Keesokan paginya, Feng Guang dan Lan Xiaoyan memutuskan berkeliling kota. Kebetulan mereka menyewa penginapan yang cukup dekat dengan pusat kota dan bisa menikmati pemandangan yang indah di sekitar alun-alun. Feng Guang sengaja mengurung Oak di kamar karena keledai itu sangat nakal, semalam saja penjual sayur-sayuran kehilangan seisi gerobak dagangannya karena Oak. Uang yang mereka miliki tak akan cukup untuk mengisi perut karet keledai itu.Langkah Feng Guang melambat saat mereka melihat sekumpulan orang sedang berbisik-bisik, ketika mencari tahu, terdengar kabar bahwa semalam muncul desas-desus tentang kematian salah seorang penduduk Kota Daoluo, dia digantung di tiang rumahnya dalam keadaan yang mengenaskan.Tidak ada yang berani mencari tahu penyebab kematian orang itu, namun tampaknya orang-orang di sana sudah tahu siapa yang melakukan pembunuhan tersebut.Orang-orang kota mendelik dengan ekor mata kepada Feng Guang dan Lan Xiaoyan sambil berbisik-bisik. "Kudengar dia mengataka
Keheningan terasa mencekam di dalam aula markas yang suram. Pertanyaan Han Xiong belum mendapatkan jawaban. Feng Guang dan Lan Xiaoyan terjebak dalam situasi yang tak menguntungkan.Di tempat lain Lao Ning menunduk dan memalingkan muka, enggan menatap mata Lan Xiaoyan yang saat ini seolah mencari tahu kebenarannya, Atmosfer terasa tegang, waktu seperti berhenti sejenak meninggalkan kesunyian di udara. Dengan tiba-tiba, Lao Ning langkah maju menghadap Han Xiong lalu berkata, "Mereka berdua sudah kubawa. Kau akan membebaskan kakakku, bukan?" Suara berat Han Xiong terdengar licik, "Hm..., satu budak memiliki nilai. Kau telah menyumbangkan dua budak baru. Tapi melepaskan budak hanya akan memberikan kerugian."Keterkejutan tergambar di wajah Lao Ning, menyadari bahwa Han Xiong mengingkari dari janjinya dan menggeleng wajah tak percaya. "Apakah aku dikhianati setelah mengkhianati orang lain?""Karma itu ada, Lao Ning." Han Xiong tertawa-tawa bersama bawahannya, meninggalkan teror di waj
"Kalian sendiri bagaimana bisa terjebak di sini?""Itu tidak penting. Yang penting sekarang bagaimana caranya kita keluar dari tempat ini," sela Feng Guang di tengah perbincangan. "Omong-omong, kalian belum memperkenalkan diri," ucap Lao Zhan. Sesaat Feng Guang menatap Lan Xiaoyan yang tiba-tiba bersuara."Namaku Lan Xiaoyan, dan orang di sebelahku..."Feng Guang melotot, tapi percuma Lan Xiaoyan tidak akan melihatnya, jika Lan Xiaoyan menyebutkan namanya di tempat seperti ini, penjara bawah tanah bisa terguncang. "Dia adalah Pak Tua Feng."Feng Guang baru teringat Lan Xiaoyan bodoh. Mana mungkin orang bisa tahu Pak Tua Feng yang dimaksudnya adalah sosok Feng Guang si Cakar Naga Api dari Tujuh Pilar Langit. Setidaknya Feng Guang bisa membuang napas lega.Lalu Lan Xiaoyan melihat bekas tato ungu di dada pemuda itu, Lao Zhan menyadarinya. Dia terdiam cukup lama, ada rasa kesal tergambar di wajah pemuda itu. Akhirnya Lan Xiaoyan mendapatkan satu kesimpulan. "Dia bilang waktu kita han
"Oak...""Ehehehhe, kau yang terbaik, Oak." Lan Xiaoyan mengambil kunci dari Oak dan membuka pintu sel. Pemuda itu melemparkan sisa kunci pada tahanan lain yang masih terkejut dia dapat keluar dengan semudah itu. Mereka menatapnya ragu-ragu.Feng Guang berhasil membuka pasung dan rantai Lao Zhan, keduanya keluar dari penjara setelah memastikan tidak ada penjaga di sekitar. Saat baru menapakkan kaki ke luar Feng Guang melihat Lan Xiaoyan mengeluarkan cengiran yang berarti pertanda buruk, Feng Guang yakin anak itu sedang memikirkan sesuatu."Oak!" panggil Lan Xiaoyan.Oak berdiri tegap. "Sebagai prajurit baruku, aku punya misi penting untukmu," ucapnya. Lan Xiaoyan berbisik di telinga keledai itu. Entah apa yang mereka bicarakan tiba-tiba saja Oak berlari kencang dengan api semangat membakar. Semua orang menatapnya sampai menghilang di ujung lorong. "Aku mencium bau-bau masalah." Lao Zhan bergumam.Lan Xiaoyan bertolak pinggang sambil tertawa lebar. "Aku tak sabar melihat wajah si sia
