All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 21 - Chapter 30
144 Chapters
Bab 21. Tidak Gratis
Sontak semua orang menatap pada Arandita. Dari beberapa orang ada yang terlihat bingung, tetapi dari beberapa yang lain memaklumi karena hadir di acara pernikahan sebelumnya. Banyak dari mereka yang berbisik-bisik."Apa yang terjadi?" tanya Arandita bingung. Senyum yang terlukis di wajah Agresia tadi berganti dengan muka masam."Den Bobby salah menyebut nama Non, dia malah menyebut nama Nona Aran, mungkin masih teringat pada latihan yang dulu," jelas Bik Lin.Arandita mengerutkan kening sebelum akhirnya mengerti dengan perubahan ekspresi di wajah Agresia."Rasain kamu Gres, kau ingin menyakitiku dengan pakaianmu itu agar aku ingat dengan masa yang telah lalu, nyatanya justru calon suamimu sendiri yang malah salah fokus dengan gaunmu itu." Arandita bersorak dalam hati dan senyum yang dipaksakan dari tadi menjadi senyuman lepas."Tarik nafas dulu, hembuskan!" saran pak penghulu sebelum Bobby melanjutkan acara ijab kabul mereka.Bastian tampak menghembuskan nafas panjang kemudian melepas
Read more
Bab 22. Calon Pebinor
"Oh ya Gres kami ada hadiah untuk kalian," ujar Arandita setelah selesai berfoto bersama kedua mempelai. Ia memasukkan tangan ke dalam tas dan merogoh sebuah kotak kado."Ini!" Arandita mengulurkan benda tersebut ke hadapan Agresia. Wanita itu tidak mau mengambil jika tidak karena Bobby membisikan sesuatu padanya."Oke aku ambil," ucap Agresia dengan suara kecil karena takut didengar oleh para tamu undangan, terutama mertuanya sendiri yang kini tengah turun dari pelaminan. Namun, ia tidak mengambil secara lembut kado dari Arandita melainkan menyentak begitu saja hingga Arandita menjadi kaget."Pelan-pelan napa sih!" protes Arandita sedikit kesal dengan sikap Agresia. Dia sudah mencoba bersikap baik pada wanita itu demi menghormati petuah mertuanya, tetapi Agresia masih saja bersikap judes terhadap Arandita seolah wanita itu yang telah terzalimi. "Awas kalau hadiahnya tidak menarik!" ancamnya membuat Arandita menghela nafas kasar."Kita turun Mas," ajak Arandita lalu menarik tangan Ba
Read more
Bab 23. Ada yang Janggal
"Arandita kau darimana?" tanya Leo agar Bastian berhenti bicara tentang Arandita. Mengantisipasi agar Bastian tak lagi membahas sesuatu yang mungkin bisa menyakiti hati perempuan yang tercenung di depan matanya, di belakang punggung Bastian."Dari kamar mandi sebentar Kak," sahut Arandita dengan air muka yang berubah biasa saja. Sikap dan ekspresinya santai sesantai Bastian di sampingnya walaupun dalam hati bergejolak tidak karuan. Ingin rasanya Arandita marah dan melampiaskan kemarahan pada Bastian, tetapi untuk apa? Siapa dia bagi Bastian? Dia sama sekali tidak berhak. Toh dirinya bisa dikatakan hanya istri dalam kertas dan itupun hanya untuk sementara saja."Diminum Kak!" seru Arandita untuk mengusir rasa canggung yang tercipta."Ah, iya. " Leo mengambil gelas berisi sirup manis berwarna merah yang diberikan Bastian tadi dan meneguknya hingga tandas. "Ayah dan ibu apa kabar?" Leo masih mencoba berbasa-basi."Baik Kak, cuma belakangan ini ayah punya riwayat penyakit jantung koroner
Read more
Bab 24. Tuduhan
