Semua Bab Sepupu Rasa Suami: Bab 41 - Bab 50
103 Bab
Bab 40- Misteri demi Misteri
Pedagang cilok itu mengeluarkan tanda pengenalnya, Ehan melirik sekilas."Jika anda kooperatif, aku akan membebaskan mu Pak Ehan. Jadi tolong, diam saja disini, jangan merusak rencana kami."Ehan terdiam. 'Arrggghhh... awas saja kau Dinda, jika benar kau bersengkokol dengan Aldo untuk menyelakai Ara, aku tak akan memaafkanmu."Batin Ehan mengepalkan tangan. Gavin kembali memberi informasi jika Ehan sudah di amankan. --- Jantung Dinda berdegup kencang, dia menggenggam ujung bajunya dengan kuat, Dinda sangat tahu bagaimananya bringasnya seorang Aldo, lelaki yang selalu meneror dan mengancamnya. Daffa dan kepala tim Kompol Andika berada di ruangan yang berbeda, terlihat Aldo memandang rumah itu. 'Ini... sangat rapi, pintar juga wanita itu mencari tempat persembunyian.' Aldo melirik dua bodyguardnya dan securty rumah itu, meminta mereka pergi, tapi securty itu enggan meninggalkan ruang tamu. "Hei, aku pemilik rumah ini, jadi silahkan kamu keluar." Teriak Aldo. Sudah habis kesabar
Baca selengkapnya
Bab 41 - Hampa
"Tahan, Pak Daffa, kita selesaikan di kantor polisi." Kata Kompol Andika.Dengan di borgol kedua tangannya, Aldo digiring ke kantor polisi bersama dua anggotanya, dari kejauhan Ehan menatap tiga mobil keluar dari rumah itu, pegangan tangannya mengerat di stir mobil.'Aldo... Kau dalangnya.'Mobil terakhir keluar, terlihat Dinda yang lemah, di mobil itu juga Daffa berada, pria muda itu melirik mobil putih yang dikendarai Ehan, dia abai saja. Daffa sudah tak ingin berurusan dengan Abang Iparnya. ---"Bagaimana? Apa sudah aman?" Tanya Fathur pada mata-mata nya."Sudah, bos. Mereka sudah di bawa ke kantor polisi, hanya... wanita itu ada bersama pak Daffa.""Baik, kau ikuti Daffa, jaga jarak. Jangan sampai ketahuan.""Siap, Boss."Fathur menghela nafas, menyimpan ponselnya kembali di saku'Aku tak akan diam, jika hanya Aldo yang di penjara, Daffa. Sebenarnya apa yang akan kau lakukan pada Dinda. Rasanya, ingin sekali menampar wanita sialan itu.'Fathur kembali ke dalam ruang rawat, Ara se
Baca selengkapnya
Bab 42 - Merindukan mu
Ehan menatap langit Pekanbaru dengan sendu.'Ara... semoga kau menerimaku kembali.'Wardah melirik anaknya dengan tatapan yang sulit di artikan. Iba, tentu saja, tapi itulah konsekuensi yang harus dia terima karena telah menyia-nyiakan istrinya.---Dinda termangu di depan jendela, kata demi kata yang terlontar dari mulut Daffa seakan menamparnya, dia mengusap perutnya, beberapa hari yang lalu dia mual dan muntah-muntah, para pengawal membawanya ke klinik terdekat, dan dia positif hamil.Dinda menarik nafas dalam-dalam untuk memenuhi paru-parunya, sesal yang semakin membuncah menyiksa batin, dia ingin sekali menghubungi Ehan, memberi tahu jika ada janin dalam perutnya, dulu... dia sangat menginginkan bayi ini, agar Ehan bercerai dari Ara.Namun, saat ini nyalinya ciut, dia sangat malu untuk berjumpa dengan Ehan. Dinda menunduk mengusap air mata yang menetes, saat ini dia tinggal di sebuah kontrakan sederhana di daerah Jakarta Selatan, Daffa sengaja menjauhkan Dinda dari Ehan, selain
Baca selengkapnya
Bab 43 - Suami impian Ara
