadi tidak me
Read more
BAB 12 Salah Paham
Hujan semakin deras, Varisha merasakan dingin malam merasuk ke tubuhnya. Ia masih setia menunggu sambil terus menggosok tangannya yang dingin, mencoba menghangatkan dirinya. Sementara Varisha sibuk dengan pikirannya sendiri, dia tidak menyadari bahwa seseorang berdiri di sampingnya.Baru saat mobil berhenti di depannya dan Aryo, supir pribadi Arshaka keluar dari mobil membuat Varisha tersadar. Ia menoleh dan baru menyadari kehadiran Arshaka. Pria itu berdiri dalam diam dan menatapnya dengan tatapan tajam.Varisha ingin menghindari pandangan Arshaka, tetapi kehadiran pria itu telah membuatnya terjebak. Dia mencoba untuk terlihat acuh tak acuh, menatap hujan yang turun, berharap Arshaka akan pergi dan membiarkannya sendiri.Varisha memutuskan untuk kembali menerobos hujan menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari kantor. Namun, sebelum ia bisa melangkah, Arshaka menahannya. Seolah-olah dunia berhenti berputar sejenak ketika Varisha merasakan sentuhan tangan Arshaka yang menyentuh
Read more
BAB 13 Terjebak dalam Labirin
Keesokan harinya, Varisha tiba di kantor jauh lebih awal dari biasanya, berharap bisa menghindari kemungkinan bertemu Arshaka. Sebelum masuk ke ruangannya, dia membenahi rambutnya dan melilitkan scarf lebih erat di sekitar lehernya untuk menutupi tanda yang Arshaka berikan padanya.Setelah sesi rapat pagi berlangsung, Varisha kembali ke ruangannya dan masuk dalam rutinitas kerjanya. Tumpukan pekerjaan menanti, dan dia berfokus untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut serta mempersiapkan jadwal untuk Ganendra selanjutnya.Ketika Varisha sedang sangat fokus dengan pekerjaannya, Arshaka tiba-tiba muncul di ambang pintu ruangannya, Varisha merasa hatinya berdebar kencang. Dia berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya di balik senyuman ramahnya, bertanya, "Apa ada yang bisa saya bantu, Pak?"Arshaka terdiam di tempatnya, matanya menelusuri wajah Varisha dengan tatapan yang sulit diartikan. Varisha, menyadari tatapan itu, dengan cepat mencoba menutupi lehernya yang tertutup scarf.“Sudah m
Read more
BAB 14 Hilang Kesadaran
Varisha berusaha menjernihkan pikirannya dengan bekerja lembur di kantor yang sepi. Hanya cahaya redup dari lampu meja yang menerangi ruangannya saat dia merampungkan tugas-tugasnya. Ketika dia akhirnya mematikan komputernya, keheningan kantor begitu mengganggu.Langit sudah mulai gelap saat Varisha meninggalkan kantor. Hanya ada sedikit pencahayaan di sekitar jalan, dan keheningan membuat langkah kakinya terdengar berisik di koridor. Ruangan kantornya sepi, hanya berisi perabotan yang menjadikan malam semakin suram.Varisha merasa hatinya berdebar keras di dalam dada saat ia berjalan menuju mobilnya di tempat parkir kantor. Kedua matanya meraba-raba kegelapan yang mulai melanda, membuatnya merasa semakin terkurung dalam rasa ketidakpastian yang terus menghantuinya. Hingga akhirnya, langkahnya terhenti. Rasanya ada yang tidak beres. Seketika itu juga, ia berbalik untuk memastikan, tetapi hanya menemui kegelapan malam yang pekat.Namun, sesaat kemudian, rasa cemasnya terbukti bukanlah
Read more
BAB 15 Kilatan Amarah
Arshaka duduk di dalam mobilnya dengan pandangan tajam mengarah ke pintu masuk gedung perkantoran. Sejak pertemuan terakhirnya dengan Varisha, bayangan gadis itu merajalela di benaknya. Tidak ada yang bisa menjelaskan ketertarikan ini, tetapi ia merasa seakan dunianya terbelah menjadi dua bagian: satu yang berkaitan dengan dunia bisnis dingin dan tanpa belas kasihan, dan yang lainnya penuh warna dengan sosok gadis yang tak pernah bisa dia lepaskan dari pikirannya.Arshaka duduk di dalam mobil mewahnya, matanya terpaku pada pintu masuk gedung perkantoran yang tampak dari jendela. Waktu terasa berjalan sangat lambat, dan Arshaka merasa gelisah. Biasanya, ia hanya menunggu sebentar dalam pertemuan bisnisnya, tetapi hari ini adalah pengecualian.Saat akhirnya ia melihat Varisha, hatinya berdebar kencang. Gadis itu berlari, sepatu hak tinggi menyentuh tanah dengan cepat. Arshaka ingin keluar dari mobil, tetapi sesuatu menghentikannya. Ia melihat ekspresi ketakutan di wajah Varisha, seolah-
Read more
BAB 16 Permainan Arshaka
