All Chapters of Istri Alim Sang Mafia: Chapter 51 - Chapter 60
143 Chapters
Bab 51 Menemukanmu Lagi
"Masuklah..." Teddy menyuruh Aina masuk ke ruangannya. Hanya beberapa menit Aina sudah duduk manis di depan Teddy. Dengan mengenakan pakaian kerja berwarna merah muda, Aina benar-benar terlihat seperti bunga yang merekah di pagi hari. Aroma parfum yang ia kenakan masih sama seperti dulu. Ya, aroma inilah yang selalu Teddy rindukan setiap kali ia mengingat Aina. "Jadi ada apa Pak?" "Pak?" Teddy mendekati Aina yang sedang memandangnya. "Ini kantor, Anda harus menghargai...." "APA INI??" Teddy memperlihatkan tangan kiri Aina. Aina terdiam. Matanya menatap wajah Teddy yang memerah."Jawab aku Aina, apa ini?" Sebuah cincin yang melingkar di jari manis sebelah kiri menjadi saksi bisu, jika mungkin Aina sudah siap untuk membina rumah tangga lagi."Berapa hari aku tidak bersamamu? Kamu ingat?" Teddy berbicara dengan keras tepat di telinga Aina sebelah kiri.Aina merinding mendengar suara Teddy yang berteriak seperti petir yang menyambar-nyambar."Wanita macam apa kamu ini..." Teddy me
Read more
Bab 52 Pahitnya Kenyataan
"Bangun Aina..."Teddy berusaha membangunkan Aina setelah kejadian keji dan kejam itu terjadi. Aina syok berat setelah melihat seorang pria yang disiksa dan dibunuh oleh Teddy dalam kurun waktu yang sangat singkat.Entah iblis mana yang merasukinya, hingga Teddy harus melakukannya di depan Aina.Mata Aina yang terpejam membuat Teddy kebingungan. Berkali-kali ia memeriksa denyut nadi. Bahkan ia baru saja mengundang dokter pribadinya untuk memeriksanya."Dia syok berat setelah melihatnya Ted.. Kuharap kamu harus bisa lebih berhati-hati.." pesan Dokter Alan sambil menepuk pundak kiri Teddy."Thanks Alan.." Teddy mengantarkannya hingga ke pintu keluar.Yang Teddy lupakan adalah Aina sama sekali tidak membawa barang pribadinya, termasuk dompet dan ponselnya."Pasti Davian mencari mamanya.." Teddy langsung menyuruh anak buahnya mengambil tas. Beberapa saat kemudian Teddy menelpon Papa Aina agar tidak panik. Sekaligus untuk menenangkan Davian yang mungkin saja rewel."Aku hampir lupa kalau
Read more
Bab 53 Ketakutan
"AINAAA..." Novan hampir saja meluncurkan sebutir pelurunya tepat di kepala Aina. Aina terkejut dan terjatuh seketika. Sementara Teddy segera membuang cerutunya dan berlari menangkap Aina yang terjatuh di lantai. "Apa maumu?" Teddy menatap Novan dengan tatapan yang bengis. "Serahkan Aina padaku!" Novan tetap menodongkan senjatanya ke arah Teddy. "Biarkan aku sendiri!" Aina berteriak sekuat tenaga. "Kenapa aku selalu bersama pria yang bermain dengan senjata? Aku ingin hidup normal seperti manusia biasa!" Aina yang mudah sekali menangis, tak kuasa membendung air matanya yang mengalir. Baru saja ia sembuh dari trauma kemarin, sekarang ia sudah berhadapan lagi dengan pistol yang hampir merenggut nyawanya, "Bunuh aku!" Aina bangkit dari duduk dan mendekati Novan. Tangan Aina dengan gemetar memegang senjata api dan menempelkan tepat di pelipis kanannya. "Bunuh aku agar kalian puas!" Aina mengancam Teddy dan Novan. "Aina aku tidak bermak..." kata-kata Novan terputus. Aina hanya b
Read more
Bab 54 Kembali
