Semua Bab AKU KEMBALI MEMBAWA DARAH DAGINGMU: Bab 11 - Bab 20
31 Bab
Liliana
"Lalu saya harus panggil apa?""Panggil nama juga boleh, atau apalah yang penting jangan dokter."****"Hendra bagaimana dengan istrimu? Apa sudah ditemukan jasadnya?" tanya Pak Sapta kepada putranya yang kini sedang duduk berdua di ruang kerjanya. "Belum yah, ini masih berusaha?""Ayah sama sekali tidak melihat usahamu? Kamu bahkan masih sanggup berbeda leha di rumah?" "Tapi aku benar-benar sedang mencarinya yah, bahkan sampai mengerahkan semua orang ku,""(Mencari untuk memastikan bahwa istri si*lan itu sudah tiada)." Ucap Hendra dalam hati. "Ini bukan rencanamu kan?" ujar pak Sapta sambil menatap tajam ke arah Hendra. "Maksud ayah apa bicara seperti itu?" jawab Hendra yang sedikit gelisah. "Ayah tidak bermaksud apa apa, hanya ayah tahu bagaimana kamu membenci perjodohan ini." Ucapnya sambil masih mengawasi perubahan peraupan Hendra. "Aku sama sekali tidak tahu. ""Jika ini memang rencanamu, maka akan ayah pastikan kamu menyesal suatu saat nanti. "Hendra terdiam, ia sama seka
Baca selengkapnya
4 tahun berlalu
Sapta menoleh mendengar pertanyaan sang istri. "Apa maksud mama berbicara seperti itu?""Tidak bermaksud apa apa, hanya misalkan. Apa yang akan papa lakukan jika semua kejadian ini ada kaitannya dengan putra kita?" ucap Liliana mengulangi pertanyaannya. Sapta terdiam. "Aku akan membersihkannya dari media, jika benar Hendra adalah dalang di balik semua ini, aku akan membuatnya menyesal telah menyia-nyiakan wanita pilihanku. Tapi bukan dengan menjatuhkan citranya di hadapan media. Mau bagaimana pun keberlangsungan perusahaan ada di tangan Hendra"Liliana tersenyum getir mendengar jawaban suaminya. Uang adalah segalanya, meskipun untuk membeli hukum sekalipun. ****Hari, bulan, tahun berganti. Tidak terasa ini sudah tahun ke empat sejak peristiwa hilangnya istri CEO BASGA GRUB. Nyatanya tidak ada kesedihan yang berarti untuk keluarga besar Bagaskara. Bahkan tiga bulan setelahnya Hendra sang CEO telah mempersunting gadis pujaannya. Laura Henina. Gadis yang menjadi alasan Hendra teg
Baca selengkapnya
Putriku kembali
Kedatangan Dinda dan kedua anaknya, di sambut dengan suka cita oleh kedua orang tua Hardian. "Aaa cucu omaa, sudah besar besar sekali yaa"." Padahal baru satu minggu kita gak kesini, emang udah tumbuh seberapa?"ucap Reyhan dengan nada datarnya. "Rey, tidak boleh seperti itu. Oma itu merindukan kalian." Adinda menasehati putranya. "Rey cuma bertanya kok Bun, lagian oma emang suka lucu. Tapi Reyhan juga rindu oma kok" Jawabnya. Dinda meringis mendengar jawaban putranya. Bagaimana bisa ia bilang rindu dengan nada lempeng seperti itu. "Gak papa, udah udah ayo masuk kalian tetap cucu kesayangan oma"."Ena mau digendong opa aja" Ucap Reina berlari ke arah sang opa yang baru keluar. Galih seketika merentangkan tangan mendengar rengekan cucunya "siap princessnya opa"Mereka duduk di ruang tamu, sedangkan si kembar Reyhan dan Reina langsung berlari ke arah taman belakang yang pasti sudah di sulap menjadi teman bermain. "Din, ada yang ingin kami bicarakan kepadamu".ucap Alina memulai p
Baca selengkapnya
Pinangan
"Putriku kembali..... "Semua yang menyaksikan tidak dapat menahan haru. Pertemuan antara ibu dan anak yang sudah sekian lama. Adinda bangkit dan menuntun ibunya masuk, ia mendudukkan raga sepuh itu di sofa. "Ayumii... Ini benar kamu nak? Atau ibu sedang bermimpi?"ucap Sofiyah mengamati wajah putri tunggalnya. Bahkan sampai memanggilnya dengan panggilan kesayangan saat putrinya masih kecil. "Iya bu, ini Adinda Ayumi putri ibu. Dan ibu juga tidak sedang bermimpi".Sofiyah langsung berhambur ke pelukan Adinda. " Ya Allah terimakasih engkau telah mengabulkan doa ku, untuk mempertemukan dengan putriku lagi. Bagaimana kabarmu nduk? Kenapa mereka bilang jika kamu sudah meninggal"ucap Sofiyah yang masih sesenggukan. "Panjang ceritanya bu, sekarang Dinda mau ambil minum dulu ya, itu tamunya belum dibikinin minum".Mendengar ucapan putrinya Sofiyah lantas menoleh ke arah kanan. Dimana ada 5 orang yang tidak dikenalinya. Dari pakaiannya ia bisa menebak jika mereka bukan orang sembarangan.
