All Chapters of Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca: Chapter 21 - Chapter 30
903 Chapters
Bab 21
Di saat ini, ponsel Hendra tiba-tiba berdering.Ini adalah panggilan dari Kimiko.Hendra mengangkat telepon sambil menatap pria dan wanita yang berbicara dengan bahagia, "Ada apa?""Pak Hendra, aku sudah membantumu mengusir wanita yang mengganggumu kemarin malam. Sekarang, dia nggak akan mengganggumu lagi. Kemudian, aku juga sudah meminta Kak Fay untuk menurunkan semua berita itu, jadi Pak Hendra nggak perlu khawatir lagi.""Oh? Bagaimana kamu mengusirnya?" tanya Hendra dengan serius.Kimiko mengira Hendra akan puas dengan aksinya kali ini, dia pun berkata dengan bangga, "Dia hanyalah wanita yang tertarik pada uang. Aku memberinya 2 miliar dan dia langsung janji tak akan mengganggu Pak Hendra lagi. Sisca memang wanita bodoh, jadi Pak Hendra jangan memedulikannya, ya."Setelah mendengarnya, tatapan Hendra langsung berubah menjadi sangat dingin.Hendra menjawab, "Bagus."Kimiko menjadi semakin semangat setelah dipuji, dia lanjut berkata, "Pak Hendra, malam ini kita ...."Sebelum Kimiko m
Read more
Bab 22
Angel selangkah demi selangkah mendekat ....Cahaya di koridor sangat redup.Sisca menaikkan kepalanya, kebetulan bertatapan dengan sepasang mata Hendra yang sangat menjiwai, dia tiba-tiba jinjit dan mencium bibir Hendra.Meskipun Hendra tidak tersentuh sama sekali, Sisca tetap memegang wajah Hendra dengan kedua tangannya, kemudian menggerakkan ke arah yang lebih gelap sekaligus menutupi wajahnya sendiri.Di saat ini, Angel datang ke depan pintu, dia berusaha mendongak dan melihat ke dalam koridor. Untung saja dia tidak melihat apa pun, jadi dia pun langsung pergi.Sisca baru menghela napas panjang melihat Angel sudah pergi.Sisca yang berinisiatif mencium Hendra, tapi dia malah melamun.Hendra menatapnya tanpa mengatakan apa pun, dia ingin melihat apa yang direncanakan Sisca.Hendra terlalu cerdas, jadi Sisca pun terpaksa lanjut berakting agar Hendra percaya.Sisca pelan-pelan menciumnya sampai ke telinganya dan berkata dengan nada lembut, "Pak Hendra begitu memedulikan dokter itu? Ap
Read more
Bab 23
Sesaat kemudian, Hendra menerima pesan lagi."Paman, kenapa kamu mengabaikanku? Bukankah kita sudah sepakat kalau aku ingat nomormu, aku akan mengenalkan wanita cantik untukmu?"....Hendra tidak tahu bagaimana membalasnya.Angel tidak menyerah, dia melanjutkan: "Paman, ayo balas! Kalau kamu balas aku, aku akan mengenalkan ibuku padamu!"....Ternyata ini tujuan Angel setelah mengirimkan pesan sebanyak ini.Hendra tentu saja semakin tidak memedulikannya.Mungkin saja ibu dari anak ini yang mengajarinya untuk mengirim pesan.Beberapa tahun ini Hendra sudah bertemu banyak wanita yang berinisiatif untuk mendekat.Hendra menyimpan ponselnya, kemudian menanyakan Alex yang sedang menyetir, "Apa kamu sudah mencari tahu yang kusuruh?""Oh, dokter laki-laki itu? Namanya Richard Nathaniel, dia adalah dokter paru-paru, Ada apa, Pak Hendra? Apa dia ... menyinggung Anda?"Alex bahkan melirik ekspresi Hendra melalui kaca spion tengah.Namun, Ekspresi Hendra tetap dingin dan datar seperti biasanya, d
Read more
Bab 24
