All Chapters of Pembuktian Pria yang Terbuang: Chapter 21 - Chapter 30
60 Chapters
Rencana Xiauli
BAB 21 Di dalam ruangan kedap udara, tempat berkumpulnya para penjudi. Barnard saat ini sedang memandang wajahnya di cermin. Banyak bekas luka di wajahnya, perlahan Barnard mengusap bekas luka itu lalu tersenyum kecil. "Starla," lirih Barnard nyaris tidak terdengar. Setelah dirinya puas mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk, kini Barnard kembali menuju meja di mana Xiauli berada. Bosnya itu sedang bermain trik bersama rekan lainnya. Barnard terperanjat saat seorang wanita menghalang dirinya dan langsung menyentuh dadanya. Barnard menatap lama wanita yang berubah drastis di hadapannya. "Starla," guman Barnard, sementara wanita cantik itu hanya mengangguk. Sedangkan dari kejauhan sepasang mata menatap lalu mengambil gambar dengan cepat, lalu pergi begitu saja, sementara Barnard masih terpaku manatap wanita yang pernah membuatnya jatuh hati. "Pergi! Aku ada urusan." Barnard mendorong sedikit tubuh Starla agar memberinya jarak untuk lewat namun Starla bergeming. Saat Barna
Read more
Kelicikan Jack
Malam terus beranjak beberapa orang masih sibuk dengan dunia bisnisnya termasuk Barnard saat ini, di malam yang nyaris pergi ia masih berdiri di atas balkon sambil ke lantai bawah. Seseorang yang ia kenal sedang berada di sana sambil menodong pistol ke arah Xiauli, siapa lagi kalau bukan Jack Marker, pria itu dengan mudah menemukan kediaman Xiauli, tak heran karena Xiauli begitu banyak anak buah yang bisa ia andalkan. Barnard saat ini mencoba membidik Jack namun seketika ia sadar kalau orang seperti Jack Marker pasti banyak pengawal dan sniper ahli. Segera Barnard mengecek sekeliling, persis seperti dugaan Barnard, Jack membawa ahli snipernya untuk mencoba membunuh Barnard kali ini, sepertinya Jack mengingikan kematian Barnard segera. Setelah Barnard mengedarkan pandangannya sekeliling, benar saja ada cahaya dari pinggir pagar rumah yang berasal dari senjata anak buah Jack, cukup jelas terlihat dari atas balkon. Barnard seketika tersenyum sinis melihat tekat Jack yang begitu kuat
Read more
Rencana Dibalik Rencana
"Selesai." Barnanrd telah berhasil membongkar berankas berisikan sejumlah uang dan emas milik bosnya yang sombong itu. Tak sia-sia Barnard belajar membuat dan belajar secara otodidak sendiri di rumah saat berada di negaranya sendiri, walaupun tidak ada niat jahat saat itu tapi hari ini ilmu yang ia pelajari sangat berguna dan berarti untuknya. "Seseorang ada di kamar pribadi tuan Xiauli! " Teriak anak buah Xiauli dengan cepat mendekat dan mencari orang yang telah berani membobol ruang rahasia yang menyimpan banyak uang dan perhiasan di sana. Tak ada seorang pun di sana, sunyi padahal baru saja anak buah Xiauli mendengar suara gesekan benda yang begitu brisik dari ruangan itu. Sementara di luar ruangan Barnard melambaikan tangan lalu memasukkan semua hasil curiannya ke dalam mobil yang telah ia parkirkan lumayan jauh agar tidak ketahuan dan mereka tidak akan menuduhnya sebagaim pencuri. Pemberian sedikit uang oleh Xiauli tidak cukup bagi Barnard, ia ingin lebih dari itu namun mere
Read more
Keinginan
