Semua Bab Baby Triplets Milik Om Tampan: Bab 281 - Bab 290
321 Bab
(TIANA STORY) GADIS YANG DIKEKANG TIANO
Malam ini Tiana tidur bersama Shela, gadis itu sejak tadi tidak enak diam. Meskipun tidak berbicara dan sudah mengatakan kalau dia mengantuk, namun Tiana masih terus menerus mengusap dan mengelus perutnya. Shela menatapi putrinya, sesungguhnya kedua mata Tiana sudah terpejam. "Sayang, Tiana kenapa?" tanya Shela beranjak duduk. "Kenapa nak, sakit perut?" "Tidak Mi... Tidak tahu kenapa maunya diusap terus," jawab Tiana berbaring miring. Shela menyibak selimutnya. "Mami buatkan teh dulu ya, mungkin Tiana masuk angin." Tiana menganggukkan kepalanya, gadis itu ikut dengan Shela bangun dan berjalan bersama turun ke lantai dasar. Di sana, ada Tiano yang hari ini pulang untuk menamani Mami dan adiknya. Tiano pun sedang duduk di pantry dapur dengan laptop di hadapannya. "Loh, belum tidur?" Tiano menoleh pada Tiana yang kini duduk di sampingnya dengan wajah lesu. "Sepertinya adikmu masuk angin," jawab Shela membuatkan teh hangat untuk Tiana. "Ck! Ada-ada saja sih, Tiana..." Tiano menyi
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) KETULUSAN TIANA
"Wahh, kau benar-benar bisa membuat Sushi! Hebat...! Padahal aku selalu gagal saat menggulung nasinya." Tiana tersenyum lebar duduk di kursi kayu di hadapan Sora. Gadis bermata sipit itu mengangguk dan menuangkan saos di mangkuk kecil. "Ayo Tiana, dihabiskan. Kalau kurang aku buatkan lagi," ujar Sora tersenyum senang. "Terima kasih, Sora..." Dengan senang hati Tiana memakannya, dan Sora sama sekali tidak memakan Sushi itu. Dia tidak suka olahan ikan mentah, makan seafood, Sora tidak terlalu menyukainya, hanya saja karena ada Tiano, dia menyediakan untuk laki-laki galak itu. "Kau tidak mau?" Tiana menyodorkan di hadapan gadis itu. "Emm... Aku tidak suka seafood," jawab Sora menggelengkan kepalanya. "Jadi sebanyak ini kau buatkan khusus untukku?""Tentu saja. Ini kan pertama kalinya kau ke sini, aku juga tidak pernah ke manapun apalagi punya teman, jadi aku sangat senang dengan kedatanganmu hari ini." Sora begitu tulus pada Tiana. Tiana menatapnya dalam-dalam, ia tahu pancaran m
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) TIANA SANGAT TIDAK PEKA
Satu Minggu Kemudian..."Aldrich pulang sekarang? Mau Tiana masakin apa?" Suara Tiana tengah mengobrol dengan Aldrich di telfon membuat Shela tersenyum. Putrinya itu sangat perhatian dan manja mendengar kabar kepulangan suaminya. "Emmm, masa Aldrich pulang jauh-jauh dari luar kota tidak minta dimasakin apa-apa sama Tiana sih?" Tiana duduk merengut. "Ah ya sudah, sampai bertemu nanti... Bye Sayang!" Panggilan itu terputus, Tiana mengembuskan napasnya panjang dan tersenyum manis menatap layar ponselnya. Sebentar lagi suaminya akan pulang dan Tiana sudah sangat merindukannya satu minggu ini. "Mereka sudah sampai mana, Sayang?" tanya Shela dari arah dapur. "Masih mau berangkat pulang Mi," jawab Tiana seraya menatapi layar ponselnya. "Ohhh, Mami kira mereka sudah berangkat..." Tiana menoleh ke belakang menatapi Maminya. Gadis itu melangkah mendekat ke arah dapur dan duduk di samping meja marmer panjang. Sesekali Shela menoleh memperhatikan putrinya yang kini melihat apa yang Tiana
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) DIMANJAKAN SUAMIKU
