All Chapters of Pengorbanan Cinta Sang Letnan: Chapter 121 - Chapter 130
148 Chapters
Bab. 121. Mas Cemburu, Sayang!
Begitu pulang dinas Rey langsung menuju ke apartemen Alex. Sudah dua hari dia tak dapat menemui Istrinya, selain kuatir pengintai itu masih mengawasi juga karena kesibukannya di Markas.Sejak tadi dia telah menunggu kepulangan mereka namun belum juga muncul. Dengan tak sabar Rey menelpon nomor sahabatnya itu, tidak diangkat-angkat kesabarannya telah menipis. Dia berdiri memakai kembali baju lorengnya yang dilepas karena kegerahan, bukan karena suhu dari luar tapi suhu dari dalam tubuhnya yang panas. Panas karena membayangkan istrinya sedang berduaan dengan sahabatnya. Rey telah berusaha untuk menepis rasa cemburunya, namun ternyata hatinya tidak sinkron dengan otaknya. Sehingga walaupun dia berusaha untuk memakai logikanya, hatinya tetap menyimpan rasa cemburu. Dia mengayun langkah hendak meraih tuas tapi terdengar bunyi di balik pintu itu dengan cepat Rey duduk kembali, berpura-pura santai.Lara dan Alex masuk, lalu kembali menutup pintunya. Mereka belum menyadari kehadiran Rey. Al
Read more
Bab 122. Kebahagiaanmu Segalanya
Alex menatap pasangan suami istri yang menuju padanya. Mereka sudah tampak segar, kelihatan jika baru selesai mandi.Rey melirik meja makan yang tersaji beberapa masakan, sementara Lara masih mematung. Keningnya mengernyit menatap pada Lara yang tengah berdiri diam di tempat. Lara hanya tersenyum sesaat pada Alex tanpa menyapanya."Duduk, Dek." Rey menarik kursi di depan Lara."Aku kira kalian tidak akan keluar lagi, akhirnya rasa lapar juga," ledek Alex."Ayo makan, aku tunggu sampai udah suak, makanya makan duluan," lanjut Alex menyendok suapan terakhirnya. Lalu berdiri mengangkat piring kotornya langsung dicuci bersih, menaruh pada tempatnya."Ayo makan, kenapa malah bengong gitu," ujar Alex sembari melirik pada ponselnya yang bergetar di atas meja makan."Sorry kalian makan aja, aku ke depan angkat telpon dulu.""Duduk Dek, Mas ambilkan piring."Lara duduk di kursi yang bersebelahan dengan kursi yang akan di duduki suaminya.Suasana hening."Kenapa sih Dek, diam aja, kamu nggak en
Read more
Bab 123. Gelisah
Rey baru saja kembali ke apartemennya setelah bertemu dengan orang yang memberinya misi. Pembicaraan empat mata itu sangat rahasia menentukan langkah yang akan ditempuh oleh Rey selanjutnya. Kemungkinan dia akan melaksanakan misi top secret-nya lagi. Ditugaskan bersama pasukan berikutnya yang akan satgas di daerah konflik. Semuanya tergantung dari pertemuannya dengan Hengky besok di rutan khusus teroris.Rey gelisah dalam tidurnya. Jika benar apa yang mereka duga maka dia akan satgas ke daerah konflik, yang menggangu pikirannya tentu saja istrinya. Lara pasti akan syok dan kuatir dengan penugasannya kali ini, walau ini bukan kali pertama bagi Rey ke daerah itu tapi setelah statusnya berubah menjadi seorang suami, hal yang dirasakan berbeda seperti sebelumnya.Jika sebelumnya dia anteng saja dalam melaksanakan tugasnya, kali ini tidak, dia kuatir dengan reaksi Lara. Apalagi belakangan banyak kasus prajurit yang pulang hanya tinggal nama, tentu saja sangat menggangu pikiran istrinya na
Read more
Bab 124. Ketakutan Rey
