All Chapters of Pengorbanan Cinta Sang Letnan: Chapter 111 - Chapter 120
148 Chapters
Bab 111. Siapa lelaki itu?
Lara agak kesulitan saat menempelkan kartu di pintu karena barang belanjaan yang agak banyak di tangannya, lalu mendorong dengan kakinya. Dia baru saja pulang kantor langsung berbelanja keperluan di dapur yang berkurang. Begitu jam pulang, langsung dia bergegas, karena kuatir keduluan oleh suaminya.Dalam pikirannya jika Rey pulang lebih dulu, pasti suaminya itu yang akan menyiapkan makanan untuk mereka, Lara tidak ingin itu terjadi. Sekali-kali dia ingin berfungsi sebagai seorang istri yang melayani suaminya.Hari ini dia mau memasak makanan kesukaan suaminya. Dua jam telah berlalu, makanan telah terhidang namun suaminya belum juga pulang, langit sudah memerah, senja mulai mengukir keindahannya. Seindah harapan Lara untuk bersanding dengan suaminya menikmati senja.Lara mengeringkan rambutnya yang masih basah, dia baru saja selesai mandi. Semua telah dikerjakan, dari masak sampai membereskan rumah. Waktu terasa begitu lambat bergerak di saat menanti sang suami yang belum juga pulang
Read more
Bab 112. Sentuh aku, Mas.
"Kamu yakin Angela sedang digendong oleh ayah Mas""Maksudnya?" Wajah Lara penuh tanda tanya."Kenapa kamu yakin jika itu ayah Mas?""Memangnya itu bukan ayah Mas?" Lara balik bertanya dengan raut bingung."Mas meminta pendapatmu, ketika melihat foto itu kenapa kamu yakin jika itu ayah Mas.""Yaa ... Karena jelas sekali kalian begitu mirip, Mas lebih mirip sama ayah Mas. Apa wanita itu ibu Mas?"Rey tertegun mendengar pertanyaan Lara."Menurut kamu wanita itu ibu Mas?"Lara menekuk wajahnya dengan bibir manyun, tanda jika dia sedang berpikir keras. Rey menarik tangan Lara hingga mereka terduduk di sofa."Maksudnya gimana sih? Ibu di foto ini bukan ibu Angela yang ada di Bali saat ini atau gimana, aku nggak ngerti Mas.""Ibu dan lelaki itu tidak pernah Mas lihat. Yang ada di Bali sekarang bukan mereka. Lelaki ini yang ada di Bali," tunjuk Rey pada Hengky yang sedang menggendongnya."Terus kenapa Mas bisa bilang jika orang itu Ayah Mas?" tanya Lara semakin tak mengerti."Mas yang menyim
Read more
Bab 113. Tingkah Nakal
Lara bangun pagi-pagi sekali. Dia tidak mau keduluan oleh suaminya untuk menyiapkan sarapan mereka. Kebiasaan Rey selalu sarapan pakai nasi. Wajar, karena aktifitas Rey membutuhkan energi yang besar, jadi sekalian makan pagi agar kegiatannya tidak terganggu.Lara menghidangkan nasi goreng spesial dengan telur ceplok, udang ebi segar, dan beberapa potong irisan tomat dan ketimun, kesukaan Rey. Tak lupa sambal, di tiap menu apapun itu sambal selalu ada. Rey penyuka makanan pedas tapi sejak dengan Lara untuk masakan tidak pernah pedas karena Rey tahu jika Lara tidak bisa memakan yang pedas, makanya selalu dibuatkan sambal.Lara kembali memperhatikan tatanan pelengkapnya, memiringkan kepalanya dari sisi kiri lalu kembali menatapnya dari sisi kanan, memastikan jika tatanan di atas nasi gorengnya terlihat menarik dan menggugah selerah. Dia memperbaiki letak tomat yang dirasa kurang tepat. Kembali jongkok dan mengamatinya lagi, entah sudah berapa kali dia mengotak-atik posisi tomat dan ket
Read more
Bab 114. Seindah Senja
