GATAKA : Kesengsaraan Berujung Kematian

GATAKA : Kesengsaraan Berujung Kematian

Oleh:  KIKHAN  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
77Bab
315Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Takdir buruk Kiran Nawasena dimulai sejak lahir. Roh jahat yang disebut Gataka merasukinya dan mengendalikan Kiran. Kekuatan Gataka berimbas pada kehidupan sehari-hari Kiran. Ia mampu melihat hantu dan membaca pikiran dan sifat asli orang lain. Sifat emosional Kiran menjadi daya tarik bagi Gataka. Setelah melahirkan Kiran, ibunya meninggal dunia. Beberapa tahun kemudian sang ayah, Tarendra Nawasena, turut mencari cara melenyapkan Gataka namun berakhir tewas mengenaskan. Kiran pun pernah hampir mati di tangan Gataka karena menyakiti fisiknya sendiri. Semua yang dihinggapi Gataka akan mati. Jika bukan, maka orang-orang sekitar yang akan menggantikan nyawanya. Dalam upayanya Kiran berteman dengan Ria yang bekerja satu pabrik. Sosok periang Ria ternyata hanya alibi menutupi luka besar di hatinya. Tidak lama berteman, mereka dipertemukan dengan pria bernama Ranu. Ranu adalah asisten manajer di tempat mereka bekerja. Ranu memburu roh jahat yang berada dalam tubuh Kiran dan turut andil membantu melepas belenggu Gataka. Adakah cara untuk melepaskan diri dari Gataka? Apa alasan Ranu memburu Gataka dan membantu Kiran? Apa Gataka yang berada dalam tubuh Kiran pernah mendatanginya jauh sebelum Kiran lahir? Lalu apa hubungan Kiran, Ria, dan Ranu dalam kasus Gataka?

Lihat lebih banyak
GATAKA : Kesengsaraan Berujung Kematian Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
KIKHAN
novel horor ke-3. mohon dukungannya manteman~
2023-10-20 06:42:53
0
77 Bab
Pendalaman
Bulan sabit bersinar tengah malam, meski langit gelap terasa terang. Yang dilihat oleh gadis bernama Kiran Nawasena hanya kegelapan, bukan sinar bulan yang biasanya menarik perhatian orang. Hal itu menjelaskan dirinya.Perempuan kelahiran tahun 2002 yang kini bekerja sebagai buruh pabrik mengakui semakin dia bersinar maka kegelapan mengelilinginya.Banyak orang berbisik tentang Kiran. Percuma punya paras cantik kalau auranya suram. Penolakan berteman membuat mereka kapok dekat-dekat Kiran. Ada saja momen apes kalau berani menjahilinya.Satu-satunya cara Kiran bertahan di dunia fana ini ialah diam dan memendam segalanya seorang diri. Membiarkan awan hitam menyelimutinya supaya tidak menarik perhatian makhluk gaib.Sejak usia 4 tahun Kiran menyadari tidak semuanya manusia di alam yang ia pijaki. Mendiang ayahnya ketar-ketir berlarian mencari cara memutus kutukan Kiran.Penglihatan Kiran bukanlah anugerah. Kematian Tarendra Nawasena disebabkan karena kegagalan dalam usaha tersebut. Roh j
Baca selengkapnya
Identitas Gataka
Selesai jogging Ria memutuskan istirahat depan rumah Kiran yang dekat dengan rute putaran.Jangan tanya Ranu, dia pamit pulang ke kos pas lewat depan gang meninggalkan mereka.Ria memegang botol mineral yang dibeli di warung depan selagi matanya berkaca-kaca teringat perkataan Ranu."Sejak kapan?" Kiran menoleh kaget. "Apanya, Mbak?" "Itu, kamu rawan kerasukan.""SD.""Sekarang gimana?""Intensitasnya jarang, tapi sesekali lepas kendali seperti kemarin."Ria melotot lebih kaget pastinya. "Maksudnya pas malam-malam di pabrik, lampu pecah itu karena— " Sungguh dia tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi setelah melihat wajah Kiran sedekat sekarang. Mengetahui proses kerasukan Kiran amat parah sampai memecahkan lampu satu gedung artinya Ria harus waspada dengan sesuatu di balik wajah polosnya."Mbak tenang saja. Aku kerasukan terparah cuma pas bulan purnama."Intinya sering dirasuki. "Mana bisa tenang. Kamu sudah berobat ke orang pintar? Aku punya kenalan, mau coba ke sana?" Ria memegang
Baca selengkapnya
Manusia dengan Takdir Mengenaskan
