All Chapters of Istri Berdosa si Bos Paranoid: Chapter 51 - Chapter 60
523 Chapters
Bab 51
Pada malam hari, saat Irene kembali ke kamar kontrakannya dan sedang makan malam dengan Michael, terdengar suara ketukan pintu.Irene pun merasa heran karena biasanya, tidak ada yang datang mengunjunginya. Apakah itu ayah dan ibu tirinya? Atau adiknya?!Hanya saja, saat Irene membuka pintu, dia malah melihat George yang berdiri di luar.George mengenakan baju katun berwarna hitam. Wajahnya agak memerah. Dia menatap Irene dan berkata dengan malu-malu, "Aku ...." Baru saja dia mengucapkan satu kata, dia melihat Michael yang berjalan ke belakang Irene. Ucapannya sontak terhenti, seakan-akan dia ragu untuk mengucapkannya.Michael memelototi pria yang berdiri di depan pintu. Dia ingat, pria ini adalah rekan kerja Irene di Pusat Sanitasi Lingkungan, yang sepertinya menyukai Irene."Ada apa? Kamu datang mencari Kakak, ya?" tanya Michael."Aku .... Ada sesuatu yang harus aku bahas dengan Irene secara pribadi," kata George dengan wajah memerah. Kemudian, dia menatap Irene dan bertanya, "Bisakah
Read more
Bab 52
"Kak, apakah kamu menyukai pria itu karena ucapannya tadi?" gumam Michael. Tanpa dia sadari, kecemburuan tebersit di matanya.Irene bisa merasakan napas Michael. Dengan jarak sedekat ini, dia merasa agak kewalahan. Tubuhnya juga mendeteksi adanya krisis, seakan-akan jika dia salah jawab, dia akan diterkam oleh binatang buas dan lehernya akan digigit hingga putus.Astaga, apa yang sedang dia pikirkan?!Dalam hatinya, Irene mentertawakan pikiran yang melintas dalam benaknya ini. Sekarang, orang yang berada di hadapannya adalah Mike, bukan orang berbahaya."Aku nggak menyukai George," kata Irene. Dia hanya bisa meminta maaf atas perasaan George padanya.Ucapan ini membuat suasana hati Michael seketika membaik. Michael memelototi Irene sambil bertanya, "Serius?""Untuk apa aku membohongimu?" kata Irene. Setelah dia keluar dari penjara, dia tidak pernah memikirkan hal percintaan. Perasaan cinta terlalu berat baginya. Dia harus memberikan seluruh hatinya pada orang lain. Saat orang itu menin
Read more
Bab 53
Bahkan, baginya, bisa menemukan pekerjaan yang bisa menghidupinya seperti sekarang sudah lebih dari cukup."Tapi, kamu juga nggak bisa menghabiskan waktumu melakukan pekerjaan ini. Ke depannya, bagaimana kamu bisa menemukan pria yang baik seperti ini?!" kata Shanti. Bagi orang seperti Shanti, kekhawatiran terbesar dalam hidup adalah masalah pernikahan. "George sepertinya nggak keberatan dengan masa lalumu. Bagaimana kalau kamu pertimbangkan lagi? Sekarang, sudah jarang ada pria setulus George," kata Shanti lagi."Nggak, deh. Aku nggak akan berakhir dengannya," kata Irene.Shanti ragu-ragu sesaat, lalu berkata, "Irene, apakah kamu merasa bahwa George berada di kelas bawah karena dia hanyalah seorang sopir? Bagaimanapun, mantan pacarmu ....""Kak Shanti!" Irene memotong ucapan Shanti dan berkata, "Aku nggak berpikir seperti itu, hanya saja ... aku sudah mengalami banyak hal, jadi aku nggak ingin berpacaran lagi.""Aduh, kamu ini!" Shanti membuang napas dan berkata, "Kamu harus tahu, kala
Read more
Bab 54