Pukul sebelas malam Tiana terbangun dari tidurnya, ia merasakan kecupan-kecupan kecil di wajahnya dan pelukan erat yang melilit di pinggangnya yang ramping. "Emmm, Aldrich kenapa?" Tiana mendorong pipi suaminya dan ia hendak beranjak bangun. "Tidak papa Sayang. Aku lapar," bisik Aldrich menyibak selimutnya. "Mau Tiana masakin apa?" tanya Tiana sembari duduk di tepi ranjang mengucek kedua matanya. Aldrich tidak menjawab, laki-laki itu berdiri di hadapan Tiana dan mengulurkan tangannya memberi usapan gemas. "Tidak usah repot-repot, biar aku masak sendiri saja. Tidur lagi kalau ngantuk," jawab Aldrich. "Tiana ikut..." "Ya sudah ayo. Pakai dulu kaca matanya, Tiana... Nanti kalau jatuh bagaimana?" Dengan sangat perhatian, Aldrich meraih kaca mata bening di atas meja. Ia memakaikan pada Tiana hingga mata gadis itu kembali terbuka lebar. Wajah cantik, manja, menggemaskan. Aldrich mengecup bibir Tiana dengan lembut, sontak hal itu membuat Tiana berjinjit merengkuh punggung kekar sang
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) TAK ADA YANG BERUBAH
"Bi, mulai sekarang jangan sampai Tiana membantu-bantu apapun ya. Kalau dia melakukan pekerjaan, ambil saja langsung. Dia butuh istirahat total!" Aldrich menasihati pembantunya, wanita dengan setengah baya itu menganggukkan kepalanya patuh. "Baik Tuan, saya setiap hari sebenarnya juga melarang Nyonya. Tapi Nyonya Tiana sendiri yang tidak bisa saya larang." Hal semacam itu sudah Aldrich duga. Istrinya memang sangat keras kepala. Apapun yang dia inginkan tidak akan bisa dibantah begitu saja. Aldrich tidak lagi kaget dengan sosok Tiana Morgan yang sangat dia cintai."Sayang... Sayang kau di mana?" Suara gadis itu membuat Aldrich menoleh ke lantai dua, Tiana berjalan keluar dari dalam kamar dengan wajah bantalnya. Dia baru saja bangun tidur, masih mengantuk dan lesu. "Hei, aku di sini!" Aldrich melambaikan tangannya. Sontak Tiana tersenyum lebar, gadis itu berjalan menuruni anak tangga dengan cepat dan berjalan mengulurkan kedua tangannya memeluk tubuh Aldrich."Kenapa sudah bangun
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) SUARA WANITA DI DALAM TELFON
Aldrich mengantarkan Marsha pulang ke sebuah apartemen. Namun dia hanya berhenti di tepi jalan saja, laki-laki itu awalnya juga malas namun itu semua juga perintah Papanya. Marsha melepaskan sabuk pengamannya dan menoleh pada Aldrich. "Al, kau tidak ingin mampir ke apartemenku?" tawar Marsha menatap Aldrich dalam-dalam. "Tidak terima kasih." "Aku akan membuatkan teh atau kopi dan camilan untukmu Al, ayo..." Marsha bersikeras membujuk Aldrich. Hal ini membuat laki-laki itu merasa risih dan kesal. Wanita itu tidak tahu kalau Aldrich bukanlah wanita yang mudah sekali untuk digoda. "Istriku sedang menungguku, cepat keluar dari dalam mobilku sekarang!" perintah Aldrich menoleh dan memberikan tatapan dingin pada wanita itu.Marsha mendengkus pasrah. "Ya sudah, terima kasih ya, Al..." Aldrich tidak menjawabnya. Ia pun langsung beranjak pergi dari depan gedung apartemen saat itu juga. Sepanjang perjalanan, ia hanya bisa mengumpat kesal dan marah. Aldrich tahu betul pasti Papanya yan
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) CEMBURU DAN KEMARAHAN TIANA
"Tiana... Ke mana dia?" Aldrich terbangun dari tidurnya pukul dua dini hari. Laki-laki itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari istrinya yang tidak ada di sampingnya saat ini. Hal itu membuat Aldrich langsung beranjak cepat dari atas ranjang dan membuka pintu lebar-lebar. "Tiana...!" Tak tanggung dia berteriak memanggil nama istrinya. Aldrich hendak berjalan menuruni anak tangga ke lantai satu, namun ia mendengar suara pintu yang terbentur pelan dan beraturan pada tembok. Angin semilir berasal dari balkon lantai dua. Ia segera berjalan ke sana. "Astaga, apa yang dia lakukan di sini?" gumam Aldrich melihat Tiana tidur terduduk memeluk kedua lututnya. Meskipun menggunakan selimut, namun angin malam ini cukup kuat dan Tiana pasti menggigil kedinginan bila lebih lama lagi. "Sayang, kenapa tidur di sini?" tanya Aldrich melepaskan kaca mata yang Tiana pakai. "Ck! Apa sih..." Tiana dengan kedua mata terpejam dia mendorong lengan Aldrich menjauh darinya. "Hei, kenapa malah tidur di
