All Chapters of Suami Ojolku Ternyata Presdir: Chapter 71 - Chapter 80
111 Chapters
Chapter 71
Sejak Sarah meninggalkan rumah, Ina, pembantu setia di rumah tersebut, merasa gelisah. Ia mondar-mandir di teras, berjalan bolak-balik dengan langkah yang tidak menentu, menunggu kedatangan Sarah. Setiap kali ia mendengar suara mobil atau langkah kaki, hatinya berdebar-debar, berharap itu adalah Sarah yang telah pulang.“Kemana perginya nona Sarah,” ucap Ina khawatir.Ketika akhirnya ia melihat sosok Sarah yang dikenalnya, Ina merasa sangat lega. Seolah-olah beban yang selama ini ia rasakan telah hilang, digantikan oleh rasa syukur yang mendalam. “Alhamdulillah, akhirnya nona Sarah pulang,” ucap Ina dengan perasaan lega. Suaranya terdengar lembut namun penuh harap, seolah-olah ia telah menunggu momen ini sejak lama.Tanpa membuang waktu lagi, Ina pun segera berlari keluar, membukakan pagar yang menghalangi jalan mobil yang digunakan Sarah. Ia bergerak dengan cepat dan lincah, seolah-olah ia tak sabar untuk menyambut kedatangan nyonya di rumah ia bekerja.Namun, ketika Sarah tiba, waj
Read more
Chapter 72
“Sayang, kamu sudah pulang?” tanya Sarah dengan suara lembut, melihat suaminya, Zavar, yang baru saja melangkah masuk ke kamar mereka. Cahaya lampu kamar yang hangat menerangi wajahnya yang tampak lelah.“Iya, sudah selesai acara makan malamnya,” jelas Zavar dengan nada berat, sambil mulai membuka dasi dan kemeja yang tampak sempurna di lehernya. Suara kancing kemeja yang terbuka satu per satu terdengar jelas di ruangan itu.“Cepet ya, apa selesai makan langsung pulang?” tanya Sara pada Zavar, mencoba menyembunyikan kekecewaannya. “Untung aku pulang cepat,” ucap Sarah bermonolog di dalam hati, sambil mengelus pelan dadanya, merasakan detak jantungnya yang berpacu.“Iya,” jawabnya singkat, sambil melepas kemeja yang terakhir dan melemparnya ke kursi di sudut kamar.“Kenapa? Apa tidak berbasa basi membahas bisnis atau sejenisnya?” tanya Sarah, mencoba memahami alasan suaminya. Matanya menatap Zavar dengan penuh tanya.“Nggak, disana membosankan,” jawab Zavar dengan nada datar setelah me
Read more
Chapter 73
Sarah mengernyitkan dahi saat Zavar menyingkirkan desain yang sedang dikerjakannya. Matanya terpaku pada kertas yang belum juga terwujud menjadi impian visualnya.“Sayang, aku belum selesai dengan desainku?” desisnya dengan suara lembut.Zavar menatapnya serius, senyum samar terukir di bibirnya. “Nanti saja itu, ada hal yang lebih penting lagi,” ujar Zavar mantap, matanya penuh keyakinan.Namun, keinginan Sarah tak terbendung. “Tapi…”“Tidak ada kata ‘tapi’,” potong Zavar dengan tegas. Tanpa menunggu lagi, ia meraih tubuh Sarah menariknya berbaring di ranjang. Dengannya, ia menyampaikan pesan tanpa kata-kata, ada momen yang tak bisa ditunda.Kedua insan itu berpindah dari pembicaraan tentang desain ke sebuah bahasa tubuh yang penuh makna. Sarah terdiam, terbawa oleh sentuhan dan kehangatan Zavar. Namun, dalam keheningan itu, suara pelan Zavar menggema di telinganya.“Aku mau anak dua belas, sayang,” bisik Zavar dengan lembut, seakan merangkul impian yang belum terucap secara gamblang
Read more
Chapter 74
