All Chapters of THE ISLAND : I'M IN LOVE: Chapter 21 - Chapter 30
64 Chapters
BAB. 21 Edisi Memanjat Pohon Kelapa
Di pinggir pantai Pulau Asu yang indah, berjejer beberapa pohon kelapa yang menjulang tinggi. Pohon-pohon itu berdiri tegak, seperti hendak mencapai langit biru yang cerah. Di bawah terik matahari yang menyengat, Edu, seorang pemuda yang berbadan tegap dan berani, memutuskan untuk memanjat pohon tersebut.Edu berdiri di bawah salah satu pohon kelapa, menatap ke atas dengan tekad yang kuat. Dia mengambil napas dalam-dalam, merasakan hembusan angin laut yang segar dan aroma kelapa yang manis. Pemuda itu meraih batang pohon dengan kedua tangannya, merasakan tekstur kasar kulit pohon di telapak tangannya."Kamu pasti bisa, Edu!" teriak Hezki, teman baiknya, dari bawah. Hezki adalah seorang pemuda yang selalu penuh semangat dan optimis. Dia selalu mendukung teman-temannya, terutama saat mereka berusaha melakukan sesuatu yang berani.Ronald, teman lainnya, juga berdiri di samping Hezki, menatap Edu dengan kagum. "Ayo, Edu! Kamu adalah yang terbaik!" teriaknya, memberikan semangat tambahan
Read more
BAB. 22 Rapat Perdana Di Pulau
Edu, Lia, Mira, Hezki, Sera, dan Ronald sedang duduk bersama di tepi pantai Pulau Asu, tepatnya di atas kapal yang telah karam di daratan. Mereka sedang menikmati makan siang dengan pemandangan indah yang disajikan oleh alam. Edu, sebagai koki handal, telah mempersiapkan hidangan lezat yang memanjakan lidah teman-temannya.Dengan sorot mata yang bersinar, Lia pun berkomentar, "Edu, masakan mu ini benar-benar luar biasa! Rasanya seperti makan di sebuah restoran ternama."Edu tersenyum bangga, "Terima kasih atas pujian mu, Lia! Aku senang kalian menyukainya. Semoga semua usaha memasakku terbayar dengan cita rasa hasil masakan ku yang mampu menggoyang lidah kalian."Sambil menikmati hidangan, Mira pun menambahkan, "Hezki, bagaimana rasanya makanan ini? Apakah kamu juga menyukainya?"Hezki mengangguk setuju, "Tentu saja aku suka. Sangat lezat, Mira! Edu memang ahlinya."Sera, yang sedang menikmati masakan Edu juga ikut berkomentar sambil tertawa, "Ha-ha-ha! Ini adalah makanan terbaik
Read more
BAB. 23 Mulai Menjelajahi Pulau
“Wah, itu ide yang sangat bagus Ronald, aku mendukungmu penuh,” ucap Sera dari kesungguhan hatinya.“Baiklah, tanpa menunggu lama. Kita akan menjelajahi pulau ini sekarang. Siapa yang bersedia untuk ikut? Dan siapa yang berjaga-jaga di atas kapal? Tentu saja untuk menjaga sumber logistik kita.” tanya Hezki kepada semua orang.“Bagaimana jika aku dan Sera menunggu di atas kapal? Kalian bisa pergi menyusuri pulau indah ini. Besok hari kita akan bergantian untuk berjaga,” tawar Ronald kepada teman-temannya.“Boleh juga idemu, Ronald. Baiklah kami akan bersiap-siap. Mira, Lia, apakah kalian berdua memiliki pakaian yang bisa menutupi seluruh tubuh kalian? Kalian tentu tahu jika kita akan menyusuri alam bebas dan akan menemui banyak semak belukar di dalam perjalanan nanti,” seru Hezki kepada keduanya.“Tenang saja, Bro Hezki. Kami memiliki semua persiapan untuk bertahan hidup di alam liar,” sahut Mira.“Baiklah, silakan kalian berganti baju, Nona-nona. Kami menunggu kalian segera!” tukas Ed
Read more
BAB. 24 Berdua Membuat Api Unggun
