All Chapters of Penguasa Tujuh Benua : Chapter 11 - Chapter 20
112 Chapters
Ch. 11 - Batu Spirit
Dua minggu berlalu sejak pertama kali Feng Guang bertemu seorang anak kecil yang terjebak di Gunung Gui Shan dan dua minggu pula dirinya menjadi melatih Lan Xiaoyan. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu sesuatu yang langka di tempat terasingkan seperti ini.Untuk kesekian kalinya lelaki itu menahan napas.Lan Xiaoyan sedang mengulang kembali gerakan yang diajarkannya satu jam yang lalu, hasilnya anak itu dapat mengulangnya dengan sangat mudah. Semakin lama Lan Xiaoyan mengulangnya, gerakannya menjadi semakin mulus dan sempurna. Tanpa sadar Feng Guang menggeleng-gelengkan kepala.Sekarang dia punya alasan mengapa dirinya ingin menjadikan Lan Xiaoyan muridnya. Selagi itu, Feng Guang masih dalam tahap penyembuhan tubuhnya. Dia harus fokus sembari melihat latihan Lan Xiaoyan."Pak Tua Feng!!"Feng Guang yang baru menutup mata dibuat kaget. Lan Xiaoyan menunjukkan gerakan yang sudah dikuasainya dalam waktu satu jam itu. Lelaki tersebut mengamati dengan teliti dan nyaris tidak ada yang sa
Read more
Ch. 12 - Guru dan Murid
Satu Minggu berlalu, Feng Guang merasa dia mulai keliru tentang kekuatan Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan tetaplah pemuda biasa yang belum pernah mempelajari kultivasi. Dia mulai berpikir untuk mendatangi makam misterius untuk memastikan keadaan muridnya."Semoga dia baik-baik saja..."Feng Guang menapakkan kakinya di depan pintu, tapi langkahnya terpaku ketika melihat seseorang sudah berada tepat di hadapannya.Tetes demi tetes dari rambutnya jatuh ke tanah, belasan luka terbuka di seluruh tubuhnya. Bebatuan tempatnya berpijak sudah digenangi oleh darah yang menggenang. Dia menyodorkan sesuatu dari tangannya, batu-batu itu nyaris tak terlihat karena ternodai oleh darahnya sendiri. Terdengar berat suara yang keluar dari kerongkongannya."Ti-tiga ..."Feng Guang segera menangkap tubuh Lan Xiaoyan dengan tangan kirinya, pemuda itu menarik senyum susah payah. "A-ajarkan aku ... Tiga gerakan."Feng Guang menahan napas, dia menggelengkan kepala berulang kali sembari menatap ke kiri dengan takjub, "
Read more
Ch. 13 - Menghancurkan Segel Pelindung
Esok harinya seperti yang diharapkan, tiba waktunya bagi Lan Xiaoyan meninggalkan Gunung Gui Shan, momen itu adalah momen yang paling ditunggunya selama hidupnya. Tanpa diduga hari itu para silumannya berkumpul. Lan Xiaoyan yang baru saja keluar dari rumah melihat puluhan siluman berada di depan gubuk yang selama ini menjadi tempatnya pulang. Tentu saja dia pasti akan merindukan tempat yang telah membesarkannya, siluman yang selalu bersamanya dan petir yang selalu menyambar Gunung Gui Shan. Para siluman itu tampak sedih. Lan Xiaoyan tertawa. "Kalian seharusnya senang, tidak ada yang memakan kalian lagi, ahahaha!"Siluman singa duduk lesu. Dia seperti menggumamkan sesuatu. Lan Xiaoyan menyahut, "tidak perlu khawatir, kalkun kuning. Aku tidak akan memakan kawan-kawanmu di luar sana." Dia masih tertawa-tawa, "Hah... Kalau dipikir-pikir kalian mengajarkan banyak hal padaku. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian." Dia menatap siluman-siluman itu dengan bersahabat. "Setidaknya kalian
Read more
Ch. 14 - Badai di Gunung Gui Shan