"Aku merindukanmu." Lirih Fathur.Kemudian dia memeluk Ara dengan hangat, Ara tak menolaknya, dia pun merasakan kerinduan yang sama, entah kenapa berada disisi Fathur hatinya begitu nyaman.Ara memejamkan mata, menikmati setiap helaan nafas Fathur yang terdengar teratur, pelukan itu membuat Ara meleleh, begitu hangat dan...Menenangkan.Keduanya saling berpelukan, Fathur mengusap kepala Ara, dua hari tak bertemu rasanya satu tahun.Disisi lain, Elma mendengar percakapan mereka, dia tersenyum menyeringai."Umpan yang bagus, Maafkan aku, Ara." Kekeh Elma. Dia kembali ke kamarnya, tadi dia sangat suntuk dan ke lantai dua, tak sengaja melihat Fathur masuk ke kamar Ara yang terbuka, dengan cepat Elma ke balkon samping kamar Ara.Meski tak terlihat, tapi dari pembicaraan mereka Elma bisa menebak, jika Ara dan Fathur memiliki hubungan spesial.Elma masih mondar-mandir memikirkan cara untuk membuat Ehan benar-benar pisah dari istrinya, dia memegang dagunya sesekali memejamkan mata. 'Bagaimana
Baca selengkapnya
Bab 44 -Selingkuh di balas selingkuh
[Meski Abang jauh, tapi Abang merasakan jika kau sedang gelisah, merindukan Abang kah?][Preeettt]Ara tertawa geli membacanya, Fathur selalu bisa menghidupkan moodnya yang sedang turun. Sikapnya yang ramah dan penuh pengertian, membuat hati Ara selalu ingin di dekatnya. Bagi Ara, Fathur... adalah sosok suami dalam impiannya. [Sudah, tidur lagi sana, Cepat sembuh, kalau kau sudah sehat aku akan ajak kau ke Turki.] Ara tersenyum, sudah satu bulan dia duduk kursi roda, akibat kecelakaan itu membuat kaki Ara lemah, kata dokter tulang, hanya bersifat sementara, dan bisa sembuh dengan rutin terapi, Ara menghela nafas, dia sudah jengah harur bolak balik ke kamar mandi.'Tapi, aku harus sembuh, jika tidak... Bahaya.'Ara memaksa matanya untuk tertutup, lambat laut dia pun tertidur lagi.---Ehan berlari kecil saat tiba di rumah ber cat putih, di Kawasan perumahan elit di Bandung, tadi malam dia mendapatkan kabar jika Dinda hamil, dan Daffa memintanya untuk datang, dengan syarat dia tak mem
Baca selengkapnya
Bab 45 - Pilihan yang sulit
Daffa mengangkat bahunya, Om Reno bingung, tak seperti biasanya Daffa cuek begitu."Aku hanya ingin menahan mereka, sampai Elma dan cecunguk yang berkerja pada nya di tangkap, Karena Dinda adalah saksi kunci. Aku yakin jika Om Rudy tak tahu menahu tentang kasus korupsi pengadaan bahan kimia itu."Om Reno manggut-manggut membenarkan ucapan Daffa, Selama ini Rudy adalah lelaki yang loyal, apalagi Ahmad adalah sahabatnya.Daffa memejamkan mata sejenak, dia merindukan kakaknya, sudah satu Minggu tak berjumpa.'Ara... Kau harus bahagia, aku pastikan kau akan pisah dengan Ehan, lelaki sialan ini.' Batin Daffa kesal. Daffa berbalik lalu keluar ruangan itu dan diikuti Om Reno, di ruang tamu masih terlihat Dinda dan Ehan yang sedang ngobrol, keduanya tersenyum kaku saat Daffa menghampiri."Bagaimana, Bang? Kau mau melepaskan Ara bukan? wanita selingkuhanmu ini sedang hamil." Tanya Daffa ketus.Dinda menunduk dalam, dia tak berani memandang Daffa, matanya sangat tajam seakan ingin menelannya m
Baca selengkapnya
Bab 46 - Rindu yang membelenggu
Rudy mengusap kasar wajahnya."Ya Allah.... Aku gagal mendidik anak-anakku, apa salahku.' Lirih Rudy Frustasi.Dari kaca spion, sang sopir melirik atasannya, ada rasa iba di hatinya, sopir itu selalu memperhatikan keluarga Rudy.'Alhamdulillah, meski aku miskin, tapi kami bahagia. Dibandingkan Pak Rudy yang kaya tapi banyak masalah, tak akur pula sama anak-anak, ujian setiap orang berbeda-beda, semoga saja Pak Rudy kuat, dan dapat membimbing anak-anak kembali.' Batin sang sopir.Rudy menyandarkan tubuh, lalu memejamkan mata, berharap semua informasi yang dia dengar adalah salah.Disisi lain, Ehan masih menemani Dinda menyantap makanannya, bubur dengan telur rebus. Dinda makan dengan sangat pelan, Ehan memperhatikan nya, banyak yang berubah dari wanita itu.Dinda tak lagi berpakaian seksi seperti biasa, wajahnya pun tak ada polesan make up, hanya memakai bedak tipis agar tak terlihat pucat. Diarea mata terlihat bengkak karena sering menangis.Ehan menghela nafas panjang, ada rasa iba j