Ronald dan Sera berdiri di tepian pantai pulau Asu, memandang ke arah hutan yang luas. Mereka ditinggal untuk menjaga sumber logistik yang berlimpah ruah. Namun walaupun mereka bertugas untuk menjaga isi yang ada di atas kapal. Namun keduanya tidak mau berleha-leha. Ronald berencana untuk mencari kayu bakar dan mengajak Sera bersamanya. Hari semakin sore, matahari akan kembali ke peraduannya sebentar lagi. Tentu saja mereka butuh sumber cahaya untuk menerangi di malam hari nanti.Keduanya telah turun dari kapal yang telah berada di daratan Pulau Asu. Lalu Ronald pun segera berkata, "Sera, apa kamu siap untuk mencari kayu bakar di sekitar pantai ini?" "Tentu saja, Ronald! Aku senang bisa menjelajahi pulau ini sambil mencari kayu bakar,” jawabnya antusias.Mereka pun mulai berjalan menyusuri pantai, mencari tanda-tanda kayu yang bisa mereka gunakan untuk membuat api unggun. Ronald melihat sebatang kayu yang tergeletak di pasir.Ronald pun segera berkata,"Hei, lihat! Kayu ini terlihat
Read more
BAB. 25 Menemukan Air Terjun
Kembali ke dalam hutan,Hezki, Edu, Mira, dan Lia semakin melangkah dengan semangat menyusuri hutan yang lebat di dalam Pulau Asu. Hezki, yang penuh semangat dan jiwa petualangan, terus memimpin perjalanan mereka dengan membuka jalan baru. Dia menggunakan belati panjang miliknya untuk membersihkan semak-semak yang menghalangi jalan mereka. Setiap langkah yang dia ambil, akan menciptakan jalan baru yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.Sementara itu, Edu, yang cerdas dan misterius, tetap memberi kode rahasia di jalan yang telah mereka lalui. Pemuda itu menggunakan tanda-tanda kecil, seperti goresan di pohon atau batu yang diletakkan dengan hati-hati, untuk memberi petunjuk kepada teman-temannya jika mereka harus kembali ke jalan yang sama. Kode rahasia ini membuat petualangan mereka menjadi lebih menarik dan penuh teka-teki.Semakin jauh mereka memasuki hutan, semakin memukau keindahan alam pulau itu. Mereka melihat pepohonan yang tinggi menjulang ke langit, dengan daun-daun yang r
Read more
BAB. 26 Semakin Mengagumi Pulau Asu Nan Indah
Di dalam pulau tak berpenghuni itu,mereka juga menemukan berbagai jenis flora dan fauna yang langka. Keempatnya melihat begitu banyak bunga-bunga yang indah dan berwarna-warni, serta tumbuhan langka yang hanya bisa ditemukan di Pulau Asu. Lia dan Mira yang sangat menyukai kembang, sungguh sangat terhibur melihat begitu banyak anggrek liar yang tumbuh di beberapa dahan pohon.Keduanya semakin terpana saat melihat begitu banyak anggrek yang tumbuh alami di dahan pohon di dalam hutan Pulau Asu. Mereka terpesona oleh keindahan dan keragaman anggrek yang tumbuh di lingkungan alaminya. Tidak hanya itu, mereka juga menemukan aneka jenis tanaman anturium yang biasanya memiliki harga yang sangat mahal jika dijual di kota besar, namun tumbuh liar di hutan ini. Mira dan Lia merasa terkesima oleh keajaiban alam yang ada di hadapan mereka saat ini.Mira pun berujar,“Lia, lihatlah! Begitu banyak anggrek yang tumbuh di dahan-dahan pohon ini. Mereka begitu cantik dan berwarna-warni!”“Iya, Mira. A
Read more
BAB. 27 Menangkap Ikan Dengan Tombak Kayu
“Sepertinya, kita juga harus memberitahukan kepada Ronald tentang pohon pisang ini. Dia kan ahlinya dalam bidang pertanian,” ujar Edu lagi.“Tepat sekali, Bro! Siapa tahu Ronald bisa membuka perkebunan pisang yang luas selama kita tinggal di pulau ini!” celutuk Hezki.“Ha-ha-ha! Ronald memang sangat bisa diandalkan!” Keduanya pun tertawa dengan bahagia, berharap sahabat mereka yang seorang lulusan insinyur pertanian dapat meringankan beban mereka selama terdampar di pulau. Terutama dalam ketersediaan bahan makanan.Edu dan Hezki kembali ke tempat Mira dan Lia berada, membawa tas penuh dengan buah pisang segar. Mereka punberbagi kegembiraan bersama.Mata Lia berbinar saat melihat kedua pemuda itu mulai mendekati mereka,“Wow, kalian berdua berhasil mengumpulkan begitu banyak buah pisang. Terima kasih, Edu dan Hezki!” ucapnya senang.“Ya, Bro! Terima kasih banyak untuk kalian berdua. Pisang segar ini pasti akan membuat perut kita kenyang dan memberikan energi tambahan untuk kita!” sahu