Dua hari berlalu, Barnard masih di rumah Shua, menunggu bukan hal menyenangkan namun Barnard tidak ingin menanyakan apa pun pada Shua tentang senjata yang wanita itu simpan. Beruntung mobilnya telah di antarkan oleh Edward kemarin, jika Barnard ingin meninggalkan rumah Shua pun akan lebih mudah. "Apa yang kau pikirkan?” Tiba-tiba Shua kini berada di samping sofa dimana Barnard sedang duduk. "Memikirkan senjata," jawab Barnard reflek. Sebenarnya Barnard sudah menjaga hal yang tak ingin dia ucapkan pada Shua. "Jangan hanya dipikirkan. Tanya saja, makan aku akan menunjukkannya padamu," kata Shua. Bergeser sedikit lalu duduk di sampaing Barnard kemudian menatap Barnard begitu dalam. Sebenarnya gadis manis itu ingin ada seseorang yang menemani hari-harinya yang sepi dan ada yang melindunginya. Shua meraih tangan Barnard lalu menggenggamnya. Seperti ada percikan api cinta di mata Shua namun tidak dengan Barnard. "Kau tahu? Senjata itu aku gunakan sebagai bentuk perlindungan diri namun
Read more
Barnard Nyaris Mati
”Kau terluka.” Shua meraba punggung Barnard, ada luka bekas peluru di sana, luka di punggung Barnard begitu pas dengan jantungnya sedikit lagi peluru itu hampir terkena Jantungnya. Jack telah menembakkan timah panas di punggung Barnard saat Barnard berusaha melindungi Shua dari bidikan Jack. "Kejar mereka sampai ketemu!" perintah Jack pada kedua anak buahnya saat Jack tak melihat keberadaan Shua dan Barnard. Dua anak buah Jack terus mencari keberadaan Barnard dan Shua, namun Barnard dan Shua sedang bersembunyi di atas balkon dekat dengan vas palem besar yang menutup tubuh mereka berdua. Derap langkah anak buah Jack mendekat ke arah Barnard dan Shua saat melihat jejak darah Barnard di lantai namun Jack memanggil mereka berdua karena ada suara sirine polisi yang datang mendekat. Anak buah Jack pun meninggalkan Barnard dan Shua lalu turun ke lantai bawah setelah mendapat perintah dari Jack. Secepat mungkin Jack beserta anak buahnya meninggalkan kediaman Shua. "Kau melaporkan kasus
Read more
Jack Kehilangan Aset
"Letakkan di sini!" perintah Carlos. Wanita cantik yang membawa Barnard itu mengikuti Edward yang sedang menggendong tubuh Barnard menuju ruangan khusus di rumah Carlos. "Kau bisa pergi," kata Carlos saat menatap wanita cantik yang masih berdiri menunggu keadaan Barnard membaik. Wanita cantik itu terperangah, ia tak percaya kalau Carlos mengusirnya begitu saja tanpa rasa terimakasih. "Hey, apa dia akan baik-baik saja?" "Tentu." Carlos menjawab santai. Wanita cantik yang itu pergi begitu saja dan memanggil taksi tak jauh dari rumah Carlos, sebenarnya ia ingin memastikan keadaan Barnard namun dirinya tidak di izinkan sama sekali. Sementara di dalam ruangan Barnard mendapatkan penanganan dari Carlos. Barnard menerima suntikan di punggung bekas lukanya untuk menetralkan racun yang hampir menyebar ke jantungnya. Napas Barnard yang sebelumnya melambat kini sudah mulai normal, namun Barnard belum sadarkan diri. "Kapan dia akan sadar, Bos?" tanya George yang baru saja tiba. "Atau dia
Read more
Sedikit Angkuh
Sebulan telah berlalu, kondisi Barnard kini sudah membaik. Lukanya telah mengering dan bola mata Barnard yang kemarin agak menguning akibat racun yang menyebar kini sudah mulai cerah kembali karena rutin mengonsumsi obat pemberian Carlos. "Jemput saya sekarang!" perintah Barnard pada laki-laki di sebrang sana, siapa lagi kalau bukan orang yang memegang sahamnya sementara di perusahaan MARPE yang kini telah berganti nama menjadi nama KENKO GROUP, secara resmi kini perusahaan itu sudah milik Barnard sepenuhnya. Barnard kini sudah tinggal di rumah mewah miliknya sendiri yang baru saja ia beli beberapa hari lalu, tinggal bersama Carlos sungguh membuatnya tidak nyaman karena Carlos ingin Barnard menjalankan misi yang ia berikan setiap hari untuknya. Padahal Barnard saat ini ingin melakukan misinya sendiri tanpa campur tangan Carlos lagi. Jas mewah dan dasi yang telah di padu padan kan dengan kemeja putih menempel rapi dan terlihat gagah di tubuh Barnard. Langkah Barnard begitu elegan s