Sisca buru-buru kembali ke rumah sakit.Nancy berkata, "Tadi Angel bilang dia ingin minum yoghurt, jadi aku membawanya ke toko kelontong di bawah. Tapi, aku baru selesai bayar, Angel malah sudah hilang!"Sisca dengan tenang berkata, "Ayo kita cek CCTV toko kelontong."Bos toko kelontong sangat baik hati, setelah bos itu tahu ada anak hilang, dia langsung menunjukkan rekaman CCTV kepada mereka.Rekaman menunjukkan seorang pria berjas menculik Angel ...."Sisca, siapa dia? Apa kamu mengenalnya? Cepat lapor polisi! Apakah dia orang dari Hendra?"Wajah Sisca langsung menjadi pucat, dia menggelengkan kepala berkata, "Bukan, dia ... adalah asisten Adrian. Ini pasti ulah Adrian!"Sisca hanya menebak Adrian akan menggunakan Cindy untuk mengancamnya.Siapa sangka Adrian malah menculik anak kecil demi menjalin hubungan dengan Keluarga Wijaya?!Sisca langsung menghubungi Adrian dan berteriak, "Adrian! Apa yang ingin kamu lakukan terhadap Angel?!"Adrian malah dengan santai berkata, "Sisca, apa ya
Read more
Bab 25
Sisca tersenyum menghina sambil berkata, "Kamu bahkan menculik cucu sendiri, apa kamu ini masih manusia?!""Kamu!" teriak Adrian dengan sangat marah.Vincent langsung berteriak, "Kak! Jangan sembarangan bicara! Bagaimana mungkin ayah menculik Angel? Angel sudah enam tahun, kamu malah nggak pernah membawanya pulang, lagi pula ayah begitu karena merindukan kalian.""Enam tahun lalu, kalian yang mengusirku dari Keluarga Limanta. Saat itu, aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Limanta. Apakah sekarang kita masih memiliki hubungan keluarga?"Adrian menatapnya dengan lagak sombong sambil berkata dengan nada mendidik, "Apakah hubungan keluarga bisa putus begitu saja? Coba kalian tanya kantor pengadilan Kota Mulo, apakah ada yang dinamakan putus hubungan ayah dan anak?"Sisca berkata dengan senyuman sindiran, "Kantor pengadilan Kota Mulo? Semua itu berada di bawah kendalimu! Dulu Vincent menabrak orang hingga meninggal, kamu malah membuat Hendra yang dipenjara. Pak Adrian, membalikkan fakta
Read more
Bab 26
Sisca menggendong Angel sambil berjalan ke arah Adrian dengan mata berair, lalu dengan kasar berkata, "Adrian, kamu benar-benar binatang!"Sisca langsung menggendong Angel yang sudah pingsan turun ke bawah.Adrian memberi isyarat kepada asistennya, "Jangan biarkan Sisca kabur. Kita nggak boleh melewatkan janji dengan Keluarga Wijaya.""Oke, aku segera menahan Nona Sisca."....Mobil Nancy berhenti di depan vila Keluarga Limanta.Tadi dia ingin masuk bersama Sisca, tapi Sisca tidak mengizinkannya.Sisca tidak yakin apa yang akan terjadi di dalam sana dan dia juga tidak ingin mempermalukan dirinya.Mungkin Nancy juga tahu sifat ayah Sisca yang tidak manusiawi itu ....Ketika Nancy sangat ingin masuk, dia tiba-tiba melihat Sisca berlari keluar sambil menggendong Angel yang sudah pingsan.Melihat bibir Sisca juga berdarah, Nancy langsung menanyakan dengan marah, "Sisca, kenapa mulutmu berdarah? Apa si tua itu memukulmu?"Sisca tidak memedulikan rasa pedas di wajahnya, dia hanya buru-buru m
Read more
Bab 27
Kini, Nancy baru mengerti.Pantas saja akhir-akhir ini Sisca terus mencari pekerjaan paruh waktu sebagai penyanyi. Ternyata semua itu untuk biaya operasi Angel."Baik, terima kasih, Dokter."Setelah dokter pergi, Angel pun sudah sadar. Dia memegang tangan Nancy sambil berkata dengan lemah, "Mami, di mana ibuku?""Ibumu sedang ada urusan, tapi dia sebentar lagi kembali, kok."Angel menggelengkan kepala dengan tidak percaya, "Mami, bisakah Mami menolong ibuku? Kakek terlalu jahat! Aku takut mereka bisa menyakiti Ibu."Benar! Adrian adalah orang yang jahat, tapi Joni lebih jahat lagi.Nancy menepuk tangan Angel sambil berkata, "Kamu istirahat dulu, ya. Mami pergi menelepon sebentar. Angel, kamu jangan khawatir, Mami akan cari orang untuk menolong ibumu."Setelah mendengarnya, Angel baru mengangguk sambil berkata, "Terima kasih, Mami."Setelah Nancy menutup pintu kamar, dia berpikir panjang dan akhirnya menghubungi Billy.Sekarang Hendra sangat benci Sisca, dia pasti tidak akan memedulikan
