Lahat ng Kabanata ng Halalkan Aku Saat Hilal: Kabanata 51 - Kabanata 60
76 Kabanata
Chapt 51
Mazaya menautkan kedua alisnya, suara pria terdengar dari seberang sana. Namun ia sangat asing dengan suara tersebut."Iya saya Mazaya, dengan siapa?"[0822XXXXX : Halo Mazaya ini saya Gema.]"Oh hai Mas Gema, ada yang bisa dibantu?"[0822XXXXX : Enggak Mazaya, saya cuma mau simpan nomor kamu boleh?]"Emmm.. Iya silahkan Mas."[0822XXXXX : Kamu sibuk Mazaya?]"Kebetulan lagi mau jalan anter Saudara." Mazaya mengatakan hal itu sembari melirik kearah luar mobil dan mendapati Mafaza masuk kedalam mobil dengan dibantu Burhan - sang Ayah."Jangan ngebut, kasihan Mafaza Zay." Peringat Burhan."Iya Yah." Jawabnya sembari menjauhkan ponselnya.[0822XXXXX : Maaf ganggu, nanti kita sambung kembali Mazaya. Assalamu'alaikum.]"Wa'alaikum salam.""Siapa yang hubungi lo?""Ada kenalan waktu Umrah kemaren.""Cowok?""Iya." Mazaya manggut - manggut sembari mengopera
Magbasa pa
Chapt 52
"Permisi.. Gimana Za?" Seorang wanita masuk dan langsung menghampiri Saudara kembarnya."Wah saya baru liat orang kembar semirip ini." Kata seorang perawat dengan kagum."Mazaya?" Gema mengenali wanita yang baru saja masuk itu. Pantas saja Mafaza sangat mirip dengan Mazaya, rupanya mereka saudara kembar."Mas Gema?" Mazaya mengalihkan pandangan pada pria berjas putih dibalik meja."Oh jadi yang dimaksud wanita yang Dokter kenal dan mirip saya itu Mazaya?""Iya Bu Mafaza anda benar.""Mazaya adik saya, kami kembar.""Ah benar - benar suatu kebetulan." Kata Gema sembari mencuri pandang kearah Mazaya, sedangkan wanita muda itu hanya tersenyum canggung.Pemeriksaan telah selesai dilakukan, hasil akhir Mafaza adalah wanita itu tengah hamil dan usia kandungannya sudah memasuki lima minggu. Masih sangat rawan memang, jadi Mazaya sebisa mungkin menjaga calon keponakan didalam perut Mafaza."Anak gue aja uda mau
Magbasa pa
Chapt 53
Rumah Sakit Bakti WiyataAntrian pasien cukup ramai dimasing - masing Dokter spesialis. Saat pasien mulai berkurang dan berangsur lama mulai habis, Daffa melihat rekan sejawatnya - Gema tengah berjalan menyusuri koridor Rumah sakit sembari tersenyum saat menatap layar ponsel."Dokter Gema tumben senyum - senyum gitu." Suara sumbang dari sebagian pegawai Rumah sakit itu terdengar riuh. "Lagi jatuh cinta kali ya." Jawab yang lainnya.Daffa pun cukup heran dengan rekan sejawatnya, pasalnya saat ia berkenalan dengan wanita tidak akan seperti ini meski tetap agresif."Daf, ngelamun aja lo." Panggil Gema saat melihat Daffa terdiam diri ditengah koridor Rumah Sakit."Gue lagi memastikan diagnosa apa yang cocok buat lo." Celetuk Daffa."Sialan lo, lo pikir gue ada gangguan jiwa? Gue lagi seneng.""Tumben gak kayak biasanya.""Iya lah, lamaran gue diterima sama cewek itu.""Alhamdulillah, selamat bro."