Pada saat itu, George baru menyelesaikan pekerjaannya. Dia melihat Irene berjongkok di pinggir jalan sambil terus menghibur seorang gadis kecil yang sedang menangis tersedu-sedu. Irene bernyanyi, menari dan melakukan banyak gerakan lucu, sama sekali tidak memedulikan tatapan aneh orang-orang di sekitar.Akhirnya, upaya Irene berhasil. Gadis kecil ini berhenti menangis.Kemudian, Irene membelikan roti untuk gadis kecil ini. Dia melaporkan hal ini ke polisi sambil menunggu di tempat untuk melihat apakah keluarga gadis kecil ini akan datang mencarinya.Akhirnya, polisi dan keluarga gadis kecil ini datang bersama. Orang tua gadis kecil ini ingin memberikannya beberapa ratus ribu sebagai tanda terima kasih, tetapi dia malah menolak sambil tersenyum dan tidak menerima sepeser pun uang itu.Saat gadis kecil itu pergi sambil digendong orang tuanya, Irene tetap berdiri di tempat sambil memandang bayangan keluarga itu dan tersenyum dengan tenang.Pada saat itu juga, George merasa hatinya tergera
Read more
Bab 55
Tiba-tiba, mereka mendengar suara Cherria. "Ternyata kamu menggantung perasaan George sambil mendekati pria lain, ya!"Irene mulai merasa pusing. Namun, di dunia ini, tetap akan ada orang seperti Cherria.Michael berbalik dan menatap wanita sinis di belakangnya dengan tatapan dingin.Saat Cherria melihat Michael, keterkejutan tebersit di matanya. Pria ini bahkan lebih tampan dari tokoh utama di serial TV.Meskipun rambut pria ini agak tebal, jika rambutnya dirapikan dengan baik dan bajunya diganti, dia pasti bisa mengalahkan ketampanan artis-artis pria di daftar peringkat idola.Cherria seketika merasa dengki. Mengapa wanita seperti Irene bukan hanya disukai oleh George, tetapi juga didampingi oleh pria setampan ini?!Dia tiba-tiba tersenyum sinis dan berkata, "Kamu temannya Irene, ya? Sepertinya kamu belum tahu kalau dia sudah pernah masuk penjara, 'kan? Dulu, dia mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak seseorang hingga meninggal. Sudah mabuk, malah mengemudi lagi! Ini namanya pemb
Read more
Bab 56
Dulu, pada jam pulang kerja, Irene dan rekan kerjanya di firma hukum akan datang makan di tempat ini. Pada saat itu, makanan di tempat ini seperti makanan sehari-hari baginya.Namun, sekarang makanan di restoran ini malah menjadi sebuah kemewahan."Lumayan, ya. Nanti, Kakak saja yang pesan," kata Michael untuk mengalihkan topik pembicaraannya.Irene memesan beberapa jenis makanan yang lebih murah. Pesanan termahal mereka juga hanyalah seporsi udang seharga 96 ribu. Total pesanan mereka 356 ribu.Meskipun sebenarnya pesanan mereka tidak mahal, ini adalah makanan termahal yang Irene makan selama jangka waktu ini.Michael menyuruh Irene untuk memesan lagi. "Kak, aku punya uang," katanya.Namun, Irene tetap menolak. "Sudah cukup, kalau mau makan enak, kita nggak perlu pesan terlalu banyak."Sesaat kemudian, pelayan restoran menyajikan makanan mereka. Irene dan Michael pun makan bersama. Makanan di tempat ini tentu saja jauh lebih enak daripada makanan simpel yang mereka makan biasanya.Saa
Read more
Bab 57
Irene sedikit mengangkat kepalanya dan melihat ke satu sisi. Kemudian, dia membuang napas dengan lega dan menatap Michael sambil bertanya, "Sudah bayar?""Sudah," jawab Michael."Kalau begitu, ayo jalan," kata Irene sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar dari restoran ini, seakan-akan dia sedang menghindari sesuatu."Kenapa? Apa yang sedang kamu hindari?" tanya Michael.Langkah kaki Irene terhenti, ekspresinya susah untuk dimengerti. "Rekan kerjaku dulu juga datang makan di sini. Aku ... nggak ingin bertemu dengan mereka."Sambil berbicara, Irene mentertawakan dirinya sendiri. "Konyol sekali, 'kan? Sebenarnya, mereka tahu tentang kecelakaan itu, mereka juga seharusnya bisa menebak betapa terpuruknya hidupku sekarang. Tapi, aku tetap saja nggak ingin bertemu dengan mereka secara langsung."Dia tidak ingin melihat rasa simpati dan penyesalan di tatapan mereka.Dulu, dia ingin mengabdikan hidupnya dengan bekerja sebagai seorang pengacara seumur hidupnya. Sekarang rekan kerjanya masih