Sejak tadi Rey sudah merasa ada yang janggal dengan sikap Angela."Aku sudah menemukan lelaki impianku, dan itu adalah dirimu, Kak Charlie.""Apa kamu sudah tidak waras Angela, aku kakakmu!" "Iya kamu memang kakakku. Kakak yang akan menjagaku seumur hidupku, kakak yang bertanggung jawab atas diriku. Bukan begitu Kak Charlie.""Tentu saja aku akan menjagamu, sebagai seorang Kakak." Urat wajah Rey mengendur setelah tadi menegang saat manangkap maksud yang lain dari kata-kata Angela."Kakak sekaligus seorang suami, aku ingin kita menikah secepatnya."Rey ternganga baru saja dia merasa bersalah karena menyangka yang tidak-tidak tentang Angela. Namun kata-kata Angela barusan nyatanya menguatkan perkiraannya, jika Angela memang tidak waras."Ada apa denganmu. Kamu benar-benar tidak waras, kita saudara tidak mungkin menikah.""Tidak mungkin bagaimana, kamu bukan kakak kandungku, kita lahir dari rahim yang berbeda," tukas Angela dengan mimik heran."Ja-jadi kita bukan saudara? Artinya merek
Read more
Bab 115. Kerinduan Beda Alam
Rey berada di salah satu kamar hotel di Bali. Dengan penampilan yang berbeda, jambang dan kumis tipis menghiasi wajahnya dia sedang menyamar menjadi seorang kolega bisnis Hengky yang akan meeting dengannya. Tidak lagi muncul sebagai Devin.Rey mulai menemukan titik terang. Sengaja muncul sebagai orang lain karena dia menganalisa jika Hengky sedang dalam pengawasan, bila Hengky adalah sahabat ayahnya pasti berada dipihaknya. Rey yakin Hengky sengaja memberikan bukti itu dan Hengky tentunya tahu jika bukti itu sudah tidak berada lagi dalam brangkasnya. Padahal dia sendiri tahu konsekuensinya, dengan adanya bukti itu dia akan mendekam dalam penjara. Sama saja dengan menggali kubur untuk dirinya sendiri. Tentunya ada sesuatu hal yang luar biasa sehingga seseorang berniat memenjarakan dirinya sendiri. Dari hal itu Rey dapat menyimpulkan jika Hengky dalam tekanan dan sedang diawasi. Bel pintunya berbunyi, Rey yakin jika Hengky yang datang, dia segera membuka pintunya.Begitu Hengky masuk
Read more
Bab 116. Godaan Pelipur Lara
"Mas yakin jika mereka benar telah tiada?" tanya Lara mengharapkan ada kemungkinan yang lain.Rey berdiri menuju meja rias lalu menarik kursi kecil membawa dan mendudukinya di depan istrinya yang masih terduduk di tepi ranjang. Dia tidak langsung duduk di samping istrinya karena dari perjalanan jauh yang tentu tubuhnya masih kotor."Mas udah mengecek dan memastikan jika mereka memang orang tua Mas. Kedua orang yang kamu duga adalah ayah dan ibuku di foto itu, memang mereka orang tua Mas.""Ya Tuhan, jadi mereka telah tiada?" Rey mengangguk."Mereka tewas di hari yang sama," suara Rey pelan hampir tak terdengar.Mata Lara membulat."Mereka kecelakaan?" Rey menggeleng."Kemungkinan mereka di bunuh.""A-apa Mas! Dibunuh?!"Mata indah Lara melotot tak percaya."Iya.""Ya Tuhan." Lara menutup mulut dengan kedua tangannya. Hatinya meringis, ada yang tersayat di dalam sana.Pantas suaminya begitu bersedih. Wajahnya semakin kusut dan kuyu, Lara turut sedih melihat hal itu, Rey yang selalu te
Read more
Bab. 117. Curahan Hati
Rey menatap Lara yang masih tertidur lelap, wajahnya begitu damai. Sejak tadi Rey sudah bangun, namun enggan beranjak, masih subuh memang. Dengan menopang kepalanya sambil berbaring miring, menikmati wajah istrinya yang tak terusik sama sekali. Padahal sejak tadi Rey sudah mencium dan mengganggunya namun tak terusik sama sekali."Capek sekali ya, sayang?" Rey memijit bahu hingga punggung istrinya.Senyum tersungging di sudut bibirnya, mengingat tingkah Lara semalam. Berusaha mendominasi permainan mereka, walaupun belum mahir dan agak kaku tapi tetap mengesankan bagi Rey."Makasi sayang, kamu berusaha menghibur Mas, secinta itu kamu sama Mas sampai paksakan dirimu tapi jujur Mas sangat menyukainya. Kamu begitu menggoda dan menggairahkan semalam." Rey menempelkan mulutnya di telinga Lara sambil berbisik, mendaratkan kecupan kecil di sana.Hal itu membuat Lara terbangun namun tetap mempertahankan posisinya, pura-pura tidur.Rey kembali ke posisi semula dengan menopang kepala sambil be
