Semua Bab KEKASIH HATI SANG PUTRI: Bab 31 - Bab 40
115 Bab
Menyangkal Perasaan
Ravena panik dan langsung membuang muka kemana saja, asal tidak berhadapan dengan Harvey. Dirinya tidak siap kalau harus ketahuan secepat ini, dan dalam situasi ini.“Aku merasa pertemuan kita di Helion bukanlah satu-satunya.” Harvey tidak berbohong saat mengatakannya.Ravena masih belum berniat menjawab apapun, dia justru melihat ke arah Noland, mengisyaratkan pada pria itu untuk membantunya.“Ehem, pangeran Harvey, kita ada pertemuan dengan para pejabat kerajaan sebentar lagi.” Pangeran Harvey mencoba tidak terpengaruh dengan perkataan Noland di belakangnya, wajahnya masih memandangi Ravena yang tengah berusaha keras menghindarinya.“Dengar, aku tidak peduli apapun yang sedang kau rencanakan di dalam kepalamu yang mungil itu. Hanya saja, bisakah kau melakukannya jauh dari pandanganku?” Ravena merasakan rambut di sekitar lehernya berdiri saat mendengar kalimat itu diucapkan tepat di telinganya.
Baca selengkapnya
Pengumuman Penting
‘Gadis itu bahkan nyaris membuatku melanggar sumpah yang sudah kuucapkan. Bagaimana aku harus bertanggung jawab pada leluhurku dan juga Ravena di surga? Yang bisa kulakukan adalah menjauh darinya, sejauh mungkin.’Harvey mengepalkan kedua tangannya, memejamkan mata dengan erat, lalu dengan gerakan perlahan dan penuh wibawa mulai memasuki aula utama erast.“Pangeran Harvey, senang bertemu denganmu lagi.” Suara seseorang menyapanya saat dirinya baru saja menginjakkan kaki di aula utama Helion.“Kita terakhir bertemu saat Royal Ascott, seingatku kau pergi bersama Athens. Apa pertemanan kalian tidak menghasilkan sesuatu yang baik?” Ucapan Harvey terdengar dingin dan tanpa basa-basi seperti biasa.Satu lagi jenis manusia yang tidak dia sukai, penjilat dan bermuka dua. Harry Kane memiliki keduanya.“Kami adalah teman lama, Athens pernah membantuku saat lenganku nyaris putus terkena anak panah saa
Baca selengkapnya
Lolos Dari Petir
‘Andai saja aku tidak terikat sumpah dengan Naomi. Aku pasti sudah mengatakan dengan keras di depan pangeran itu kalau Elsa adalah Ravena, dan dia masih hidup!’ Rahangnya mengeras saat membatin akan hal itu, mencoba menahan diri dari kekesalnya karena Harvey yang selalu menuduh Ravena.Noland menggeleng melihat tingkah Harvey yang semakin di luar nalar. Dirinya kemudian mengejar langkah pangeran itu yang sudah berada jauh di depannya.***“Elsa, pastikan untuk mengunci semua pintu kandang sebelum kau pulang.” Ucapan Christo menggema di seluruh ruangan.“Baik, sampai jumpa.” Ravena menunduk sejenak saat melihat Christo hendak meninggalkan peternakan lebih dulu. Sementara dirinya masih harus memastikan ulang seluruh kandang dalam keadaan terkunci.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, hari sudah sore namun awan hitam tampak menaungi seluruh langit Helion. Sepertinya akan terjadi badai. Suara guntur y
Baca selengkapnya
Ciuman Hukuman
Ravena memejamkan mata, dia tidak ingin memikirkan apapun lagi. Tapi, terlepas dari keinginannya, tubuhnya dengan sendirinya menjawab hasrat yang muncul. Menyambut serangan bibir Harvey yang menghasilkan desiran hasrat yang meruntuhkan pertahanan terakhirnya.Bibir Harvey menekan keras, mencicipi, menghisap, membelai bibir Ravena hingga bibir gadis itu menjadi sensitif dan membengkak. Tiba-tiba Ravena membalas ciumannya dengan penuh hasrat yang sama.Lidah Harvey menekan bibirnya, mengambil alih dan menyuarakan kepemilikannya. Ravena menyambut keberadaan Harvey, memperdalam ciuman mereka, dan mengijinkan pria itu mengambil alih.“Apa? Kenapa?” Matanya berkedip beberapa kali saat tiba-tiba pria itu menarik diri, terengah-engah dan perlahan membuka mata.“Kau cukup berpengalaman, apa karena sudah terbiasa?” Ravena merasa seperti dicekik saat itu juga. Dia tahu apa yang Harvey pikirkan tentangnya, bahkan memahaminya.
