All Chapters of Mendadak Dinikahi Om-Om: Chapter 51 - Chapter 60
105 Chapters
Bab 51. Diseret Seperti Binatang
Bastian langsung meraih lengan Nala dengan kasar. "Kamu kurang ajar banget, Nala! Nggak diajarin sopan santun sama orang tua kamu, hah!" bentak Bastian dengan raut wajah penuh api amarah.Netra cokelat Nala perlahan-lahan mulai mengabur, kerongkongannya tiba-tiba terasa tercekat, dadanya sakit, dan nafasnya mulai terasa berat. Pandangan matanya tak lepas dari sorot mata yang menampakkan kilatan amarah di sana."Ayo! Sekarang kita pulang!" Tanpa ba bi bu lagi, Bastian langsung menarik kasar lengan Nala tanpa menghiraukan rintihan pelan dari Nala.Beberapa kali Nala hampir terjatuh kala kakinya tersandung oleh kakinya yang lain, namun Bastian masih kekeh menarik tangannya, menahan tubuh Nala agar tidak tumbang."Sak-it, O-om." Nala berusaha melepaskan cengkeraman tangan pria itu dari lengannya, namun semuanya berakhir sia-sia. Laki-laki itu sama sekali tak berniat melepaskan tangannya begitu saja.Sakit. Nala merasakan tubuhnya sakit, hati dan fisiknya sempurna sakitnya. Selama hidup di
Read more
Bab 52. Panggil Sayang, Om!
"Nal-Nala?"Tok ... tok ... tokBastian mengetuk pintu kamarnya dengan pelan dan berhati-hati, rungunya terpasang dengan baik untuk mendengarkan setiap suara yang berasal dari dalam kamar. Memang benar ini kamarnya, namun selama lima hari ini ia terusir dari tempat ternyamannya dan harus mengungsi ke ruang tengah untuk menghabiskan malam setiap hari. Tak apa, sungguh ia tak kesal sama sekali, ini pantas untuknya."Nala, udah siang, kamu belum sarapan, makan dulu, ya?"Selama lima hari ini pula Bastian membawa semua pekerjaannya ke rumah. Sengaja agar ia tak jauh dari Nala, meskipun perempuan itu lebih sering pulang malam sekedar untuk menghindarinya. Sekali lagi tak apa, setidaknya ia selalu menghidangkan makanan agar Nala tak perlu repot-repot memasak. Bukan hanya itu saja, mencuci pakaian, mengurus semua perkerjaan rumah juga sudah tugasnya."Maaf, Nala. Saya buka pintunya, ya?" Rasa cemas terus menjalar dipikiran Bastian. Hari ini Nala bolos kuliah dan tak keluar sejak semalam, apa
Read more
Bab 53. Pengen Ketemu Pewpew
"Hah?""Mulai sekarang panggil gue Sayang, Om!""Eh--" Bastian menggelengkan kepalanya. "Nal--""Iya, Mas Bas?"Aduh. Mendadak tubuh Bastian bergeridik ngeri mendengar panggilan Nala barusan. Gimana, ya bilangnya. Panggilan Nala barusan tuh kayak 'Mas' nya mengalun kayak cewek manja, sedangkan pada 'Bas' belakangnya kayak ada desisan selama 2 detik, fasih sekali ngomong 'S'Sialnya, panggilan Nala barusan malah terus berputar di otak Bastian layaknya kaset yang berulang kali diputar. Terngiang-ngiang.Bastian tersentak kaget kala merasakan lengannya digoyang pelan. "Ya, Mas Bas." Susah payah Bastian menenggak ludahnya melihat ekspresi Nala yang dibuat manja-manja gemas. Lalu mengerucutkan bibirnya beberapa senti kala yang diajak bicara tak kunjung memberi jawaban. "yah! Berati nggak niat minta maaf. Padahal ini tuh syatat biar dimaafin." Dihempaskan lengan besar itu sebelum membuang pandangan ke arah lain."Eh--Iya, boleh." Bastian langsung menarik pelan pundak Nala agar menatap ke ar
Read more
Bab 54. Ketemu Pewpew (Cw//21+)
"Boleh, ya?" Nala mengerjabkan matanya pelan, terlihat begitu polos. "kan udah janji."GlekSusah payah Bastian menelan ludahnya sendiri, bahkan setelah tertelan pun rasanya ludahnya masih tersangkut di kerongkongan. Ia salah dan ini adalah satu cara untuk menebus kesalahannya, sial! Ia tak bisa menolaknya. Susah payah Bastian menganggukkan kepalanya. "I-iya."Menang, lagi-lagi Nala meraih kemenangannya. Dengan heboh ia langsung menendang selimut yang menutup tubuhnya dan Bastian ke sembarang arah, menatap dengan lapar area selangkangan Bastian. Yang ditatap pun lekas meraih bantal, hendak digunakan untuk menutupi objek pandangan Nala. Belum sempat bantal itu sampai ke area bawahnya, tangan Nala terlebih dahulu menepisnya dengan kasar hingga benda itu tergeletak di lantai. "Ish! Apa sih, Mas?""T-tapi kamu jangan agresif dong, Sayang. Kan Mas jadi takut."Aduh, Nala ingin tertawa kencang melihat wajah memelas Bastian. Buru-buru ia berdehem untuk menetralkan diri. "Iya udah, Sok atuh.