Read more
Bab 118. Panik
Rey menghentikan motor di depan kantor Lara. Membantu melepas helm yang dikenakannya lalu merapikan rambut Lara menyisir dengan jemarinya."Jangan pulang sebelum Mas jemput," tutur Rey dengan nada lembut.Lara mengangguk. "Iya Mas, hati-hati." Lara masih berdiri menanti suaminya berlalu.Rey bergeming menatap ke arahnya. Alis Lara terangkat, sambil mengoreksi penampilannya dari dada turun ke bawah."Ada yang salah Mas." tanya Lara heran karena tidak menemukan ada yang salah dengan dirinya."Mendekatlah, ada sesuatu di pipimu." Dengan kening tertaut Lara maju ke arah suaminya sambil meraba-raba pipi.Hatinya bertanya-tanya ketika Rey hanya mengelus-elus pipinya, belum sempat melontar kata dia dikejutkan dengan aksi Rey yang mendekapnya lalu mendaratkan ciuman di bibirnya."Mas!" pekik Lara tertahan, kaget dengan tingkah konyol Rey. Celingukan ke sana ke mari, memastikan tidak ada yang melihat mereka, masih sepi."Ini tempat umum Mas, kita bisa digerebek karna berbuat tak senonoh," s
Read more
Bab 119. Berakting Kemesraan
Rey menggerakkan letak spionnya memperhatikan motor di belakang mereka. Dia mulai menyadari jika sejak tadi mereka dibuntuti. Menarik tangan istrinya agar mengetatkan pegangan di pinggangnya."Peluk erat sayang," ujar Rey."Kenapa Mas?" tanya Lara ketika tidak mendengar perkataan suaminya dengan jelas karena terpaan angin yang kencang."Mas bilang peluk Mas lebih erat, Dek," ulang Rey sambil memalingkan muka sebentar ke arah Lara agar terdengar jelas.Lara mengetatkan tangannya melingkar di pinggang Rey sambil menyenderkan kepalanya.Rey memperhatikan kembali ke arah spion lalu mulai tancap gas dengan berzig-zag di antara kendaraan lainnya yang melaju."Mas, jangan ngebut, bahaya lho," teriak Lara seketika semakin mengeratkan pelukannya. Merasa laju motor sudah jauh di atas batas normal.Sebelah tangan Rey mengelus tangan Lara, menenangkan. Dia sengaja melakukan itu untuk memastikan perkiraannya benar atau tidak. Kembali melirik spionnya.Mereka berhenti tepat di depan sebuah cafe."M
Read more
Bab 120. Cemburu Buta
Rey mengikuti motor sang penguntit, yang berhenti tak jauh di sebuah taman yang telah disinggahi oleh Alex dan Lara. Mereka sengaja mengecoh penguntit itu dengan menghabiskan senja di taman.Lama orang itu memantau mereka hingga kemudian motornya melaju meninggalkan tempat itu. [Pulanglah, jangan keasyikan pacaran sama istri orang.] Rey menekan tombol kirim ke nomor Alex.Dari kejauhan dapat dilihatnya Alex yang langsung berdiri, berbicara sebentar lalu menggandeng Lara menuju motor.[Woy, tangannya dilepas, orangnya udah nggak ada. Jangan manfaatkan kesempatan, brengsek!] Rey uring-uringan melihat kemesraan yang ditunjukkan Alex.Alex terpingkal membaca pesan Rey, sambil mengedarkan pandangan mencari sosok sahabatnya itu.[Jangan menguntit orang pacaran, kurang kerjaan?] balas Alex membuat Rey geram.[Berani macam-macam dengan istriku nanti lihat aja!][Selagi ada kesempatan kenapa nggak, lagian hanya akting bro, nonton aja nggak usah baper, Iri ya?]Kedongkolan Rey sudah mencapai
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status