Semua Bab KEKASIH HATI SANG PUTRI: Bab 41 - Bab 50
115 Bab
Elsa Adalah Ravena
Ravena tergagap, ternyata bibi Lucy memang mendengar semuanya.“Seperti yang sudah bibi dengar. Dia tidak mengenaliku, apalagi menginginkanku.” Ravena mencoba tersenyum, namun sialnya bibi Lucy mampu membaca kepiluan dari wajahnya.“Apa kau mencintainya?”“Kenapa bibi menanyakannya?”“Hanya memastikan, supaya kau tidak salah melangkah ke depannya.”Ravena menarik napas panjang, menelan salivanya, lalu mengangguk sebagai jawaban.“Aku berharap suatu saat nanti kau tidak perlu lagi menyembunyikan dirimu seperti ini. Kau juga berhak bahagia, nak.”“Aku sudah sangat bahagia sekarang ini, bi. Memiliki kalian berdua dalam hidupku, itu sudah lebih dari cukup, aku tidak menginginkan apapun lagi.”“Anak baik, bibi akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.” Bibi Lucy memeluk Ravena sesaat sebelum berpamitan untuk menemui Naomi. Ravena menga
Baca selengkapnya
Asal Usul Sang Putri
“Sebenarnya—aku—adalah abdi setianya. Kami menjadi kakak beradik baru-baru ini di Helion.” Ucap Naomi setelah susah payah menelan salivanya yang tertahan di tenggorokan.“Abdi setianya?”“Apa kau menjamin tidak akan membunuh bibiku kalau aku mengatakan yang sebenarnya?”“Tergantung seberapa penting informasi yang kudapat.” Naomi menarik napas dalam, menantang Harvey Luther sama saja cari mati.“Ravena Laine, dia adalah putri raja Emmett Laine dan ratu Leonor Harper dari kerajaan Feyre. Ratu Leonor meninggal saat putri Ravena berusia lima tahun," Naomi menjeda sesaat."Raja Emmett lalu menikah lagi dengan seorang bangsawan bernama Frederica Owen dan melahirkan seorang putri, Edith Laine, adik putri Ravena. Usia mereka terpaut tujuh tahun.” Lanjutnya.“Raja Emmett menikah lagi setahun setelah kematian istrinya?” Harvey menggeleng tak percaya, t
Baca selengkapnya
Tak Mudah Disentuh
‘Noland bodoh!’ Umpatnya dalam hati.Demi menjalankan misi dari sang pangeran, dirinya sampai harus berperan menjadi orang jahat bagi Naomi. Sekarang dia menyesal karena kata-katanya telah menyakiti gadis itu.***Ravena baru saja selesai bekerja saat tiba-tiba Athens muncul di peternakan bersama logon. Mereka baru saja pulang dari berburu, terlihat dari tangan pria itu yang tengah memegangi seekor rusa.“Wah, hebat, kau mendapatkan rusa yang besar hari ini.” Suara Christo terdengar di belakang Ravena. Wanita itu mencibir dalam hati tentang kepintaran Christo dalam upayanya mengambil hati siapapun.“Bawa ini ke kastil Llyn, aku ingin koki istana memasaknya untuk makan malam.” Christo menerima rusa hasil buruan Athens dengan suka cita dan membawanya ke kastil Llyn saat itu juga, meninggalkan Athens dan Ravena yang sekarang hanya berdua saja.“Kau sudah akan pulang?” Athens melep
Baca selengkapnya
Pesta Dansa
“Bukan urusanmu!” Setelah mengambil buku lainnya dari lantai, Harvey meraih buku di tangan Camilia dengan kasar dan berniat segera pergi dari sana.“Kau bahkan tidak minta maaf karena telah menabrakku? Setidaknya tunjukkan sopan santunmu pada permaisuri Helion.”“Apa hanya gelar itu yang bisa kau banggakan?” Harvey menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap tajam Camilia.“Kau bahkan bukan apa-apa tanpa ayahku.”“Begitukah? Selain menjadi permaisuri, aku juga adalah ibu dari calon putra mahkota Helion di masa depan.” Harvey tersenyum mengejek mendengar penuturan wanita itu.“Silahkan mengigau semaumu. Karena selama aku hidup, aku tidak akan membiarkan kedua putra bodohmu itu memimpin Helion. Tidak Athens, apalagi Fraign.”Harvey berbicara setengah mengejek, menyadarkan Camilia bahwa kedua putranya sama sekali tidak kompeten.***Rav
Baca selengkapnya
Pencuri Perhatian
“Kau—dari keluarga bangsawan mana? Seingatku tidak ada bangsawan di Helion yang memiliki nama belakang White?” Ravena berusaha mengendalikan dirinya.Dia sering ditatap penuh intimidasi seperti ini, jadi setidaknya dirinya sudah cukup terbiasa.“Saya—““Ibu, tolong jangan merusak suasana.” Athens menggerakkan matanya ke kanan dan kiri, memberi isyarat pada ibunya agar menjabat tangan Ravena.Permaisuri itu menurut dengan enggan, dia tidak bisa bertindak semaunya karena ada banyak orang yang akan memerhatikannya.“Ah!” Permaisuri Camilia merasakan sengatan listrik yang sangat kuat saat ujung jarinya menyentuh jari Ravena, mereka bahkan belum sepenuhnya berjabat tangan.“Ada apa, bu?” Athens dengan segera berdiri di samping ibunya, meraih tangan wanita itu dengan penuh kekhawatiran.Permaisuri menatap Ravena dengan ekspresi terkejut, bingung dan jug
Baca selengkapnya
Bukan Upik Abu
