Semua Bab Baby Sitter Untuk Bayi Maduku: Bab 11 - Bab 17
17 Bab
Penolakan 2
Andra menatap Sarah dengan tatapan yang sulit diartikan. Andra semakin tidak bisa menebak jalan pikiran Sarah. Dia berpikir jika Sarah akan senang hati menerima apa yang dia tawarkan. Perkiraannya salah. Tanpa keraguan, Sarah menolak. "Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi. Aku pamit," kata Sarah. Sarah hendak beranjak dari duduknya tapi tangan Andra menjangkau tangan Sarah. "Duduk dulu Sarah. Saya belum selesai berbicara."Sarah kembali duduk. Sekarang, Sarah yang menatap Andra yang terlihat sedikit gelisah. "Ini pegang. Pakai untuk kebutuhan mu. Nomor sandinya tanggal pernikahanku dengan Gita."Sarah hanya melirik ke arah kartu tipis yang disodorkan oleh Andra ke hadapannya. Kartu ATM itu hanya dipandang sekilas oleh Sarah. Kemudian wanita itu mengulurkan tangannya menggeser kartu itu ke hadapan Andra."Baby sitter tidak difasilitasi dengan kartu ATM pak. Tidak perlu seperti ini. Cukup berikan gaji sebagai baby sitter.""Sarah, aku memberikan ini karena kamu istriku bukan karena
Baca selengkapnya
Minta Maaf
"Arghh."Andra menyugar rambutnya frustasi. Ternyata rencana yang bersarang di otaknya tidak sesuai dengan kenyataan. Dia berpikir jika dengan uang semuanya menjadi mudah. Ternyata tidak seperti itu. Sarah tidak bisa disogok dengan kartu ATM. Entah bagaimana jika mama Mayang tiba di rumah itu nanti. Pasti, mama Mayang curiga jika Sarah tidak dinafkahi secara layak. Sarah terlalu sederhana menjadi istri calon pewaris perusahaan seperti dirinya. Pakaiannya tidak ada yang modis. Wajahnya juga tidak pernah tersentuh skincare. Andra baru sadar, ternyata menikah diam diam itu sangat rumit. Andaikan dirinya bisa menahan diri. Mungkin pikirannya tidak serumit saat ini. Dan bisa saja, Gita masih hidup. Andra berpikir keras supaya bisa terhindar dari masalah rumit itu. Seketika dia tersadar akan sikap arogan terhadap Sarah. Andra juga mengingat satu persatu sikap buruknya selama pernikahan ini. Andra menarik nafas, sudut hatinya merasa sedikit bersalah. Akankah dia minta maaf?.Pikiran itu
Baca selengkapnya
Mengunjungi Pak Burhan
Ajakan berteman dari Andra membuat Sarah berpikir keras. Bisa saja, dirinya langsung mengiyakan atau menolak. Sarah memikirkan dampak dari keputusan yang akan dia buat. Jika menolak tentu saja akan membuat interaksi diantara mereka semakin kaku. Dan jika itu terjadi, pernikahan mereka yang tak normal akan cepat tercium oleh mama Mayang. Entah apa yang terjadi dengan Andra atau pak Burhan jika kenyataan yang sesungguhnya diketahui oleh kedua mertuanya. Sarah bisa saja langsung mengiyakan ajak pertemanan itu. Itu artinya, Sarah sudah siap menjalankan sandiwara seperti yang diinginkan oleh Andra. Yang menjadi beban di hati Sarah. Apakah dirinya siap berinteraksi dengan Andra layaknya sebagai teman sementara sikap sikap Andra masih membekas di hatinya. "Aku tahu aku salah, Sarah. Aku menyadarinya. Kamu pasti sulit memaafkan aku apalagi berteman. Aku tidak meminta lama. Cukup tiga bulan ini saja sebelum kita bercerai nantinya. Jika perceraian itu tiba aku akan memberikan hak hak kamu nan
Baca selengkapnya
Bertemu Di Kafe