"Ada yang salah Kak?" tanya Arandita, ia masih merasa aneh dengan gelagat Leo dan Agresia. Kali ini Agrresia tidak memandang ke arah Arandita lagi melainkan tertunduk dengan meremas kedua tangan di atas paha. Rasa takut dan geram pada Arandita membalut hati secara bersamaan."Ah tidak, hanya syok saja mendengar Bobby menikah dengan janda," ucapnya berasalan.Bastian hanya menggeleng-gelengkan kepala. Entah kenapa ia merasa hari ini Leo terlalu banyak berbohong. Namun, apapun itu, dia tidak perduli selama tidak menyangkut kehidupannya pribadinya sendiri."Dia bayi kami, sebelum menikah kami pernah melakukan sebuah kesalahan. Ya, anggaplah kesalahan semalam," jelas Bobby."Oh begitu." Akhirnya Leo pun tahu kenapa pernikahan Bobby dan Arandita gagal yaitu karena sebab ini."Sudah ya kami kembali ke sana dan kamu silakan nikmati hidangan di sini!" Bobby menunjuk ke arah putri kecilnya dan memberi kode pada Agresia agar menggendong dan memberikan ASI. Agresia mengangguk, menghela nafas le
Read more
Bab 25. Menguji Kesabaran
"Dia isti Bobby," jawab Bastian lalu menatap ke arah Arandita tanpa memperkenalkan dirinya. Hati Arandita terasa sakit sekali menyadari hal itu sebab Bastian seolah mengabaikan posisi dirinya sebagai istri meski bukan istri yang sesungguhnya."Apa yang terjadi Gres?" Bobby berlari ke arah Agresia dan langsung mengambil alih menggendong putrinya. Untung saja di tangan pria itu Annin langsung terdiam."Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Ini hanya kesalahpahaman," jelas Arandita dengan gusar karena ditatap dengan tatapan tajam oleh Bastian. "Nggak usah mengelak Aran! Kau yang mendorong putriku hingga jatuh ke lantai. Kalau iri, iri saja nggak perlu melampiaskan kekesalan pada bayi yang tidak tahu apa-apa.""Tidak Bob itu tidak benar. Agresia menuduh tanpa bukti!" tegas Arandita."Alah nggak usah menyangkal kau Aran! Sebenarnya apa maumu? Bukankah aku sudah mengikuti keinginanmu? Atau kau hanya berpura-pura menyuruhku bertanggung jawab terhadap Agresia padahal kau sama sekali tidak
Read more
Bab 26. Merasa Diprank
"Maafkan saya Nek jika sudah menaruh gula terlalu banyak," ucap Arandita. "Jangan hanya minta maaf, tapi bikinlah lagi!"Arandita mencoba meredam kembali emosi yang hampir keluar dengan helaan nafas panjang. Ia kemudian mengangguk sebelum akhirnya kembali ke dapur."Sabar Aran! Sabar!" gumamnya memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Bagaimanapun dia sudah berjanji pada Bastian untuk memperlakukan nenek mertuanya dengan baik, maka apapun yang terjadi dia harus melakukan perintah wanita tua itu meski Bastian sekalipun kadang tidak memperlakukan dirinya dengan baik."Ada apa lagi Non?" tanya Bik Lin yang kali ini berdiri bersama Bik Mina di dapur. Mereka nampak membersikan makanan sisa pestanya tadi siang."Salah Bik, yang tadi enggak cocok, kemanisan padahal menurut Aran sih tadi sudah pas," sahut Arandita lalu memotong-motong wortel lebih kecil sebelum akhirnya diblender."Sabar ya Non, Nyoba besar memang seperti itu. Tidak hanya Non Aran, dulu Nyonya Amira juga pernah mengalami h
Read more
Bab 27. Jebakan
Bastian mengusap wajah kasar lalu duduk di samping sang nenek. Mata Arandita tidak dapat berpaling dari Bastian yang terlihat frustrasi. Kedua orang di atas sofa itu tidak lagi bicara."Duh hati, seharusnya kau tidak begini. Jangan lagi ajak aku bermain api karena aku tak kuat bertahan dalam panas baranya. Jangan lagi mengajakku berharap pada asa yang tak mungkin bisa tergapai hingga pupusnya baru membuat diri tersadar. Cukup sudah cinta dan harapan palsu dari Bobby." Arandita menatap lekat wajah Bastian."Cintanya terlalu sempurna untuk sang kekasih, eh mantan ... ah entahlah, apa status si Friska itu dengan Mas Bastian."Bastian menoleh ke arahnya membuat Arandita salah tingkah. Arandita buru-buru berpaling ke arah lain agar Bastian tidak tahu kalau dari tadi dia memperhatikannya. Arandita melanjutkan langkah dan pura-pura tidak mendengar pembicaraan antara cucu dan nenek itu."Ada istrimu," bisik nenek Bastian sambil melirik Arandita.Bastian mengangguk dan mendesah pelan, tapi tak
