Semua Bab Terjebak Di Ranjang Tuan Muda : Bab 51 - Bab 60
130 Bab
51. Kamu Adalah Milikku
Vida meletakkan gelas yang dia pegang di tangan Davin, lantas berlenggang santai menuju kursi kerja suaminya yang nyaman. Wajahnya acuh saat dia memejamkan mata dengan malas, mengundang Davin untuk tersenyum samar yang hampir tak terlihat.Bola mata kelam Davin kemudian beralih pada Iko dan bertitah. "Iko, antar Fani keluar, aku akan segera bekerja."Fani yang masih geram gara-gara mulut pedas Vida, sungguh tak ingin pergi dari ruangan Davin, namun dia tidak punya alasan untuk tetap tinggal, saat Iko sudah mempersilahkan dia pergi dengan sangat sopan. Sebelum beranjak, Fani menyempatkan diri menatap Vida yang duduk dengan tenang bak penguasa singgasana, kemudian melangkah pergi membawa hati yang mengeras.Seulas senyum terbit, lantas Davin meletakkan gelas yang dia pegang di atas meja, kemudian berjalan santai mendekati istrinya. Beberapa saat dia berdiri mematung di depan Vida seraya menyembunyikan kedua tangan di dalam saku celana bahan yang dia kenakan. Setelah sedikit membuang napa
Baca selengkapnya
52. Perundungan
"Bukankah itu siswi teladan itu?""Gila ya, kelihatannya saja polos, ternyata ngeri.""Sayang sekali, padahal otaknya cerdas, tapi zero attitude.""Pantas saja semua temannya kebanyakan laki-laki. Ternyata begitu ya?""Ya iyalah, kalau gak kumpul dengan laki-laki mana mungkin dapat mangsa. Hahaha!"Berbagai cuitan miring melaung dan menusuk gendang telinga Vida. Entah tangan jahil siapa mengambil fotonya bersama Davin di dalam mobil beberapa saat yang lalu, dan dengan teganya malah memajang foto itu di layar videotron kampus.Erick dan Rion menatap Vida lekat. Jika Rion masih bertanya-tanya, Erick sudah dapat menebak jika laki-laki yang hanya terlihat dari belakang itu adalah Davin, diam-diam tangannya mengepal kuat. Hatinya panas dan juga marah. Di Bali dia melihat Davin menyakiti Vida dengan bermesraan dengan kakaknya. Sekarang Davin membuat wanita yang dicintainya dipermalukan di kampus, menumbuhkan kebencian akut di hatinya."Itu bukan elo kan, Vid?" tanya Rion lirih.Vida terdiam
Baca selengkapnya
53. Perundungan (2)
Vida hanya menyeringai sengit menanggapi dua wanita yang mengintimidasinya, sejak dulu Diah dan Ega memang tidak suka padanya karena kedekatannya dengan Erick dan Rion. Tak ayal, saat Vida sedang diterpa masalah dua perempuan itu jadi mempunyai kesempatan untuk menyerangnya.Vida masih diam dan acuh, dan kembali mencuci tangan di wastafel dengan tenang.Diah dan Ega semakin geram dengan sikap tidak peduli yang ditampilkan Vida. Diah hendak kembali mendorong tubuh Vida, tapi kali ini Vida tak mau diam. Ditangkapnya pergelangan tangan itu, dan dengan cepat Vida memutarnya di belakang punggung Diah dengan kuat, hingga perempuan itu memekik kesakitan.Ega maju selangkah ingin membantu Diah, tapi begitu Diah kembali memekik kesakitan Ega pun berhenti, membuat Vida kembali menyeringai sinis."Maju saja, atau ku patahkan tangannya," ancam Vida dengan suara dingin membekukan Ega yang tak berani melanjutkan langkahnya."Vid, lepasin tangan gue, sakit tahu!" pekik Diah memohon.Vida tersenyum
Baca selengkapnya
54. Salah Paham