Read more
Bab 28
"Kristin! Jangan sembarangan berbicara!"Billy merebut ponsel Kristin sambil menjelaskan, "Hendra, jangan dengarkan Kristin. Dia hanya bercanda. Aku ...."Namun, Billy sepertinya tidak bisa menipu Hendra."Bukankah sudah kubilang jangan ikut campur dalam masalah Sisca? Billy, sekarang kamu juga sudah nggak memedulikan omonganku?" tanya Hendra dengan nada yang sangat keras.Billy mengerti arti dari kata-kata Hendra. Kalau kali ini dirinya pergi, maka Hendra akan marah besar, bahkan akan memengaruhi hubungan pertemanan mereka.Akan tetapi, Billy tetap saja mengkhawatirkannya, dia pun membela Sisca, "Hendra, malam ini Sisca pergi ke kediaman Keluarga Wijaya untuk meminta maaf. Sebelumnya dia bisa kabur karena masuk mobilmu, kalau malam ini kita nggak menyelamatkannya, dia akan disiksa Joni!"Namun, Hendra bahkan lebih kejam dari yang Billy kira.Hendra hanya menjawab, "Itu urusannya, nggak ada hubungan denganku, apalagi kamu."Setelah mengatakannya, Hendra pun langsung mematikan panggilan
Read more
Bab 29
Salsa tersenyum tipis, lalu berkata, "Adrian, jangan mengamuk. Sisca adalah anak yang pengertian, lihatlah bukankah dia datang meminta maaf setelah melakukannya? Orang yang bisa menyadari kesalahan sendiri adalah hal yang sangat bagus!"Adrian terus memaksa Sisca, "Sisca, cepat minta maaf."Akan tetapi, Sisca hanya berdiri sambil menunduk tanpa mengatakan apa pun seolah-olah seperti orang bisu.Joni adalah orang yang pendendam, dia langsung berkata, "Paman Adrian, kalian sangat nggak tulus, kelihatannya Keluarga Limanta bukan benar-benar ingin menikah dengan Keluarga Wijaya.""Sisca memang anak yang keras kepala, tapi tadi dia di rumah bilang kalau dia sudah menyadari kesalahannya ...."Joni langsung tertawa sambil berkata, "Menyadari kesalahan? Kenapa aku merasa bukan begitu? Kepalaku dipukul hingga begitu parah, aku ke rumah sakit, dokter bilang kalau aku gegar otak parah dan mungkin akan meninggalkan penyakit lama. Aku bisa saja menuntutnya dengan bukti rumah sakit."Wajah Adrian la
Read more
Bab 30
Sisca berjalan menerjang hujan.Dalam sesaat, seluruh badan Sisca pun basah kuyup.Sisca memakai gaun dan sepatu hak tinggi, tapi sekarang sepatu hak tinggi pun sudah menjadi bebannya.Dia melepaskan sepatu hak tinggi, kemudian berlutut di tengah hujan lebat dan di atas lumpur.Joni duduk di lantai dua vila sambil minum sampanye dingin menikmati pemandangan ini.Sisca terus berlutut dan bersujud sampai puncak gunung.Tangga batu yang keras dan terjal membuat lutut, tumit, telapak tangan dan keningnya terluka.Namun, Joni malah merasa masih belum puas. Dia berdiri sambil memegang pagar putih teras, seolah sedang menonton drama, "Nona Sisca, kalau kamu hanya bersujud tanpa meminta maaf, bagaimana Tuhan bisa mendengar penyesalanmu? Atau kamu sama sekali nggak terima hukuman ini?"Sisca langsung berdiri, kemudian menaiki satu anak tangga dan langsung berlutut sambil berkata dengan ekspresi datar, "Aku salah!"Dia salah telah mengkhianati Hendra enam tahun lalu.Joni malah tertawa dan melet
Read more
PREV
123456
...
91
DMCA.com Protection Status