Read more
Bab 58
Pada saat ini, lampu merah berubah menjadi hijau.Baru saja Martin hendak menginjak gas, tubuhnya malah tiba-tiba menegang. Saat dia melihat pria itu, dalam benaknya, muncul sosok yang disebut sebagai pria yang paling tidak boleh disinggung di Kota Cena.Bentuk tubuh pria itu mirip sekali dengan Michael!Namun, bagaimana mungkin Michael bisa berada di sisi Irene? Konyol sekali!Saat mobil di belakang mobil Martin membunyikan klaksonnya, Martin bergegas menginjak gas. Hanya saja, pada saat ini, pria yang berdiri di sisi Irene mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Martin.Begitu Martin melihat pria ini, dia hanya merasa seakan-akan darah di seluruh tubuhnya membeku.Itu ... Michael?!Apakah itu Michael? Meskipun pada saat ini pakaian, rambut dan kesan pria itu berbeda dengan Michael, wajah itu benar-benar sama persis dengan wajah Michael!Martin mengemudi mobilnya dengan tubuhnya yang kaku, dia hanya merasa seperti semuanya menjadi tidak nyata.Sedangkan pada saat ini, Irene yang be
Read more
Bab 59
Irene mengernyit. Apakah Martin sedang menanyakan tentang Mike? "Tuan Martin, kamu benar-benar terlalu ikut campur urusan orang lain. Kenapa? Kalau aku dan adikku berjalan bersama, aku juga harus melapor padamu, ya?""Adik? Sejak kapan kamu punya adik laki-laki?" kata Martin. Dia hanya mengetahui bahwa Irene memiliki seorang adik perempuan, bukan adik laki-laki."Seorang adik yang kukenal. Nggak boleh, ya?" kata Irene.Martin memelototi Irene, seakan-akan dia ingin mencari kebenaran dari ekspresi Irene.Tepat pada saat ini, Shanti yang sedang menyapu jalanan di seberang melihat situasi ini. Dia pun bergegas datang dan berkata, "Tuan Martin, kalau ada masalah, katakan dengan baik. Jangan main kasar."Shanti mengenali Martin sebagai orang yang sebelumnya menemani Hannah datang meminta maaf dan memberi hadiah pada Pusat Sanitasi Lingkungan. Berdasarkan ucapan orang-orang di Pusat Sanitasi Lingkungan, dia adalah mantan pacarnya Irene."Tuan Martin, kalau kamu masih juga nggak melepaskan ta
Read more
Bab 60
"Cherria, aku nggak mau melihat semua orang di sini memusuhi seorang rekan kerja seperti ini. Irene memang pernah masuk penjara, tapi nggak berarti kita harus memperlakukannya seperti ini dan menyusahkan dirinya. Karena kamu merasa bahwa kamu nggak bisa bekerja dengan Irene, menurutku, kamu nggak perlu melakukan pekerjaan ini lagi," kata direktur Pusat Sanitasi Lingkungan.Dia ... dia pekerja tetap! Mengapa dia dipecat begitu saja?! Cherria sama sekali tidak berani percaya. Namun, kenyataannya memang begitu!"Cherria, cepat katakan," desak orang di samping Cherria.Cherria menatap ke sekeliling, lalu saat dia melihat Irene, amarahnya tiba-tiba melonjak. Dia langsung menerjang ke arah Irene dan berkata, "Kamu! Semuanya gara-gara kamu! Kalau bukan karena kamu, aku nggak mungkin dipecat! Jelas-jelas orang yang harus dipecat itu kamu!"Semua orang pun kebingungan. Cherria dipecat?!"Cherria, kamu bercanda, ya?!""Nggak mungkin, deh?!"Cherria memelototi Irene dengan penuh dendam sambil men
Read more
PREV
1
...
45678
...
53
DMCA.com Protection Status