Baca selengkapnya
Rencana Pernikahan
Sofiyah dan Harto terdiam mendengar ucapan Galih. Apakah mereka harus melepas putrinya yang baru saja kembali? "Saya serahkan semuanya kepada Adinda, tapi apakah tidak terburu buru? Kami bahkan baru saja bertemu,"jawab Harto lirih. "Saya sangat mengerti pak, tapi tujuan saya melamar putri bapak selain untuk menjadi pendamping anak saya, saya juga ingin segera memberikan identitas lagi untuknya. Adinda hidup menggunakan identitas orang lain, sebab dari keluarga Bagaskara sudah mengklarifikasi jika ia sudah meninggal."Tidak hanya Harto dan Sofiyah yang terkejut, Adinda pun sama sekali tidak mengerti akan hal itu. Kini Dinda mengerti jika ia benar benar dilindungi oleh keluarga itu. "Baiklah Pak, kalau begitu segerakan saja. Bagaimana nduk apakah kamu menerima pinangan dari nak Hardian? "Semua pasang mata menatap Dinda penuh harap. "Bunda, kalau mau jadi istri papa nanti kita bisa bareng bareng terus lho, bisa bobok berempat juga," Celutuk sikembar sulung tiba tiba. Pipi Dinda s
Baca selengkapnya
Hendra Shock
"Kini telah tiba saatnya, bahkan aku tidak perlu bersusah payah membalas dendam. Semua sudah Tuhan gariskan hukum tabur tuai".(Din kamu masih di situkan?) Tanya Hardian pada lawan bicaranya. Pasalnya sambungan telfon masih tersambung, tapi ia sama sekali tidak mendengar suara wanita pujaannya itu. (Eh masih kok mas, ya udah Dinda tutup dulu ya telfonnya. Cuma mau menanyakan itu kok) jawab Adinda yang tersadar dari lamunannya. (Baiklah, assalamualaikum) (Waalaikumsalam) Harto dan Sofiyah sedari tadi menunggu di samping putrinya. Sebenarnya itu tadi adalah pertanyaan yang Harto tanyakan kepada Dinda. "Bagaimana nduk?"tanya Sofiyah tidak sabar. "Kata mas Hardian, keluarga Bagaskara akan diundang semuanya pak, bu.""Aduh, ibu kok jadi takut ya. Kalau mendengar ceritamu itu lho nduk, keluarga mantan suamimu itu mengerikan.""Tidak apa apa bu tenang saja, pasti pak Galih dan nak Hardian sudah memikirkan matang matang" sambung Harto berusaha menenangkan istrinya. "Iya pak, ibu bersy
Baca selengkapnya
Merebut
Pov HendraAnak itu kenapa aku sangat tidak asing dengan wajahnya. Aku mencoba untuk lebih mendekat ke arah panggung. Namun papa menahanku. "Kita di sini saja Hendra, nanti mendekat untuk berpamitan sekaligus memberi ucapan selamat. "Aku menurut. Apalagi Laura memberikan Kalila kepadaku dengan alasan ingin ke toilet. "Pa... coba papa lihat anak kecil yang berdiri di samping Dinda, kenapa aku merasa tidak asing ya?" Ucapku yang masih mencoba mengobati rasa penasaranku. Bukan hanya papa, mama dan nenek pun melihat ke arah panggung. Eskpresi terkejut tercetak jelas di wajah mereka. "Hendra, wajah itu mirip sekali denganmu waktu kecil. Mama seperti melihatmu lagi setelah 25 tahun silam." Ucap mama yang menjadi paling pertama menimpali. "Lihatlah si gadis kecil di samping mempelai pria, apakah mereka kembar? Meskipun wajahnya terlapisi make up tapi mata dan bibir itu adalah milikmu. " Jawaban ayah langsung membuatku menggulirkan pandang ke sisi lain sebelah kanan. Benar juga. Pikir
Baca selengkapnya
Ancaman