Alhasil habis menangis di pojokan pintu, Kiran tidak bisa tidur sama sekali. Ini yang dinamakan menenggelamkan diri ke laut. Masuk kerja malam tapi paginya jogging, siangnya nangis, sorenya bersih-bersih rumah.Lantas apa yang diharapkan dari karyawan yang mengantuk berat sedang bekerja? Target? Haha. Menahan mata supaya tidak terpejam saja memberi efek pusing, mual, dan sebagainya.Sering terjadi saat mengantuk dia dikejutkan dengan hantu seliweran. Kiran cuma berharap tidak halusinasi setelah kemarin dirasuki.Apa solusi dari mengantuk selain tidur? Kopi. Kiran berangkat 10 menit lebih awal agar sempat beli es kopi di warung pangkalan depan pabrik. Di depan gang ia bertemu Ria. Mereka sama-sama terkejut papasan tanpa janjian.Usai tersenyum awkward, Ria mengaitkan tangan kanannya ke tangan kiri Kiran. "Barengan.""Aku mau mampir beli kopi. Mbak, mau?" "Tumben. Aku sudah bawa." Ria mengangkat totebag transparan yang berisi tumbler dan bekal makan. "Kalau bilang aku bikinin sekalian
Baca selengkapnya
Penemuan Mayat di Pabrik
Kepala Kiran rasanya berkedut dan sakit sekujur tubuh usai terbangun di atas bed klinik. Ia pernah istirahat di sini pas nyeri haid, jadi langsung mengenali tempatnya berada."Kenapa aku di sini? Kerasukan lagi?" lirihnya turun pakai sepatu. Setelah lihat jam dinding yang terletak di atas pintu masuk menunjuk angka enam lebih lima belas menit, dirinya buru-buru berdiriRia masuk ke bangsal klinik membawakan teh hangat untuk Kiran dan melihat dia mau pergi. "Mau ke mana? Duduk dulu." "Ini pagi atau sore, Mbak?" "Kalau sore kamu bukan di sini lagi, tapi kamar mayat." Masuk akal. "Pagi ya." Kiran diajak duduk di kursi tunggu dekat meja resepsionis sambil menyeruput teh buatan Ria. Ria menyukai klinik sebab ber-AC. Tidak panas seperti di luar maupun dalam gedung pabrik. "Mau langsung pulang atau sarapan di warung dulu?" “Langsung.” Cangkir teh ia sodorkan kembali pada Ria. Pertanyaan selanjutnya, "Aku kerasukan lagi pas kerja, Mbak? Tapi seingat aku terakhir lagi ngobrol sama Mas Ranu
Baca selengkapnya
Ranu Berdusta sementara Ria Curiga
Ria dibuat gila mencari keberadaan Kiran. Dari bagian depan hingga belakang gedung sama sekali tak ditemukan tanda-tanda batang hidungnya. Notifikasi pesan dari grup tiap bagian muncul serentak berisi informasi karyawan dipulangkan selagi olah TKP pihak kepolisian. "Sudah ada polisi?" Lampu sirine yang berasal dari mobil polisi terlihat dari pintu yang terbuka lebar. Usai dibubarkan, rombongan karyawan pulang sambil menahan rasa penasaran siapa identitas mayat dalam tanah. Dari kumpulan polisi dan satpam yang sedang mengobrol Ria melihat Kiran dari posisinya sekarang. "Ngapain dia di sana?" Tanpa babibu dia berlari menghampiri Kiran. Plak! Ria memukul punggung orang yang dia cari satu gedung sampai ngos-ngosan. "Mbak?" Punggungnya terasa panas tiba-tiba dipukul. "Kamu dari mana saja?!" Setengah teriakan Ria mengejutkan semua pihak, termasuk Kiran. Pak Imron menunjuk Ria saat sedang memberi keterangan. "Itu saksi pertama, Pak." "Aku cari kamu dari ujung ke ujung!" Ria mengusap
Baca selengkapnya
Bilik Rahasia
Ria pun penasaran bagaimana mula cerita Ranu berbagi informasi. Seharusnya Ria bertanya hal yang sama kemarin siang, bukan menelan mentah-mentah. Jika sudah begini jadi Kiran salah paham tentang mereka. "Mas, dijawab." Ria mendesak pria itu supaya cepat beri jawaban. Pertanyaan Kiran tidaklah sulit. "Kalau saya jawab iya, kamu mau apa?" "Gimana kalian berdua bisa bertemu?" tanya Kiran. "Dulu. Udah lama sebelum orang tua saya kecelakaan." Akhirnya Ranu jujur. Ia pikir terbuka sekarang lebih baik untuk bekerja sama melenyapkan Gataka dengan menggabungkan cerita mereka. Ria sangat terkejut bahwa Gataka menewaskan keluarga Ranu. "Pasti sulit nerima takdir ya, Mas." "Itu udah gak penting sekarang. Saya sekarang fokus cari jalan ke luar. Cuma kamu yang bisa bantu saya." Kiran malah bengong diajak bicara. Ria yang sedikit-sedikit curiga Kiran kerasukan langsung mengibaskan tangannya ke wajah Kiran. "Heh, Kiran!