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) KABAR BAHAGIA
Tiana membeku dengan sorot mata dingin pada suaminya. Demam sambil marah membawa Tiana merasa lelah dua kali, namun kesal pula ia dengan suaminya. Dia memperhatikan Aldrich yang kini duduk di sampingnya dan menatapnya. "Sayang, ini nomornya Marsha. Dia adalah seorang asisten yang dikirimkan Papa untuk mewakili beberapa acara penting," ujar Aldrich menjelaskan pada istrinya yang marah. "Tapi jangan seperti itu juga. Dia berkata seolah-olah dia memiliki hubungan denganmu, aku kesal, aku salah paham..." Gadis itu menutup wajahnya dan menangis. Senyuman tipis tercetak jelas di bibir Aldrich, dia menarik pundak Tiana dan memeluknya."Aku tidak akan pernah mengkhianati pernikahan kita, jangan khawatir tentang aku. Aku tidak akan berselingkuh dengan siapapun," jawab Aldrich mengusap punggung kecil Tiana. "Sudah, sudah, tidak papa... Istirahatlah yang cukup buat cepat sembuh, okay?" Aldrich mengecup pipi Tiana dengan gemas. Tiana mengangguk, dia memeluk erat tubuh suaminya. "Aldrich ja
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) TIANA MENJADI SENSITIF DAN PEMARAH
'Tiana sedang hamil, tapi masih muda sekali dan juga sangat rentan. Mohon berhati-hati.'Tiana terdiam menundukkan kepalanya seraya mengusap perutnya yang rata mengingat apa yang tadi dokter katakan kepadanya kalau dirinya kini tengah mengandung. Rasa bahagia, tak menduga-duga kalau hal ini akhirnya datang juga kepadanya. Aldrich pun juga sangat bahagia dan senang. "Kenapa diam saja? Jangan banyak berpikir yang aneh-aneh," ujar laki-laki itu menggenggam satu telapak tangan Tiana. "Tidak, Tiana tidak berpikir yang aneh-aneh kok," jawab Tiana menatap suaminya. "Tiana kan lagi senang." "Ya, aku juga senang. Terima kasih banyak, istriku..." Kedua pipi Tiana merona saat Aldrich meraih tangannya dan mengecup punggung tangan kecil Tiana dengan mesra. "Tapi kepala Tiana tapi rasanya mau pecah. Ya ampun... Kenapa pusingnya tidak hilang-hilang sih, kalau begini terus rasanya mau nyerah saja!" Tiana mendongakkan kepalanya dan ia kembali berbaring. "Sabar Sayang, berkala sakitnya akan hila
Baca selengkapnya
(TIANA STORY) ISTRI YANG AKU MANJAKAN
Hari ini Tiana sudah lebih baik, dokter mengizinkan untuknya pulang. Aldrich sudah tiga hari tidak datang ke kantor demi menemani Tiana. Mereka baru saja keluar dari area rumah sakit siang ini. Sebelum pulang, Tiana sempat-sempatnya meminta dress baru pada Aldrich."Apa Tiana penampilannya buruk?" tanya Tiana tiba-tiba memotong langkah Aldrich dan berdiri di hadapan suaminya. Laki-laki itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak. Cantik sekali dengan dress barunya." "Tidak bohong kan?" Tiana memeluk satu lengan Aldrich dan kembali berjalan. Pertanyaannya dijawab kekehan oleh suaminya itu. Ia mengecup pucuk kepala Tiana dengan gemas, dalam benaknya pun gemas dengan tingkah Tiana. Bagaimana mungkin setelah sakit dia malah terlihat sangat cantik. Dress baru sepanjang bawah lutut berwarna merah muda, dengan lengan puff, rambut tergerai sepinggang dan bando senada. Dia juga meminta aksesoris seperti kalung, gelang, anting, dan cincin mutiara. Bahkan Tiana sempat merajuk ingin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
33
DMCA.com Protection Status