Semua Bab Terjebak Gairah Paman Billionaire: Bab 51 - Bab 60
266 Bab
Bab 51 : Situasi Yang Tak Diinginkan Shana
Beberapa menit yang lalu sebelum mengirim pesan ke Shanaya, Masayu memilih untuk mengabari kejadian di rumah utama ke Arumi. Dia berjanji ke Arumi akan menyudutkan Shanaya dan membuat gadis itu terkena hukuman yang sama seperti Arumi. Masayu mengajak sang adik untuk bersatu menyingkirkan Shanaya dari rumah, tidak boleh ada salah satu di antara mereka yang berkhianat karena sejatinya mereka memiliki tujuan yang sama dan kurang kompak.Arumi yang mengetahui kabar itu merasa sangat senang, dia bahkan memberikan ide ke Masayu agar Shanaya tak bisa mengelak. Lagipula itu bukan fitnah, bungkusan aneh yang pelayan temukan memang benar-benar bukan jebakan yang dilakukan oleh Masayu apalagi Arumi. Seperti menggenggam kartu AS Shanaya, Masayu menunggu kedatangan gadis itu di ruang tamu. Dia memulas senyum miring, bahkan tidak merasa gentar mengetahui Shanaya pulang bersama Oriaga. Masayu berpikir malah semakin bersemangat untuk membongkar kebobrokan Shanaya di depan sang kakak.“Kakak sudah pu
Baca selengkapnya
Bab 52 : Temuan Bukti
Beberapa saat yang lalu sebelum Shanaya dan Oriaga pulang, Masayu diam-diam berbicara ke Rini. Dia meminta pelayan kepercayaannya itu membantu menjalankan ide yang Arumi cetuskan."Kamu bilang pernah melihat benda semacam itu sebelumnya 'kan?" Rini mengangguk menjawab pertanyaan Masayu. Adik pertama Oriaga itu menoleh ke kiri dan kanan agar tidak ada yang melihat mereka, kemudian membisikkan sesuatu ke Rini. Pelayan itu terlihat mengangguk-anggukkan kepala, tidak menunjukkan rasa kaget sama sekali karena sudah terbiasa mendapatkan perintah aneh nan kotor dari Masayu.Setelah mendengarkan apa yang Masayu inginkan, Rini pun bergegas melakukannya. Tak sulit bagi pelayan itu — yang memiliki banyak ide licik seperti sang majikan.Masayu tersenyum miring mengingat apa yang sudah Rini persiapkan. Dia yakin rencananya membuat Shanaya berada dalam kesulitan pasti akan berhasil kali ini.Shanaya sendiri tak membela diri, dia menuju ke kamar bersama Oriaga, pak Wira juga Masayu tanpa bicara. H
Baca selengkapnya
Bab 53 : Meluapkan Emosi
Shanaya tiba-tiba merasakan sebuah kebencian, dia berjalan menuju kamar ganti untuk mengambil jaket dan tas. Tanpa meminta izin ke Oriaga, Shanaya memesan taksi online lalu turun. Gadis itu tak menyadari Oriaga melihatnya yang masuk ke dalam lift menuju bawah.Shanaya dengan berani mencari keberadaan Masayu. Dia masuk ke ruang kerja wanita itu tanpa permisi. Shanaya menatap penuh kebencian Rini kemudian menyambar kantong plastik berisi uraian dari bungkusan guna-guna yang diberikan oleh Ariani."Apa yang kamu lakukan? Beraninya masuk ke ruanganku tanpa permisi!" Bentak Masayu.Namun, Shanaya tak peduli. Dia keluar dari sana tanpa bicara dan menggenggam erat barang yang membuatnya berada dalam masalah. Shanaya keluar dari rumah dan berjalan cepat menuju gerbang di mana sebuah taksi online yang dia pesan sudah menunggu.Penjaga rumah utama sampai bingung. Penjaga itu sudah bertanya berkali-kali tapi Shanaya diam dan langsung masuk ke dalam taksi tanpa pamit.Oriaga sendiri memutuskan kem
Baca selengkapnya
Bab 54 : Kebusukan Ibu Tiri