Baca selengkapnya
Bab 47 - Cinta yang rumit
satu Menit...Lima menit...Tak ada balasan, Fathur semakin gusar, dia pun merasakan rindu yang sama, beberapa hari yang lalu dia harus kembali ke tanah Bugis untuk menyelesaikan masalahnya, apalagi saat ini Fathur seorang komisaris hotel Ar Rayyan yang tersebar di Kota-kota terbesar di Indonesia.Sebelumnya, dia menyembunyikan identitasnya, sebagai pewaris Wings Group Milik ayahnya, tapi entah kenapa Ayahnya memperkenalkan dirinya pada seluruh koleganya.Tentu saja, semua itu membuat Fathur semakin sibuk, dan tak bisa bertemu Ara setiap hari."Lama-lama aku bisa gila tak bertemu Ara. Ah, yang benar saja, cinta membuat otakku Eror." Guman Fathur.Fathur beranjak dari duduknya, kemudian turun ke bawah di lihatnya Ayahnya sedang asik memainkan ponsel, orang tua zaman sekarang tak mau kalah dengan anak muda, Ponsel tak akan pernah lepas dari tangan kecuali saat-saat tertentu."Ehem..." Fathur duduk disamping ayahnya. Tapi lelaki paruh baya masih saja sibuk menekan tombol-tombil di gawain
Baca selengkapnya
Bab 48 - Menunggu Janda gemoy
"Mas sungguh-sungguh menyesal, mas minta maaf. Mas tak akan meninggalkanmu, beri aku kesempatan sekali lagi, Ara. Kita rajut kembali rumah tangga kita yang retak, Mas yakin... kita akan lebih bahagia dari sebelumnya."Sudah Beratus kata maaf terucap dari bibir Ehan, sampai-sampai Ara jengah mendengarnya. Ara diam saja, dia berlalu dari hadapan Ehan yang masih menunduk."Istirahat lah, Mas baru pulang dari Bandung kan? pasti sangat melelahkan. Aku tidur dulu." Ucap Ara dingin.Ara membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi miring dia membelakangi Ehan. Kemudian memejamkan mata, hari ini dia sangat lelah, pikirannya kacau, bukan karena memikirkan Ehan tapi karena rindu pada sepupu suaminya itu.---Sebulan berlalu...Fathur sudah ada di Kota Pekanbaru, kota yang sama dengan Ara, lelaki bertubuh atletis itu semakin sibuk dengan bisnisnya, baginya waktu adalah uang, sedetik saja tak boleh disia-siakan. Sedangkan Ara, sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri, meski terkadang masih bu
Baca selengkapnya
Bab 49 - Sedikit berdebat
Haikal dan Haris langsung tertawa, diantara mereka bertiga memang hanya Fathur yang sudah berumur tiga lima, dan masih jomblo. Hanya Daffa yang tahu, jika Fathur mencintai kakaknya."Jangan bilang kau mau cari janda yang gemoy, Fathur..." Celetuk Haikal.Membuat Daffa menutup mulut menahan tawa. Semuanya saling lirik, Dan...."Ha...Ha...Ha..."Keempat bujangan itu tertawa terbahak-bahak. Meski masih bujangan tapi pesona mereka selalu menjadi perhatian wanita.Lihat saja, seorang pembisnis, dengan wajah tampan, hidung mancung, tubuh atletis dan... kulitnya tak terlalu putih, hanya Fathur yang tak tergoda dengan wanita lain selain Ara, dia memang pernah menjalin hubungan dengan wanita hanya sebagai pelampiasan saja.---Ehan tidur disamping Ara, dilihatnya wajah istrinya yang begitu tenang, saat ini dia tak berani menyentuh, Ara akan marah jika Ehan dekat-dekat dengannya.Lelaki itu mendengar setiap helaan nafas Ara, begitu tenang dan damai. Dia pun teringat dengan ponsel Ara, gegas Eh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status