Hampir larut malam perut Kiran keroncongan. Nasib tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tua, apa-apa serba dikerjakan mandiri. Ia memang jarang makan kecuali lapar setengah mati. Apalagi stok makanan akhir bulan menipis. Kiran harus pergi ke mesin ATM tarik uang tunai baru bisa beli nasi goreng seberang jalan. Sudah cukup lama Kiran tidak ke luar cari makan malam-malam. Mungkin adaptasinya meningkat pesat berkat Ria dan Ranu. Peran mereka sangat berpengaruh ke dalam kesehariannya. "Pak, beli nasi goreng satu. Nasinya setengah porsi, banyakin sayuran aja." "Baik, Mbak. Duduk dulu sambil nunggu." "Iya." Kiran duduk melihat-lihat kendaraan lewat. Jika kehidupan bisa lebih bersinar dan berwarna seperti lampu kendaraan, maka sedikit lebih baik baginya. Sebelum ke luar Kiran membaca buku "Pemanggilan Roh Jahat" , tepatnya bab Ritual Pemanggilan. Bukan pemanggilan roh jahat secara acak, namun awal kemunculan Gataka dilakukan secara sengaja untuk membangkitkan dendam. Syarat Pema
Baca selengkapnya