“Kamu tunggu di sini, biar aku masuk ke dalam untuk memeriksa!” ucap Zavar dengan tegas. Suaranya bergetar dengan keberanian dan determinasi, mata coklatnya menatap Sarah dengan penuh keyakinan. Dia berdiri tegak di depan pintu rumah mereka yang terbuka, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin ada di dalam.“Tapi bagaimana jika ada maling di dalam, nanti kamu kenapa-napa!” ucap Sarah dengan suara gemetar. Kekhawatirannya tergambar jelas di wajahnya yang pucat. Dia menahan tangan Zavar, mencoba mencegahnya untuk masuk. Matanya yang lebar penuh dengan kecemasan, dan suaranya hampir tidak keluar karena ketakutan.“Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku sayang,” balas Zavar, meremas tangan Sarah dengan lembut. Dia memberikan senyum yang penuh dengan kehangatan dan kasih sayang, berusaha menenangkan istrinya. “Tetapi tenang saja, jangan khawatirkan aku. Aku akan berhati-hati.”Dia kemudian menambahkan, “Tetapi, jika terjadi sesuatu padaku, segera telpon Fando!” Fando adalah sahabat baik
Read more
Chapter 75
Setelah melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan raya yang luas, mobil hitam milik Zavar akhirnya tiba di suatu tempat yang tampaknya sudah dikenal sebelumnya. Dengan hati-hati, Zavar menepikan mobilnya ke sisi jalan, mematikan mesin, dan membuka pintu. Mereka berdua, Zavar dan Sarah, segera turun dari mobil, merasakan udara segar malam yang menyegarkan.“Ke Cafe resto?” tanya Sarah dengan nada bingung, matanya memandang sekeliling, mencoba mencari petunjuk.“Iya, aku lapar. Ayo,” ajak Zavar dengan senyum lebar. Dia meraih tangan Sarah dan membawanya menuju cafe tersebut.Sarah mengikuti langkah kaki suaminya, Zavar, merasa penasaran dan bingung pada saat yang sama. Mereka berjalan melewati pintu cafe, disambut oleh aroma kopi yang hangat dan musik jazz yang lembut.Setelah memilih meja di sudut yang nyaman, mereka duduk berhadapan satu sama lain. Seorang pelayan datang dan mereka pun langsung memesan makanan, memilih beberapa hidangan favorit mereka.“Kamu ingat cafe ini?” tanya Zav
Read more
Chapter 76
Selena merasa heran ketika mendengar suara wanita yang mengangkat telepon Alex. Ia tidak mengenal suara itu sama sekali. Seketika membuat hati Selena terasa panas karena terbakar cemburu.“Kamu siapa?” tanyanya dengan nada penasaran. Ia ingin tahu siapa wanita yang berani mengganggu hubungannya dengan Alex.Wanita itu terdengar tidak senang dengan pertanyaan Selena. Ia merasa tersinggung dan marah.“Aku kekasihnya Alex, kamu yang siapa?” tanyanya balik dengan nada tajam. Ia merasa yakin bahwa gadis yang menelpon Alex pasti ada sesuatu. Ia ingin tau lebih jauh.Selena tidak percaya dengan jawaban wanita itu. Ia merasa bahwa wanita itu sedang berbohong dan berusaha mengacaukan hubungannya dengan Alex.“Hei, jangan sembarangan bicara ya kamu!” ucap Selena dengan nada keras. Ia ingin menegaskan bahwa ia adalah tunangan Alex dan tidak ada orang lain yang berhak mengklaim Alex.Wanita itu semakin kesal dengan ucapan Selena. Ia merasa bahwa Selena adalah orang yang ngasal dan tidak tahu apa-
Read more
Chapter 77
“Alex, sialan!” teriak Selena dengan suara parau, menggema di seluruh ruangan. Dia berdiri di tengah kamarnya, rasa sakit dan pengkhianatan memenuhi setiap inci tubuhnya, membuat jantungnya terasa seperti pecahan kaca tajam.Dia meremas bantal di tempat tidurnya, mencoba menahan air mata yang menggenang di matanya. “Tidak, aku tidak boleh menangis begini,” gumamnya pada dirinya sendiri, berusaha keras untuk menenangkan diri. Dengan tangan gemetar, dia mengusap air mata yang jatuh di pipinya, mencoba menghapus jejak kesedihan yang begitu dalam.“Aku harus menemukan Alex, memberikan pelajaran padanya!” ucap Selena dengan nada penuh kemarahan. Dia bisa merasakan amarahnya membara di dalam dada, mendorongnya untuk bertindak. Dia tidak bisa membiarkan Alex pergi begitu saja setelah apa yang telah dia lakukan.Dengan tekad yang baru, Selena meraih tasnya yang tergeletak di lantai. Dia merogoh isi tasnya, mencari kunci mobilnya. Setelah menemukannya, dia menggenggamnya erat, merasakan dingin
