GATAKA : Kesengsaraan Berujung Kematian

GATAKA : Kesengsaraan Berujung Kematian

last updateLast Updated : 2024-12-04
By:  KIKHANCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
80Chapters
844views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Takdir buruk Kiran Nawasena telah ditentukan sejak lahir. Kematian orang tuanya merupakan sisi kelam yang harus ia terima, demi bertahan hidup melanjutkan usaha ayahnya untuk melenyapkan Gataka. Roh Gataka, adalah roh yang terikat dengan Kiran. Akibatnya, kematian beruntun di sekitarnya sangat misterius. Teka-teki yang hilang dan masa lalu yang terkubur dalam muncul satu per satu menguak kebenaran di balik takdirnya. Apakah Kiran bisa memutus belenggu Gataka?

View More

Chapter 1

Kiran Nawasena

Seorang perempuan berdiri di jendela kamar memandang keindahan cahaya peraduan yang menerangi langit malam. Kiran Nawasena, namanya memiliki arti indah, anak istimewa yang bercahaya dan mempunyai masa depan cerah.

Selama 23 tahun, Kiran merasa hidup bagaikan kapal tanpa nakhoda, terombang-ambing dalam lautan kegelapan. Kepergian orang tuanya menjadi titik balik yang menghancurkan, membuatnya kehilangan arah dan mempertanyakan makna eksistensinya. Sejak saat itu, ia menjalani hari-hari dengan rasa hampa, seolah hanya menanti waktu untuk berlalu

Trauma masa lalu atau pengalaman pahit menjadi alasan di balik sikap pendiam dan tertutup Kiran. Ia membangun tembok pelindung untuk menghindari rasa sakit yang pernah ia alami. Keengganannya untuk bergantung pada orang lain merupakan cara baginya untuk merasa aman dan terkendali.

Kiran sadar bahwa masalahnya begitu berat hingga sulit untuk dipahami orang lain. Dia khawatir jika orang-orang akan menjauh darinya.

Kiran meyakini bahwa dunia ini dihuni oleh berbagai makhluk tak kasat mata, mulai dari hantu dan roh jahat hingga manusia dengan hati yang gelap.

Pengalamannya begitu ekstrem hingga sulit dipercaya. Ia mengklaim telah melihat makhluk-makhluk yang tak kasat mata. Bagi orang biasa, itu terdengar seperti dongeng, tapi bagi Kiran, itu adalah kenyataan kelam yang harus ia hadapi setiap hari. Kemampuannya yang unik, yang seharusnya menjadi anugerah, justru menjadi kutukan yang membayangi hidupnya.

Kiran masih ingat betul tatapan kosong ayahnya, Tarendra Nawasena, saat mengakhiri hidupnya lima tahun lalu. Sosok yang selalu menjadi pahlawannya kini pergi untuk selamanya. Sebagai anak yang tumbuh dalam kasih sayang, Kiran menolak percaya ayahnya bunuh diri. Kehadiran roh jahat yang terus mengganggu keluarganya semakin menguatkan keyakinan itu.

Pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi antara mereka seolah menjadi pertanda adanya kekuatan misterius yang ingin menghancurkan keluarga kecilnya. Kata-kata Tarendra saat Kiran masih kecil, “Takdir kamu sudah ditentukan,” terus menghantui. Kiran bertekad mengungkap kebenaran di balik kematian ayahnya dan mengusir kekuatan jahat yang telah menghancurkan hidupnya.

Seiring waktu, Tarendra secara perlahan membuka rahasia tentang Gataka. Roh jahat itu telah menjadi bagian dari Kiran sejak dalam kandungan, membawa kesengsaraan dalam hidupnya. Dengan air mata berlinang, Tarendra menceritakan perjuangan panjangnya untuk mengatasi Gataka dan memberikan Kiran kehidupan yang normal.

Tarendra merasakan hatinya hancur saat kenyataan pahit itu terungkap. Kiran, putrinya, perlahan berubah menjadi sosok yang asing. Kejadian-kejadian aneh yang dialaminya semakin menguatkan dugaan terburuk. Gataka, makhluk gelap yang selalu mengintai, kini telah berhasil menjerat Kiran dalam permainan mematikannya. Dengan hati remuk, Tarendra berusaha melindungi Kiran dari bahaya. Ia membatasi aktivitas putrinya dan selalu waspada, terutama saat bulan purnama tiba.