Magbasa pa
Chapt 54
Romi's BoutiqeDidalamnya terdapat Mazaya tengah mencoba baju yang telah ia pesan beberapa waktu lalu untuk menghadiri acara pernikahan sepupunya di Jawa Timur. Ia tersenyum puas saat berdiri didepan kaca untuk melihat dirinya mengenakan balutan kain brukat dan dipadukan dengan rok batik rempel depan. "Cantik say." Kata Romi si pemilik Butik."Banget Mas, aku suka. Mana warnanya juga cocok banget dikulit aku.""Sebenernya kamu itu cocok sama semua warna, kulit kamu putih bersih Say. Tapi kamu banyak gak pede nya.""Yah Mas, aku kan bukan model yang bisa pakai warna apa aja.""Gak harus jadi model buat percaya diri tuh.""Iya sih, ah udah aku mau ganti baju lagi."Mazaya berjalan kearah Ruang ganti, dengan bergegas mengganti kebaya itu dengan baju semula yang dikenakan saat berangkat ke Butik ini."Halo Pak Dokter ganteng, mau ambil baju batik ya?" Sayup - sayup terdengar suara Romi menyapa seorang peng
Magbasa pa
Chapt 55
Keluarga Burhan telah berada di Kota Tahu yaitu Kediri Jawa Timur, kota kelahiran Farida. Mereka menyalurkan kerinduan kepada semua Keluarga yang berkumpul, termasuk Panca - Ayah Farida."Yak apa ini kok Mazaya belum juga nikah? Disalip Kemuning kamu Nduk." Ujar Wiwin - Kakak Farida yang merupakan Bude Mazaya."Do'akan segera ketemu jodohnya Bude." Kekeh Mazaya."Memangnya yang kamu cari laki - laki kayak apa toh Nduk? Mumpung Eyang Kung belum nyusul Eyang Ti kamu.""Hus, Yang Kung gak boleh bilang gitu. In shaa Allah nanti kalau ada kabar baik pasti dikasih tau kok." Kata Mazaya sembari memeluk sang Kakek."Kamu gak berubah, nanti tau - tau kasih kabarnya dadakan.""Ya enggak dong Yang Kung, udah ya jangan dipikirin."***Didalam sebuah Ruangan seorang Dokter muda yang tengah memeriksa pasien sembari melakukan panggilan video dengan kekasih. Seorang Ibu hamil berusia lima bulan, mengalami Anemia ringan karena H
Magbasa pa
Chapt 56
Sepergian Mazaya bersama Calon suaminya untuk ke Acara Hari Jadi Rumah Sakit, dibalik gorden jendela lantai dua Kediaman Burhan terdapat Mafaza bersama Eran dan Liam tampak mengamati disana."Ada Ayah Bunda didalem kenapa Gema gak ada pamit sama mereka?" Kata Mafaza sembari melipat kedua tangannya didepan dada."Lagi buru - buru mungkin." Kata Liam."Seburu - buru itu ya sampai - sampai gak bisa pamit ke Ayah sama Bunda? Ah gak respek, mendingan juga Daffa kemana - kemana." Gerutunya."Udah ah kenapa jadi banding - bandingin gitu sih Za?" Kali ini Eran terbawa dalam obrolan suami istri itu."Bukan gitu Mas, Ah pasti Mas Eran juga mikirnya sama kayak aku kan?""Ya Iya sih, tapi ya siapa tau yang dibilang Liam bener kalo Gema lagi buru - buru.""Halah kalian ini." Mafaza memutar kedua bola mata malas.Drap.. Drap..."Lagi bahas apa?" Burhan mendekati kedua putra putri beserta putra menantunya."F
Magbasa pa
Chapt 57
"Pulang pesta kok jadi galau." Ledek Zafir.Pria itu saat ini tengah berada disebuah Cafe yang cukup ternama meski terbilang baru, bukan Cafe milik Gema namun milik orang lain dan pastinya tidak mereka kenal."Gue tadi ketemu Mazaya.""Gue tau.""Elo tau darimana?""Mazaya dateng ke Acara itu udah pasti bakal ketemu sama lo.""Ooo.. Lo juga udah tau dia dilamar orang lain?""Tau.""Kenapa gak kasih tau gue?""Gak semuanya bisa gue kasih tau ke orang lain termasuk elo Daf. Gue cuma mau elo tau sendiri tentang ini, gue udah gak mau lagi kasih tau ke orang yang bakal bikin orang itu merasa sakit. Kayak kejadian waktu elo sama Almarhumah Tunangan, hal itu cukup bikin Mazaya menderita sampai dia harus nerima lamaran dari pria lain.""Sebenernya gue gak masalah kalau Mazaya nerima lamaran pria lain, tapi --" Daffa ragu untuk melanjutkan perkataannya, ia hanya dapat memalingkan muka."Tapi ap