Read more
Bab 28. Aku Tidak Cemburu
Bastian pun digiring masuk ke dalam mobil polisi sedangkan kunci mobil sendiri ia serahkan pada seorang polisi agar membawa mobilnya.Jam di ruang tengah lantai dua rumah berdentang sepuluh kali menandakan sudah jam sepuluh malam, tetapi Bastian tidak kembali ke kamar. Arandita pikir suaminya masih bicara panjang lebar dengan neneknya di lantai satu rumah mereka sehingga Arandita membiarkan begitu saja. Melihat keakraban antara nenek dan cucu yang ia lihat tadi, bukan tidak mungkin keduanya masih ingin melepaskan rindu satu sama lain karena sudah lama hidup secara terpisah.Arandita menatap meja kerja Bastian yang kosong, sunyi, tak ada keberadaan sang suami di sana, padahal pada jam sepuluh malam sebelumnya, Bastian sudah duduk di sana dengan layar laptop menyala dimana memperlihatkan grafik-grafik yang membuat sakit mata bagi Arandita yang tidak paham. Meski malam-malam mereka dihabiskan dengan sendiri-sendiri dan seringkali tidak ada sekecap kata yang keluar dari mulut Bastian, tet
Read more
Bab 29. Kena Mental
"Kak Leo! Ya Kak Leo, mungkin dia tahu kemana Mas Bastian sekarang pergi." Arandita menyambar ponselnya kembali yang sempat ia letakkan di atas ranjang lalu langsung menghubungi Leo. Untung saja sebelum pris itu pulang Arandita sempat meminta nomor teleponnya terlebih dahulu."Ada apa Aran?" Terdengar suara serak dari balik telepon. Arandita bisa menduga Leo pasti baru bangun tidur."Kak Leo ada dimana?""Apartemen, ada apa? Bastian menyakitimu?" Leo langsung duduk dari posisi berbaringnya."Mas Bastian ada di tempatmu?" tanya Arandita mengabaikan pertanyaan dari Leo, kali ingin Arandita sudah mulai panik."Tak ada, aku seorang diri di sini. Kenapa dia pergi? Kalian ada masalah?""Tidak Kak, cuma aku tidak tahu dia kemana. Mungkin Kak Leo bisa bantu hubungi teman-temannya karena aku tidak tahu harus menghubungi kemana lagi. Aku khawatir Kak, takut kenapa-kenapa dengan dia. Mau tanya sama nenek dan papa takut menggangu tidur mereka.""Haah! Yasudah kamu tenang saja, aku akan cari infor
Read more
Bab 30. Kantor Polisi
"Iya Aran, tadinya aku ingin meneleponmu tapi tak sengaja melihatmu di dalam mobil, jadi aku langsung ikuti dan belok ke sini," jelas Leo. Kini Arandita masih nampak diam tertegun, syok."Sebaiknya kau pulang biar aku yang ke kantor polisi!" saran Leo dan Arandita menggeleng."Aku ikut denganmu," putusnya."Kau yakin Aran? Ini tengah malam, loh." Leo terlihat ragu dan Arandita malah mengangguk mantap."Sebentar lagi juga pagi, pak sopir bisa kembali dan ... sampaikan berita buruk ini pada nenek." Kini Arandita menatap wajah pak sopir yang juga terlihat kaget."Ba–baik Non," sahutnya sedikit ragu."Nona tidak apa-apa saya tinggal? Tidak apa-apa jika hanya bersama Den Leon?" lanjutnya. Pria itu sudah lama bekerja pada Bastian dan sedikit banyak tahu soal Leo yang bergonta-ganti wanita sebelum akhirnya pria itu memutuskan ke luar negeri."Tenang Pak saya tidak akan berbuat buruk pada Aran, dia istri sahabatku," ucap Leon menyakinkan."Baik, aku harap Den Leon amanah, walau bagaimanapun N
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status