Semua Bab Gelora Cinta Cassanova Impoten: Bab 21 - Bab 30
110 Bab
Kamu menertawakan aku?
Mata Mala yang tadi terpejam kini terbuka lebar, ketika Bramono mengulang adegan mencium bibirnya lagi. Sekuat tenaga Mala berusaha tetap sadar, agar tidak sampai membalas ciuman itu, Mala tak mau sampai jatuh terlalu dalam, dalam hubungan palsu ini.Walau ciuman Bramono sangat lembut, menggoda nya untuk membalas ciuman itu, Mala tetap bertahan, untuk tidak membalas ciuman itu. Mala membiarkan Bramono bereaksi sendiri di atas tubuhnya, ingin sekali Mala mengeluarkan suara karena merasa kan hal yang nikmat, yang Bramono lakukan di atas tubuhnya, tapi Mala menyangkal hal itu, dengan menutup mulutnya rapat-rapat.Mala memutuskan untuk mengeraskan hatinya menampik rasa itu. Mala takut dia akan jatuh cinta pada Bramono, sedangkan mereka hanya akan bersama selama enam bulan saja, Mala tidak ingin bernasib sama seperti wanita yang kemarin di tolak oleh Bramono.Mala tak berani mengharapkan mereka akan bersatu suatu hari nanti, karena Mala tahu, Bramono pria seperti apa, seorang Pria tampan y
Baca selengkapnya
Teman lama
"Tidak!" Jawab Mala cepat."Tapi, tadi kamu tertawa,""Memangnya tak boleh!" Seru Mala.Bramono terdiam, Mala memang sangat berbeda dengan wanita-wanita nya selama ini, para wanita itu selalu mencoba mengambil hatinya, dengan menuruti apapun yang dia inginkan. Namun Mala bersikap sebaliknya, Mala selalu berusaha membuatnya kesal.Mereka tak lama berada di sana, selesai menandatangani surat pembelian rumah, mereka kembali ke tempat masing-masing. Bramono ke kantor, sedangkan Mala kembali ke apartemen.Malam itu Mala tidak ke apartemen Bramono, dia bersiap-siap di kontrakan. Barang-barang yang ada di rumah kontrakan nya, dia berikan kepada para tetangga, Mala hanya membawa baju dan barang-barang pribadi miliknya saja.Setelah selesai Mala membaringkan tubuhnya yang lelah di atas tempat tidur, dan terlelap begitu saja.Berbeda dengan Bramono, Bramono yang melihat tempat tidurnya kosong malam ini, menjadi agak susah tidur. Dia hanya meraba-raba tempat tidurnya yang kosong saat ini, baru se
Baca selengkapnya
Jangan terlalu lama
Bramono tak percaya, jika Imran benar-benar mendekati Mala. Bramono bahkan melihat Imran menegur Mala, namun tak lama kemudian mereka terlibat sebuah pembicaraan, Bramono bahkan kini, melihat sebuah senyum malu hadir di wajah Mala. Entah apa yang di katakan Imran padanya.Karena merasa Imran malah asyik bicara dengan Mala. Bramono mau tak mau mendekati mereka dengan perasaan dongkol, lalu menyapa."Lebih baik kita pergi, sekarang," ucap Bramono.Mala sedikit terkejut melihat kedatangan Bramono, mata mereka bertemu untuk sejenak, kemudian Mala pamit pergi pada mereka berdua."Kamu salah, dia belum bersuami," ucap Imran.Bramono terdiam, dia lupa jika pernikahan nya dengan Mala tidak boleh di ketahuan oleh siapapun. Untuk pertama kali, Bramono menyesali jika dia menutupi pernikahannya dengan Mala."Jika dia belum bersuami, memangnya kamu mau apa?" Tanya Bramono sinis."Tentu saja pdkt, kamu tahu di balik penampilannya yang seperti itu, ku lihat bodynya sangat proporsional, hidungnya pu
Baca selengkapnya
Kencan Ganda