Magbasa pa
Chapt 58
Suara dentuman musik memekikkan telinga, semua orang di area dance floor menggerakkan tubuhnya mengikuti irama."Katanya udah tobat, kok masih mau buat kesini?" Seorang wanita menghampiri pria muda yang tengah duduk diatas sofa."Lagi suntuk." Jawabnya singkat."Kangen gak sama gue?" Pria itu hanya melirik wanita disebelahnya dengan senyum smirk."Gue udah punya tunangan.""Beneran tobat nih setelah pulang umrah?""Hmmm..""Cewek mana? Anak - anak pada kenal gak?""Enggak. Gue kenal sama dia juga waktu umrah, kebetulan yang punya Travel bokap dia.""Cewek baik - baik nih, gak bisa diapa - apain dong.""Hmmm.. Makanya gue suntuk.""Gue ngerti arah obrolan lo, beneran kangen kan lo sama gue?""Kangen itu lo doang.""VIP masih ada yang kosong, mau?""Tapi gue gak bisa lama."Keduanya melangkah ke ruangan diujung lorong dengan berpelukan mesra dan si pri
Magbasa pa
Chapt 59
Drap.. Drap.. Drap...Langkah kaki berjalan cepat menggema dilorong Rumah Sakit yang sangat sepi. Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, belum ada aktivitas lalu lalang di Rumah Sakit tersebut kecuali tenaga medis yang bertugas."Om, Tante. Gimana keadaan Mas Gema?" "Maafin Gema Mazaya, Maafin Gema." Wanita paruh baya memeluk erat Mazaya."Gimana keadaan Mas Gema Tante?" "Maafin Gema Mazaya." Hanya kata - kata itu yang lolos dari bibir Haniah - Ibu Gema. Sedangkan Burhan yang sedari tadi berdiri dibelakang Mazaya tengah menangkap sesuatu tidak beres pada situasi ini."Pak Rofiq, bisa kita bicara sebentar?" Kata Burhan."Baik Pak Burhan, saya akan menjelaskan semuanya sama Bapak." Rofiq mempersilahkan Burhan untuk berbicara dan menjauhi Mazaya serta Haniah.Disebuah ruangan, Burhan mendengarkan penjelasan dari Rofiq. Sungguh ia tidak mengerti lagi dengan situasi ini, bagaimana bisa Gema bersama wanit
Magbasa pa
Chapt 60
Daffa dengan sigap menangkap tubuh Mazaya saat wanita itu ambruk, Farida panik saat mengetahui putri bungsunya tidak sadarkan diri. Burhan meminta Daffa untuk membawa Mazaya ke kediamannya, Daffa menurutinya dan ia bergegas menginjak pedal gas untuk menuju Kediaman Burhan.Sesampainya disana Mazaya tengah terpasang infus ditangan kanannya, Daffa memberinya vitamin karena mengingat kondisi wanita itu."Gimana keadaan Mazaya?""Alhamdulillah cuma karena capek aja Bu.""Alhamdulillah, makasih banyak Nak Daffa sudah membantu kami buat urus Mazaya. Selama ini kami sudah sering merepoti Nak Daffa." Kata Farida."Anggap saja saya Dokter pribadi Mazaya Bu, jadi jangan sungkan.""Dokter cinta." Celetuk Mafaza dan mendapat peringatan sorotan tajam dari Burhan."Gimana sama pemakaman Gema Yah?" Tanya Farida saat sang Suami dan Putra sulung serta Zafir baru sampai di Kediamannya."Kayak pemakaman pada umumnya. Ayah sudah sa
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status