"Bagaimana Om Tanto?" Novan menunggu sebuah kepastian."Sebaiknya biarkan Aina yang mengambil keputusan..Sekarang kamu pulang dulu..Nanti om bicarakan dengan Aina.." Papa Aina menjawab dengan tenang.Meski hatinya gundah, tapi sebagai orang tua tidak boleh menampakkan pada orang yang lebih muda darinya."Dada Daviaan.. Saya pamit dulu om kalau begitu..." Novan bersalaman dan mencium pipi Davian yang menggemaskan.Aina segera berjalan menuju kamarnya, pura-pura tidak tahu apa yang dibicarakan Novan dengan papanya."Maaa..ini dicari Davian.." papa Aina mencari Aina di ruang keluarga."Mammmaammm.." Davian seolah membantu kakeknya untuk mencari."Ahh pandainya cucu kakek, kecil-kecil sudah bisa membantu orang tua!"Pujian kakeknya membuat Davian tertawa. Davian tak henti-hentinya tersenyum pada kakeknya."Nah ini dia mama.." Aina nampak sedikit mengantuk. Ia segera menggendong Davian yang sudah seharian tidak menyusu mamanya."Lapar ya? kan sudah makan sup ayam sama Bik Onat ya?" Aina m
Read more
Bab 55 Terpikat
"Jangan terburu-buru.." Teddy memegang pintu lift dengan tenang. "Terimakasih.." Novan terlihat sedikit ngos-ngosan mengejar pintu lift. "Hai Davian, selamat pagi..." Begitu melihat Teddy, Davian langsung antusias untuk mengulurkan tangannya pada Teddy. "Mau ikut papa?" tanpa pikir panjang, Teddy langsung menggendongnya. Dengan berat hati Novan harus melepaskan Davian yang rupanya lebih tertarik pada Teddy. Davian terlihat merekahkan senyuman manisnya untuk papanya. "Ayo ikut papa bekerja hari ini..." Davian terlihat nyaman berada dalam gendongan Teddy. Ia merasa aman dan bahagia berada di dekatnya. Sesekali Davian memegang wajah atau hidung Teddy yang mancung. Beberapa kali ia menengok ke arah Novan yang ada di belakangnya. Novan hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. ** "Selamat Pagi, terimakasih sudah menunggu..." Teddy membuka pintu ruang rapat saat semua sudah berkumpul. Mata peserta rap
Read more
Bab 56 Benci tapi Rindu
Keesokan harinya... "Hai Aina, maaf kemarin aku tidak bisa menemani Davian makan siang.." Teddy yang baru masuk ruangan segera duduk di meja kerja Aina. "Iya tidak apa-apa Pak.." Aina masih tidak memperhatikan keberadaan Teddy. Ia masih sibuk dengan komputernya. Melihat Aina yang tidak melihatnya, Teddy langsung mendekati wajah Aina. Ditatapnya dalam-dalam Aina yang tetap menatap layar segi empat itu. "Apa yang kamu kerjakan?" Karena terlalu bersemangat, Aina tak sadarkan diri jika Teddy sudah sangat dekat dengan dirinya. Mata Aina melirik ke kiri, bertabrakan dengan mata Teddy yang juga memandangnya. "Maaf Pak, saya sedang bekerja..." jawab Aina. Teddy hanya berpindah beberapa sentimeter saja. Ia melihat wanita itu selalu serius dalam bekerja. "Hari ini agenda kita akan pergi ke site, ke sebuah tempat pembangunan resort di dekat Istana Putih..." Mendengar nama Istana Putih, Aina menelan ludah. Seakan dibawa bernostalgia ke masa lalu. Bayangannya menjelajahi tempat yang san
Read more
Bab 57 Tambatan Hati
Teddy masih menunggu Aina di villa. Sengaja ia menggendong Aina ke tempat tidur utama agar Aina merasa nyaman.Sementara itu Teddy sudah memesan makanan jika sewaktu-waktu Aina terbangun.Menatap Aina yang begitu lelap, hasrat liar Teddy kembali muncul."Kenapa selalu seperti ini!" Teddy berguman.Kepandaiannya untuk mencari kesempatan memang tidak bisa diragukan. Tak menunggu lama, Teddy langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Aina. "Teddy..Teddy.. mengapa kamu bisa secinta ini dengan wanita macam ini?" Teddy berbicara sendiri sambil tertawa. Dipandanginya Aina yang terlihat lemah. Ia juga sudah mengundang dokter untuk memeriksa Aina, Teddy masih menikmati momen kebersamaannya bersama Aina. Beberapa kali ia mengambil foto bersama Aina. Bahkan tak ragu ia menyentuh atau mengecup pipi Aina. "Aina.. Kalau kamu tahu isi hatiku.." Teddy kembali mengecup keningnya. Belum puas melakukan itu semua, kini Teddy merendahkan tubuhnya sama dengan posisi Aina. Dipeluknya Aina dengan perlahan.
