Semua Bab Arisan Bodong Keluarga: Bab 211 - Bab 220

# Arisan Bodong Keluarga Bab 211 ( Anfal )DegghhhLoh kok gak ada ya 2 sertifikat kontrakan dan juga Bpkb motor Bapak? Apa mungkin Robi mengambilnya, bagaimana ini?Dengan langkah cepat dia menggedor pintu kamar Robi. Berkali kali Bu Murni menggedor pintu kamar Robi.Buk buk buk" Robi, Ayu keluar kalian! " teriaknya dengan suara lantang. " Apa sih Mah? gak usah kasar gitu aku denger kok " Robi balas membentak Ibunya. Pakaian Robi sudah nampak rapi seperti mau pergi. Menyusul istri dan anaknya juga keluar dari kamar menenteng tas. " Mau kemana kalian? " tanya Bu Murni dengan suara yang sudah diselimuti emosi." Mau kemana aku ya terserah dong, apa urusan Amah? toh Amah gak mau bantu kesulitan aku " balas Robi sambil menuruni tangga bersama anak istrinya. Perasaan Bu Murni makin tak enak melihat kepergian mereka. Bukan takut di tinggalkan namun dia makin yakin Robi lah yang mengambil sertifikat rumah kontrakannya.Bu Murni menghalangi mereka tepat di bawah tangga " Kamu gak boleh

# Arisan Bodong Keluarga Bab 213 ( Rumah Sakit ) " Kamu tenang ya Tik ini sudah takdir. Jangan menangis yakin saja Amah pasti sembuh " pasangan suami istri itu mencoba menenangkan Cantika yang nampak pucat dan panik. Kini perasaan Cantika mulai tenang, apalagi ketika Diki datang bersama Ayahnya. Dan disamping Diki ada Nuri sedang tersenyum. " Ayah kesini, anak anak sama siapa? " Cantika terkesiap melihat kedatangan mereka. " Anak anak sama Ikbal, maaf Tik tadi aku jemput Ayah dulu karena Ayah berhak tahu keadaan Amah. Dari kabar yang aku dapat dari Yati Amah pingsan tiba tiba, aku takut Amah Anfal " Cantika mengangguk paham apa yang dimaksud Diki " Iya gak apa Mas, aku hanya tak mau Ayah khawatir saja " Pandangan Cantika beralih pada Nuri, mereka langsung berpelukan. Nuri pun memberi semangat menguatkan Cantika. Pak RT dan Bu RT pun menyalami mereka bergantian. " Pak maafin Tika, ini semua gara gara Tika hiks hiks " Cantika mulai menangis lagi. " Kamu yang tena

# Arisan Bodong Keluarga Bab 215 ( Tentang Sertifikat ) " Amahh " Pak Imam memburu menuju ranjang istrinya. " Yah, ini dimana? " mata Bu Murni memindai sekeliling, dia melihat ada suaminya dan menantu barunya lalu tersenyum pada keduanya. " Nuri? " dia memanggil menantunya. Nuri yang sedang melamun langsung tersentak. " Iya Mah " jawabnya, dia makin mendekatkan tubuhnya. " Maafin Amah ya " suara Bu Murni begitu lirih kemudian tangisnya pecah. " Amah gak salah, sebaiknya Amah istirahat. Biar cepat sembuh, aku akan jagain Amah disini " " Makasih Nur, dimana Diki? " tanya Bu Murni. " Mas Diki kerja nanti sore sepulang kerja langsung kesini " Bu Murni hanya mengangguk mendengar jawaban Nuri. " Yah, Amah pengen ketemu Novia untuk meminta maaf. Selama ini Amah sudah menjadi mertua yang dzolim hiks hiks " Nuri kembali berpikir, berarti benar apa yang dibilang Ayah mertuanya kalau Novia baik. Karena Ibu mertuanya sendiri yang bilang kalau dia telah menyakiti Novia. Nuri pu

# Arisan Bodong Keluarga Bab 217 ( Hati Yang Berdamai ) " Baiklah kita kesana sekarang " jawab Novia cepat. Akhirnya mereka berempat berjalan menuju kamar Bu Murni bersama sama. Para wanita berjalan di depan, sedangkan para suami berada di belakang. Tak ada percakapan sepanjang jalan menuju ruang inap. Mereka sepertinya canggung. " Assalammu Alaikum " sapa Novia ketika tiba di depan pintu. " Waalaikum salam " jawab Pak Imam, Bu Murni pun menjawab namun suaranya terdengar lemah. Novia dan Nuri masuk berbarengan, Bu Murni dan Pak Imam kaget karena Novia bisa cepat datang. " Yah " sapa Novia dan mencium tangannya lalu beralih pada Bu Murni. Adrian pun menyalami kedua mantan mertua Novia. " Vi, apa kabar? Ayah dengar kamu berangkat umroh sekeluarga. Kapan pulang? " tanya Pak Imam. " Alhamdulillah 3 hari yang lalu. Kebetulan tadi ketemu Nuri di depan dan bercerita kalau Amah sakit. Bagaimana keadaan Amah sekarang? " tanya Novia lembut. " Hiks hiks, ya begini Vi seperti yang ka

# Arisan Bodong Keluarga Bab 219 ( Keikhlasan Nuri ) " Saya ingin mengembalikan kontrakan tersebut pada Diki. Dan kalau bisa Amah minta keridhoan kamu Nur yang sekarang sudah menjadi istri Diki agar rumah kontrakan tersebut di berikan pada anak anak Novia karena itu hak mereka yang sudah Amah rampas. Bahkan jika dihitung, hasil kontrakan tersebut sebagian ada yang sudah digunakan Amah. Maafkan Amah hiks hiks " tangis Bu Murni kembali pecah, Cantika duduk di sampingnya dan memeluk Ibunya untuk memberi dukungan. Semua terdiam mendengar penuturan Bu Murni. Sungguh ini sesuatu yang berbeda, sosok Bu Murni yang biasanya keras kepala, tak mau kalah dan tentu saja tinggi hati. Kini berubah menjadi lemah dan nampak penuh penyesalan. " Bagaimana Nur, apa kamu mau menerima permintaan Amah? " tanyanya penuh harap pada Nuri sang menantu barunya. Nuri yang duduk di dekat Diki kini berpindah duduk di sebelah Bu Murni dan meraih tangannya. " Tentu saja Mah, aku setuju. Ini hal benar dan tepa