Semua Bab Pengorbanan Cinta Sang Letnan: Bab 61 - Bab 70
148 Bab
Bab. 61. Kecemburuan Lara
"Bang Rey?" ulang Dokter muda itu, saat Rey tidak menanggapi.Mata Rey teralih pada Lara yang sedang menatapnya."Bang Rey sekarang dinas di mana, aku sering ke markas tapi tidak ketemu.""Aku sudah pindah," jawab Rey singkat tanpa melepas pandangannya dari Lara, dia kuatir Lara salah paham lagi."Oh, pantas tidak kelihatan." dokter itu ingin bertanya lagi tapi terlihat jika Rey lebih fokus ke pasien yang ditanganinya."Gimana Dek, sudah diperiksa?" "Sudah, Mas," jawab Lara singkat dengan wajah dingin."Sudah bisa pulang, Dek?" Rey mendekat langsung menggenggam tangan Lara, meremasnya lembut. Ingin menenangkan kekasihnya itu."Oh, adeknya belum bisa pulang Bang. Kemarin sebenarnya sudah mendingan, tapi pagi ini darah dan denyutnya tidak stabil perlu pemeriksaan lebih lanjut," terang dokter muda itu."Apa ada masalah, Dok?" Rey yang kuatir spontan memandang ke arah dokter.Dokter cantik itu langsung tersenyum manis ke arah Rey. Lara semakin meradang, apalagi melihat Rey yang tak lepas
Baca selengkapnya
Bab 62. Pemuja dari masa lalu
"Mas ini rumah sakit lho," tukas Lara gelisah."Nggak dibilang juga Mas tau kok, ini rumah sakit."Tangan Rey terangkat, namun mengambang saja di udara ketika terdengar pintu diketuk.Rey mengusap wajahnya frustasi, membuat hati Lara tergelitik."Ada aja gangguannya, harus cepat-cepat Mas ngurus pernikahan kita, sebelum Mas stres," ucapan Rey sukses membuat Lara tergelak, wajahnya tampak bahagia melihat Rey yang blingsatan karena merasa terganggu."Mas, buka pintunya."Rey menyambar bibir Lara sebelum menuju pintu."Pagi, Den. Maaf saya kesiangan." Ternyata Bi Sri yang muncul dengan wajah bersalahnya."Nggak papa kok, Bi, nggak balik-balik juga lebih bagus."Mata Lara membola mendengar perkataan Rey."Maksudnya gimana, Den?""Maksud saya, bagus bibi sudah balik, biar saya ngurus administrasinya.""Oo, iya Den."Rey menuju ke ranjang, memandang wajah cantik itu sebentar, mengecup tangannya lembut."Mas ngurus administrasinya dulu, sayang."Lara membuang muka."Kenapa?" Alis tebal Rey
Baca selengkapnya
Bab 63. Malu-malu manja
Rey menatap ke arah Lara yang menoleh padanya, saat mendengar kata-kata Dinda. Mata yang memancarkan kecemburuan, dan rasa ingin tahu.Rey berjongkok, menggenggam kedua tangan Lara, lalu mengecupnya."Jangan berpikir yang macam-macam, sayang." Berdiri lalu mengecup puncak kepala Lara, berharap gadis itu tidak berprasangka buruk padanya.Semua Itu diperhatikan oleh Dinda, yang sejak dulu menyukai Rey. Lelaki yang tampak sangat mencintai gadisnya dengan tulus. Dengan wajah dingin Rey berbalik dan menatap ke arah Dinda. Dia sebenarnya ingin mengacuhkan Dinda tapi kembali terpikir, jika dia berpura-pura tidak mendengar perkataan Dinda, beda halnya dengan Lara, kekasihnya itu pasti akan berpikir yang macam-macam. Kata-kata yang pasti memunculkan berbagai persepsi dari telinga yang mendengar."Anda seorang dokter dan berbicara di depan pasien anda, yang anda tahu betul keadaannya, jika dia tidak boleh stres. Apa anda tidak berpikir jika kata-kata anda bisa membuatnya drop."Dinda tampak ge
