Baby Sitter Untuk Bayi Maduku

Baby Sitter Untuk Bayi Maduku

Oleh:  Linda Ma  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
17Bab
352Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Urus bayi ini sebaik mungkin, kalau tidak aku akan menceraikan kamu." Sarah mematung, matanya mengikuti telunjuk Andra suaminya yang tertuju pada boks bayi. Kalau biasanya meminta tolong itu bernada rendah dan memohon tapi tidak Andra laki laki yang bergelar suaminya itu. Andra meminta Sarah mengurus bayi madunya dengan nada ancaman. Tidak cukup mengabaikan dan bersikap tidak adil kepada dirinya hampir satu tahun ini. Andra seakan tidak mempunyai perasaan memperlakukan Sarah sesuka hatinya. Sanggupkah dia. Jawaban tentu saja dirinya tidak sanggup. Mengurus bayi dari wanita yang menghancurkan dirinya bukan hal yang mudah bagi Sarah. Bagaimana pun melihat wajah bayi itu yang ada bayang bayang sikap Andra dan Gita sang madu akan selalu terlintas di kepalanya. Gita adalah wanita yang bersedia dinikahi berselang satu hari setelah Andra menikahi Sarah. Mereka hidup dalam satu atap. Satu suami dua istri. Yang bisa dikatakan jika suami istri yang sebenarnya adalah Andra dan Gita meskipun hanya menikah siri. Sedangkan Sarah sebagai istri sah di hadapan agama dan negara hanya sebagai pelengkap. Bukan pelengkap kebahagiaan adalah pelengkap sasaran penderitaan.

Lihat lebih banyak
Baby Sitter Untuk Bayi Maduku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
17 Bab
Bayi Maduku
"Urus bayi ini sebaik mungkin. Kalau tidak aku akan menceraikan kamu."Sarah mengangkat wajahnya. Menatap Andra yang berdiri di dekat boks bayi. Pantas saja, Andra mau berbicara dengan dirinya. Alasannya hanya untuk memerintah untuk mengurus bayi dari istri keduanya. "Kenapa harus aku mas. Aku tidak punya waktu.""Jangan membantah. Kamu lupa siapa kamu di rumah ini. Hah?. Satu tahun menikah. Selama itu juga. Andra mengabaikan dirinya. Bersikap tidak adil bahkan menganggap Sarah tidak ada. Bahkan, di saat Andra butuh tenaga untuk mengurus bayinya. Tanpa memikirkan perasaan isteri pertamanya. Andra bahkan meminta Sarah untuk mengurus bayinya. Sikapnya tetap sama. Memaksa dan mengancam. Apakah Sarah sanggup?. Jawabannya tentu saja Sarah tidak sanggup. Mempunyai madu saja, rasanya sudah seperti di neraka. Apalagi harus mengurus bayi dari suami dan madunya. Melihat bayi itu, sama saja dengan mengingat semua sikap buruk Andra dan Gita terhadap dirinya. Gita adalah istri kedua dari Andra
Baca selengkapnya
Kenangan Pahit bersama madu
Flash back on"Aku sudah menikahi Gita. Kami menikah siri. Kamu memang istri sah. Tapi bukan berarti posisi mu lebih tinggi dari dia. Gita adalah ratu di rumah ini dan ratu di hatiku. Sedangkan kamu. Istri hanya sebatas status demi apa yang kita inginkan. Jadi jangan pernah membantah perkataannya."Sarah terdiam. Menatap Andra sejenak. Tidak ada rasa bersalah di sorot matanya. Gita juga begitu. Wanita itu tersenyum seakan dirinya adalah pemenang. "Satu lagi, Rahasiakan ini dari semua orang terutama kedua orangtuaku." Andra berkata sambil menatap Gita dengan mesra. Terlihat mereka saling mencintai. Sarah menganggukkan kepalanya sambil menahan gemuruh di dadanya. Dia tidak boleh menangis di hadapan pengantin baru itu. Akan terlihat konyol nantinya. Sangat jelas mereka menikah karena di jodohkan. Berbeda dengan Andra dan Gita yang saling mencintai. Sakit hati. Tentu saja Sarah sakit hati dengan sikap suami dan madunya itu. Meskipun dirinya hanya istri diatas status tidak seharusnya me
Baca selengkapnya
Surat Perjanjian