Read more
Rencana Licik
"Selamat siang, Bos." Frans membawa masuk beberapa berkas, salah satunya adalah berkas tentang surat perjanjian yang telah lama ia tanda tangan. "Sial!" teriak Barnard saat menatap berkas yang ada di hadapannya saat ini, Barnard berpikir ia tidak akan lagi mendapatkan ganguan jika ia sudah memiliki harta namun Barnard salah besar, jika bukan harta yang melimpah yang mampu membeli harga diri seseorang maka harta itu tak ada arti apa-apa."Siapkan mobil!" perintah Barnard saat menatap Frans yang tidak beranjak dari hadapannya. "Baik." Frans keluar terlebih dahulu dari kantor Barnard lalu Barnard menyusul di belakang Frans yang berjalan cepat. Kenapa harus ada perjanjian tertentu dan tertanda tangan dalam satu jasa walaupun itu tentang satu kekekrasan, padahal ssat ini Barnard ingin lepas dan bebas dari kehidupannya yang menghancurkan dan mencuri namun keadaan sepertinya mendukung perbuatan bejad yang Barnard lakukan. Barnard bukan ingin menemui orang yang mengirimkan dirinya berka
Read more
Karena Kontrak
Pagi menjelang, Barnard masih terlelap di rumahnya. Seolah ia lupa dengan pertemuan yang telah ia janjikan. Jika hari ini Barnard tidak menemui laki-laki yang telah membuat ancaman untuk membuat Barnard terjatuh lagi kemungkinan besar Barnard akan mendapatkan masalah dalam hidupnya. Tak lama setelah tubuh Barnard menggeliat dia dikejutkan dengan hadirnya seseorang sambil bertolak pinggang di sampingnya saat ini. "Hey ... jangan lupa pada janji, kau pikir orang yang akan kau temui akan diam saja? lihatlah di lantai bawah, dia telah datang bersama .... " Belum selesai Frans berbicara, Barnard sudah turun dari atas ranjang dan membuka tirai jendela lalu melihat ke lantai bawah. Seseorang membawa dua pengawal sambil menempelkan ponsel di telinganya membuat Barnard tergesa mengenakan pakaiannya lalu turun ke lantai bawah. "Selamat datang di ...." Barnard hendak menjabat tangan Xiauli namun pria itu segera menepis tangan Barnard. "Kau ... kita masih terikat kontrak kerjasama bukan?"
Read more
Nyaris Mati
Duar .... Barnard terperanjat saat ia baru saja hendak memejamkan mata karena rasa lelah, bukan tubuh tapi hatinya yang lelah mengingat siapa dan dari mana asalnya. Asap mengepul setelah ledakan di lantai bawah, tak lama setelahnya Barnard terhuyung. Lantai dua rumahnya ambruk Barnard juga terjatuh bersama reruntuhan bangunan. "Kupikir dia sudah mati." Jack menyapu kedua tangannya setelah melepaskan sarung tangan lalu memberikan pada anak buahnya. Sementara dalam reruntuhan gedung, Barnard berusaha bangkit. Keseluruhan tubuhnya yang tertimpa puing-puing bangunan membuat Barnard sedikit sulit bergerak terlebih Barnard menghirup debu reruntuhan. Jack yang merasa puas pun meninggalkan rumah Barnard tanpa jejak namun ia telah menjatuhkan sesuatu di halaman rumah Barnard tanpa ia sadari, mobil Jack menjauh dalam gerimis yang menyapa, meninggalkan jejak misterius pada orang yang sedang berdiri jauh memperhatikan mobil Jack yang berlalu. "Bos... kau mendengarkan aku?!" Bos." Frans ter
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status