All Chapters of Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal: Chapter 11 - Chapter 20
42 Chapters
Kanker Rahim. POV Hani.
Sejak Dokter memfonisku terkena kanker rahim stadium tiga, aku merasa terpukul. Hatiku hancur, karena aku belum bisa memberikan keturunan untuk mas Adi. Sunguh aku ingin sekali, membuat mas Adi bahagia, dan tak menyesali pernikahan ini, karena perjodohan.Aku tidak mengetahui penyakitku sejak dini, karena aku tak pernah pergi ke Dokter.Setelah mas Adi, menyuruhku untuk memeriksakan kandunganku, yang mungkin bermasalah, karena kami tak kunjung punya anak. Saat itulah aku baru tau, kalau aku ternyata terkena kanker rahim, dan sudah stadium tiga."Kamu sudah ke Dokter Han?" tanya mas Adi setelah pulang dari kerja.Aku bingung entah mau jawab apa. Tidak mungkin, aku katakan yang sebenarnya, karena aku tidak mau mas Adi kecewa, dan nantinya akan meninggalkanku.Aku sudah tak punya siapa siapa lagi. Sejak aku menikah dengan mas Adi, aku sudah tak punya orang tua lagi. Ibuku sudah lama meninggal, sedang Ayahku yang sedang sakit keras, terpaksa menjodohkanku, dengan mas Adi. Anak dari sahaba
Read more
Sikap Aneh Kak Hani.
"Kak, aku bosan tiduran terus kak. Bolehkan aku jalan jalan sebentar?" tanyaku pada kak Hani, saat dia mengantar segelas susu untukku.Kulihat kak Hani tampak sedang berpikir,mungkin saja dia takut, aku akan melakukan hal nekat lagi. "Boleh kok. Tapi nanti, tunggu kak Adi pulang ya. Biar kita bisa pergi sama sama," jawabnya. "Baiklah Kak."Setelah kak Adi pulang, kak Hani pun mengajakku jalan jalan. Dengan di antar kak Adi kami pun pergi ke sebuah taman."Arra, apa kamu suka tempat ini,"tanya kak Hani."Iya kak, aku suka banget. Rasanya damai banget kalau lihat bunga bunga yang bermekaran,"Aku memang benar benar merasa tenang dan damai, mungkin karena ditaman ini, pemandangannya menyejukan mata, atau mungkin karena kak Hani yang begitu perhatian padaku."Mas, kalau kamu bosen temenin kita. Kamu pulang aja nggak apa apa. Nanti pulangnya, kita naik taxi saja," ucap kak Hani, pada mas Adi."Nggak kok. Aku juga suka lihat pemandangan disini,"Kak Adi tersenyum melihat kearahku dan kak
Read more
Sebuah permintaan
Seperti biasanya, setelah sarapan pagi, kak Hani selalu membuatkan, susu untukku."Arra,di minum ya susunya,"ucap kak Hani sembari menaruh segelas susu di atas meja."Terimakasih ya kak,"Sungguh kak Hani begitu baik, dan perhatian padaku."Jangan lupa minum vitaminnya. Nanti sore cek kandungan kamu ya? Kakak temenin."ujarnya seraya mengusap usap perut buncitku."Iya kak,""Kak,boleh Arra tanya sesuatu kak?"Kak Hani menatapku seraya tersenyum."Boleh, kamu mau tanya apa?""Kak,sebenarnya Kakak kenapa? Sepertinya tante Dina sangat mengkhawatirkan kakak,""Kakak nggak apa apa kok. Kamu jangan cemas ya,""Jangan bohong Kak, katakan padaku, aku tau ada yang kakak sembunyikan."Kak Hani mengehela nafas panjang, terlihat sekali, dia punya beban yang sangat berat."Baiklah Arra. Kakak mau cerita, tapi kamu harus janji, kamu akan menuruti permintaan kakak," ujarnya."Pasti Kak. Apapun akan Arra lakukan demi kakak,"Ya,apapun permintaan kak Hani, sebisa mungkin akan aku lakukan,aku sudah ber