Davin pun tersenyum mencela, melihat kemarahan di wajah istrinya, kemudian melanjutkan kalimatnya yang terjeda. "Karena itu, bagi dua mahasiswi yang telah mempermalukan istri saya. Saya persilahkan untuk minta maaf pada istri saya secara terbuka, jika tidak, saya akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini."Kini mata Vida melebar, kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali. Wajahnya kembali memerah, bukan karena marah, tapi karena malu setelah sadar jika dia telah salah paham pada suaminya.Jika para mahasiswa dan mahasiswi tengah bertanya-tanya siapa istrinya Davin? Vida justru penasaran siapa yang mencoba menjatuhkannya? Selama ini dia tidak pernah bersikap mencolok untuk mengundang permusuhan dengan siapa pun, apa ada yang menaruh dendam padanya?Tapi mata Vida memicing tajam melihat dua gadis yang beberapa saat yang lalu mengintimidasinya di toilet wanita.'Tentu saja mereka,' batin Vida geram.Diah dan Ega naik ke atas panggung dengan wajah sangat buruk dan juga tu
Baca selengkapnya
55. Salah Paham (2)
Davin sama sekali tak mencegah atau menghentikan amukan istrinya. Dia hanya menatap Vida dingin. Dia sangat kecewa, dia pikir Vida marah karena dia menyebabkannya dipermalukan di kampus, tapi kenyataannya Vida marah karena mengkhawatirkan keadaan Erick sekarang. Jelas istrinya mempunyai kepedulian tinggi pada laki-laki tersebut. Kecemburuan memenuhi relung hatinya, tidak terima jika perhatian istrinya terbagi pada laki-laki lain."Kamu benar-benar membuatku kesal hari ini. Suruh pengawalmu untuk tidak mencegahku pergi, atau kamu bisa melihat kenekatan ku jika kamu masih bersikeras." Vida menudingkan jari telunjuknya dengan sangat emosional pada Davin, kemudian berjalan dengan tergesa-gesa meninggalkan Davin yang masih berdiri."Ikuti kemanapun dia pergi. Dan bawa dia pulang sebelum jam makan malam tiba." Titah Davin pada dua bodyguard yang dia tugaskan untuk menjaga Vida.Sengaja memilih bodyguard wanita, karena Davin tidak rela jika ada lelaki yang menyentuh istrinya disaat terpaksa
Baca selengkapnya
56. Jahat?
"Kak, kamu datang?" Erick menyapa Fani setelah menemukan sosok cantik itu di dekat pintu.Seketika senyum licik itu berubah menjadi rona wajah sedih penuh kekhawatiran. Fani buru-buru mendekati Erick dan bertanya dengan nada yang begitu khawatir, bahkan terlihat ada embun di pelupuk matanya. "Erick, bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana Davin bisa melakukan ini padamu?"Erick dapat melihat kakaknya yang baik dan lembut memang sangat mengkhawatirkannya, tapi alisnya mengeryit saat melihat kejanggalan. "Darimana Kakak tahu jika dia yang melakukannya?"Fani sedikit terkesiap, dan segera berdalih. "Ada perempuan itu disini? Tentu saja kakak dapat menebak."Vida sedikit menyeringai, jelas perempuan itu menguping sejak tadi. Vida tahu jika akan ada ketegangan setelah Fani datang, dia sungguh sangat malas, dan sudah lelah untuk berdebat kali ini, jadi dia memilih untuk pamit. "Rick, gue pulang dulu, lo istirahat saja biar cepat sembuh."Erick mengangguk samar, dia tahu Vida mulai tidak nyaman
Baca selengkapnya
57. Meminta Bayaran
Makan malam di kediaman keluarga Wijaya baru saja selesai. Davin dan Vida yang sama sekali tidak menunjukan interaksi sedikitpun, membuat suasana di meja makan terasa sangat kaku. Hanya aura dingin yang begitu beku terpancar pada wajah mereka.Nenek Rumi dan Naya sampai merasa tercekik dengan sikap diam pasangan muda tersebut. Padahal sebelumnya mereka berpikir akan ada adegan romantis yang penuh cinta setelah mereka kembali dari kediaman Danu, mengingat sebelumnya Davin dirundung penyakit mala rindu yang sangat luar biasa.Langit gelap masih terlihat mendung seperti tadi siang, namun belum juga membawa tetes hujan jatuh ke bumi, hingga menghadirkan udara panas yang begitu gerah. Vida duduk termenung sendirian di paviliun tengah taman. Menatap gemericik air kolam ikan yang beriak diterpa kilat lampu taman.Berada di luar cukup membuat pori-pori kulit Vida bernapas guna menghindari rasa gerah. Meski di dalam rumah ada pendingin ruangan, namun tiupan udara bebas cukup menenangkan hatiny
