All Chapters of Suami Ojolku Ternyata Presdir: Chapter 81 - Chapter 90
111 Chapters
Chapter 81
Lena duduk di kursi kerjanya, menatap layar ponselnya dengan alis yang mengerut dalam kebingungan. Dia baru saja menerima panggilan dari Mbok, pembantu rumah tangganya. “Kenapa Mbok menelepon saat ini?” pikir Lena, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa jantungnya berdebar-debar, seolah-olah ada firasat buruk yang menghantui pikirannya.Lena mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum mengangkat telepon. “Halo, Mbok,” sapa Lena dengan suara yang berusaha tetap tenang. Namun, dibalik suaranya yang tenang, ada rasa cemas yang tidak bisa dia sembunyikan.Mbok, di ujung telepon, terdengar ketakutan. “Buk, tolong! Non Selena mau bunuh diri,” ucapnya dengan suara yang penuh kepanikan. Kata-kata itu seperti petir di siang bolong bagi Lena. Dia merasa dunianya runtuh seketika.“Apa! Duh anak itu, bener-bener deh!” ucap Lena, merasa frustasi dan takut pada saat yang sama. Dia tahu Selena sedang mengalami masa-masa sulit, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa si
Read more
Chapter 82
Dengan raut wajah yang penuh kecemasan, Lena merespons dengan keras pada penggalan kalimat itu. “Benar! Seolah dunia hanya dihuni oleh satu lelaki bernama Alex. Tapi sebenarnya, masih banyak lelaki diluar sana yang jauh lebih dari sekadar Alex!” serunya, sorot matanya penuh dengan amarah dengan pikiran singkat putrinya.Namun, setelah berbagai rayuan dan usaha meyakinkan, akhirnya Selena menyerah. Keteguhan hatinya terkikis, lalu tubuhnya perlahan berputar, tidak lagi berniat melompat dari balkon tinggi itu.Si Mbok yang telah membujuk dan menunggu sejak tadi, segera melangkah mendekati Selena. Dengan penuh kelembutan, ia merangkul gadis itu. Lena, yang telah menahan nafasnya sepanjang kejadian, merasakan lega melihat anak tunggalnya tidak mengambil langkah tragis untuk mengakhiri hidupnya.“Hufft! Syukurlah,” desah Lena dengan suara lirih yang penuh rasa lega, tangannya mengelus dada dengan penuh ketenangan. Dalam hatinya, ia bersyukur bahwa keputusasaan telah berakhir dan putrinya m
Read more
Chapter 83
“Sebenarnya apa?” tanya Zavar, matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang tak tersembunyi.Sarah menelan ludah, berusaha mengumpulkan keberanian. “Sebenarnya, aku... diam-diam sudah ke sana,” ucapnya perlahan, suaranya hampir hilang di antara getar kecemasan.Pandangan tajam Zavar menembus Sarah, membuatnya merasa gemetar. Ia takut Zavar akan meledak dalam kemarahan. Namun, dengan langkah berani, Sarah melanjutkan, “Menemui ayahku,” tambahnya, mencoba mengungkapkan semuanya dengan jujur.Zavar menatapnya dengan intensitas yang membuat Sarah hampir terdiam dalam ketegangan. “Kapan?” tanyanya, suaranya seolah menafsirkan keseluruhan situasi.Sarah menggigit bibirnya, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. “Waktu kamu pergi makan malam bersama relasimu,” jawabnya pelan, berusaha menjelaskan tanpa memunculkan kepanikan lebih lanjut.Detik-detak waktu terasa sangat lambat dalam keheningan mereka. Zavar mencerna setiap kata yang baru saja diungkapkan Sarah.Sarah merasa jantungnya berdegup k
Read more
Chapter 84
