Semua Bab Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat: Bab 31 - Bab 40
145 Bab
Licik
"Baiklah pemirsa, akhirnya ... dua bintang yang kita nanti-nanti sejak tadi akan segera hadir. Sambutlah.... Putri Marion dan Putri Maharani."Kalimat pembuka dari MC disambuti dengan tempik sorak bergemuruh oleh penonton bayaran di studio. Berbarengan dengan ini, seorang kru yang berjaga di balik layar memberi aba-aba lalu Putri dan Marion pun berjalan bergandengan layaknya sahabat karib yang sudah kenal lama. Senyum lebar yang terukir nyata di muka keduanya, membuat akting ini makin meyakinkan. "Wow, ternyata kalian sangat dekat, ya." Pembawa acara mengomentari seraya membimbing mereka duduk di sisi kiri dan kanan. "Kalian juga sama-sama cantik dan feminin meski tema pakaiannya berbeda," tambah MC lagi dengan antusiasme yang tinggi. Marion tertawa anggun dengan sepasang lesung pipi menghiasi wajah. Dengan tampilan seperti ini, tak ada yang bisa menyangkal pesonanya. "Hahaha, Anda terlalu memuji. Semua perempuan pasti cantik dengan p
Baca selengkapnya
Teman Bicara
Ucapan Putri mungkin saja ditujukan pada MC, namun sepanjang berbicara, matanya tak lepas dari Marion. Gadis yang dia tatap mengedik tak acuh seolah menegaskan niat yang sesungguhnya, hendak menjatuhkan orang lain. Pembawa acara mendesah sambil menepuk bahu Putri perlahan. Sebagai karyawan yang bekerja pada bisnis keluarga Mahendra, tak banyak yang bisa dia lakukan. Begitu kamera mulai merekam, Putri lekas- lekas melemparkan kegundahan hatinya dan menatap dunia dengan berani. Lantaran sangat geram dengan ulah Marion, rasa gugup yang dialaminya tadi mendadak sirna."Pemirsa, sekarang kita akan mendengar penjelasan Putri terkait pertanyaan yang diajukan Putri Marion."Setelah kalimat pembuka dari MC, kamera membidik wajah Putri close up hingga minor ekspresi mukanya tak luput dari perhatian penonton. "Sebenarnya, apa yang dikatakan mbak Putri Marion tak salah. Saya masih punya dua saudara tiri, sedangkan anak yang dilahirkan ibu memang c
Baca selengkapnya
Dipecat (Lagi)
Kehebohan yang disebabkan acara talkshow terus bergulir bagai bola api. Kedua kubu, fans berat Putri Marion dan haters-nya saling serang. Objek dari perseteruan mereka bukanlah sang bintang tetapi Putri Maharani yang notabenenya tak tahu-menahu kesumat apa yang mereka punya. Pendukung Marion mengejek Putri sebagai pembohong yang opportunis sedangkan haters-nya menyebut sang aktris sebagai munafik yang ingin mempersulit Putri. Terjebak dalam pusaran, Putri jadi buruan penting bagi paparazzi dan influencer yang ingin membuat webcast. Maka dari itu, pagi ini dia berangkat kerja dengan mengenakan masker dan kacamata agar tak mudah dikenali. "Astaga... ." lirih Putri ketika kakinya baru memasuki lantai sepuluh Angkasa Plaza. Seperti dugaannya, beberapa orang yang tampak mencurigakan sudah mondar-mandir di sekitar tempat kerjanya. Berhubung Oriental Palace bukan sembarang restoran, orang-orang ini cuma berani celingak-celinguk di luar dengan kamera yang tergantung di leher. "Mbak Putri
Baca selengkapnya
Kagum