"Lara!" Rey berteriak memanggil istrinya dengan panggilan tak biasa.Terbangun dari mimpi buruknya, dengan napas tersengal, peluh membanjiri tubuhnya. Ternyata dia baru saja mengalami mimpi yang terasa sangat nyata. Meraih ponselnya dengan segera melakukan panggilan ke nomor Lara, tapi sayangnya di luar jangkauan, begitu juga dengan nomor Alex.Rey bangkit menyambar baju dengan gerakan cepat memakainya, lalu manyarung jaketnya. Tak terhitung menit dia telah berada di atas motornya, namun sayangnya kuda besi itu malah mogok kehabisan bahan bakarnya. Tanpa menunggu lama dia langsung berpindah ke mobilnya, melaju membelah kegelapan malam dengan kecepatan tinggi.Rey memelankan laju kendaraannya, saat matanya menangkap cahaya ponsel di dalam sebuah mobil phanter hitam, yang terparkir di bahu jalan depan apartemen Alex. Menghentikannya lalu memarkir di kejauhan.Menunggu beberapa saat, lalu keluar, berjalan menuju gang kecil, Rey berhenti sejenak. Memantau asal cahaya dari mobil tadi sud
Read more
Bab 125. Lara Sakit
Alex menekan bel berkali-kali, sampai akhirnya wajah Tari yang dingin, muncul dari balik pintu. Terlihat jelas rautnya menyimpan amarah."Masih ingat jalan kemari? kirain udah lupa!" sindir Tari sambil berlalu.Dengan cepat Alex mencekal lengannya, hingga tertarik dan menabrak dadanya. Wajah"Jangan pura-pura lupa, berkali-kali aku nyamperin kamu nggak mau buka pintunya, kamu yang menolakku bukan aku yang tidak datang. Tumben kenapa hari ini mau dibuka pintunya." "Karena aku memang penasaran, dan ingin tau sejauh apa hubungan kalian. Apa kamu tidak memiliki malu dan perasaan bersalah berselingkuh dengan istri sahabat kamu sendiri?"Sorot mata Alex tajam menghujam, kilatan matanya juga memancarkan amarah. "Aku nggak suka pikiran kamu jelek gitu. Kamu boleh berpikir apa saja tentangku tapi jangan berpikir yang tidak-tidak pada Lara.""Segitunya membela dia, sampai aibnya kamu tutupi. Kenapa? Takut aku bilang sama suaminya? Kali ini aku tidak akan diam saja aku akan bongkar semua kebu
Read more
Bab 126. Hamil?
Rey dengan cepat membopong tubuh Lara menuju kamar, setelah membersihkan mulut dan wajahnya."Udah masuk angin itu, Dek. Ntar, Mas bikinin teh hangat dulu."Bergegas ke dapur dengan was-was karena meninggalkan istrinya sendiri, tidak sampai lima menit sudah kembali dengan segelas teh manis."Habisin, Dek." "Mas ...." Lara terlihat jika ingin mengucapkan sesuatu tapi tidak ada kata yang keluar, isi perutnya bergejolak, matanya berair juga liurnya meningkat."Yah?" Rey menanti. "Minum dulu." Dia mendekatkan gelas ke mulut istrinya, yang diteguknya hingga setengah."Aku seperti nggak bisa cium aroma masakan Mas, jadi eneg, tadi di kantor juga begitu. Mual terus." Lara menggeleng saat terbayang makanan dengan aroma yang seakan masih lekat di rongga penciumannya."Udah Mas bilang jangan telat makan sedikitpun, riwayat lambung nggak bisa sembarangan Dek, selama lambungnya dijaga kamu baik-baik saja, jangan terlalu banyak mikir juga." Masih mengelus pundak Lara mengusir rasa yang membuatn
Read more
Bab 127. Kelakuan aneh Lara
"Mas." Lara menyerahkan hasil testnya, dengan raut sedih. Kening Rey mengerut melihat hasilnya."Ini maksudnya gimana, Dek?" tanya Rey sambil membolak-balik benda itu, lalu kembali mengamati garis merah yang tertera."Garis satu, artinya negatif Mas," suara Lara parau."Ini satu apa dua, Dek?" tanya Rey lagi, kerutan di dahinya semakin dalam."Sepertinya satu Mas, tuh yang paling jelas hanya satu.""Satu yah? Kok seperti dua gitu, kalo samar gitu bukan ya? Tapi ya udah nggak papa juga jika belum." Hibur Rey yang melihat kesedihan di wajah Lara. Rey menjadi kalang kabut ketika Lara tiba-tiba menangis, tangisannya semakin menjadi."Nggak papa kok Dek, kenapa sampai sedih gitu?" tanya Rey heran."Kemarin Mas sudah seneng banget, padahal hanya Zonk." Lara terisak sambil menutup wajah dengan kedua tangannya."Beneran nggak papa kok, kenapa harus sampai nangis gitu?""Aku sedih sekali, Mas." tangis Lara belum juga reda."Kenapa harus sedih sampai nangis segala, Dek, itu bukan kemauan kita