Lolly duduk tegak di ujung ranjangnya, matanya menerawang ke jendela yang memancarkan cahaya senja yang redup. Dalam genggaman, ia memutar-mutar selembar kertas kecil yang menyimpan nomor ponsel—sebuah nomor yang bisa menjadi kunci bagi rencana mendatangnya. “Sebaiknya aku menunggu rencana papa saja,” gumamnya pelan, suara seraknya terbawa angin malam yang menyelinap masuk ke dalam kamarnya.Lolly merasakan getaran ringan di dalam kantungnya, namun belum saatnya. Lolly mengembalikan kertas itu ke tempat semula dengan hati-hati, seolah menyimpan rahasia besar dalam genggamannya. Kembali terbujur di atas ranjangnya, dia merenung, membenamkan diri dalam dunianya yang penuh tanda tanya.Pikirannya terhanyut pada Zavar—wajahnya yang tampan, mata yang menatap dengan tajam namun penuh misteri. Zavar telah merasuki setiap relung hatinya, menggetarkan apa yang tadinya terkunci rapat. Lolly merasakan denyutan getar yang tidak biasa melintasi dadanya, seperti arus listrik yang mengalir tanpa he
Read more
Chapter 85
Beberapa waktu kemudian, sambil menatap layar laptopnya, Selena mendapati sebuah pesan masuk yang membuat hatinya berdebar kencang. “Mama! Aku diterima di perusahaan Zavar!” teriaknya semangat, suaranya memenuhi ruangan dengan kegembiraan yang tak terbendung.Lena yang sedang sibuk membaca berita di ruang tengah, mendengar teriakan itu dan segera berlari ke ruangan Selena. “Diterima di mana, sayang?” Lena bertanya dengan tatapan penasaran, mencoba memahami informasi yang baru saja didengarnya.“Mama lupa, di perusahaan Zavar! Aku lulus, Ma!” Selena menjelaskan dengan wajah bersemangat, tak sabar untuk berbagi kabar gembira itu.Lena memeluk Selena erat. “Kamu luar biasa, sayang! Aku tahu kamu bisa melakukannya,” serunya sambil memeluknya erat. Mereka berdua terhanyut dalam kebahagiaan. Selena menghela napas lega, merasakan beratnya beban yang akhirnya terangkat dari pundaknya.“Aku nggak nyangka bisa lolos masuk perusahaan itu, Mah!”Lena tersenyum lebar, matanya berbinar. “Tentu saj
Read more
Chapter 86
“Apa yang aneh, Fando?” tanya Zavar, suaranya penuh kekaguman, mencerminkan rasa penasaran yang melingkupinya. Sambil memperhatikan setiap ekspresi wajah asistennya, Zavar mencoba mencari jawaban atas kejadian yang terasa tak lazim ini. “Eh, Zavar. Tumben kamu datang lebih awal?” ucap Fando, dengan nada heran yang mencuat dalam suaranya. Kedatangan Zavar memang luar biasa, mengingat biasanya ia lebih suka mengatur waktu dengan santai.Zavar mengangguk, mencoba mencari rincian lebih lanjut dari Fando yang tampak penuh misteri. “Itu, tadi ada Lolly hendak masuk ke ruangan kamu, bukankah itu aneh? Ngapain dia datang kemari pagi-pagi, dan belum ada janji temu padamu,” jelas Fando, sambil merinci kejadian yang membuatnya bingung.Mendengar penjelasan itu, Zavar mengerutkan keningnya, memberi kesan bahwa ia tengah menyusun teka-teki dalam benaknya.“Lolly? Mau apa dia,” ucap Zavar, suaranya merendah, menciptakan aura misteri di antara mereka. Tiba-tiba, ruangan itu terasa penuh dengan ke
Read more
Chapter 87
Zavar dan Fando keluar dari ruang pertemuan, meninggalkan jejak kesepakatan bisnis yang baru saja terjalin. Udara di luar terasa segar, dan cahaya matahari menyinari langkah-langkah mereka. Waktu pun berjalan tanpa ampun, menunjukkan bahwa pukul 11.10 siang sudah tiba.Saat itu, Zavar memutuskan untuk memberi tahu Fando tentang rencananya. “Zavar, pulanglah ke kantor lebih dulu. Aku ingin ke butik sebentar menemui Sarah,” ucapnya, suaranya tenang dan penuh otoritas, mencerminkan sikapnya yang tegas namun tetap menghormati.Fando yang sudah mengenal kebiasaan baru presdirnya, mengangguk paham.“Okey, aku mengerti,” jawab Fando sambil tersenyum. “Perlu ku antar?” tawar Fando dengan sikap ramahnya. Tapi Zavar menolak dengan tegas, “Nggak usah, aku sudah meminta sopir Sarah menjemputku,” jelasnya. Keputusan itu membuat Fando mengangguk pengertian.“Baiklah,” jawab Fando, kemudian dengan langkah mantap, ia berpisah dari Zavar. Fando melangkah menuju kendaraannya, sementara Zavar menuju t