Baca selengkapnya
58. Menipu
"Kamu sudah memiliki segalanya, kenapa kamu meminta bayaran dari perempuan miskin sepertiku?" tanya Vida dengan wajah pias yang bodoh.Davin tersenyum hangat, tangan kokohnya bergerak perlahan merengkuh pinggang ramping Vida dengan pelan. Membuat Vida sedikit menahan napas merasakan sentuhan lembut itu. Tubuhnya pun bergeser dan menyentuh tubuh tegap Davin."Perempuan miskin ini adalah istriku." Suara Davin yang terdengar setengah berbisik ini benar-benar membuat jantung Vida berdetak tidak karuan.Angin berembus semakin kencang membawa udara dingin yang menembus tulang, diikuti derai rintik hujan yang begitu deras membasahi rerumputan hijau yang berseri. Membekukan dua insan yang menatap tanpa gerakan. Vida begitu tegang, hingga tanpa sadar tangannya sudah berada di dada Davin, meremas t-shirt yang dikenakan pria tersebut.Davin sudah menyambar dengan ciuman yang membara dan juga mendadak, mengejutkan Vida yang tidak siap. Lenguhan terdengar merdu tatkala Davin menggigit bibir bawah
Baca selengkapnya
59. Potong Saja Yang Dia Punya
Dering telepon, suara mesin pinter, dan keyboard yang diketik menununjukan kesibukan kantor dari perusahaan besar yang sedang beroperasi. Vida melangkah anggun menuju mesin pembuat kopi guna memenuhi permintaan suami sekaligus bosnya yang baru saja bertitah. Dia sudah berusaha bersikap ramah pada setiap karyawan yang dia temui, namun entah mengapa hanya ada tatapan sinis yang dia dapati. Meski begitu, Vida tidak ingin ambil pusing, dia pikir sikap seorang pemimpin pasti menular pada karyawannya, mengingat betapa dingin dan sombongnya Davin jika berada di tempat umum.Tangannya bergerak lembut memasukan butiran kopi hitam ke dalam mesin di depannya, lantas melipat tangan di depan dada sembari menunggu. Wajahnya sedikit menoleh kala menyadari ada karyawan laki-laki yang mendekat, mungkin dia juga ingin membuat kopi. Vida sedikit menarik senyum untuk menunjukan keramahan. Dan ternyata laki-laki tersebut tidak sombong, dia membalas senyum Vida, bahkan dia menyapa."Hai, karyawan baru ya?"
Baca selengkapnya
60. Sikap Palsu
Kesempatan bagus tidak datang dua kali, itu yang ada dipikiran Fani. Sangat bodoh, jika tidak memanfaatkan moment tersebut untuk menarik simpati semua orang agar berpihak padanya. Dengan wajah sendu dan tersakiti Fani terus menjelaskan pada semua orang yang bertanya, bahwa benar, Vida memang merebut Davin darinya dengan jalan terlarang. Tak lupa derai air mata buaya yang mengalir di pipinya guna mendukung aktingnya yang teramat teraniaya.Tak sedikit yang memberi dukungan pada Fani, dan mendoakan yang terburuk bagi Vida yang tak tahu apa-apa.Lama kelamaan status Vida sebagai istri Davin akhirnya diketahui oleh para karyawan perusahaan WJ, namun image Vida sebagai perempuan jahat perebut kekasih orang sudah melekat pada benak setiap orang. Jadi hanya segelintir orang yang bersikap ramah padanya, itu pun terlihat terpaksa, karena bagaimanapun dia adalah istri direktur utama, tentu saja tidak ada yang berani macam-macam dengannya.Sementara Fani, terus berusaha mendekati Davin dengan kem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status