Read more
Bab 55. Nunuk dan Pewpew (Cw//18+)
"Masak udah loyo sih, Mas?""Ini kamu lagi nantangin? Yakin sanggup?" tanya Bastian memastikan sebelum sampai pada tahap dua, Nala mengangguk yakin. "kamu beneran belum pernah gituan?"Nala mengangguk yakin. "Beneran. Selama ini nggak pernah gituan. Baru pertama kali juga lihat itu secara langsung. Btw, Pewpew-nya gemuk banget, panjang lagi."Tak menghiraukannya, Bastian lantas kembali membuka suara. "Kamu maunya yang kayak gimana? Hm? Jangan langsung ke inti, ya? Kita lakuin itu kalau nanti udah sama-sama siap. Hati aku, hati kamu, kita sama-sama siap untuk itu." Nala lekas melingkarkan tangannya pada leher Bastian, menyatukan kening hingga hidung keduanya bertabrakan.Suasana di dalam kamar terasa begitu hening, wajar saja karena memang sudah larut. Hembusan angin malam yang masuk ke dalam kamar melalui jendela yang tak tertutup rapat membuat Nala semakin mengeratkan pelukannya, mencari kehangatan dalam dekap.Bastian sendiri tak masalah melakukan ini, memang seharusnya sudah dilaku
Read more
Bab 56. Foto Ekslusif Nala
"Emhh." Diletakkannya pulpen yang sejak tadi diapit jari jempol dan telunjuknya, matanya sudah mulai pusing melihat banyaknya tulisan di laptop-nya. Sudah hampir satu jam Nala mengerjakan tuganya, namun sekarang otaknya sudah menyerah, tak lagi mampu diajak berpikir. "capek. Ngapain ya biar nggak gabut?"Alunan musik K-pop menjadi teman setia Nala, bibirnya bergerak mengikuti lirik lagu yang mengalun. Bibir yang tadinya mengerucut itu mulai mengendur, membentuk senyuman tipis kala menatap lockscreen ponselnya, gambar siapa lagi kalau bukan laki-laki yang diakuinya sebagai 'Cowok halu gue'Jari lentik itu menari-nari diatas layar ponselnya, menggulir media sosial untuk mencari hiburan. Sampai pada akhirnya panggilan masuk dari suaminya menghentikan aktivitas tersebut. "Ehemm." Nala berdehem terlebih dahulu untuk menetralkan diri sebelum mengangkat panggilan tersebut. "iya, Mas?""Kamu sudah pulang?"Refleks Nala pun menganggukkan kepalanya meskipun yang diajak bicara tak dapat melihatn
Read more
Bab 57. Gak Jadi Pergi
Ceklek"Nal--" Langkah kaki dan gerakan bibir Bastian langsung terhenti kala netranya menangkap sosok Nala yang duduk di pinggiran ranjang menghadap ke arahnya. Senyumannya begitu lebar sampai-sampai Bastian sendiri ngeri melihatnya. "o-oh, kamu udah siap, ya?" Bastian menggaruk tengkuknya yang tak gatal, mendadak terasa canggung."Tumben dengerin musik rohani?" tanya Bastian. Tak salah pertanyaannya, karena selama tinggal seatap dengan Nala, ia tak pernah mendengarnya pula.Yang ditanya terkekeh pelan, sebelum tangannya terulur meraih ponsel dan mematikannya. "Biar berkah tau. Minta restu sama Tuhan."Ah, Bastian baru menyadari ada aroma yang begitu menenangkan menembus rongga hidungnya. Setelah ditelusuri sumbernya, ternyata dari tubuh sang puan. "Wangi banget kamu. Kayak mau ke mana aja.""Ya masak kudu bau apek, sih? Udah. Buruan mandi." Tanpa membalas lagi, Bastian pun bergegas menuju lemari dan mengeluarkan pakaian yang akan digunakannya nanti.Pandangan mata Nala tak pernah lep
Read more
Bab 58. Selalu Ada Yang Lebih Baik