"Apa itu? " tanya mereka serempak. "Kita bawa hak asuh itu ke pengadilan, bilang jika Dinda meyembunyikan kehamilannya dari kita, "Usulan Hendra membuat mereka berfikir, kecuali Liliana dan Laura. "Tapi bukankah kamu dulu tidak menginginkan Dinda hamil? lantas bagaimana jika dia menggunakan alasan itu untuk menyanggahnya? " ucap Liliana turut berkomentar. "Alah, itu mah gampang, " kilah Hendra. **** "Mas udah ih, kamu kaya Reina deh dusel dusel mulu, " protes Dinda saat sang suami terus menempel padanya. Tapi protesan Dinda hanya sekedar angin lalu. Terbukti dari perilaku Hardian yang sama sekali tidak berubah tempat. Setelah acara selesai tadi, sepasang pengantin baru itu langsung menuju kamarnya. Untungnya si kembar sudah tidur nyenyak bersama omanya. "Kamu gak tau kan Din, aku itu suka sama kamu dari pandangan pertama. Sejak kamu masih menjadi istri Hendra, jadi jangan larang larang kalau aku sekarang nempel terus. Udah halal juga, anggap aja aku lagi balas dendam." Jawab
Baca selengkapnya
Guna guna
Pov Adinda"Mas, " dengan tangan yang gemetar, aku menyodorkan ponsel itu ke arah mas Hardian. Peraupan mas Hardian yang awalnya cerah sekatika merah padam. "Pa, memang gak tau diri ternyata si Hendra itu, "Perkataannya membuat beberapa pasang mata menoleh. "Apa maksudmu? " tanya papa Galih yang sepertinya belum paham dengan perkataan putranya. Namun setelah membaca pesan di poselku, senyum miringnya tercetak. Aku sampai ngeri melihatnya. "Biarkan saja, kita akan melawan jika mereka sudah bertindak. Dan untuk Pak Harto dan bu Sofiyah, saya harap untuk sementara waktu tinggallah di sini. Takutnya jika mereka menjadikan bapak dan ibu sebagai alat untuk merebut si kembar, "Aku mengangguk membenarkan perkataan papa mertua. "Maksudnya bagaimana pak, mereka siapa?" kulihat bapak masih belum paham juga dengan keadaannya. "Gini pak, Dinda tadi dapat pesan dari nomor yang tidak dikenal, mereka mengancam akan mengambil si kembar. Dan menurut saya itu tidak lain adalah keluarga Bagaskar
Baca selengkapnya
Mencintai pandangan pertama
"Jadi isi surat itu apa mas? ""Nih baca sendiri, aku juga bingung soalnya. Seperti permintaan maaf, curhat, atau ucapan selamat lah, "Aku mengerutkan kening bingung, lantas ku buka lipatan kertas itu. To : Adinda AyumiTerimakasih kamu sudah selamat. Terimakasih telah berjuang membesarkan cucu cucu ibu. Maafkan ibu yang gagal menjadi mertua yang baik untukmu. Gagal juga dalam mendidik putra ibu untuk menjadi suami yang baik. Sebenarnya sejak awal ibu sudah tahu rencana Hendra. Makanya pernah memperingatkanmu untuk berhati hati. Namun ternyata terlambat, kejadiaan naas itu akhirnya terjadi juga. Ibu penasaran bagaimana ceritanya hingga kamu bisa bertahan sejauh ini. ibu yakin pasti sangat berat masa masa kehamilanmu, apalagi kembar. Izinkan ibu untuk kembali berbincang denganmu saat ibu terbebas nanti. Meskipun itu terdengar tidak tau diri, tapi setidaknya ibu berusaha. Ibu juga bahagia, akhirnya kamu menemukan jodoh yang pantas untukmu. Nak Hardian baik, ibu pernah beberapa kal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status