Read more
Chapter 88
Zavar dan sarah baru saja selesai dengan makan siangnya.“Sayang, aku balik ke kantor dulu ya,” ucap Zavar lembut, menyuarakan kepergiannya pada Sarah yang tengah sibuk merapikan beberapa pakaian di rak butiknya.Saat matahari meluluhlantakkan sinarnya di balik jendela butik, suasana hati Sarah dipenuhi dengan aroma campuran antara cinta dan kepergian yang sebentar lagi akan menyelimuti kehangatan di antara mereka berdua. Zavar, suaminya, berdiri di ambang pintu dengan senyuman hangat yang melintas di wajahnya.Tatapan mata mereka bertemu sejenak, menciptakan denting harmoni yang terasa begitu akrab. Sarah menghentikan aktivitasnya sejenak dan tersenyum lembut.“Oke sayang, hati-hati,” sahutnya, penuh dengan doa dan harap.Zavar mendekati Sarah, memeluknya erat. “Iya, kamu juga, jangan capek-capek,” kata Zavar seraya mengecup kening istrinya dengan penuh kelembutan. Kecupan itu seperti pesan yang terukir di bibir waktu, memberikan kepastian bahwa dia akan kembali lagi.Dengan perlahan
Read more
Chapter 89
Selena merasa lega begitu waktu pulang tiba setelah menghabiskan seharian penuh di tempat kerja. Dalam kelelahannya, dia tak sabar untuk segera tiba dirumah dan beristirahat setelah menjalani hari pertama sebagai seorang pekerja.Namun, kegembiraannya terganggu oleh komentar seorang staf yang melihatnya. “Kamu sudah terlihat rapi,” ujar staf tersebut, memperhatikan penampilan Selena yang seakan siap untuk pulang.Selena tersenyum kecil. “Memang sudah jam pulang, kan?” ucapnya, berharap bisa segera meninggalkan kantor.Namun, harapannya buyar ketika Novi, salah seorang staf senior, mengingatkannya bahwa masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum pulang. “Masih ada beberapa tugas yang perlu diselesaikan. Lebih baik selesaikan dulu sebelum pulang,” ucap Novi dengan nada tegas.“Apa? Aku sudah sangat lelah. Besok saja aku lanjutkan,” keluh Selena, merasa kelelahan yang begitu mendalam setelah hari yang panjang di kantor.Wajah Selena terlihat frustasi ketika Novi dengan tegas men
Read more
Chapter 90
Roy memperhatikan ponsel Lena yang berdering dengan pelan. “Sayang, ponsel kamu berdering tuh,” ucapnya dengan suara rendah, mencoba memperlambat gerakannya.Lena menggeleng lembut, matanya tetap terpejam dan fokus pada apa yang sedang dikerjakannya saat itu bersama Roy. “Biarkan saja, Roy. Nanggung sedikit lagi,” kata Lena, memutuskan untuk tidak terganggu oleh panggilan telepon demi menyelesaikan apa yang sedang dilakukan olehnya dan Roy.Roy mengangguk singkat, mengerti apa yang diinginkan Lena. Ia kemudian fokus kembali menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Roy bergerak lebih gesit, terus berusaha untuk menuntaskan apa yang tengah dikerjakannya saat itu, sedikit lagi akan mencapai puncak klimaks untuk kedua kalinya.Roy bergerak dengan lebih cepat dari sebelumnya, mencoba mengejar waktu yang telah terbuang. Keduanya terhanyut dalam momen kebersamaan mereka, intensitasnya meningkat hingga akhirnya keduanya menjerit dengan penuh nikmat, merasakan kenikmatan yang telah mereka capai be
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status