Tiga kali dentuman gemuruh menggema membuat tanah berpijak bergetar, Lan Xiaoyan baru pertama kali ini melihat gunung Gui Shan mengamuk. Petir-petir menyambar dataran luas di belakang mereka. Dia menatap petir yang mulai mendekat dan Feng Guang berulang kali dengan rasa cemas yang semakin meningkat. Aliran kekuatan merah yang sangat luar biasa memenuhi bagian timur Gunung Gui Shan. Lan Xiaoyan terpana melihat seberapa besar kekuatan yang Feng Guang katakan hanya sekian persen dari kekuatannya.Kekuatan Feng Guang membuat tanah di bawah mereka kembali bergetar tak terkendali. Sengatan dari segel pelindung melawan kekuatan Feng Guang, menciptakan percikan cahaya yang meledak-ledak melukai lelaki itu, Lan Xiaoyan menyaksikannya dengan hati berdebar. Dia tidak pernah melihat kekuatan asli dari Gunung Gui Shan, seandainya dulu gunung ini menyerangnya dengan kekuatan yang sekarang dilihatnya dia pasti sudah mati sejak lama. Bahunya naik tiba-tiba, Lan Xiaoyan merasa kekuatan Feng Guang mel
Read more
Ch. 15 - Cahaya Kebebasan
Tapak kaki Lan Xiaoyan mengambang di atas udara, dia pikir dirinya akan jatuh dari ketinggian. Pemuda itu berteriak heboh. Namun teriakannya melambat dramatis saat melihat raut wajah Feng Guang yang menatapnya dengan tatapan menyedihkan."Aaa-ha. Kita sudah keluar?" Lan Xiaoyan menyipitkan matanya, dia merasakan tanah dan bebatuan asing di telapak tangannya namun belum bisa melihat jelas sekitar. Padahal baru saja mereka kehujanan di Gunung Gui Shan, namun saat ini dia merasakan hangat matahari membanjiri tubuhnya.Kedua mata pemuda itu berbinar terang, dia melihat rumah-rumah berderet di pinggir jalan yang dipenuhi manusia berlalu lalang, jajanan, oleh-oleh, toko baju, kedai arak dan penjual mainan anak-anak. Ketika dia mendengarkan keramaian dari tawa anak kecil, suara lelaki dewasa dan cekikikan wanita di pinggir jalan hatinya berbunga-bunga. Seperti anak kecil yang baru saja melihat dunia, Lan Xiaoyan berlari ke sana kemari untuk mengejar sesuatu yang menarik perhatiannya."Aku beb
Read more
Ch. 16 - Oak
"Sepertinya aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja. Kau bisa menggemparkan dunia ini dengan kebodohanmu.""Guru!!" Dia menyengir lebar. "Hehehe. Kau bilang kita pasti akan bertemu lagi. Aku tidak menyangka akan secepat ini."Dengan kesal Feng Guang mendecih dan menggerutu, itu justru membuat Lan Xiaoyan tambah tertawa lucu.Feng Guang benci mengatakannya, tapi anak itu benar, mereka pasti akan bertemu lagi, dia berulang kali berpikir membawa Lan Xiaoyan adalah magnet masalah. Contohnya saja, baru beberapa menit menapakkan kaki ke dunia luar Lan Xiaoyan sudah membuat kekacauan di kota. Saat ini semua orang di jalan masih mencari keberadaan pemuda itu. Sebelum mereka tertangkap, keduanya harus segera pergi dari sana secepatnya.*Setelah perjalanan yang panjang akhirnya keduanya menemukan pohon teduh untuk rehat sejenak, angin segar menghembus wajah mereka. Feng Guang berusaha memejamkan mata, tidak mau memusingkan Lan Xiaoyan yang sejak dua jam lalu tidak berhenti-henti terpana denga
Read more
Ch. 17 - Iron Spear Clan
Akhirnya mereka tiba di kota berikutnya, Daoluo. Daoluo berada di sebelah Kota Rouhan, dulunya dikenal sebagai kota yang diberkahi keindahan danau laut tawar yang indah, beberapa perahu bertengger di pinggiran danau yang berhadapan langsung dengan jalan kota. Tiap sudut jalan ditumbuhi pepohonan yang mulai layu saat musim gugur tiba. Namun Kota Daoluo yang sekarang hanya memiliki keindahan yang diwariskan masa lalu. Jalan yang dulu dipenuhi warga Daoluo kini beralih fungsi menjadi alur transportasi angkut barang berat. Setiap harinya gerobak-gerobak bermuatan berat melalui jalan tersebut dan menyebabkan retakan di jalan berdebu yang dulunya sangat megah. Bangunan yang dulu digunakan sebagai kuil beralih fungsi menjadi pabrik. Feng Guang, Lan Xiaoyan dan Oak berjalan di alun-alun kota yang dipenuhi hiasan dan kelopak bunga yang berterbangan. Meskipun masih tersisa keindahan dari Kota Daoluo tak bisa dipungkiri mereka merasa ada hal yang aneh saat berada di kota tersebut, atmosfer yg