"Kesehatan ayahmu semakin memburuk bahkan sejak tiga hari yang kesadarannya menurun."Sarah tidak kuasa menahan air matanya, mendengar kabar buruk tentang pak Burhan. Rasanya jantungnya hampir berhenti berdetak. Selama satu Minggu ini, Sarah memang tidak pernah mengunjungi sang ayah karena tidak mempunyai uang. Statusnya saja istri orang kaya. Sarah masih tetap orang miskin sama seperti sebelum menikah dengan Andra. Sarah menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dalam keadaan sedih seperti ini, Sarah tidak ingin menunjukkan kesedihan di depan laki laki yang membuat dirinya seperti di neraka. Bagaimana pun sikap Andra dan Gita selama ini. Sarah hanya bisa diam dan tidak menunjukkan dirinya lemah meskipun dirinya sebenarnya wanita yang lemah. "Terima kasih karena sudah memberitahu."Hanya itu jawaban Sarah dengan suara yang serak. Hatinya sangat hancur. Kemungkinan terburuk melintas di pikirannya membuat Sarah tidak bisa lagi menyembunyikan air matanya. Saat itu juga, Sarah merasa pe
Baca selengkapnya
Persyaratan Tambahan
Hari pertama memberikan perhatian pada bayi yang belum diketahui namanya itu. Sarah tidak merasakan benci sama sekali meskipun mengingat sikap Gita dahulu. Sarah dengan antusias mendengar apa yang dikatakan oleh Nia tentang takaran susu, cara mengganti diaper dan juga cara menggendong bayi dengan benar. "Mbak, aku takut."Sarah menarik tangannya yang sudah siap mengangkat bayi itu dari boks. Peringatan hati hati dari Nia ketika mengambil bayi dari boks, membuat Sarah belum berani mengangkat bayi itu. Mau tidak mau, Nia mempraktekkan sendiri bagaimana mengangkat bayi itu dari boks."Coba lagi Sarah. Kamu pasti bisa.""Aku takut mbak. Bagaimana kalau jatuh.""Kalau kamu fokus dan hati hati pasti tidak akan jatuh."Sarah menarik nafas panjang sebelum mengangkat bayi itu dari boks. Memberanikan diri dengan sangat hati hati akhirnya bayi itu berpindah juga ke tangannya. Sarah membawa bayi itu dan meletakkannya di ranjang khusus untuk baby sitter di kamar itu."Kamu cantik dek. Mirip papam
Baca selengkapnya
Mengundurkan Diri
"Tidak usah masak non. Aku sudah masak untuk non Sarah juga."Sarah membalikkan tubuhnya yang awalnya menghadap kompor. Tangannya yang siap merobek kemasan mie instant berhenti sebentar. Hanya beberapa detik. Sarah kemudian melanjutkan aktivitasnya memasak mie instant. Gerakannya terlihat terburu buru. Kalau tidak mengingat ada ujian mata kuliah pagi ini. Sarah tidak akan turun ke dapur secepat ini. Di jam segini, Andra belum sarapan dan beberapa menit lagi. Bisa dipastikan jika Andra akan turun dari lantai dua. "Jangan buat dirimu dalam bahaya Bu. Jika ketahuan, bisa bisa ibu mendapatkan pemotongan gaji. "Tidak akan ketahuan non. Lagipula, selama ini kan hanya non Gita yang melarang bibi memasak untuk non Sarah. Jadi....""Jangan mengubah keadaan karena Gita sudah tidak ada lagi Bu."Sarah tidak membiarkan bibi Inah melanjutkan perkataannya. Wanita itu memindahkan mie instant itu ke dalam wadah kemudian bersiap membawanya ke dalam kamar."Sampai kapan non Sarah makan makanan tidak
Baca selengkapnya
Menolak Diajak Bersandiwara
"Kenapa tidak naik?. Apa kamu ingin aku membukakan pintu untuk mu. Jangan harap!.Sarah membeku di samping mobil milik Andra. Ternyata kedatangan Andra di laundry itu untuk menjemput Sarah. Suatu kejadian langka di sepanjang pernikahan mereka. Baru kali ini, Andra menyempatkan diri menjemput Sarah. Yang menjadi pertanyaan di benak Sarah. Darimana Andra mengetahui jika dirinya bekerja di laundry itu. "Tunggu apa lagi, cepat naik," kata Andra lagi sambil membukakan pintu mobil untuk dirinya sendiri. Sarah meremas ujung bajunya. Sikap Andra masih saja tetap menyakiti dirinya. Dirinya tidak langsung naik ke dalam mobil bukan karena ingin dibukakan pintu oleh Andra. Sarah sadar siapa dirinya. Tidak mungkin Andra akan bersikap manis. Sarah tidak langsung masuk ke mobil karena bingung. Apakah dirinya duduk di depan atau di belakang. Sarah sulit untuk memutuskan dimana dirinya duduk. Mereka bukan suami istri yang normal. Kalau boleh memilih, Sarah sebenarnya ingin pulang sendiri tanpa naik
Baca selengkapnya
Laki laki Egois