"Nak, jadilah istri dan menantu yang baik. Berbakti lah kepada suamimu. Ayah masih hidup karena kebaikan suamimu. Adik adik mu juga bisa sekolah karena kebaikan suamimu. Lakukan kewajibanmu sebagai istri dengan baik."Di dalam mobil, Sarah selalu teringat dengan nasehat ayahnya. Nasehat ayahnya mengingatkan Sarah bahwa dirinya bukan istri yang baik. Bukan tidak ingin. Tapi Andra yang tidak memberikan kesempatan sama sekali. Sekarang, Andra sudah mengajak dirinya berteman. Akankah Sarah memanfaatkan tiga bulan menjadi istri yang baik?. Sedangkan yang diinginkan Andra dari dirinya adalah kerjasama untuk membohongi kedua mertuanya terkait Sita dan kehidupan rumah tangga mereka. Berkali kali, Sarah menghela nafas panjang. Dan setiap itu terjadi. Andra akan menoleh kepada dirinya. Sejak keluar dari ruang perawatan pak Burhan. Andra dan Sarah tidak terlibat pembicaraan apapun. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sarah baru mengetahui jika ternyata Andra bukan hanya menanggung
Baca selengkapnya
Ceraikan Sarah
Sinar matahari yang masuk lewat ventilasi menyilaukan mata Andra. Perlahan, laki laki itu mengucek matanya. Jarum jam yang menunjuk ke angka delapan tidak membuat dia langsung bergerak. Hari ini, adalah hari Minggu. Sejenak dia bisa bersantai dari rutinitas kerja dan juga dari masalah yang saat ini.Ya, Andra bisa sedikit lega meskipun dirinya merasa jahat untuk itu. Mama Mayang yang tiba tiga hari yang lalu tidak bisa langsung bertemu dengan Sita. Tiba di bandara, mama Mayang langsung dilarikan ke rumah sakit. Mendadak penyakit mamanya itu kambuh entah apa penyebabnya. Andra sudah bertemu dengan sang mama. Tapi tidak dengan Sarah. Tentu saja karena alasan pura pura. Andra menjelaskan jika Sarah terlalu berisiko keluar rumah mengingat belum genap empat puluh hari selepas bersalin. Mama Mayang percaya. Andra menarik nafas sangat dalam kemudian mengembuskan secara perlahan. Kini dia duduk di tepi ranjang. Andra menyadari, jika pernikahan diam diam yang dia lakukan dengan Gita mengantar
Baca selengkapnya
Kalau Bisa secepatnya
Tak sadar, Andra menggelengkan kepalanya. Dia menikahi Sarah karena terpaksa. Menyiksa batinnya kemudian berencana menceraikan setelah mendapatkan perusahaan sang kakek. Kini sudah jelas, jika Andra tidak lagi mempunyai harapan untuk mewarisi perusahaan kakeknya. Ditambah dengan perintah pak Herlambang untuk menceraikan Sarah. "Papa selalu bertindak sesuka hati. Papa menginginkan Sarah menjadi menantu kalian kan?. Sudah aku turuti. Tapi pernahkah kalian berpikir jika aku tersiksa berpisah dari wanita yang aku cinta?.Andra membela diri. Dia tidak ingin pak Herlambang menilai jika pernikahannya dengan Gita adalah kesalahan. Apalagi wanita itu sudah tidak ada lagi. Bugh bughPak Herlambang kembali mendaratkan tinjunya di tubuh Andra. "Asal kamu tahu, Andra. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya. Kami tidak memberikan restu pada Gita. Karena bukan dia yang terbaik untukmu.""Asal papa tahu. Gita meninggal karena tekanan batin juga. Dia merasa menantu yang tidak
Baca selengkapnya
Meminta Hak
Sebagai wanita sekaligus sebagai istri. Sarah paham apa yang harus dia lakukan. Termasuk kapan dirinya meninggalkan rumah itu. Untuk saat ini. Sarah menahan diri. Karena perceraian itu masih rencana dan usul dari pak Herlambang. Andaikan Andra, mengucapkan kata talak. Maka Sarah akan keluar dari rumah itu. Dan Sarah menunggu kata talak itu. Sarah sudah siap pergi. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi nanti. Tapi Sarah percaya. Pak Burhan akan bisa sembuh dan dirinya juga bisa menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Setelah makan bersama dengan bibi Inah. Sarah menghubungi Alex. Dia ingin kembali bekerja di laundry milik laki laki itu. Ternyata, keberuntungan berpihak pada Sarah. Dengan senang hati, Alex menerima dirinya kembali bekerja di laundry itu. Bahkan Alex menaikkan gajinya.Rasanya Sarah menjadi manusia yang paling beruntung. Kebaikan Alex membuat Sarah melupakan penderitaannya selama ini. Solusi untuk dirinya bisa menyelesaikan pendidikan sudah didapat. Kini, Sarah memiki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status