Mala hari ini, menunggu kedatangan Imran yang katanya akan datang menjemput, Mala terlihat sangat gelisah,bukan gelisah karena menunggu kedatangan Imran. Tapi gelisah karena mereka akan keluar bersama Bramono dan Laras.Sesaat Mala menyesali keputusannya menerima ajakan Imran. Saat itu Mala penasaran apa yang membuat para wanita mengejar Bramono.Tak lama Imran pun akhirnya datang juga, dia terlihat sangat tampan, Mala menjadi malu sendiri, dengan penampilannya yang apa adanya. Tapi Imran seperti biasa saja melihat penampilannya, Imran memang sangat berbeda dengan Bramono yang selalu memandang fisik.Imran bahkan tersenyum sangat lebar padanya, saat mereka bertemu, membuat Mala merasa percaya diri."Maaf, aku agak telat!" Ucap Imran."Tak masalah, bisa pergi sekarang?" "Tentu saja!" Jawab Imran.Imran mengajak Mala langsung menemui Bramono dan Laras di tempat tujuan. Mala terdiam sebentar saat melihat Bramono dan Laras sedang makan berdua."Ayo, kenapa berhenti?" Tanya Imran membuat
Baca selengkapnya
tidak ikut campur
Melihat adegan itu, Bramono memilih untuk menarik Laras agar pergi dari tempat itu.Lama-lama bersama Mala dan Imran menjadi hatinya dongkol."Kita mau kemana, sih?" Tanya Laras dengan kesal, sejak tadi Bramono menarik tangannya dengan berjalan cepat, hingga membuat dirinya harus berlari-lari kecil.Bramono tidak memperdulikan rengekan Laras, dia melepaskan tangan Laras, lalu berjalan ke arah mobilnya. Bramono memutuskan untuk pulang, meninggalkan Laras, yang berdiri terpaku di tempatnya.Ini kedua kalinya, Bramono memperlakukan dirinya seenaknya saja, Laras mengeram marah."awas, kamu Bramono!" Ancam Laras.Bramono tiba di rumah dengan membanting pintu kencang, lalu mengirim sebuah pesan melalui handphone nya, pada seseorang."Maaf, aku sepertinya harus pulang sekarang," ucap Mala pada Imran."Kenapa?""Ada keluarga ku yang mau datang ke rumah," bohong Mala.Imran dengan berat hati terpaksa mengantar Mala pulang ke rumah, saat itu juga."Kamu tidak menyuruh aku mampir ke rumahmu?" Ta
Baca selengkapnya
Merusak Mata dan Hati
Mendengar Omelan Mala, Bramono terdiam, apa yang di katakan oleh Mala memang benar. Bramono kadang merasa heran dengan hatinya sendiri yang tak pernah sinkron dengan pikiran nya hingga apa yang di lakukan sering kali berbeda dengan apa yang di inginkan hatinya."Terserah!" Ucap Bramono, lalu meninggalkan Mala.Untuk pertama kalinya mereka bertengkar, Mala tidak mengejar Bramono, dia memilih keluar dari apartemen Bramono. Malam itu pun Bramono tidak pulang ke rumah, dia tidur di apartemen nya sendirian, walau dia sama sekali tak bisa memejamkan matanya sedetikpun. Esok harinya mereka bertemu lagi di lobby apartemen tanpa sengaja, mereka hanya saling melirik lalu berlalu begitu saja, seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal. Mala yang bersiap akan pulang, menghentikan langkahnya, saat melewati apartemen Bramono, dia melihat ke arah jam di tangannya."Jam segini, dia pasti masih di kantor. Aku akan mengambil sapu tanganku, dulu!" Kemarin Mala lupa mengambil sapu tangannya yang
Baca selengkapnya
Liburan
Saat Mala masuk ke dalam rumah, Mala melihat Bramono sedang membuka sepatunya. Tanpa menyapa Mala melewati Bramono begitu saja, menuju kamar tidur.Sampai di kamar Mala langsung masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan diri. Begitu keluar dari kamar mandi, Mala melihat Bramono sedang menonton televisi, sambil duduk di atas tempat tidur, tanpa menoleh ke arahnya.Mala menghela nafasnya, Mala pun akhirnya melewati Bramono sekali lagi, dengan membisu seribu bahasa, keluar dari kamar itu.Mala kemudian pergi ke dapur, dia harus menyiapkan makan malam. Bramono pun turun, seperti biasanya, tepat di saat Mala sudah selesai memasak, Mala pun langsung menghidangkan masakan nya di atas meja.Mereka akhirnya makan malam bersama, walau tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua, suasana menjadi begitu sunyi, hanya ada bunyi sendok dan garpu yang beradu dengan piring.Sebenarnya situasi seperti ini, tidak lah aneh. karena mereka memang terbiasa seperti itu, yang berbeda apa yang ad