Gataka adalah bayang-bayang kelam yang tak pernah benar-benar terlihat. Ia selalu menjelma menjadi Kiran, mengikuti setiap perubahannya, menjerat korbannya dalam lingkaran keputusasaan hingga akhir hayat. Kini, kehidupan Kiran telah menjadi neraka yang tersembunyi.

 Setelah lulus SMA, Kiran memilih untuk tidak melanjutkan studi. Kehilangan sosok ayah yang begitu berarti membuatnya sulit untuk fokus pada pendidikan. Namun, setelah tiga tahun berjuang melawan kesedihan, Kiran memutuskan untuk bangkit. Ia menyadari bahwa bekerja adalah langkah tepat untuk memulai kehidupan yang baru.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, keraguan seringkali menyergap Kiran. Tekanan untuk membahagiakan orang tua membuatnya terus berjuang. Pilihannya jatuh pada pekerjaan di pabrik manufaktur, sebuah pilihan yang lumrah bagi banyak pemuda di daerahnya. Dua tahun berlalu, ia telah menjadi bagian dari ribuan pekerja yang berjibaku di lini produksi.

Kiran menyadari betapa berharganya pengalaman langsung dalam kehidupan. Jika terus mengurung diri, ia akan kesulitan memahami kompleksitas masalah yang dihadapi orang lain. Berita tentang perceraian dan perselingkuhan yang sering ia dengar semakin membuktikan hal ini. Walaupun begitu, ia juga memahami bahwa mengorek aib orang lain bukanlah tindakan yang baik

“Oi, Kiran!”

Kiran tersentak dari lamunannya. ‘Ya?’ tanyanya, lehernya menoleh cepat.

“Kok ngelamun? Jangan ngelamun!” sapa Ria Pramitha, rekan seangkatan yang baru satu tahun bergabung. Ria berusaha mendekati Kiran, mungkin berharap mereka bisa akrab sebagai teman kerja.

Kiran menyimpan rahasia besar tentang Ria: ia sedang bercerai. Saat membersihkan mesin kemarin, Kiran menemukan sebuah amplop terlipat di laci. Tanpa perlu membuka, ia langsung tahu pengirimnya. Cap samar Pengadilan Agama tertinggal di amplop itu.

Merasa diabaikan, Ria bersuara lagi.

“Nanti mau makan siang bareng?” ajak Ria.

Kiran mengangguk. “Boleh.”

Mata Ria membulat tak percaya. “Mau?” suaranya meninggi, seakan tak percaya dengan jawaban Kiran. Dia mencondongkan tubuh, ingin memastikannya lagi.

“Iya.”

Tiba waktu istirahat, jauh dari tumpukan pekerjaan yang memuakkan. Ria tidak mau mengalihkan pandangan dari Kiran sejak ke luar gedung hingga masuk kantin.

Tatapan intens Ria membuatnya kikuk. “Makanan kamu di meja, kenapa lihat aku terus?” tanyanya, memecah keheningan.

“Gak apa-apa,” jawabnya santai tersenyum tipis. Duduk berhadapan seperti ini, Ria bisa mengamati wajah Kiran lebih jelas. Keindahan yang tidak butuh kata-kata panjang, cukup dipandang.

“Kamu mau makan aku hidup-hidup?” celetuk Kiran, berhasil mengalihkan tatapan Ria yang sedari tadi tak berkedip.

“Kamu tinggal di mana?” tanya Ria, memulai obrolan kembali.

“Di sekitar sini,” jawab Kiran singkat.

“Aku merantau. Ngekos di belakang PT. Kapan-kapan main bareng, ya?” ajak Ria penuh semangat.

“Kapan-kapan, kan?” Nada bicaranya terdengar ambigu. “Omong-omong, semoga lancar.”

Ria tidak menangkap frekuensi yang sama. “Apanya yang lancar?”

“Sidangnya.”

Ria mengusap paha, gugup. Anggukannya kikuk, menunggu jawaban Kiran. Saat Kiran berbicara, dunia Ria seketika berhenti. Rahasianya terbongkar. Napasnya tersenggal, matanya membelalak. “Kamu tahu dari siapa?” bisiknya, ketakutan meluap.

Bersambung...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
KIKHAN
novel horor ke-3. mohon dukungannya manteman~
2023-10-20 06:42:53
0
80 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status