Selepas keluar dari ruangan tadi, Putri mulai bingung kemana harus melangkah. Pasalnya, di bagian depan restoran, masih ada orang yang lalu-lalang, sementara untuk tetap tinggal di dalam, dia sudah kepalang malu. Tak punya pilihan, akhirnya Putri mengendap-endap dari bagian belakang Oriental Palace yang langsung terhubung ke sebuah lift. Masih dengan masker yang menutupi separuh wajahnya, dia cepat-cepat masuk dan menekan tombol satu. Perjalanan dari lantai sepuluh menuju ke lantai dasar seperti satu abad baginya apalagi dia tak sendirian di dalam lift. "Kamu ... Putri, kan?"Sebuah suara mendadak menyapa hingga Putri terkesiap. Untunglah dia belum sempat meringkuk ketakutan ketika pria yang menyapa beringsut maju dan membuka maskernya. "Astaga... ." Putri berkata seraya menepuk dahinya. Dia agak malu sebab sudah salah sangka dengan Heru, sang koordinator tingkat. "Maaf, maaf Kak. Kukira orang iseng tadi," ujarnya lagi. "Hahahaha, iya
Baca selengkapnya
Viral
Meski masih bertanya-tanya, akhirnya Putri pamit pada bu Ratih dan berjalan menuju ruang tamu yang dipakai bersama oleh penghuni kontrakan.Bu Ratih mengupah seorang warga untuk menjaga kebersihan kontrakan. Sebab itu ruang tamunya cukup bersih dan teratur. Ketika Putri memasuki ruangan, tampak olehnya seorang pria dewasa dengan tampilan rapi sedang asyik dengan gawainya. Namun begitu, laki-laki muda itu rupanya awas juga. Terbukti, dia langsung menyadari kehadiran Putri. "Hai kak Putri, maaf mengganggu ketenangan Anda," ucapnya formal sembari memasukkan gawainya dalam saku. Melihat gelagat tamunya tampak normal, Putri pun tak sungkan membalas sapaannya lalu duduk di depan pria itu. "Selamat siang, Pak. Maaf, bapak ini siapa?"Tamunya tergelak kecil lalu mengulurkan tangan, "saya David Kusuma, panggil saja David tak perlu pakai sapaan kaku."Demi alasan kesopanan, Putri menyambut uluran tangan tamunya lalu memperkena
Baca selengkapnya
Paksaan
Kabar putusnya Marion merebak tak terkendali. Berbagai spekulasi muncul di tengah masyarakat. Hebatnya, kabar ini bertepatan dengan launching salah satu film layar lebar yang dia bintangi. Akibatnya, bisa ditebak. Film ini laku keras pada masa penayangannya. Orang-orang yang tadinya tidak tertarik menonton jadi ikut antri di bioskop untuk menunjukkan dukungan pada aktris kesayangan mereka. Sementara itu, media sosial pun tak kalah panas. Netizen sibuk menyerang dan menjelek-jelekkan Arya. Untunglah, pebisnis muda itu tak punya media sosial pribadi. [@princess_je : pasti si lakiknya ini yang salah. Mungkin belagu karena tajir][@iron_man : kalau neng Putri mau, aku bersedia menggantikan Arya jelek itu][Queen_bee reply @iron_man : setidaknya dia tajir][@Udin_sedunia: pokoknya kita harus menunjukkan dukungan pada malaikat kita. Jangan biarkan dia dibully][@paparonz: dasar cowok tak tahu diri memang pacarnya. Tega meninggalkan cewek sempurna kayak Putri Marion]...Obrolan di dunia m
Baca selengkapnya
Klarifikasi
Kepala divisi pemasaran berdiri takut-takut. Jumlah proyek yang bisa mereka raih tahun ini, tentu tak lepas dari kinerja marketing. "Kami sudah mencoba semaksimal mungkin, Pak dalam mem-follow up klien-klien lama, tapi mereka agak sungkan karena nilai kontrak, kita naikkan."Raut sendu sang kadiv, tidak mengurangi kesuraman wajah Arya. Dia hanya menatap tajam hingga pria berwajah kelimis itu makin ciut. "Jadi, kalian semua yang bertugas di bagian marketing tidak mencoba prospek baru?" selidiknya sebal. Sejak awal Arya memang tidak suka dengan kepala divisi yang satu ini. Sifatnya yang menonjol cuma menjilat, khususnya pada sang ibu. Malangnya, dia pun tak bisa berbuat banyak. Pria ini merupakan kerabat jauh dari pihak ibunya. "Ka--kami sudah mencoba yang terbaik, Pak. Tapi penawaran dari perusahaan kita yang kurang bagus."Plasss!! Arya membanting copy-an presentasi yang sejak tadi terletak begitu saja di depannya.