Malam semakin tenggelam dalam kesunyian, ruangan berhias dinding bangau dipenuhi cahaya-cahaya lilin yang menerangi dua laki-laki yang duduk saling berhadapan. Cahaya gemerlap lilin berpendar saat angin dari celah ruangan masuk, menciptakan bayangan yang menari di dinding. Wanita-wanita penghibur mengisi ruangan yang saat ini digunakan dua orang pemimpin untuk berbincang, sementara aroma arak menguar di udara. Sesekali terdengar tawa kecil dari para wanita saat si walikota menggodanya. Lelaki itu sedang dimabuk asmara dan hampir tidak menyimak apa yang dikatakan lawan bicaranya.Dia justru tenggelam dalam kesenangannya, Walikota Bai yang mabuk mulai meracau."Uang, wanita, arak, hahaha..."Han Xiong melanjutkan kalimatnya."Kabar baiknya Thousand Star Association mulai melirik kita, mereka akan memasok senjata mulai minggu depan. Tapi jumlah yang mereka minta tidak main-main, itu dua kali lipat lebih banyak dari yang biasanya kita produksi.""Ahahaha bagus bagus, aku tahu kau memang b
Suara derap kaki beriringan menggema di lorong-lorong markas, Lan Xiaoyan dan Lao Zhan memutari seisi bangunan dan tidak kunjung sampai ke tempat yg Kan Liu sebutkan; gudang penjaga. Lan Xiaoyan berhenti sejenak memikirkan bagaimana mereka bisa tersesat seperti ini. Sebelumnya Lao Zhan dengan percaya diri pemimpin jalan karena dirinya hampir dua bulan ditahan di markas Iron Spear Clan. Tapi bukannya sampai ke tempat tujuan mereka malah tersasar sampai keluar dari markas. Lao Zhan yang melihat Lan Xiaoyan berhenti memprotes. "Tunggu apa? Sebentar lagi kita sampai! Cepat!""Kau sudah mengatakannya tujuh kali, sebenarnya kita sedanf berputar-putar di tempat yang sama, Lao Zhan!" Pemuda itu menepuk jidat lalu bertanya, "Apa kau lupa, kPak Tua Feng menyuruh kita ke mana?" /Lao Zhan menjawab tanpa ragu-ragu."Tenang saja, aku sedang mencari jalan pintas.”Namun Lan Xiaoyan menyelanya sambil menautkan kedua alis curiga,” kita sudah setengah jam memutari tempat ini...”"Ikut saja!" seru Lao
Seorang laki-laki dengan tubuh berotot berdiri di hadapan sebuah patung wanita, kedua bola matanya yang berkilat dalam kegelapan masih terkunci pada wajah patung sejak satu jam yang lalu. Patung wanita merentangkan tangannya ke langit dengan berani, seperti dia cukup besar untuk menentang langit yang berkuasa. "Jika kau melihat dunia yang sekarang dari atas, apakah kau masih percaya dengan dongeng ini?" ucap laki-laki itu. Ingatannya kembali ke tahun-tahun sebelumnya, lalu terlihat senyuman pahit. Pandangannya terangkat sejenak. Udara di ruangan kosong membawa sesuatu yang sampai di telinga lelaki itu, Quan Yui si Tubuh Besi. Seperti julukannya dia memiliki tubuh yang keras seperti besi, kekuatan itu hanya bisa dimiliki oleh manusia yang terlahir dengan qi tertentu. Kekuatan logam mampu mengubah tubuh pemiliknya menjadi keras. Di dalam pertempuran, orang dengan kekuatan tubuh besi memiliki pertahanan yang lebih unggul dan sulit untuk dikalahkan.Bunyi ketukan lantai menggema, tapak k
Di markas Iron Spear Clan, kegelapan memenuhi koridor dan lorong-lorong markas. Langkah para penjaga melintasi jalan demi jalan sambil memegang senjata dengan siaga, mereka bertambah semakin banyak ketika bunyi lonceng alarm terdengar di seluruh tempat. Derap-derap langkah kaki menyebar ke seluruh penjuru, tak membiarkan satu pun penyusup kabur. Termasuk Kan Liu dan Zhuge Liang yang saat ini terpojokkan.Di sebuah ruang pengendalian sederhana dengan dinding terbuat dari kayu, penuh dengan alat kontrol mekanis, Kan Liu dan Zhuge Liang terjebak dan tidak dapat lari ke mana-mana. Mereka hanya tinggal menarik tuas di pojok tepatnya di atas meja dengan tuas kayu dan panel kontrol yang mengendalikan gerbang markas namun saat ini musuh telah datang. Cahaya redup menyinari ruangan melalui jendela kecil, menyoroti tuas-tuas kayu dan perangkat pengendali lainnya dan wajah sosok berbadan tegap yang hampir menyamai ukuran tubuh Zhuge Liang. Kan Liu begitu ketakutan melihat salah seorang eksekut