All Chapters of THE ISLAND : I'M IN LOVE: Chapter 11 - Chapter 20
64 Chapters
BAB. 11 Akhirnya Ada Kapal Penyelamat
Kapal yang di atasnya ada Lia, Sera, dan Mira, Yuni dan Omar yang sedang berlayar di lautan bebas, ternyata membentur batu karang yang berada di dalam lautan. Ombak besar mulai menghantam kapal mereka lagi."Oh tidak, badai semakin parah!" teriak Lia."Kita harus segera mencari tempat berlindung. Kapal ini tidak akan tahan terhadap badai ini." tukas Sera."Tapi apa yang harus kita lakukan! Kita sedang berada di tengah lautan!" ujar Yuni semakin panik."Kita harus mencari daratan terdekat untuk berlindung sementara." seru Omar."Apakah kalian lupa? Kapal ini telah kehabisan bahan bakar! Kita hanya bisa terombang-ambing sekarang!" Mira mencoba menyadarkan semua orang yang ada di atas kapal itu.Ketika tadi kapal menabrak batu karang dengan keras, air laut mulai masuk ke dalam kapal. Benturan tersebut membuat mereka sangat ketakutan dan panik. Mereka menyadari bahwa kapal dalam bahaya sekarang dan kelimanya takut kapal ini akan tenggelam."Oh tidak, air mulai masuk ke dalam kapal! Apa
Read more
BAB. 12 Pembuat Onar Berulah Lagi
"Selamat siang, Nona-nona. Ada apa dengan kapal kalian?" tanya Hezki, sang kapten kapal. Namun sorot matanya tertuju kepada Mira yang menurutnya, gadis paling cantik di atas kapal itu."Tuan-tuan, terima kasih banyak telah menanggapi panggilan darurat dari kami. Saat ini kami sedang dalam keadaan darurat. Kapal kami telah menghatam baru karang dan sedikit bocor. Kami telah menambalnya dengan peralatan seadanya. Namun kami tidak yakin itu dapat bertahan lama, jadi kami sangat membutuhkan bantuan Tuan-tuan sekalian," ucap Lia yang diduga oleh Hezki sebagai pemimpin mereka.Sementara gadis yang menarik hatinya terlihat diam namun memandang penuh arti kepadanya berharap Hezki dan teman-temannya mau membantu mereka.Ketiga pemuda tampan itu saling lihat-lihatan untuk berembuk terlebih dahulu. Ketiganya terlihat menggangguk seperti mengisyaratkan jika mereka akan menolong para gadis itu."Baiklah, kami akan menolong Anda bertiga," sahut Edu, pria bermata teduh yang dari tadi matanya terus
Read more
BAB. 13 Berkenalan Sambil Makan Mie Instan
Lia tersenyum ke arah Edu. Yang membuat pria itu terpesona seketika melihat senyum dari wajah gadis yang menarik hatinya. Sang sahabat, Ronald yang mulai membantu Sera mengeluarkan beberapa barang barang logistik terlihat geleng-geleng kepala melihat tingkah pria itu."Gila nih Si Edu! Bukannya bantuin! Malah asyik pacaran!" gerutunya dalam hati. Menyadari akan hal itu, Ronald pun segera berkata,"Woi ... Bro! Nanti lagi acara pacarannya! Bantuin kita-kita dulu! Jangan sampai kapalnya keburu tenggelam dan kita belum selesai memindahkan semua persediaan logistik yang berlimpah ruah ini!" ketus Ronald.Lia seakan sadar karena telah terbuai dengan percakapan hangat dengan pria bermata teduh itu. Dia pun segera bergabung dengan kedua temannya untuk memindahkan semua persediaan logistik di atas kapal para pria itu."Iya, Bro! Beres!" Edu pun mau tidak mau ikut membantu untuk memindahkan semuanya.Edu, Ronald, Lia, Sera, dan Mira yang masih berada di tengah laut, berjuang melawan waktu untu
Read more
BAB. 14 Memiliki Tekad Akan Mencapai Daratan Secepatnya
