Tiba di kediaman Jimmy, Melisa hanya diam saja. Pria itu juga tak membukakan pintu untuknya, melenggang pergi begitu saja menuju ke dalam rumah.“Om,” panggil Melisa saat pria itu memijat pelipis.Jimmy menoleh ke arah belakang. Kepalanya sangat berat, banyaknya beban pikiran yang ada di kepala membuatnya ingin segera merebah. “Maaf, Melisa. Kepalaku pusing. Aku masuk dulu, ya,” jawabnya sambil berlalu.“Ya sudah. Mau kuambilkan obat nanti?” tanya Melisa sedikit takut. Raut wajah Jimmy sempat murung sejak tadi.“Tidak usah. Beristirahatlah, karena malam nanti aku akan mengajakmu ke suatu tempat,” beritahunya sambil menekan bel rumah, sembari menyorotkan manik mata birunya pada Melisa yang mungkin sedang menahan napas. Takut dengannya mungkin.Melisa mengangguk. Ia mengekori Jimmya masuk ke dalam rumah setelah pria itu berlalu lebih dulu.**Sore hingga malam menjelang, Melisa tak sekali pun mendapati Jimmy keluar da
Read more