Semua Bab Arisan Bodong Keluarga: Bab 151 - Bab 160

# Arisan Bodong Keluarga Bab 151 ( Perjanjian ) Pov Bu Murni " Seperti permintaan sebelumnya aku mau Amah jangan terlalu mengikuti permintaan Robi dia sudah dewasa. Apa itu sulit Mah? " Aku menggelengkan kepalaku karena tahu pasti ini permintaan Cantika jadi aku tak terlalu kaget. " Ada lagi yang aku minta, aku ingin motor Robi diambil karena dia tak pernah mengeluarkan uang seperak pun, sebagai gantinya aku mau motor itu untuk uang yang sudah dia ambil kalau tidak aku akan melaporkannya pada Polisi dan aku tak main main " aku langsung mendongakan kepalaku, aku kira Cantika hanya menggertak ketika ribut di rumah Dina. Tapi wajahnya terlihat serius, apa yang harus aku jawab. Aku tak tega kalau Robi harus masuk penjara karena tak mungkin dia mengembalikan uang yang sudah dipakainya. Sebenarnya aku percaya Robi memakai uang itu. Karena pada saat bekerja di toko dompet Ayu isinya selalu banyak.dan mereka sering jalan jalan. Waktu aku tanya dia cuma bilang dikasih mertuanya, k

# Arisan Bodong Keluarga Bab 153 ( Pesta Siapa? ) Hari hari berjalan seperti biasa, Robi memang tak pernah datang ke rumah. Tapi Bu Murni tetap merasa pusing di kepalanya karena Robi menghubunginya setiap hari meminta uang untuk biaya transportasi mengingat motornya sudah di ambil saudara saudaranya. Dia tak berani mengambilnya kembali sekalipun motor itu ada di tangan Ikbal karena dia mendapat ancaman jika berani merampasnya maka akan diteriaki maling. Sebagai gantinya Robi memilih meminta uang ongkos pada Ibunya. Sekalipun Bu Murni tak pernah memberikannya dengan alasan tak memiliki uang karena semua bantuan dari Cantika dan Diki sudah tidak ada. Sedangkan uang yang diberikan suaminya hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari dan bekal sekolah Ikbal. Untuk uang sewa kostan sekarang di pegang Diki dan Cantika, Bu Murni tak berhak menerimanya. Apabila ada penyewa memberikan uang sewanya selain pada Diki dan Cantika makan penyewa itu harus kembali membayar atau keluar dari kamar s

# Arisan Bodong Keluarga Bab 155 ( Ada Apa Dengan Nuri? ) Diki keluar dari rumahnya dengan penampilan rapi bahkan terlihat tampan karena biasanya hanya memakai pakaian seragam kerja. Dia sengaja dandan habis habisan agar terlihat ganteng maksimal seperti di iklan. Ingin sekali dia memperlihatkan pada Novia bahwa dia juga baik baik saja setelah berpisah dengan mantan istrinya itu. Walau pada kenyataannya hatinya masih pedih dan belum menerima. Apalagi melihat Novia mendapatkan Adrian yamg dari segala sisi mengalahkannya secara telak. " Eh Diki mau kondangan ya? kelihatan beda banget " Yuyun yang berpapasan dengannya seperti terkesima. " Hehee iya Teh Yun gimana ganteng kan? " jawabnya sambil terkekeh. " Heheee iya ganteng sayang saja Emaknya cerewet uuppsss maaf ya " Diki hanya tertawa mendengar jawaban si tukang gosip RT nya. Apalagi dia tahu Amah dan Yuyun memang musuh bebuyutan. Berkali kali mereka ribut tapi entah kenapa bisa akur kembali. Warga pun sudah tak heran denga

# Arisan Bodong Keluarga Bab 157 ( Robi Dilaporkan Ke Polisi )Pulang dari rumah Nuri Diki tidak langsung ke rumahnya karena sebelumnya dia mendapat pesan dari Cantika agar menemuinya di toko." Ada apa Tik? " tanya Diki setelah masuk ke ruangan Cantika." Aduh aku pusing Mas toko ini sudah benar benar tidak bisa di selamatkan. Ini karena uang tidak berputar kalau pun Robi mengembalikan uang itu tetap saja tidak membantu banyak.Itu hanya cukup untuk membayar hutang pada supplier itu pun belum beres semua. Sedangkan biaya operasional toko seperti gaji karyawan, listrik dan lain lain belum terpenuhi. Apalagi uang cicilan sertifikat "Cantika berkata dengan lirih dia sepertinya sudah lelah. " Kok bisa bukannya ada yang pakaian yang terjual setidaknya ada penghasilan masuk kan? " Diki keheranan." Mas lupa kan hari itu banyak sekali pakaian yang di gigit tikus. Ada sedikit yang bisa di akali tapi sedikit sekali. Sisanya tentu saja kami buang. Siapa juga yang mau membeli pakaian bolong

# Arisan Bodong Keluarga Bab 159 ( Orang Tua Ayu ) Setengah jam Diki sudah sampai di rumah Nuri. Namun di rumah Nuri terlihat sepi tak ada orang. Berkali kali Diki memijit bel tapi tak ada jawaban. " Mas cari Bu Siska ya? " tanya tetangganya melihat Diki lama berdiri di luar. " Iya Bu, pada kemana ya? " " Kemarin malam mereka pergi, tapi gak bilang apa apa. Cuma kebetulan saja pas mereka keluar saya melihatnya. Sepertinya anak Bu Siska sedang sakit " papar tetangga tersebut. " Gitu ya Bu, ya sudah saya permisi pulang. Nanti saja saya hubungi Pak Farid atau Bu Siska mari Bu " ucap Diki pamit pada tetangga sebelah rumah. Diki pulang dengan perasaan gelisah, dalam hati bertanya mengapa orang tua Nuri tidak memberitahunya. " Lebih baik nanti sampai rumah aku telepon Pak Farid menanyakan Nuri. Aku gak enak sepulang dari undangan dia jadi seperti itu " Diki membatin. *** Diki memutuskan untuk segera kembali ke rumah. Sebenarnya ingin sekali dia mampir ke rumah Novia unt