Baca selengkapnya
di patahkan oleh Mala
Ketika sampai di rumah, Bramono segera mencari Mala, namun setelah mencari ke seluruh rumah ternyata Mala tak ada di rumah tersebut.Bramono melihat jam di tangannya, seharusnya di jam begini, Mala sudah ada di rumah, bahkan seharusnya dia sudah terlelap tidur, karena hari sudah larut malam juga.Bramono kemudian berinisiatif mengambil laptopnya, untuk melihat apakah Mala tidur di dalam apartemen nya atau tidak. Tapi ternyata Mala juga tidak ada di sana."Apa dia kerja malam?" Batin Bramono, diapun segera mengambil handphonenya lalu menelepon pihak apartemen untuk menanyakan soal Mala, tapi malam ini juga bukan jam kerja Mala."Kemana dia pergi? Dan ada di mana dia sekarang?" Bramono bertanya-tanya.Bramono jadi merasa menyesal karena selama liburan dia sama sekali tidak memperhatikan dan mencari tahu soal Mala."Mungkin dia menginap di rumah temannya," Bramono memilih untuk berpikir positif tentang Mala. Bramono pun akhirnya memilih untuk tidur, karena tubuhnya yang lelah, setelah m
Baca selengkapnya
Menemui Tamu
.Bramono dengan malas pergi ke kantor, semalaman dia benar-benar tidak bisa memejamkan matanya, padahal kemarin Bramono menyetir dalam jangka waktu yang cukup lama, tubuhnya sampai pegal-pegal semua.Bramono bangun dan melihat Mala sedang duduk di sofa dengan seragam kerjanya sambil cemberut ke arahnya."Buka pintunya," ucap Mala."Hari ini kamu tidak perlu masuk kerja," ucap Bramono.Mala menatap tajam Bramono, keegoisan apalagi yang akan di lakukan Bramono pada dirinya."Aku akan mengajak kamu ke suatu tempat,""Tidak mau!" Jawab Mala..Bramono tidak menanggapi ucapan Mala, dia berjalan menuju kamar mandi lalu masuk ke dalam sana, tanpa berkata apapun.Mala dengan kesal mengambil handphonenya, lalu menelepon om Rudi, memberi kabar jika dia tidak masuk bekerja. Mala menatap kembali Bramono yang baru keluar dari kamar mandi, dengan hanya berbalut handuk.Kemudian Mala membuang wajahnya ke arah lain, ingin memperlihatkan jika dirinya sedang marah pada Bramono.Tapi Bramono bersikap tid
Baca selengkapnya
lutut yang lemas
Mala berdiri terpaku, di dekat meja di mana Bramono dan tamu nya berada. Mala dapat melihat jika tamu Bramono ini, adalah orang yang penting. Di lihat dari penampilan dan juga sikapnya. "Mala, ini Tuan Ilham. Dia adalah partner bisnis baru ku," ucap Bramono memperkenalkan tamunya pada Mala."Tuan Ilham, perkenalkan ini Mala asistenku," ucap Bramono memperkenal Mala pada tamunya.Mala menyambut uluran tangan yang di ulurkan oleh tuan Ilham padanya, dengan senyum yang lebar.Mala lalu duduk di kursi yang kosong yang ada di antara Bramono dan tuan Ilham. Mala mendengarkan panjang lebar apa yang di bicarakan oleh Tuan Ilham dan Bramono, mereka benar-benar murni membicarakan tentang bisnis.Mala menatap ke arah Bramono, entah apa maksud Bramono mengajak nya ke tempat ini, bertemu dengan relasi bisnisnya."Bagaimana menurut anda, nona Mala?" Tiba-tiba tuan Ilham bertanya pada Mala, membuat Mala sedikit terkejut.Mala terdiam dia melihat ke arah Bramono yang tersenyum padanya. Dalam hatiny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status