Menikah dengan laki laki yang tidak tepat sudah seperti neraka bagi Sarah. Laki laki egois yang tidak pernah memikirkan perasaannya. Tidak cukup dengan memberikan madu bagi Sarah. Kini, Sarah juga dituntut untuk mengakui telah melahirkan keturunan Andra. Sarah tidak habis pikir dengan pemikiran Andra. Setelah memaksa dirinya menjadi baby sitter kini dirinya juga dipaksa menjadi ibu dari bayi madunya. Semuanya itu untuk menutupi pernikahan kedua suaminya. Sarah merasa dirinya benar benar sebagai korban keegoisan Andra. "Egois," umpat Sarah dengan dada yang bergemuruh. Amarahnya semakin memuncak setelah melihat akte lahir dari bayi itu bertuliskan namanya sebagai ibu kandung. Andra tidak menanggapi amarah Sarah. Tidak ada cara lain untuk menutupi pernikahannya dengan Gita selain menjadikan Sarah sebagai ibu kandung dari bayinya. Andaikan Gita masih hidup. Andra pasti bisa menyembunyikan pernikahan keduanya. Kini, Gita sudah tiada. Akan menjadi tanda tanya bagi pak Herlambang tentang
Baca selengkapnya
Lapar
Andra tersenyum senang melihat kebahagiaan di wajah pak Herlambang. Dia sangat yakin, jika pak Herlambang percaya bahwa bayi itu adalah hasil dari pernikahannya dengan Sarah. Andra benar merencanakan itu semua dengan matang. Sebelum pak Herlambang tiba di rumah itu. Andra sudah memerintahkan Bibi Inah dan baby sitter yang lain untuk tutup mulut. "Dia mirip kamu Andra. Cantik," puji pak Herlambang. Matanya tak lepas dari wajah bayi itu. "Benar pa. Dia mewarisi wajahku. Tapi matanya mirip dengan Sarah."UhukSarah terbatuk mendengar perkataan Andra. Darimana jalannya mata bayi itu mirip matanya. Dasar Andra pembohong ulung, bisa bisanya kebohongannya terencana dan sangat sempurna. Sarah tidak menanggapi perkataan mertua dan suaminya. Tenaganya seakan habis karena marah dan kecewa pada Andra. Ingin, rasanya Sarah berlalu dari tempat itu. Tapi demi menjaga kesopanan, Sarah masih tetap duduk di ruang tamu itu meskipun dirinya merasa tidak enak badan. Sejak tiba di rumah, Sarah sudah mer
Baca selengkapnya
Perasaan Andra
Andra mematung memperhatikan Sarah. Dari cara makannya. Andra dapat menyimpulkan jika Sarah kelaparan. Kejadian tadi pagi terlintas di pikirannya dimana mie instant milik Sarah tercecer di lantai. "Mungkinkah dia kelaparan?.Pertanyaan itu terlintas di pikiran Andra. Seketika, Andra tersadar. Sepanjang pernikahan mereka. Sarah tidak pernah mendapatkan nafkah lahir dari dirinya.Andra keluar dari kamar Sarah. Dia kembali ke ruang tamu. Pak Herlambang masih di sana tanpa bayi di pangkuannya."Seharusnya sebagai suami. Kamu bisa memberikan pengertian pada Sarah untuk menjaga kesehatannya.""Ya pa."Andra sengaja menjawab singkat. Karena kebohongannya. Andra merasa tidak nyaman dengan kehadiran pak Herlambang. Andra takut jika gerak geriknya di rumah itu menimbulkan kecurigaan. Apalagi dirinya dan Sarah menempati kamar yang berbeda. Pak Herlambang menghela nafas panjang. Dan Andra dapat melihat jika ada sesuatu yang mengganjal di hati papanya. "Seharusnya kamu tak membuat surprise sepe
Baca selengkapnya
Penolakan Sarah
"Cup, cup. Tuan putrinya sudah wangi."Sarah mencium wajah bayi yang baru mandi itu. Wangi khas bayi tercium di ruangan itu. Pagi ini, giliran Sarah yang menjaga bayi itu. Tadi malam, rekannya Nia yang berjaga semalaman."Saatnya minum susu."Sarah berkata seakan akan bayi itu sudah mengerti. Di tangannya sudah ada dot bayi. Meletakkan dot itu di nakas kemudian Sarah mengambil bayi itu dari boks bayi. Gerakannya sudah agak lincah. Tidak Kaku lagi saat pertama kali belajar mengurus bayi."Ayo minum, biar cepat besar."Lagi lagi Sarah mengajak bayi itu berbicara. Botol susu yang tadinya ada di nakas kini sudah berpindah ke mulut sang bayi. Mungkin karena kelaparan, bayi itu terlihat sangat lahap minum susu.Gita, Sita. Sarah menyebut nama bayi itu dan ibu kandungnya dalam hati. Nama yang sangat mirip hanya huruf awalnya yang berbeda. Tapi kini, keluarga Andra mengetahui jika bayi itu adalah bayinya. Mengingat akte lahir Sita. Sarah merasakan amarahnya kembali muncul. Bisa bisanya, Andra
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status