Baca selengkapnya
Berbagi Perasaan
“Bagaimana mungkin dua orang yang berbeda memiliki begitu banyak kemiripan?” Harvey masih memegangi bibirnya yang merah dan bengkak, mengelusnya pelan sambil mengingat peristiwa panas yang baru saja terjadi.“Pangeran Harvey, ada apa? Kau baik-baik saja?” Suara Noland terdengar di belakangnya, memaksa Harvey kembali bersikap normal.“Noland, apa kau pernah tertarik pada seseorang?” Tanyanya, mengabaikan pertanyaan Noland sebelumnya.“Apa maksudmu?”“Jawab saja.”“Per—nah.” Jawab Noland dengan hati-hati.“Ketertarikan secara fisik, dengan dua orang sekaligus. Apa kau pernah mengalaminya?” Noland menautkan kedua alisnya, masih belum mengerti dengan arah pembicaraan Harvey.“Bukan hanya tertarik secara visual, tapi kau juga merasa tertarik secara—seksual. Dimana kau kesulitan mengendalikan dirimu saat orang itu ada di de
Baca selengkapnya
Sirion
“Bukan seperti itu, kau salah paham.” Ravena kembali membuang muka, menghindari kontak mata dengan Noland.‘Apakah dirinya mirip dengan buku yang terbuka? Kenapa orang lain mudah sekali membaca pikiranya?’ Batin Ravena frustasi.“Salah paham? Bukankah kau sudah jatuh cinta dan membencinya sekaligus?” Tanya Noland, mengulangi perkataan Ravena sebelumnya.“Pokoknya kau sudah salah paham. Sudahlah jangan bertanya lagi.” Ravena mencoba menyembunyikan kegugupannya, dirinya sudah seperti pencuri yang tertangkap sekarang.“Tunggu, kenapa jalanmu cepat sekali.” Noland berteriak saat mendapati Ravena yang tiba-tiba mempercepat langkah kakinya.Noland tersenyum melihat Ravena yang salah tingkah. Gadis itu terlihat lebih menggemaskan dengan ekspresi wajah seperti itu.‘Anda saja aku memiliki satu saja kesempatan untuk bisa memiliki dan menjagamu.’***
Baca selengkapnya
Kecurigaan Harvey
“Aku tidak berhasil menangkapnya.” Sesaat kemudian Naomi muncul dengan napas terengah, salah satu tangannya bersandar pada dinding pintu dan posisinya setengah menunduk dengan gerakan menghirup udara dengan brutal.“Menangkap siapa?” Noland bertanya pada Naomi karena gadis itu juga ada di sana sekarang.“Seseorang baru saja keluar dari dapur ini.” Jawab Ravena dengan hati-hati.“Siapa? Apa kalian melihatnya?” Keduanya menggeleng bersamaan.“Aku sempat mengejarnya tadi, tapi tidak berhasil menangkapnya. Orang itu memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah. Kami yakin, dia pasti sudah melakukan sesuatu di sini.”Naomi ikut mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari sesuatu yang mungkin saja salah.“Kenapa aku tidak tahu kalau ada penyusup masuk ke sini?” Noland melihat ke sekeliling dan menyadari pintu utama ardglass yang tidak terkunci.
Baca selengkapnya
Penjara Bawah Tanah
“Tidak. Tidak. Noland sepertinya dekat dengan mereka berdua. Lebih baik aku mencari tahu dengan caraku sendiri.” Harvey menatap bayangan dirinya di depan cermin besar di dalam kamarnya sebelum melangkah pergi untuk melaksanakan niatnya.Ravena sedang membantu Naomi untuk memulihkan diri, dia membawakan secangkir teh hangat dan kue untuk gadis itu. Sementara Noland masih menunggu mereka berdua di halaman rumah bibi Lucy, Ravena tidak mengijinkannya masuk.“Terima kasih.” Naomi menerima secangkir teh yang diberikan Ravena padanya.“Apa kau sungguh baik-baik saja? Apa tidak sebaiknya kita memanggil tabib kemari?” Naomi menggeleng, menyadari tabib manapun tidak akan mampu menyembuhkannya.“Aku mengkhawatirkanmu.” Lanjut Ravena, nadanya rendah dan penuh kekhawatiran.“Aku tahu. Aku hanya butuh istirahat sebentar, bolehkah?” Naomi menaikkan kedua alisnya, memberi isyarat dengan
Baca selengkapnya
Menjadi Gadis Pemuas
“Gadis pelatih kuda itu, dia juga memilikinya.” Lanjut Harvey, membiarkan Noland terkejut sekali lagi.Meskipun awalnya tidak yakin, namun pada akhirnya Harvey memutuskan untuk memberitahu dan melibatkan Noland.“Bagaimana bisa Elsa—?”“Sejak awal aku sudah merasa ada yang aneh dengannya. Keberadaannya di Helion sepertinya bukan suatu kebetulan.” Noland menelan salivanya dengan berat, matanya bergerak ke kanan dan kiri.Noland merasa tangannya sedingin es sekarang. Harvey sudah mulai curiga dengan Elsa, yang artinya sebentar lagi mungkin identitas Ravena juga akan terungkap.Noland memejamkan mata lalu menghembuskan napas berat, Harvey bisa membunuhnya kalau mengetahui tentang kebenaran yang selama ini dia sembunyikan.“Apa kau yakin itu adalah sirion?” Noland bertanya dengan hati-hati, memastikan kalau Harvey tidak salah lihat.“Aku melihatnya dengan mata ke
Baca selengkapnya
Racun Sihir
“Kuakui untuk sesaat, ya. Tapi aku masih punya cukup akal sehat untuk tidak melanjutkannya.” Pada akhirnya, hanya kalimat menyakitkan itu yang berhasil keluar dari mulutnya.“Aku tahu. Selain karena aku bukan seorang perawan, aku juga adalah gadis biasa yang tidak akan pernah layak untuk seorang pangeran sepertimu.” Ravena tersenyum sinis.“Kenapa kau terus-terusan mengatakan kata-kata tidak layak? Apa kau memang seperti itu? Selalu memandang rendah dirimu sendiri?”“Aku hanya berbicara fakta. Kisah bahagia sang pangeran dan si miskin hanya ada di buku cerita anak-anak.”“Dimana kepercayaan dirimu yang setinggi langit itu?”“Baru saja hilang.” Ravena menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya acuh.“Siapa pria itu?” Ravena menaikkan kedua alisnya.‘KAU! KAU ORANGNYA!’ Rasanya ingin sekali dia berteriak seperti itu di depan wajah Harvey, namun sesaat kemudian Ravena berhasil menguasai dirinya.“Aku tidak harus memberitahumu, kan? Jadi apakah kau bisa menerima dan mempertimbangkan usul
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status