Read more
Ch. 18 - Tertangkap
Keesokan paginya, Feng Guang dan Lan Xiaoyan memutuskan berkeliling kota. Kebetulan mereka menyewa penginapan yang cukup dekat dengan pusat kota dan bisa menikmati pemandangan yang indah di sekitar alun-alun. Feng Guang sengaja mengurung Oak di kamar karena keledai itu sangat nakal, semalam saja penjual sayur-sayuran kehilangan seisi gerobak dagangannya karena Oak. Uang yang mereka miliki tak akan cukup untuk mengisi perut karet keledai itu.Langkah Feng Guang melambat saat mereka melihat sekumpulan orang sedang berbisik-bisik, ketika mencari tahu, terdengar kabar bahwa semalam muncul desas-desus tentang kematian salah seorang penduduk Kota Daoluo, dia digantung di tiang rumahnya dalam keadaan yang mengenaskan.Tidak ada yang berani mencari tahu penyebab kematian orang itu, namun tampaknya orang-orang di sana sudah tahu siapa yang melakukan pembunuhan tersebut.Orang-orang kota mendelik dengan ekor mata kepada Feng Guang dan Lan Xiaoyan sambil berbisik-bisik. "Kudengar dia mengataka
Read more
Ch. 18 - Seorang Pelayan Klan
Keheningan terasa mencekam di dalam aula markas yang suram. Pertanyaan Han Xiong belum mendapatkan jawaban. Feng Guang dan Lan Xiaoyan terjebak dalam situasi yang tak menguntungkan.Di tempat lain Lao Ning menunduk dan memalingkan muka, enggan menatap mata Lan Xiaoyan yang saat ini seolah mencari tahu kebenarannya, Atmosfer terasa tegang, waktu seperti berhenti sejenak meninggalkan kesunyian di udara. Dengan tiba-tiba, Lao Ning langkah maju menghadap Han Xiong lalu berkata, "Mereka berdua sudah kubawa. Kau akan membebaskan kakakku, bukan?" Suara berat Han Xiong terdengar licik, "Hm..., satu budak memiliki nilai. Kau telah menyumbangkan dua budak baru. Tapi melepaskan budak hanya akan memberikan kerugian."Keterkejutan tergambar di wajah Lao Ning, menyadari bahwa Han Xiong mengingkari dari janjinya dan menggeleng wajah tak percaya. "Apakah aku dikhianati setelah mengkhianati orang lain?""Karma itu ada, Lao Ning." Han Xiong tertawa-tawa bersama bawahannya, meninggalkan teror di waj
Read more
Ch. 20 - Membentuk Sekutu
"Kalian sendiri bagaimana bisa terjebak di sini?""Itu tidak penting. Yang penting sekarang bagaimana caranya kita keluar dari tempat ini," sela Feng Guang di tengah perbincangan. "Omong-omong, kalian belum memperkenalkan diri," ucap Lao Zhan. Sesaat Feng Guang menatap Lan Xiaoyan yang tiba-tiba bersuara."Namaku Lan Xiaoyan, dan orang di sebelahku..."Feng Guang melotot, tapi percuma Lan Xiaoyan tidak akan melihatnya, jika Lan Xiaoyan menyebutkan namanya di tempat seperti ini, penjara bawah tanah bisa terguncang. "Dia adalah Pak Tua Feng."Feng Guang baru teringat Lan Xiaoyan bodoh. Mana mungkin orang bisa tahu Pak Tua Feng yang dimaksudnya adalah sosok Feng Guang si Cakar Naga Api dari Tujuh Pilar Langit. Setidaknya Feng Guang bisa membuang napas lega.Lalu Lan Xiaoyan melihat bekas tato ungu di dada pemuda itu, Lao Zhan menyadarinya. Dia terdiam cukup lama, ada rasa kesal tergambar di wajah pemuda itu. Akhirnya Lan Xiaoyan mendapatkan satu kesimpulan. "Dia bilang waktu kita han
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status