"Wah! Tugas kita sama, Sera! Tos dulu, dong!" ujar Ronald, seraya menyodorkan telapak tangannya kepada Sera yang sedang berada di sampingnya.Dengan senang hati Sera menerima uluran tangan pria itu sambil tersenyum girang."Saya, Mira. Bertanggung jawab mengenai keamanan dalam kapal," ujarnya."Wah, sepertinya tugas kita selaras, Mira. Kamu bisa bantuin saya di bagian kemudi," ucap Hezki sambil tersenyum ke arah gadis itu."Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian kepada kami," ucap Lia dari kesungguhan hatinya."Tidak usah berterima kasih lagi, Lia. Kami hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Kalian semua adalah teman kami sekarang. Telah masuk dan bergabung dengan tim kami," sahut Edu."Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Lia. Kalian benar-benar pahlawan bagi kami. Tanpa bantuan kalian, kami tidak tahu apa yang akan terjadi terjadi." tutur Sera."Kalian tidak perlu mengucapkan terima kasih. Kami senang bisa membantu kalian dan melihat kalian aman,
Read more
BAB. 15 Para Orang Tua Mulai Khawatir
Di tengah lautan yang terbentang luas, Omar dan istrinya, Yuni duduk lelah di atas perahu karet yang mereka curi dari kapal Hezki. Mereka merasakan ketidaknyamanan karena kelaparan mulai menghampiri. Omar memandang langit yang cerah, akan tetapi laut yang tak berujung membuatnya merasa terisolasi.Omar pun berseru,"Yuni, kita harus segera mencari makanan. Sudah hampir sehari kita tidak makan apa-apa."Yuni mengangguk setuju, "Benar, tadi kita lupa mencuri bahan makanan dari kapal. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"Omar mulai merasa frustrasi, "Kita tidak boleh membuat kesalahan seperti ini lagi. Sekarang kita terdampar di tengah laut tanpa bekal makanan. Apa yang bisa kita makan di sini?"Yuni mencoba mencari solusi, "Mungkin ada ikan di sekitar perahu. Kita bisa mencoba membuat jaring sederhana untuk menangkap ikan."Omar menanggapi dengan ketus perkataan istrinya, "Dengan apa kita membuat jaring? Kita tidak membawa peralatan pancing atau jaring. Kamu jangan mengada-ada kalau n
Read more
BAB. 16 Para Ibu Sangat Merindukan Putri-putrinya
Ketiga ayah terlihat berwajah sangat tegang saat ini. Tidak sanggup berspekulasi dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan putri-putri mereka.Seandainya waktu dapat diulang kembali mungkin saja Papa Theo, Papa Herman, dan Papa Bagas tidak akan pernah mengizinkan mereka untuk berlayar ke laut.Saat ini ketiga ayah sedang duduk gelisah di ruang tengah rumah Lia sambil menatap layar televisi yang menyiarkan berita terkait pencarian Lia, Mira, dan Sera. Wajah mereka penuh dengan kecemasan, dan suasana di ruangan itu terasa sangat tegang."Apa yang sebenarnya terjadi dengan putri-putri kita? Sudah lebih dari lima hari, tapi masih belum ada kabar." tutur papa Herman dengan wajah cemas."Saya sungguh tidak tahan dengan situasi seperti ini. Tidak ada kejelasan sama sekali! Tim SAR harus segera menemukan mereka." Papa Bagas ikut menimpali.Papa Theo lalu angkat bicara,"Kita harus tetap tenang dan percaya bahwa Sera, Lia, dan Mira, akan kembali dengan selamat. Para nelayan di sekitar peraira
Read more
BAB. 17 Edu, Sang Koki Tampan
Kembali ke lautan bebas,Dalam perjalanan yang sulit ini, Hezki, sebagai nakhoda kapal, harus menghadapi tantangan besar. Angin yang tadinya mengarah ke Utara tiba-tiba berbalik ke arah Barat, membuat mereka semakin terombang-ambing di tengah lautan yang luas. Kekhawatiran dan kegelisahan tampak jelas di wajah Lia, Sera, Mira, Hezki, Edu, dan Ronald. Mereka merasa seperti sedang dipermainkan oleh kekuatan alam yang tak terkendali.Edu dengan nada khawatir segera berkata, "Hezki, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa angin tiba-tiba berubah arah?"Hezki dengan ekspresi penuh perhatian, menjawab perkataan sahabatnya,"Aku juga tidak tahu, Bro. Sepertinya kita sedang menghadapi perubahan cuaca yang tak terduga. Namun kita harus tetap tenang dan mencari solusi terbaik untuk situasi ini."Ronald dengan nada cemas mengingatkan sahabatnya,"Tapi bahan bakar kita hampir habis, Hezki. Bagaimana kita bisa melanjutkan perjalanan ini?""Kita harus berpikir secara kreatif. Apakah ada cara lain un