Baca selengkapnya
Menyerah
Hari berlalu begitu saja bagi Putri, dan setelah nyaris sebulan sibuk wara-wiri dengan surat lamaran, akhirnya dia menyerah. Pagi ini, berbekal kartu nama dari David serta setelan terbaiknya, dia memberanikan diri datang ke Arda Pictures.Sebab jarak kontrakannya dengan lokasi rumah produksi cukup jauh, ditambah dengan kemacetan ibu kota, jadinya dia butuh waktu lebih dari dua jam untuk sampai di kantor yang bangunannya bertema minimalis itu. "Selamat siang Kak, ada yang bisa dibantu?" Seorang wanita dengan sapaan standar resepsionis langsung menyapa, begitu Putri tiba di ruang depan. Tanpa banyak bicara, Putri langsung mengutarakan maksud kedatangannya, tak lupa menunjukkan kartu nama yang diberikan David kemarin. Menyadari gadis di depannya seperti orang yang punya jalur masuk lewat atasan, sikap wanita itu makin hormat. Lalu dengan keramahan yang hangat, dia segera mengantar Putri ke sebuah ruangan yang sudah ditempati oleh beberap
Baca selengkapnya
Saudara
Terus terang, Putri jadi gamang. Bukannya mau berburuk sangka, cuma dia takut bila terus-terusan berdekatan dengan magnet pesona berwujud Arya, jiwanya yang rapuh akan tertawan. "Kok bengong? Apa kamu mau berubah pikiran lagi setelah sebulan merenung?" tembak Arya tanpa ampun. Dan kalimatnya ini cukup bikin keengganan Putri menguap. Membayangkan perjalanan yang sulit satu bulan ini, sudah cukup membuatnya hampir menyerah. Rata-rata perusahaan yang dia datangi tak bersedia menerima karyawan berstatus mahasiswa. Kalaupun ada yang mau, mereka memintanya sabar menunggu hingga karyawan lama putus kontrak.Padahal kebutuhan hidupnya tidak bisa menunggu. "Jadi, apa deskripsi pekerjaanku di sini?" tanya Putri saat dia sudah duduk di depan Arya. "Tentu saja kamu jadi talent. Kamu akan dikontrak selama dua tahun dengan sistem pembayaran di muka. Lebih jelasnya, silakan baca dokumen ini."Perlahan Putri mengambil kontrak yang
Baca selengkapnya
Kalap
Bharata TowerUntuk pertama kali, sejak dirinya memegang posisi puncak di Bharata Entertainment, Arya menghadapi situasi terdesak. Pasalnya, laporan keuangan yang dia presentasikan membuat Dewan Komisaris -- yang diketuai oleh sang ibu -- sangat tidak puas. Setelah ketegangan yang panjang di ruang rapat, keempat anggota keluarga Bharata memutuskan berbicara secara pribadi ketika semua anggota dewan sudah keluar. "Arya, apa-apaan ini? Bagaimana bisa rumah produksi yang tadinya punya kas yang bagus, jadi colaps begitu kamu pimpin?" Nyonya Bharata selaku pemilik awal mulai melancarkan serangan yang sejak tadi dia tahan-tahan. Mendengar tudingan sang ibu, Arya cuma bisa mengucapkan kata 'sabar' dalam benaknya. Kata 'colaps' dari mulut nyonya Bharata terdengar berlebihan mengingat perusahaan yang dia pimpin bukannya merugi, hanya memberikan revenue yang tipis. Jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu. Selain itu, pertama kali seja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status