Read more
Terpaksa Menikah
"Kak, kak Hani. Kakak kenapa?" mata kak hani terpejam, sungguh aku merasa takut sekali. "Hani, bangun sayang," Karena tak ada jawaban, Mas Adi, segera membawa kak Hani ke rumah sakit."Mas, jangan bawa aku kerumah sakit. Aku cuma lelah saja Mas, mau istirahat di kamar saja," pinta kak Hani, saat sudah berada di dalam mobil. "Tapi Han, kamu harus di rawat." Sepertinya kak Adi tidak mau menuruti ucapan kak Hani. "Mas, aku mohon. Aku lelah Mas," ucapnya lagi. "Baiklah, tapi kamu janji, kamu akan baik baik saja," ucap kak Adi akhirnya.Tepaksa kak Adi, membawa masuk kak Hani, kedalam kamarnya."Sayang, sekarang kan, Adi dan Arra sudah menikah, jadi kamu sudah mau kan minum ramuannya,"Tante Dina berusaha membujuk kak Hani, seraya mengusap air matanya."Iya Ma. ,Hani mau kok minum obat terus, walaupun pada akhirnya Hani akan tetap pergi,"Ucapan kak Hani membuat kami semua sedih, termasuk kak Adi."Han, kamu harus semangat. Apa kamu nggak kasihan sama aku," ujar kak Adi sembari mengge
Read more
Kepergian kak Hani
"Semuanya sudah terlambat."Jawaban dokter, membuat kami semua, merasa sedih. Apa lagi kak Adi, dia merasa sangat terpukul. "Yang sabar ya kak!"Kucoba menenangkan kak Adi.Sekilas kak Adi melirikku "Ini salahku Arra. Aku seorang Dokter, tapi aku tak tahu, kalau isteri ku sendiri mengidap penyakit,"ucapnya seraya membenturkan kepalanya ke tembok."Adi, apa yang kamu lakukan?"Tante Dina segera menghentikan dan menahan pundak kak Adi, untuk tidak melakukannya lagi."Ma, aku kecewa pada diriku sendiri, apa gunanya aku jadi Dokter, aku bisa mengobati orang lain, tapi aku tidak bisa mengobati istriku sendiri,"mas Adi berucap kesal, ada rasa penyesalan terlihat dari sikapnya."Sabar sayang, ini semua sudah terjadi, sekarang lebih baik kita do'akan yang terbaik untuk Hani"Tante Dina memeluk kak Adi, dan mencoba menenangkannya.Aku mengerti apa yang dirasakan kak Adi. Seandainya, kak Hani mau berterus terang tentang penyakitnya, pasti kak Adi akan berusaha mengobatinya. Tapi mungkin kak Ha
Read more
Hanya Istri Status
"Maafkan aku Ara." Ucap kak Adi, setelah duduk di tepi ranjang. "Maaf untuk apa?" Tanyaku heran. "Maaf, karena aku, masih belum bisa, menjadi suami yang sesungguhnya." Kak Adi beranjak dari duduknya, dan pergi begitu saja, sebelum aku sempat menyahut ucapannya.Sejak saat itu, kak Adi terkesan cuek padaku. Bicara hanya seperlunya saja. bahkan sekarang, jarang pulang kerumah, dengan alasan lembur.Sepi kini hari hari yang kujalani, tapi aku harus tetap bertahan, sungguh nasib seolah telah mempermainkanku. Aku bagaikan terjebak di tengah tengah lorong yang sempit, tak bisa maju, ataupun mundur sekalianHidupku sudah terikat dengan janji, yang terlanjur aku berikan, dan aku tak mungkin mengingkarinya. Sementara hatiku, merasa bagai terpenjara. Bagaimana tidak, kak Adi benar benar tak mau dilayani aku. Semua masakan, pakaian, dan lainnya yang selalu aku siapkan, selalu di abaikan.Sekarang aku bersetatus sebagai seorang istri, seharusnya aku bisa belajar melayani kebutuhan suamiku,
Read more
Gara Gara Andrean.