Shanaya diam tak membalas doa buruk Ariani tentang pelakor yang akan merebut Oriaga. Hingga pria yang sejak tadi berada di luar masuk ke dalam dan menghampiri keduanya.Ariani dan Shanaya sama-sama terkejut. Mereka pikir Ricky yang datang tapi ternyata bukan.“Ka-ka-kamu, sejak kapan datang?” Tanya Ariani ketakutan. Dia bahkan mundur sampai kakinya terbentur meja.Shanaya sendiri bergegas membuang muka, mengusap pipinya yang basah lantas bertanya bersama siapa Oriaga datang ke rumah sang ayah.“Aku membawa mobil sendiri.”Perasaan bersalah seketika menyelimuti hati Shanaya. Oriaga seharusnya istirahat karena baru saja melakukan perjalanan jauh, tapi malah datang ke rumah ayahnya malam-malam begini. Shanaya sendiri enggan berbesar hati dengan menduga Oriaga datang untuk menyusulnya. Dia seketika tak berkutik saat tatapan mata sang suami tertuju pada benda laknat di atas meja —yang menjadi biang keributan di rumah utama.“Apa kamu datang untuk marah ke ibu tirimu?”Oriaga melempar perta
Baca selengkapnya
Bab 55 : Tak Akan Pulang Tanpamu
Masayu yang mendapat perlakuan kurang ajar dari Shanaya semakin emosi jiwa. Dia memikirkan bahwa gadis itu sudah berani melawan. Masayu mengungkapkan rasa kesalnya ke Kirana yang baru saja pulang dari acara bersenang-senang dengan teman-temannya. Namun, putrinya itu tampak tak mendengarkan dan tiba-tiba malah mengumpat.“Kenapa kamu itu? Apa kamu tidak mendengarkan Mama?”Kirana mengepalkan tangan lalu memandang benci Masayu kemudian berkata,”Apa yang Mama alami tidak lebih menyebalkan dari pada yang akan aku alami.”“Apa maksudmu?”“Elkan akan kembali kuliah, di saat Shanaya juga akan mulai aktif lagi. Gadis itu benar-benar, kenapa hidupnya selalu beruntung. Bukankah orang melarat seharusnya sial?” Amuk Kirana.Masayu geleng-geleng kepala, tak habis pikir karena masalahnya dan Kirana bersumber dari gadis yang sama. Masayu tahu Kirana sangat menyukai adik ipar Isaak itu dan dia pun setuju saat Kirana mengatakan ingin mengejar Elkan, tapi setelah sekian lama sang putri bahkan tak sedik
Baca selengkapnya
Bab 56 : Membuat Takut Seluruh Penghuni
Oriaga ternyata bangun lebih awal. Setelah membersihkan diri dia turun ke bawah membuat semua pelayannya kaget termasuk Pak Wira. “Kumpulkan semua orang yang ada di rumah ini di halaman depan dalam waktu sepuluh menit!” Titah Oriaga. Dia berjalan menuju tempat itu diikuti pak Wira yang memerintahkan seorang pelayan membawakan kursi. Semua pelayan seketika menghentikan pekerjaan, bahkan koki yang sedang memasak untuk sarapan harus mematikan kompor dan ikut bergegas keluar. Masayu yang belum waktunya bangun tidur pun kaget mendengar perintah Oriaga dari Rini. Wanita itu seketika membelalakkan mata. “Apa kakak akan menghukum Shanaya? Atau aku?” Tanyanya. Kirana yang keluar dari kamar buru-buru menghampiri Masayu dan Rini. Sama halnya seperti sang mama dia juga terkejut dan khawatir sang paman akan murka. Kejadian mengumpulkan orang seperti ini sudah lama tidak terjadi di rumah utama. Berbeda dari mama dan saudara kembarnya, Andra yang baru saja pulang subuh tadi terlihat keluar dan m
Baca selengkapnya
Bab 57 : Berdua Seharian
Shanaya mendekat pelan sambil memandangi wajah Masayu, pak Wira, Andra dan beberapa pelayan terutama Rini yang masih berlutut di depan Oriaga. Menyadari semua orang menatap ke arah belakang tempatnya duduk, Oriaga pun menyadari Shanaya pasti sudah bangun. “Ada apa ini?” Shanaya menghentikan langkah kaki tepat di samping Oriaga lalu menoleh pria itu dan bergumam pelan.Bukannya balas menoleh ke Shanaya, Oriaga malah menatap tajam semua orang dan memberi peringatan. “Jika kalian sudah tidak betah bekerja, silahkan bilang ke pak Wira! Ambil pesangon yang aku berikan lalu angkat kaki dari sini. Aku tidak sudi menerima pekerja yang berhati busuk dan memiliki niat jahat. Apalagi ke istriku.” Kalimat Oriaga membuat Shanaya terperanjat, bukannya senang Oriaga membela seperti ini, Shanaya malah takut seluruh penghuni semakin membencinya. “Aku ingin lihat apa kalian bisa menemukan bos sepertiku di luar sana? Selain gaji bulanan, aku juga membiayai pendidikan anak kalian, aku memberi keluar