Ravena menegang, meyakinkan dirinya kalau telinganya tidak salah dengar. Pria itu memintanya untuk tidak menyembunyikan diri? Apakah dia sedang bermimpi?“Kau—tahu siapa aku?” Harvey mengangguk penuh keyakinan.“Meskipun aku memakai topeng?” Tanyanya memastikan.“Ya. Maaf karena terlambat mengenalimu.”“Apa—maksudmu?” Ravena berusaha menenangkan kepalanya yang mulai berisik dan terus menebak-nebak.“Jangan menghindariku. Tetaplah di sisiku seperti ini, Ravena.”Ravena nyaris ambruk kalau saja tangan kokoh pria itu tidak segera menangkapnya dan memeluknya lebih erat dari sebelumnya. Dia tidak percaya kalau pada akhirnya penyamarannya akan terbongkar.Sekarang dirinya tidak dapat lari lagi. Harvey melingkupinya dengan posesif, nampak enggan untuk melepaskannya. Saat musik kembali ke tempo cepat, Ravena mendengar pria itu mengumpat. Harvey hendak mer
Baca selengkapnya
Gejolak Hasrat
Harvey yang merasakan hawa panas tengah melingkupinya, menjawab dengan sentuhan lembut bibirnya di atas bibir gadis itu. Menekannya perlahan, mengisap dan menarik bibir bawah Ravena.Pria itu meletakkan salah satu tangannya di tengkuk Ravena sementara tangan yang lainnya berada di sisi kursi, menopang tubuhnya yang menunduk untuk mencium gadis itu.“Akh!” Ravena mengerang di tengah ciuman mereka, kedua tangannya dengan berani menarik kerah tuxedo Harvey, membuat pria itu nyaris ambruk di atas tubuhnya.Harvey menahan diri, kali ini dia meletakkan salah satu tangannya di sisi kepala Ravena sementara bibir keduanya masih saling membelit dan mengisap satu sama lain.Ravena menduga Harvey Luther menyukai tantangan, dan hal itu merisaukannya. Meskipun kini terbukti nalurinya benar, kalau Harvey sama menginginkannya seperti dia menginginkan pria itu.“Kau boleh melakukan apapun padaku.” Ucap Harvey di tengah ciuma
Baca selengkapnya
Jebakan
“Ibuku memberikannya padaku sebelum meninggal, dia bahkan memberinya nama—sirion.” Harvey merasa udara di sekitarnya menipis. Ternyata itu memang sebagian lain dari sirion miliknya. ‘Ibunya? Berarti ratu Leonor yang memberikannya? Dari mana seorang ratu Feyre mendapatkan sirion? Bukankah itu adalah batu pusaka milik keluarga kerajaan Helion?’ Suara-suara itu terus menggema di kepalanya. Harvey tidak berpikir ratu Leonor mencurinya. Jadi dia memutuskan akan mencari tahu nanti. ‘Sepertinya pertemuan kita memang bukan sebuah kebetulan.’ Batinnya lagi. “Kau tidur?” Harvey mendapati gadis itu terlelap dalam pelukannya. Napasnya pelan teratur, Harvey bisa merasakan hembusannya di tangannya. “Tidurlah yang nyenyak, sayangku.” Harvey mengecup pucuk kepala Ravena sekali lagi sebelum dirinya ikut terlelap. “Ternyata tidurmu memang setenang ini. Bodohnya saat itu aku mengira kau sudah mati.” Harvey menyeringai, menertawai
Baca selengkapnya
Ledakan Gairah
“Apa-apaan ini?” Harvey menaikan sebelah alisnya, masih menatap Ravena otomatis menggeleng dan menatap bingung padanya. “Kau jangan gila Athens!” Suara permaisuri Camilia kembali terdengar, dia bahkan langsung berdiri dari kursinya. “Sepertinya kau salah paham. Wanita ini milikku.” Harvey meraih lengan Ravena dan membawanya ke sisinya. “Cih, sejak kapan kau tertarik dengan seorang wanita?” Athens bertanya dengan nada mengejek, mengabaikan ayah dan ibunya yang masih berada di sana. “Aku yakin kau tidak akan sanggup menerima wanita yang sudah pernah tidur dengan saudara tirimu.” Harvey menarik sudut bibirnya. Tidak hanya Athens. Ravena, bahkan semua orang yang ada di sana juga terkejut mendengar pengakuan Harvey. “Kau—apa yang kau bicarakan?” Athens mulai diserang kepanikan, dia tidak tahu kalau Elsa ternyata memiliki hubungan sedekat itu dengan saudara tirinya. “Di malam pesta ulang tahun ayah. Apa kalian lupa d
Baca selengkapnya
Lamaran Sang Pangeran
“Ada apa?” Tiba-tiba, Harvey menarik tubuhnya menjauhi Ravena—lagi dan duduk di ujung ranjang. Tangannya mengusap wajah dengan gusar.Ravena merasa canggung dengan situasi seperti ini, dia menggaruk lehernya yang tidak gatal, lalu memilih duduk di atas ranjang.“Aku tidak bisa melakukannya.” Ucapan pria itu terdengar seperti petir yang baru saja menyambarnya.“Kenapa?” Ravena merutuki pertanyaannya, mungkin Harvey akan benar-benar menganggapnya jalang setelah ini.“Maksudku, apa karena kita sudah pernah melakukannya sebelum ini? Jadi kau merasa aku sudah tidak menarik lagi?” Harvey menahan senyum mendengar ucapan wanita itu, Ravena benar-benar polos.Namun di sisi dirinya yang lain, dia bisa menjadi sangat—panas.“Tidak. Aku hanya tidak bisa melakukannya. Bukan karena kau tidak menarik, kau sangat menarik sampai membuatku harus setengah mati menahan diri.&rdqu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status