Read more
BAB. 28 Membersihkan Ikan Hasil Tangkapan Ronald
Sebelum hari menjadi gelap, Sera pun mengingat sesuatu, jika ikan hasil tangkapan Ronald harus dibersihkan. Gadis itu pun segera berkata,“Ronald, sepertinya teman-teman kita masih agak lama pulangnya. Bagaimana jika ikan yang kamu tangkap tadi, aku bersihkan dulu. Nanti jika mereka telah kembali dari hutan, kita tinggal memasaknya.”“Wah, itu ide yang bagus juga Sera. Baiklah aku akan membantumu membawa ikan-ikan ini ke atas kapal.” Setelah berkata begitu, Ronald dan Sera segera melangkah di mana kapal berada, tepatnya keduanya mulai masuk ke dalam dapur untuk segera membersihkan ikan-ikan itu.Sera, seorang gadis muda yang penuh semangat, sedang berada di dalam dapur kapal. Sorei ini, mereka berhasil menangkap banyak ikan di laut, dan tugasnya adalah membersihkan hasil tangkapan Ronald. Dengan penuh keterampilan dan kecekatan, Sera mulai membersihkan ikan-ikan tersebut.Dengan hati yang penuh kegembiraan, Sera meletakkan ikan-ikan tersebut di atas meja dapur. Dia mengambil pisau ta
Read more
BAB. 29 Acara Bakar Ikan
Lalu dari arah dalam hutan terdengar sebuah teriakan,“Ronald, Sera. Kami kembali!” teriak Mira senang.Langkah gadis itu, diikuti oleh Lia, Edu, dan Hezki yang membawa banyak bahan makanan dari hutan. “Wah, kami senang kalian telah kembali dengan selamat tentunya!” sahut Sera senang melihat teman-temannya telah kembali dari hutan, yang dibalas anggukan oleh Ronald yang juga ikut antusias melihat kepulangan teman-temannya dari hutan.“Pulau ini, benar-benar sangat ramah untuk kita semua!” seru Ronald mengungkapkan kekagumannya dengan semua yang ada di dalam pulau tersebut.Matahari di ufuk barat mulai meredup, menandakan waktu senja di Pulau Asu. Dalam cahaya yang semakin redup, saat empat sosok muncul dari balik pepohonan hutan. Mereka adalah Hezki, Edu, Mira, dan Lia. Wajah mereka tampak lelah, tapi senyuman puas tergambar jelas di wajah keempatnya. Mereka telah kembali dari perjalanan ke hutan dan membawa hasil yang melimpah.Hezki dan Edu tampak gagah dengan buah pisang yang bany
Read more
BAB. 30 Keseruan Malam Di Tepian Pantai
Setelah ikan selesai dibakar, Mira, Lia, dan Sera mulai membagikan ikan tersebut di atas piring masing-masing. Ketiganya tampak begitu terampil dan bersemangat, seolah-olah mereka adalah pelayan di restoran mewah. Para gadis mulai membagikan ikan dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap orang mendapatkan bagian yang cukup.Sementara itu, Edu, Ronald, dan Hezki juga telah selesai dengan tugas mereka. Ketiga pria itu tampak begitu puas dan bahagia, seolah-olah mereka telah menyelesaikan misi besar. Mereka pun duduk mengelilingi api unggun, menunggu giliran untuk menerima piring yang berisi ikan bakar.“Makan malam telah siap!” celutuk Lia.“Ayo semua teman-teman … merapat ke sini, yuk!” ujar Sera memanggil teman-temannya yang lain.“Come on, Guys! Yang jauh agar mendekat. Setelah dekat, ayo merapat ke sini, agar suasana semakin hangat. Tapi Awas jangan terlalu rapat ntar kena percikan api unggun!” canda Mira.“Ha-ha-ha!” Semuanya tertawa dengan lelucon Mira itu.Para pria dan gadis-ga
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status