Baca selengkapnya
Sebuah Mantra
Pemilik rumah masuk terlebih dulu memastikan keadaan aman terkendali mengandalkan senter ponsel. Jika beruntung tidak ada roh jahat mendiami ruangan rahasia, mereka dapat mengulik interior lebih lama. "Saya takut, Mas." Tangan Ria berpegangan lengan Ranu. "Saya lebih takut kamu begini. Cepat kamu masuk duluan," ucap Ranu. Bibir manyun Ria tercetak jelas. Masa iya dia ditakuti pria setampan Ranu. Alih-alih mantra kekayaan, lebih bagus ada buku berisi mantra pelet biar Ranu klepek-klepek. Ranu menghempaskan sarang laba-laba di atas pintu dengan kibasan tangan. Kaki kanannya maju dan mulai meraba tembok mencari sakelar lampu. "Kiran, si Ria lagi mikir apa?" tanyanya jengah. Ctek! "Wih, terang benderang." Ria baru menyusul datang. "Berkat Mas Ranu kegelapan pun kalah. Gimana kalimatnya? Bagus gak?" Pertama, Kiran menjawab pertanyaan Ranu. "Mbak Ria mau pelet kamu, Mas." Kedua, pertanyaan Ria. "Cocok, Mbak." Ia turut b
Baca selengkapnya
Kepingan Puzzle
Tepat sejajar pintu bilik rahasia di perpustakaan Kiran maju sebanyak dua langkah kira-kira berjarak tiga meter supaya penglihatannya jelas. "Kiran, itu apa?" Bulu di leher Ria berdiri bak kena angin dingin lewat. Pertanyaan dari sisi kanan Kiran ingin diketahui Ranu di sebelah kirinya juga. Bayangan Gataka di lantai perlahan bangkit menyamakan wujud cangkang tempatnya hidup selama dua puluh tahun. Bayangan serta aura hitam di sana menunggu dengan kesal tidak mendapat apa yang diinginkan. "Dia mungkin gak bisa mendengar pembicaraan kita," duga Ranu. "Itu sebabnya Gataka tampak murka." "O-ohh gitu ya. Ya udah. Gimana sekarang?" Ria menatap dua manusia tanpa takut terus memandang Gataka. Selama ini yang Ria tahu rupa hantu bohongan di pasar malam. Lihat langsung bentuk Gataka, jujur Ria takut. Bukan takut karena kedua hal yang dia sebutkan. Tapi, kalian belum lupa Ria sering menggunjing Gataka, bukan? Sial*n, bajing*n, dan se
Baca selengkapnya
Hampir Terlambat
Tepat pukul sembilan pagi Ranu pamit pulang. Selimut pemberian Kiran dilipat rapi. Dia memakai jaket yang selalu dipakai tiap berangkat kerja shift malam, warna biru dongker bahan kulit. "Teman kamu mana?" tanya Ranu. "Belum bangun," jawab Kiran. Pria itu memakai jam tangan selagi menghela napas berat. Ria sangat tidak disiplin perihal waktu dan janji. "Mungkin sebentar lagi. Mas Ranu gak nunggu Mbak Ria?" Kiran enggan membangunkan orang tidur. "Untuk apa?" Ranu bersikap acuh. Mereka sudah dewasa bisa pulang ke rumah sendiri. "Sekitar jam enam saya dengar suara gedebak-gedebuk dari belakang. Kamu?" Kiran kelihatan kaget Ranu dengar kehebohan aktivitasnya tadi. Ia malu mau memberitahu Ranu sudah masak sarapan buat mereka, lagipula Ranu bersiap pulang. Ranu lihat Ria ke luar dari kamar sambil mengulet merentangkan tangan ke atas. Baguslah dia sudah bangun. Ria mengendus aroma makanan. "Kamu masak ya? Wangi
Baca selengkapnya
Tidak Ada Kemajuan
Terlalu banyak hal dalam pikiran Kiran membuat kepalanya hampir meledak. Sudah berapa kali konsentrasinya teralihkan menyusun kepingan puzzle. Jika dikumpulkan setiap satu negara dalam peta dunia menyimpan satu rahasia, bayangkan apabila digabungkan masih dalam keadaan acak. Siapa korban di tahun 2012, itulah isi yang harus dicari faktanya. Tunggu. Saat ini tahun 2022 yang artinya kelipatan lima tahun sejak Gataka muncul di tahun 1992. Apakah kematian misterius kemarin merupakan ulah Gataka dalam diri Kiran? Jantung Kiran berdegup kencang. "Gak mungkin," dia menyangkalnya namun tak bisa. Semua orang dalam gedung sedang fokus bekerja mendadak dikejutkan dengan listrik mati. Penerangan menjadi gelap gulita. "Ini perusahaan gak bayar listrik, kah? Perasaan sering mati deh." Ria mematikan mesinnya dan meraba tubuh Kiran di sampingnya. "Jangan ke mana-mana, tetap di sini." Lima menit kemudian listrik menyala
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status