Baca selengkapnya
Bab 58 : Menyukai Bayi, Tapi
Pak Wira bisa membayangkan betapa kesalnya Oriaga saat ini. Setelah sarapan, sang majikan bahkan tak meminta pelayan segera mengambil piring dan peralatan makan. Bukan kebiasaan Oriaga yang cinta akan kebersihan kecuali sesuatu yang buruk terjadi, hingga Pak Wira memikirkan bagaimana kalau Oriaga sampai marah dan bertengkar hebat dengan Shanaya, karena gadis itu membela Masayu atau Rini.Namun, baru saja kakinya menapaki anak tangga terakhir, Pak Wira harus memutar tumit. Dia bergegas turun ke bawah saat melihat Oriaga dan Shanaya berjalan menuju perpustakaan pribadi sambil menautkan bibir satu sama lain. “Dasar pengantin baru, bukannya Tuan seharusnya sudah kadaluarsa?” Pak Wira menggerutu, dia sedikit panik dan menoleh ke belakang saat ada dua pelayan berpapasan dengannya di anak tangga. “Mau ke mana?” Pertanyaan Pak Wira membuat dua bawahannya bingung, tapi salah satunya berusaha menjawab, meski sedikit gentar."Kami mau membersihkan lantai tiga.” “Jangan dulu! Jangan naik ke la
Baca selengkapnya
Bab 59 : Marah
Oriaga malah tersenyum miring mendengar pertanyaan Shanaya. Dia merasa wajar jika istrinya sampai berpikir seperti ini, karena mereka belum begitu dalam mengenal satu sama lain. Hal yang sering mereka lakukan adalah bercinta, bukan berdiskusi dan bicara dari hati ke hati. “Aku dulu juga tidak mau memiliki anak dengan Oliv, jadi apa yang kamu pikirkan itu tidak benar.” Shanaya mengangguk lantas membuang muka ke arah luar jendela. Dia tak menyangka Oriaga bisa bersikap begini. Shanaya pun semakin yakin kalau memang tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Oriaga bahkan tidak sadar kalau pilihannya itu sedikit melukai perasaannya sebagai wanita.Namun, Shanaya berusaha untuk bersikap biasa, apalagi saat sampai di rumah sakit dan melihat dua keponakan kembarnya. "Dia cantik sekali, Mba." Shanaya memuji bayi perempuan Rahma sambil menepuk-nepuk lembut bedong si bayi. Rahma hanya membalas dengan senyuman, dia mengalihkan tatapan dari Shanaya ke Oriaga lalu mengucapkan terima kasih."
Baca selengkapnya
Bab 60 : Mengejutkan Isaak
Shanaya masih saja bersikap dingin ke Oriaga. Bahkan mengaku sedang datang bulan saat Oriaga mendekat padahal hanya bermaksud untuk mengajaknya bicara. Shanaya seolah menghindar, hingga Oriaga yang tak bisa melampiaskan hasrat dan rasa sesal pun uring-uringan. Oriaga yang terkenal tegas dan galak semakin menjadi-jadi hari itu. Aston bahkan takut jika hal yang buruk terjadi pada sang atasan. Aston yang hendak menyampaikan kalau Aditya ingin menemui Oriaga merasa sejak tadi belum mendapatkan momen yang tepat. [ Apa kamu sudah memberitahu pak Oriaga? ]Aston buru-buru menutup pintu ruang kerja Oriaga dan menjauh saat mendapatkan pesan dari Aditya. Jemari pria itu menari di atas layar dan malah mencurahkan isi hati. [ Sudah kamu lakukan saja pekerjaanmu dan laporkan saja semua besok. Suasana hatinya sedang kurang baik, aku bahkan takut jika dia terkena darah tinggi. Sejak datang ke kantor Pak Oriaga terus marah-marah ]Aditya heran sekaligus bingung dengan situasi macam apa yang sedang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
27
DMCA.com Protection Status