Read more
Bab 58 Ikatan Suci
Beberapa kali Teddy berusaha menghubungi ponsel Aina. Tak ada satu panggilanpun yang dijawab oleh Aina. Meski Teddy mengetahui jika Aina masih tetap dalam status online."Ah sial. Kenapa jam segini belum sampai di kantor juga?" Teddy kesal.Dalam posisi kebingungan, ia mencari cara agar bisa tersambung pada Aina secara langsung."Aha.. Aku bisa menghubungi papanya!"Segera ia menelpon papa Aina. Tanpa menunggu lama Teddy langsung mendapatkan jawaban."Selamat pagi Om Tanto, apakah Aina sakit?""Ah Teddy. Apakah Aina tidak memberitahumu?"Teddy makin penasaran. Apa yang sebenarnya tengah menimpa Aina."Sepertinya Aina lupa om.." ia berkelit."Oh, mungkin Aina sungkan padamu..""Sudah selesai Pak. Sebentar lagi penghulu akan datang.." suara samar-samar dari balik telepon.Ponsel Teddy langsung terjatuh. Ia pun jatuh tersungkur ke lantai. Apakah benar jika telinganya tak salah dengar?
Read more
Bab 59 Separuh Jiwa
Malam ini adalah malam yang paling ditunggu Novan selama hidupnya.Novan sudah bersiap untuk menyambut Aina di kamar pengantin. Seluruh atribut yang ia kenakan saat acara resepsi sederhana sudah ia lepas. Ia hanya mengenakan sebuah kemeja dan celana panjang."Aina, I'm coming!" Novan berbisik.Kreek..Untuk kali pertama Novan memasuki kamar baru di rumah Aina. Papa Aina memang sengaja menyiapkan kamar khusus untuk Novan dan Aina. Mengingat Davian sudah terlanjur terbiasa di kamar lama Aina. Papa Aina tidak mau kehadiran Davian akan mengganggu Aina dan Novan sebagai pengantin baru."Aina.." Novan berbisik.Meski tidak keras, pasti Aina bisa mendengarnya. Sekalipun jika Aina berada di kamar mandi. Namun tetap tidak ada jawaban dari Aina.Novan membuka-buka ruangan lain di kamar pengantinnya. Bahkan Aina juga tidak ada di kamar mandi. Hanya ponsel milik Aina yang tergeletak di meja rias."Kemana Aina perg
Read more
Bab 60 Malam Pengantin (II)
Aina tidak mendapati Novan di kamarnya saat terbangun. Meski ini masih pagi buta, Aina yang terbiasa bangun pagi, tidak melewatkan solat subuh dan juga mengaji seperti biasanya. Setelah selesai baru ia keluar dari kamarnya. "Novan!" Seketika Novan terbangun dan beranjak dari tidurnya.  "Aina.." Rupanya Novan tidur di sofa ruang keluarga. Setelah kejadian semalam saat tidur, Novan menjadi tak bernafsu untuk tidur dengan Aina seketika. Laki-laki mana yang tahan ketika istrinya menyebut nama laki-laki lain dalam tidurnya? "Apakah kamu sudah solat subuh?" Novan hanya menggeleng dan bergegas ke kamar mandi. Ia tak banyak mengeluarkan suara pada Aina. Hatinya masih belum bisa tenang meski sudah tertidur lelap. "Mas Novan..Maafkan aku.." Aina menunggu Novan keluar dari kamar mandi. "Untuk apa?" Novan hanya bicara seperlunya. "Tadi malam..Maaf jika aku salah menyebut..." Aina tidak jadi melanjutkan pembicaraannya.
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status