Baca selengkapnya
Bab 64. Memperjuangkan Cinta
Tari menyikut Alex yang asal cuap."Tapi sobatku itu keren lho." Alex mengedipkan mata nakal ke arah Lara, membuat Lara semakin salah tingkah."Berani jamin, dia masih perjaka ting-ting yang belum tersentuh, cuma sama kamu doang.""Lex! Orang lagi sakit kamu becandain terus!" Cubitan Tari di pinggang Alex membuatnya meringis kesakitan."Sakit apa, kamu nggak lihat mukanya cerah gitu, sehat seketika, oy. Butuhnya tuh Rey bukan dokter. Nggak bakalan mempan obat dokter sebelum Rey datang. Iyaa kaan?" Alex memainkan kedua alisnya dengan kedipan mata nakal lagi, membuat Lara jengah."Lex, kamu mau tetap di sini atau mau aku usir." Alex cengengesan menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Di mana Letnanmu, itu." Alex penasaran dengan keberadaan Rey."Lagi cari makan.""Eh, bro! muncul juga. Udah bikin yang lain nginap di sini, baru muncul."Alex menuju Rey yang baru muncul dengan kantong di tangannya. Menonjok-nonjok bahu Rey lalu memukul-mukul dadanya dengan telapak, sapaan mereka ketik
Baca selengkapnya
Bab. 65. I love you my soldier
"Kamu harus melepas impianmu, hanya demi Mas. Mas minta maaf.""Mas jangan muter-muter aku tambah pusing, Mas.""Muter-muter gimana, Dek. Jika kamu menikah dengan Mas, otomatis impianmu tidak terpenuhi karna mas tidak bisa menjadi suami yang seperti kamu impikan. mas akan sering ninggalin kamu.""Stop Mas, aku tanya dulu, keputusan Mami dan Papi gimana, apa mereka menerima?""Tentu saja mereka menerima sayang ....""Duh, kenapa Mas ngerjain aku sih?""Kamu selalu bilang Mas ngerjain kamu, ngerjain gimana sayang.""Mas ngomong dengan wajah sedih gitu aku kirain nggak diterima Mas! mas bikin sport jantung aja.""Mas sedih, karna tidak bisa menjadi suami seperti yang Kamu impikan, yang ada di sisimu tiap saat tapi tetap kamu mau menikah dengan, Mas.""Kalo itu Aku tau Mas! Mas bikin deg-degan tau nggak!""Deg-degannya disimpan aja buat malam pengantin kita." Rey memencet hidung Lara, membuat gadis itu berteriak."Duh, sakit Mas.""Stt ... Jangan teriak-teriak gitu Dek, nanti dikirain Ma
Baca selengkapnya
Bab 66. Syarat Nikah
"Tenang saja, aku pasti kembali sebelum waktunya," ujar Alex meyakinkan."Gimana, jika besok kalian menghadap beliau, setelah itu baru kamu pergi. Setidaknya pas hari H, langsung pemberkatan tanpa harus sibuk ngurus yang lainnya, jadi kamu datang langsung nikah. Sepertinya itu lebih baik, resikonya lebih kecil."Rey tampak berpikir."Jika setelah balik baru kamu mau menemui beliau, takutnya sudah mepet. Setidaknya kamu bisa menjelaskan keadaanmu besok saat ketemu beliau.""Ok, baiklah, itu sepertinya jalan terbaik."Alex melenggang menuju ke dapur lalu mengambil dua botol minuman dingin, melemparkan satu pada Rey yang ditangkap dengan tangan kirinya."Gimana hubunganmu dengan Tari?"Alex meneguk air di kemasan tutup biru itu sampai setengah, lalu menutupnya kembali."Aku sebelumnya menyangka jika dia hanya pelarianku saja, ternyata aku benar-benar mencintainya," ungkap Alex sambil menyeka mulutnya.Rey menatap pada kedua netra sahabatnya itu, mencari kebenaran dari kata-katanya."Jadi
Baca selengkapnya
Bab 67. Menunda?