Read more
Chapter 78
Selena menatap Alex dengan tatapan tajam dan penuh kemarahan. Dia tidak percaya bahwa Alex, tunangannya itu, telah mengkhianatinya. Tidak hanya itu, Alex juga telah memakai uangnya dalam jumlah besar, semakin menambah rasa sakit hati di hati Selena.“Apa maksudmu?” tanya Alex pura-pura tak tahu. Dia berusaha menenangkan Selena yang sudah histeris.“Jangan berpura-pura kau Alex. Cctv di kantor mamaku akan menjadi bukti untuk menjebloskan kamu ke penjara jika tidak mengembalikan uangku!” teriak Selena. Dia menunjuk ke arah wajah Alex dengan berapi-api.“Dan kamu, aku relakan Alex untukmu. Kalian memang pantas!” ucap Selena sambil menoleh ke arah Viola yang berdiri di belakang Alex. Viola tampak ketakutan dan menunduk. Dia tidak berani menatap Selena yang sudah menganggapnya sebagai musuh.Selena merasa tidak ada lagi yang bisa dia lakukan di rumah mewah itu. Dia merasa telah kehilangan segalanya. Dia pun berbalik dan berlari menuju pintu keluar. Dia tidak peduli dengan tatapan heran dan
Read more
Chapter 79
Papanya Viola berdiri tegak, matanya menatap tajam ke arah Alex. “Pergi kamu dari sini dan jangan pernah menampakkan wajahmu di hadapanku!” ucapnya dengan suara lantang yang menggema di seluruh ruangan. Dia menunjuk pintu keluar dengan jari telunjuknya, wajahnya penuh dengan kemarahan. Alex tampak terkejut, dia menatap papanya Viola dengan ekspresi terkejut. “Om, dengarkan penjelasan saya, wanita tadi berbohong!” jelasnya dengan suara gemetar. Dia mencoba menjelaskan situasinya, berharap papanya Viola akan memahami. Alex kemudian menoleh ke arah Viola, matanya memandang penuh harap. “Viola, apa semudah itu kau ingin berpisah dariku?” tanyanya dengan suara lembut, penuh dengan rasa penyesalan. Viola tampak terdiam sejenak, matanya menatap Alex dengan ekspresi kosong. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya membuka mulutnya. “Lebih baik kita putus, Alex,” jawabnya dengan suara yang hampir tidak terdengar. Dia kemudian berlari masuk ke dalam rumah, meninggalkan Alex sendirian di luar. Al
Read more
Chapter 80
Dengan mata yang memerah dan suara yang bergetar, Alex merengek pada Lena, “Saya mohon, jangan penjarakan saya, Tante!” Dia mencoba meraih belas kasihan Lena dengan tatapan yang memelas.Namun Lena, dengan wajah yang teguh dan mata yang tajam, menjawab tanpa ragu, “Tidak bisa! Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu!” Suaranya bergema di ruangan itu, menunjukkan ketegasannya.Alex, dengan suara yang semakin lemah, kembali merengek, “Ampunkan saya, Tante.” Dia berharap kata-katanya bisa meluluhkan hati Lena.Namun Lena tetap pada pendiriannya. Dia menoleh ke Roy dan memberi perintah, “Roy, bawa dia ke gudang, beri dia pelajaran, kalau perlu hajar dia sampai babak belur, setelah itu baru seret dia ke penjara!” Suaranya tegas, menunjukkan bahwa Lena tidak akan berubah pikiran.Dengan wajah yang serius, Roy menjawab singkat, “Baik!” Dia siap menjalankan perintah Lena.Alex, yang mendengar perintah itu, berteriak dengan putus asa, “Tante, jangan! Ampuun!” Alex berusaha sekuat ten
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status