Ketika Varisha mengerjapkan matanya, pandangannya mulai menyesuaikan dengan cahaya ruangan yang cukup terang di ruang perawatan rumah sakit. Tubuhnya terasa kaku dan sakit di beberapa bagian. Aroma obat-obatan dan bau steril rumah sakit mencampuri udara, menciptakan suasana yang familiar meskipun tidak nyaman.Ketika dia mencoba untuk duduk, ia merasakan rasa sakit melintasi tubuhnya. Kilatan kenangan akan peristiwa semalam membanjiri pikirannya. Dia ingat dengan jelas betapa dia hampir diculik oleh sekelompok pria yang menculiknya dan pertemuannya dengan Bagas. Seorang perawat yang memasuki ruangan dengan senyum ramah segera mendekati tempat tidur Varisha. "Selamat pagi, kamu sudah mulai sadar. Bagaimana perasaanmu?" tanyanya sambil mengecek catatan medis Varisha.Varisha mengangguk perlahan. "Iya, apa yang terjadi, Sus? Siapa yang membawa saya ke sini?" tanyanya bingung.Perawat itu memberikan penjelasan singkat. "Seseorang membawamu ke sini dan tengah mendapat perawatan intensif s
Read more
BAB 17 Menguji Kesabaran
Saat Varisha hendak keluar dari ruang perawatan Arshaka, dia merasa seperti mendapat napak tilas dari salah satu adegan terburuk dalam hidupnya. Namun, sebelum dia bisa benar-benar meninggalkan ruangan itu, Cakra melangkah masuk, membuatnya tersentak dan terkejut.Cakra memasuki ruangan itu dengan langkah tenang, matanya jatuh pada wajah pucat Varisha, yang masih terlihat jelas di wajahnya. Wajah Cakra tidak menunjukkan banyak ekspresi saat dia memeriksa Varisha dengan tajam, mempertimbangkan luka dan memar yang masih tampak di tubuh gadis itu.“Bagaimana kondisimu?” tanya Cakra dengan ekspresi serius.Varisha mencoba tersenyum, meskipun terasa sulit. "Saya baik-baik saja, Pak. Ini hanya luka ringan."Cakra terdiam sejenak, Sekilas terlihat wajahnya yang tampak cemas melihat kondisi Varisha. Ia menggerakkan tangannya untuk menyentuh wajah Varisha yang memar, tetapi kemudian menariknya kembali. Ia tahu bahwa tindakan seperti itu akan terlalu pribadi."Kamu perlu beristirahat, Varisha,"
Read more
BAB 18 Mencari Informasi
Setelah pulang dari rumah sakit, Arshaka menghabiskan waktunya di ruang perawatan pribadinya. Terbaring di atas ranjang, ia merasa sedikit lega setelah mendapat perawatan yang layak. Cedera di tangannya masih terasa, tetapi ia yakin bahwa dengan istirahat yang cukup, semuanya akan sembuh.Arshaka memanggil asisten pribadinya, Leo, ke dalam ruangan. Dengan wajah serius, ia meminta kepada Leo untuk memastikan bahwa berita tentang insiden di rumah sakit tidak tersebar. Ia tidak ingin namanya terhubung dengan kejadian tersebut lebih jauh lagi. Leo dengan cermat mencatat permintaan Arshaka dan menjamin bahwa semua akan diurus dengan baik.Setelah Leo pergi, Arshaka menghubungi Rey, sekretaris pribadi yang selalu cakap dan andal dalam menangani segala urusan Arshaka. Arshaka memercayakan banyak hal padanya, terutama ketika ia membutuhkan informasi tertentu atau ingin menyelidiki suatu hal. Rey tiba di ruangan itu dengan cepat, mempersilakan dirinya duduk di kursi di depan meja kerja Arshak
Read more
BAB 19 Meminta Bantuan
Varisha melangkah masuk ke ruang kerja Arshaka yang ada di rumah pria itu. Ruangan itu tampak jauh lebih mewah dan eksklusif dibandingkan dengan ruang kerja Ganendra yang pernah dilihatnya. Kain-kain mahal menutupi meja, lampu gantung bergaya mewah menggantung di atas, dan rak-rak penuh dengan berbagai buku referensi dan dokumen penting. Varisha merasa tidak nyaman, merasa sedikit terlalu rendah di antara semua kemewahan ini.Kedatangan Varisha hari ini merupakan hasil dari kesepakatan dengan Arshaka. Dia telah menyelesaikan urusannya dengan Ganendra dan bahkan sempat menemui Cakra untuk membahas perkembangan terkini mengenai Bagas, yang kini sudah kembali berada di penjara.Arshaka yang duduk di meja kerjanya melihat Varisha masuk dan mengalihkan perhatiannya kepadanya. Dia bertanya, "Apa urusanmu sudah selesai?” Varisha mengangguk pelan dan langsung bertanya, "Apa yang Anda butuhkan?"Arshaka memberikan senyuman yang terlihat beratapkan lapisan tanda tanya. "Saya ingin kamu menjadi
Read more
BAB 20 Lebih Dekat
Varisha menarik napas dalam-dalam sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya. Karena ia merasa terjebak dan tak ingin membuat situasinya semakin rumit, akhirnya ia mengikuti langkah Arshaka dan memasuki kamar pribadi pria itu.Mereka berdua berdiri di tengah kamar yang luas dengan warna-warna netral yang tenang. Arshaka berjalan ke tempat tidurnya dan duduk di pinggiran. Dia mengepalkan tangannya untuk melepaskan perban dari luka di perutnya.Arshaka menatap Varisha yang masih berdiri, menunggu instruksi selanjutnya. Arshaka merasakan detak jantungnya yang berdebar kencang, dan itu adalah sensasi yang sangat aneh baginya. Selama hidupnya, dia selalu dapat mengendalikan situasi. Tetapi sekarang, ada kebingungan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, dan dia tidak tahu bagaimana harus menanganinya.Varisha akhirnya bergerak mendekat. Dia mencoba menutupi perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Sementara Arshaka mengangkat baju yang telah dilepaskan sebagian unt
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status