"Mau lari kemana kamu? Gara gara kamu kabur, aku jadi rugi, sekarang takan kulepaskan kamu lagi." "Tolong lepaskan Aku Ndre, aku mohon!" Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. "Jangan harap Ayarra, karena setelah ini, aku akan menyerahkan kamu pada Bos ku. Karena aku tidak mau mengambil resiko lagi." Andre mencengkeram lenganku lebih kuat. "Aduuh, sakit Ndre." Kuku Andre seperti menusuk kulitku, rasanya sakit sekali. "Ayo ikut!" Andre menarik tanganku dengan kasar, namun aku mencoba bertahan. Dengan sisa tenaga yang masih ada, aku berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Andre. Namun usahaku sia sia, Andre malah semakin kuat mencengkramku. "Tolooong!" "Tolooong!"Aku berusaha untuk minta pertolongan, aku berteriak kencang, hingga membuat Andre panik dan langsung melepaskan cengkramannya begitu saja.Tubuhku terhempas dan terjatuh di jalanan, hingga kepalaku membentur badan jalan."Awww..." pekik ku, merasa sakit di bagian pelipisku. Darah segar menetes di keningku."Ha
Read more
Selamat Jalan Sayang
"Kak, katakan, apa yang terjadi?" "Arra, setelah kamu kecelakaan, kamu mengalami pendarahan hebat. Sehingga janin kamu tak bisa diselamatkan."Mendengar penjelasan kak Adi, aku serasa tak percaya, walaupun aku telah menduganya."Tidak kak, anakku tidak mungkin pergi, kakak pasti salah,"Aku menangis terisak, betapa sakit rasanya, aku harus kehilangan anakku yang masih dalam kandungan. Ya tuhan, kenapa bisa seperti ini, mungkinkah ini karma untukku, dulu aku hampir melenyapkannya, dan kini anakku benar benar pergi, disaat aku mulai menerimanya."Arra, kamu yang sabar ya, semua sudah kehendaknya, mungkin dia sudah bertemu Hani di alam sana," kata kak Adi.Kutarik nafas panjang, lalu kuhembuskan perlahan, aku berusaha untuk lebih tenang. Aku harus ikhlas, ini memang sudah kehendaknya, dia anakku yang tak kuinginkan kehadirannya dulu, tapi karena kak Hani yang menginginkannya untuk merawatnya, aku mencoba mempertahankannya, kini dia telah pergi, menyusul kak Hani.Air mataku tak dapat t
Read more
Aku Ingin Pulang.
"Ra, mungkin nanti aku pulangnya agak telat, kamu jangan lupa makan, jangan lupa minum obatnya juga ya," Pamit kak Adi."Iya kak, hati hati ya." balasku.Sudah tiga hari sejak kepulanganku dari rumah sakit, kak Adi dengan telaten merawatku, sekarang aku merasa sudah lebih baik. Hari ini kak Adi kembali masuk kerja, kak Adi bilang, rumah sakit lagi banyak pasien, tenaga kak Adi sangat dibutuhkan, mungkin ini alasannya kak Adi akan telat pulang.Tok!Tok! Tok!"Masuk aja Bik," Kataku, saat kudengar pintu kamarku di ketuk."Permisi Non, itu didepan ada tamu Non, katanya mau ketemu."Tamu, mau ketemu, aah pasti bukan denganku, paling juga temannya kak Adi."Bik, kak Adi kan lagi nggak dirumah, bilang aja kak Adi belum pulang." "Katanya mau ketemu Non Arra kok," ucap si bik Inah."Ketemu aku Bik?""Iya Non, ya sudah Bibi pamit dulu ya," Bik Inah langsung keluar begitu saja.Siapa ya? lebih baik aku tengok dulu, tapi kalau itu Andre bagaimana? Tapi nggak mungkin, kata Bibi si Andre kan u
Read more
Bertahan Atau Pergi
"Aku ingin pulang Kak,""Apa Ra?!" kak Adi terkejut mendengar keinginanku."Iya Kak, aku ingin ketemu dengan mereka, aku kangen mereka kak," ucapku lirih.Kak Adi hanya menatapku, seraya mengela nafas panjang. Sepertinya dia sedang berpikir."Ra, kita bicarakan lagi nanti ya? Sekarang aku berangkat dulu, nanti aku akan pulang cepat. Kamu jangan kemana mana, tunggu aku pulang!" Kak Adi langsung pergi setelah berkata begitu. Aku akan tunggu kamu pulang kak, semoga saja kamu mengerti keinginanku, aku bukan hanya ingin pulang kerumah orang tuaku saja, tapi sekaligus ingin pergi dari kehidupanmu, aku tak mau lagi menjadi beban bagimu kak, lebih baik kita tak bersama, biar kita sama sama bebas melangkah tanpa ada yang menghalangi.Ting.Pesan notifikasi terdengar di ponselku. Segera kuraih ponselku diatas nakas, siapa tau itu pesan dari kak Adi.[ Ra, ini aku, Angga, kamu lagi apa?][Maaf ya, kalau aku mengganggu]Mas Angga, darimana dia tahu nomorku. Sejak kak Hani membelikan ponsel bar
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status