Read more
Bab 128. Kesedihan Yang Mendalam
Rey memijit-mijit tengkuk istrinya, sudah dua hari belakangan Lara mengalami morning sicknees parah. "Dek, udah?" tanya Rey dengan wajah kuatir dan kasihan.Lara mengangguk lemah, wajahnya pucat, dan kuyu. Dengan berjalan tertatih sambil memegang perutnya yang teraduk-aduk, di tuntun oleh Rey ke ranjang."Apa kamu opname di rumah sakit aja ya, Mas kuatir sama kamu.""Jangan Mas, aku lebih nyaman di rumah, nggak suka bau obat."Rey menghela napasnya sambil menyatukan rambut Lara dan mengikatnya."Maafin Mas, karna Mas kamu jadi begini.""Kok maaf sih?" Kening Lara Mengeryit, wajah bersalah Rey tergambar dengan jelas. "Demi hamil anak Mas kamu sampai lemas gini tiap hari.""Hal yang wajar Mas, kakak dulu juga seperti gini. Aku suka kok, aku bahagia, jika dikasih sepuluh pun aku nggak nolak," ujar Lara berusaha menunjukkan pada Rey jika dia baik-baik saja.Rey mengacak-ngacak rambut Lara dengan haru."Kalo lihat kamu seperti gini, Mas jadi nggak tega, Dek." Rey ikut duduk di tepi ran
Read more
Bab 129. Mencekam
Rey telah berada di tempat Satgasnya setelah melewati perjalanan panjang dengan KRI yang memuat 500 personil dan logistik yang dibutuhkan.Sudah seminggu Rey belum sempat melakukan VC dengan Lara. Hanya mengirim chat jika dia telah berada di daerah yang menjadi tempat tugasnya. Dia langsung melakukan misinya untuk melacak keberadaan lokasi para penyelundup senjata yang diberitahukan oleh Hengky juga membantu mengevakuasi para korban dari titik konflik, sehingga tidak ada waktu baginya untuk sekedar menelpon istrinya.Malam menjelang ketika Rey melakukan panggilan pertamanya di tempat yang baru seminggu ditinggali.[Maasss!] Lara menjerit begitu melihat wajah Rey.[Mas keterlaluan sekali masa baru call aku sekarang Mas!]Rey menatap haru, semua letihnya lenyap seketika. Mendengar suara wanita kesayangannya itu, sudah cukup mengobati kerinduannya.[Apa kabar, Dek? Gimana keadaanmu, bagaimana anak kita?] balas Rey dengan lembut, dengan tatapan penuh kerinduan.Lara termangu.[Ba-baik Mas,
Read more
Bab 30. Demi Anak Kita
Lara kembali melirik ponselnya yang teronggok di atas ranjang. Dia menanti kabar dari suaminya. Tadi Rey mematikan sepihak tanpa pamit. Lara yakin jika telah terjadi sesuatu, dari suara yang terdengar sebelumnya. Perasaannya berkecamuk, rasa takut membuat tubuhnya menggigil tanpa disadarinya. Hawa dingin menyergapnya."Tuhan lindungilah suamiku, lindungilah ayah dari anakku, Tuhan," ratap Lara dengan bibir bergetar, tangannya pun gemetar mencoba meraih ponselnya.Terbayang dengan jelas di benak Lara, suara dan latar yang bergoyang menampilkan objek yang tak jelas, dengan bunyi derap sepatu Rey dan rekan-rekannya. Hal itu menciptakan ketakutan tersendiri baginya. Perutnya terasa melilit tiba-tiba, tak hanya itu kepalanya juga berdenyut nyeri. Setengah terhuyung Lara meraih segelas air di atas nakash, meneguknya hingga habis."Mas." Rasa kuatir merajamnya."Tuhan, kenapa perasaan ini menjadi begitu tak nyaman, apa kamu baik-baik saja Mas?" gumam Lara terbata.Sementara itu, terjadi pert
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status