Read more
BAB. 18 Badai Pasti Berlalu
Malam menjelang di atas kapal, langit dipenuhi bintang yang bersinar gemilang seperti hiasan alam yang tak terhitung. Ombak yang tenang dan suara angin pelan menciptakan latar yang syahdu, membuat malam semakin terhanyut dalam keheningannya. Di tengah kegelapan, Lia, Sera, dan Mira mempersiapkan diri untuk beristirahat di kamar kecil yang menjadi tempat tinggal mereka di kapal ini.Saat mereka masuk ke dalam kamar kecil dan sederhana itu, Sera menghela napas ringan, "Guys .... Siapa yang tahu kita akan memiliki petualangan seperti ini, tidur di atas kapal yang terombang-ambing di tengah samudera."Mira mengangguk setuju, "Ini benar-benar pengalaman yang unik. Tapi, setidaknya kita punya satu sama lain, untuk saling bertahan."Lia pun menambahkan, "Ya, benar yang kalian katakan. Semog saja ketenangan di laut malam ini berlangsung sampai pagi menjelang."Ketiganya merenung sejenak, duduk di tempat tidur yang cukup untuk mereka bertiga. Cahaya kecil dari lampu kapal memancar lembut,
Read more
BAB. 19 Menemukan Sebuah Pulau
Pagi itu, udara segar bercampur dengan aroma asin air laut menyapa mereka yang masih terombang-ambing di atas lautan bebas. Lia, Zemi, Edu, Ronald, dan Hezki masih terlelap dalam tidur mereka, terbawa mimpi di tengah samudera luas. Namun, Sera, gadis yang selalu bersemangat, bangun lebih dulu. Dia merasakan sesuatu yang berbeda, sebuah harapan baru akan menghampiri mereka hari ini.Sera berjalan perlahan menuju geladak kapal, langkah kakinya terasa ringan. Dia merasakan angin pagi yang sejuk menyapu wajahnya, rambutnya bergerak mengikuti irama angin. Matahari mulai muncul di ufuk timur, sinarnya memantul di permukaan air laut, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.Badai yang mengamuk tadi malam ternyata dapat mereka lewati juga dengan semangat dan kekompakan diantara semua orang.Dari kejauhan, Sera dapat melihat sesuatu. "Sebuah pulau!" Dia hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kapal mereka yang telah kehabisan bahan bakar, kini terombang-ambing menuju pulau itu, ter
Read more
BAB. 20 Pesona Pulau Impian
Ternyata tanpa mereka sadari Lia, Sera, Mira, Edu, Ronald, dan Hezki, terdampar di sebuah pulau yang tak berpenghuni, yang bernama Pulau Asu.Keadaan yang tak terduga ini membuat mereka merasa cemas dan bingung, namun juga menimbulkan rasa penasaran tentang apa yang akan mereka temukan di dalam pulau tersebut.Pulau yang sungguh memukau ini terletak di tengah samudera yang luas, jauh dari peradaban dan keramaian kota. Pulau Asu merupakan salah satu pulau yang berada di Wilayah Negara Indonesia yang terletak di perairan Samudera Hindia. Pulau ini berada di sisi barat Pulau Sumatera, tepatnya pada gugusan Kepulauan Nias.Pulau ini dikelilingi oleh air laut dengan ombak besar yang meraung-raung saat mencapai bibir pantai.Pantainya berpasir putih yang tampak bagaikan kilauan kristal-kristal saat diterpa oleh sinar matahari.Edu, Hezki, dan Ronald memandang gulungan ombak yang cukup tinggi itu, dengan wajah berbinar. Sepertinya mereka ingin mencoba bermain selancar di atasnya."Guys! Coba
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status