"Nal-Sayang, udah, ya." Bastian menahan dari Nala dengan telapak tangannya kala perempuan itu masih berusaha menyasar bibirnya. Agresif sekali memang, sampe Bastian sendiri kaget plus ngeri dibuatnya. "nanti masaknya gimana? Udah laper ini." Ditutunkannya kaki yang masih melingkar di pinggangnya, saat menoleh ke bawah yang didapati Bastian malah paha mulus Nala karena rok yang dikenakannya tersingkap luas."Sekali lagi," rengek Nala yang masih belum rela kehiatan intimnya harus berakhir.Harus dituruti kalau Bastian mau semuanya cepat selesai. Diraupnya kedua sisi rahang Nala dengan telapak tangannya yang lebar, ciuman dengan melibatkan lidah akhirnya kembali lagi. Namun, kali ini tak lama, hanya bertahan kurang dari satu menit. "Udah." Dirapikannya anak rambut yang menutupi sebagian wajah Nala.Meskipun masih tak rela, namun akhirnya Nala pun membalikkan tubuhnya, sementara Bastian langsung mengambil alih mencuci bahan-bahan yang diperlukan.Suara rintihan air hujan yang menjadi soun
Read more
Bab 59. Pijit Plus-plus?
Bukannya langsung meraih beda yang disodorkan Nala, Bastian malah diam dengan tatapan lurus tertuju pada benda itu. "Bu-buat apa?""Ya dipakai, lah. Kan mau pijit, ini aku juga pakai kok nanti."Loh? Emangnya kenapa kok harus sampai ganti pakai sarung segala? Kan pijit yang tinggal pijit aja, kok-kok? Nyatanya pertanyaan-pertanyaan itu hanya berputar di otak Bastian tanpa bisa diutarakan. Apalagi saat netranya melirik pada benda-benda yang sudah disiapkan Nala di atas ranjang, berati semuanya sudah Nala siapkan dengan baik. Jelas, Bastian jadi tak enak hati menolaknya.Usai sarung itu berpindah tangan ke yang lebih tua, Nala langsung meraih satu sarung untuknya. Tanpa mengatakan apapun ia langsung masuk ke dalam sarung yang ukurannya jauh lebih besar ketimbang dirinya tersebut, membanting tubuhnya sendiri ke atas ranjang. Bergerak heboh di dalam sarung yang sudah sepenuhnya membungkus tubuh mungilnya, lalu keluar dengan potongan-potongan pakaian di tangannya.Bola mata Bastian langsun
Read more
Bab 60. Spaghetti
"Eugh." Bastian mengerjabkan matanya pelan kala merasakan suhu tubuhnya semakin dingin dan juga dadanya yang terasa sesak. Agak terkejut saat mendapati wajah Nala berada dalam jarak yang terlampau dekat dengannya. Pelan-pelan ia pun menggeser tangan dan kaki Nala yang menempel padanya.Ah, lehernya terasa sakit karena posisi tidurnya. Namun, berbanding terbalik dengan keseluruhan tubuhnya yang terasa enteng, entah berapa lama Nala memijit tubuhnya hingga tubuhnya terasa begitu ringan saat ini.Menyandarkan tubuhnya pada headboard Bastian menggosok-gosok wajahnya dengan telapak tangan untuk menghilangkan kantuk, tangan besar itu beralih menyibak rambutnya yang mulai agak panjang. Diliriknya jam yang telah menunjukkan pukul satu dini hari, di luar sana juga sudah tenang, pertanda hujan sudah berhenti.Pandangan matanya beralih pada wanita yang tidur lelap di sampingnya, bahkan mulutnya sedikit terbuka dengan suara dengkuran halu. Ah, sial, matanya tertuju pada sarung yang dikenakan Nala
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status