Alex menghela napasnya. "Jadi aku harus menjawabnya?"Ditatapnya wanita yang menjadi sandarannya selama ini, yang telah mengobati luka hatinya. Dia tidak ingin kehilangannya, dan ingin menghabiskan hidup bersamanya. Bagian Lara menempati ruang tersendiri di hatinya begitu juga dengan Tari.Tari mengangguk cepat."Aku sudah menyingkirkannya sejak saat itu. Hanya ada kamu." Ada rasa bersalah menyelimuti hatinya, karena sudah membohongi Tari tapi biarlah itu menjadi rahasia hatinya, selamanya.Tari mencari kebenaran dari kata-kata itu, di kedua netra Alex. Dia yakin ada cinta untuk dirinya namun masih ada keraguan yang terselip di hatinya, Jika tidak ada lagi cinta selain dirinya."Mau kan menikah denganku?"Tari tak menjawabnya. Memungut pakaiannya lalu memakainya, Alex memperhatikan semua gerakannya. Lalu kemudian melakukan hal yang sama dengan Tari. Dengan tetap menanti jawaban dari Tari.Alex menarik tangannya
Baca selengkapnya
Bab 68. Secepatnya
Rey meraih kedua tangan Lara, mengelusnya lembut. Dia dapat mengerti dengan kekuatiran Lara."Tolong percaya sama Mas. Mas akan kembali secepatnya. Waktunya dalam Minggu ini saja, Dek. Mas tidak akan tenang bertugas jika belum ada ikatan apa-apa di antara kita. Kamu akan selalu berpikiran macam-macam, bisa bikin kamu sakit, membuat Mas nggak fokus, Dek.""Aku takut Mas, bagaimana jika sudah waktunya dan Mas belum datang?" Mata Lara berkaca-kaca."Ssst ... Jangan nangis, Mas janji pasti akan datang sebelum waktunya, kamu percaya 'kan sama Mas?"Lara mengangguk dengan air matanya luruh begitu saja. Rey menghapusnya lalu membawa Lara dalam rengkuhannya."Mas selalu membuat kamu nangis, Dek. Mas tidak suka itu.""Aku tidak kenapa-napa Mas, hanya kuatir aja.""Jadi sekarang sudah percayakan, kita tetap lanjut seperti yang sudah di rencanakan ya?"Lara mengangguk, sambil mengambil tissu membersihkan wajahnya.
Baca selengkapnya
Bab 69. Mas Rey?
Rey mengintip sebentar di lubang kecil lalu membuka pintunya. Tampak seseorang dengan seragam khususnya memegang kantong di tangan.Dia tadi memesan makanan, mengingat seharian belum makan karena kesibukannya. Tadi di pesawat, dia tidak menyentuh makanan apapun, karena lebih menyempatkan diri untuk tidur sebentar."Terima kasih," ucap Rey menyerahkan sejumlah uang lalu kembali menutup pintu.Rey adalah orang yang sangat memperhatikan kesehatannya. Baginya waktu makan dan jam istirahat harus di perhatikan. Walaupun tugas nya selalu membuat kedua jadwal itu berantakan, baginya tidak masalah, selama masih sempat dibayar kembali. Makanannya belum juga habis setengahnya ketika ponsel berdering, Rey mengangkatnya dengan cepat sambil meneguk air di dalam gelas.[Oke, jam sekarang,] ujar Rey pada seseorang yang menelponnya.Dengan gerakan cepat, makanan yang masih ada sudah berpindah ke perutnya. Tak sampai hitung menit Rey sudah keluar dari apartemen menuju lokasi.Rey tancap gas motornya
Baca selengkapnya
Bab 70. Gelisah
"Dek, hati-hati ntar jatoh lho," teriak Metha sambil mengekor dari belakang menuruni tangga.Lara mematung diujung tangga saat melihat dua sosok yang berdiri di depan pintu."Alex?" suara Lara melemah, semangatnya hilang seketika saat yang ada di depan bukan orang yang ditunggu-tunggu."Pagi Tante," sapa Alex."Pagi juga, Lex, wah ini calonnya yah?""Iya Tante." "Tante baru lihat." Mereka saling menyalami lalu merangkul sesaat."Ya udah Tante tinggal ke dalam ya.""Iya Tante.Lara menengok ke arah Tari, melempar senyum dengan mata mencari-cari sosok yang lain hingga melangkah menuju teras untuk memastikan, ternyata memang tidak ada."Eleh ...eleh yang kangen sama calon suaminya. Dengar suara klakson aja, rasanya seperti mau terbang dari atas," goda Alex yang disambut cubitan dari Tari, yang merasa tidak enak dengan candaan Alex."Semalam aku ngantar mantenmu itu ke bandara, jadi mobilnya aku bawa pulang. Sekalian nanti untuk antar kamu kemana gitu. Apakah tuan puteri membutuhkan ses
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status