Semua Bab Kandungan yang Tak Diinginkan : Bab 1 - Bab 6
6 Bab
1. akhir dari penantian
Air mata tak bisa Bella tahan ketika melihat sebuah benda yang menunjukkan pengharapannya selama ini."Ini nyata? Aku hamil." Bella terlihat tidak percaya apa yang di lihatnya, tanpa sadar dia  mengelus perutnya yang masih terlihat rata.Dia menangis dengan penuh bahagia, bola mata nya memandang haru ke arah tespact yang menunjukkan dua garis yang selalu di nantikan olehnya dan sang suami.Ketukan di pintu kamar, membuat Bella segera mengumpatkan tespect tersebut. dia dengan cepat membasuh wajahnya.Dengan mata yang masih terlihat sembab, karena menangis cukup lama di dalam sana. Bella segera keluar, membuka pintu kamar dengan cepat."Mas," sambut Bella dengan senyum penuh kebahagiaan.Pria yang di sebut suami Bella itu terlihat terkejut. "Sayang, kamu kenapa?" Keenan sosok suami Bella yang baru saja pulang dari kantor terlihat khawatir menatap Bella yang terlihat sembab.Bella menggeleng. "Aku nggak apa-apa, Mas. Tadi p
Baca selengkapnya
2. berubah
"Apa maksud mu, Mas?" Bella terlihat binggung mendengar pertanyaan Keenan.Melihat raut wajah binggung Bella, Keenan langsung tersadar apa yang baru saja dia ucapkan."M-maksudku, ini bener punyamu?" Keenan terlihat gugup dan Bella menyadari itu."Iya, Mas. Ini punyaku." Bella menatap manik mata Keenan yang tidak mau bersitatap."Aku mengeceknya lima hari yang lalu, awalnya aku pun tak percaya, tapi aku mengeceknya berulangkali dan hasilnya sama," lanjutnya.Keenan menatap Bella, kemudian menghela napas panjang."Terima kasih, Sayang." Keenan langsung memeluk Bella erat, yang di balas tak kalah erat oleh Bella.Entah kenapa Bella malah menangis, raut wajah Keenan yang seperti meragukan kandungannya, terekam jelas di ingatan Bella.Menyadari Bella menangis, Keenan melerai pelukan mereka. "Kenapa menangis, hm?" Keenan menangkup wajah Bella dengan kedua tangan kekarnya.Bella menggeleng. "Ini tangisan bahagia, Mas. Kamu bahagia kan, Mas?"Keenan tidak langsung menjawab melainkan mengecup
Baca selengkapnya
3. Awal kerusakan
Suara musik terdengar sangat keras, banyak sekali orang yang sedang berjoget tak tentu arah, pria dan wanita berciuman di mana saja, bahkan tak sedikit orang yang berhubungan badan, seolah-olah di tempat ini hanya ada mereka.Di sebuah meja paling pojok, terlihat sosok Keenan yang sedang mabuk di temani oleh sang sekertaris. Mulut Keenan terus meracau tidak jelas sedangkan Zio, dia memang tidak minum karena memang hanya menemani bosnya itu."Tuan, sebaik kita pulang, anda sudah mabuk berat." Zio sudah berulang kali menahan tangan Keenan yang terus meminum cairan keras itu."Diamlah!! aku tidak mabuk bodoh!" sentak Keenan, kemudian meminum kembali.Zio menatap sang Tuan dengan khawatir, dia sendiri tidak percaya dengan sosok Keenan yang sekarang. Semenjak pernikahan mereka, Zio baru kali ini lagi menemani Tuannya ketempat seperti ini, dan yang membuatnya tak menyangka lagi, Keenan bahkan berbohong kepada Nyonya Bella.Pagi tadi ketika Zio diperintahkan untuk kerumah Keenan, dia sebenar
Baca selengkapnya
4. pergi mengecek kandungan
Satu bulan kemudian, kini hari- hari di lalui oleh Bella hanya dengan tangisan, air mata sudah menjadi temennya setiap saat, kehampaan dia rasakan selama satu bulan terakhir ini.Tadinya Bella menyangka kehamilannya ini membawa kehidupannya untuk jauh lebih bahagia lagi, tetapi ternyata itu salah besar, nyatanya semenjak kehamilan Bella hanya merasa kehampaan, kesedihan, dan kesepian.Keenan yang berjanji hanya akan dua minggu di Jerman, kini sampai satu bulan, belum pulang-pulang. Rasa cemas bertambah karena Keenan yang jarang memberinya kabar, bahkan Keenan mengabari Bella setelah satu minggu Keenan di sana, dan hal itu membuat Bella sangat frustasi.Setiap malam, dirinya terus berpikir apa yang membuat Keenan berubah dalam sekejap ini, pikirannya berbicara jika Keenan berubah dikarenakan kehamilannya, tetapi hatinya menolak pemikiran itu, karena dia tahu sang suami sangat menanti kehadiran buah hati mereka.Bella menatap perutnya yang belum terlihat besar, dia menatap sendu ke arah
Baca selengkapnya
5. Alvin
"Alvin, om Keenan harus pulang Sayang. Nanti kita pasti bakal bertemu lagi kok Sayang," ucap seorang wanita dengan sangat lembut.Pria yang disebut Alvin itu menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Ndak mau mommy, avin mau sama Enan." Seseorang yang disebut Alvin adalah anak dari Amanda.Amanda menghela nafas lelah, sudah satu jam Alvin merengek terus tidak ingin di tinggalkan oleh Keenan yang sudah harus pulang ke negaranya.Keenan yang menjadi tahanan sedari tadi, kini menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan bocah kecil yang berusia dua tahun itu."Alvin, Om harus kerja dulu Sayang, nanti kalo ada waktu om pasti kesini lagi, oke." Keenan dengan lembut mengusap puncak kepala Alvin.Alvin menggeleng lagi. "Alvin ndak mau ditinggal Enan, Avin mau sama Enan." Alvin kini malah memeluk Keenan dengan erat.Amanda yang melihat itu menatap Keenan dengan merasa bersalah. Tak dipungkiri dia pun merasa bersedih Keenan akan kembali,
Baca selengkapnya
6. pulang
Zio terdiam membeku, apakah dugaannya selama ini benar kalau sang Nyonya berselingkuh? tetapi meskipun begitu Zio mengangguk tidak bertanya lagi karena tidak sopan untuk menanyakannya, dia segera pamit keluar untuk memerintahkan seseorang untuk mengawasi Bella mulai sekarang.Keenan sendiri langsung masuk ke dalam kamar yang tersedia di ruang kerjanya, dia langsung merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah.Baru saja akan memejamkan mata, ponselnya berdering. Keenan dengan malas mengambil di saku jasnya, matanya langsung berbinar ketika melihat panggilan video call dari Amanda.Tanpa pikir panjang Keenan langsung mengangkatnya."Enannnn." Suara tangisan Alvin langsung terdengar sambil menyebut namanya.Keenan tersenyum lebar, rasa lelahnya seketika langsung hilang melihat wajah Alvin yang sangat menggemaskan."Kenapa menangis, Sayang?" Dilihat dari layar, Alvin menangis di pangkuan Amanda, terlihat juga wajah Amanda yang sanga
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status