All Chapters of Kembalinya Duchess Muda: Chapter 51 - Chapter 60
63 Chapters
Bab 26a
“Leon, kemari!” perintah tegas diberikan dengan nada dingin. “Saya baik-baik saja, Nona Muda.” pemuda berambut hitam memberi senyum menenangkan. “Ke.ma.ri.” Kalista hampir menggerakkan giginya saat berbicara. Suasana santai sebelumnya menghilang. Digantikan dengan ketegangan yang kuat. Sang nona muda menatap begitu dingin. Sedangkan pemuda yang duduk berhadapan dengannya hanya bisa tersenyum kecut. Sebelum duduk di samping sang nona muda. Mengikuti perintah dari gadis cantik bermanik lavender. “Sejak kapan?” Kalista bertanya saat gadis itu memeriksa lengan kanan bagian atas milik Leon. “Kemarin, Nona Muda.” jawab sang pemuda. “Seberapa jauh penyebarannya?” Kalista kembali bertanya. “Itu..” Leon mengalihkan pandangannya. “Leon, jawab pertanyaanku.” Kalista memberi tatapan tajam. “Selain lengan kanan, kaki kiri, dada dan punggung juga memiliki tanda hitam yang sama.” jawab Leon. Kali ini suara yang terdengar lebih rendah. Meski begitu, Kalista dapat mendengarnya dengan jelas
Read more
Bab 26b
“Kalau begitu perhatian kesehatanmu. Kau yang sehat akan jauh lebih berguna di masa depan.” balas Kalista. “Nona Muda. Bukankah saya mengatakan untuk...”“Oh, siapa ini? Bukankah ini Nona Muda yang katanya sering sakit-sakitan?” tiba-tiba dari arah samping, terdengar suara yang menginterupsi. Sontak, Kalista dan Leon sama-sama menghentikan langkah mereka. Keduanya menatap dingin pada gerombolan gadis yang datang tanpa diundang. “Tolong jaga ucapan Anda, Nona Muda.” orang yang berbicara adalah Leon. Sosok yang seperti pemimpin para gadis awalnya hanya mengarahkan tatapannya pada Kalista. Namun saat Ia melihat ke arah pemuda yang berbicara, dirinya tak dapat menahan diri untuk tidak tertegun sejenak. Ini adalah pertama kalinya Ia melihat keindahan seperti itu. Tampan dan mempesona. Kedua hal tersebut digabungkan tanpa mengabaikan nilai kegagahan seorang lelaki. Terlebih, sosok itu terbilang lebih tinggi dibanding pemuda rata-rata. Memberi kesan jantan dan pelindung. Sebenarnya, bu
Read more
Bab 27a
“Nona Muda, apa gadis yang menyebarkan rumor adalah orang yang sama dengan gadis yang mendekatiku di ruang ujian tertulis?” saat tinggal dua orang yang tertinggal, Leon bertanya pada Kalista. “Itu benar.” sang nona muda tidak berniat untuk menyembunyikan apapun. “Maaf, Nona Muda. Ini semua salah saya.” Leon memiliki ekspresi yang bermasalah. “Itu bukan salahmu. Sebelum kau bertemu dengan gadis itu, aku sudah bertemu dengannya. Dan juga, itu bukanlah pertemuan yang baik. Jadi, kau tidak perlu merasa bersalah.” ucap Kalista. “Terlebih, bukankah sebelumnya kau yang merengek untuk diberi keadilan?” lanjut gadis cantik itu. “Nona Muda..”“Kenapa Anda sangat keren? Jika terus begini, kapan saya bisa melampaui Anda?” Leon bertanya antara rasa kagum dan rendah diri. “Entahlah. Mungkin seribu tahun lagi.” balas Kalista saat gadis itu mulai melangkah kembali. “Nona Muda, bagaimana Anda bisa mengatakan hal seperti itu?” di belakang, Leon berlari mengejar. ***Upacara penyambutan murid bar
Read more
Bab 27b
“Kau lihat itu, Leon. Aku tidaklah sebaik yang kau pikirkan.” “Melihat gadis itu diejek ataupun dicemooh, aku sama sekali tidak merasa kasihan. Bahkan, aku senang dengan penderitaan yang gadis itu alami.” Kalista berbisik lirih pada pemuda yang berdiri sangat dekat dengan dirinya. Setelah mengucapkan hal tersebut, gadis cantik itu hendak berbalik untuk pergi. Namun tiba-tiba, telapak tangannya dipegang oleh seseorang. “Itu tidak benar, Nona Muda. Bagi saya, Anda adalah gadis terbaik di dunia. Anda menyelamatkan saya dan Anda tidak pernah memperlakukan saya dengan buruk. Bagi saya, itu semua sudah cukup. Saya tidak perduli dengan apa yang terjadi pada orang lain.” suara itu terdengar lembut dan penuh perhatian. “Jadi, tolong jangan terlalu keras pada diri Anda sendiri.” Leon berkata dengan tulus. “Anak bodoh.” ucap Kalista sebelum pergi. Kali ini, Leon tak menghentikan kepergian gadis itu. Hal tersebut dikarenakan Ia melihat senyum tipis di bibir Kalista sebelum gadis itu pergi.
Read more
Bab 28a
“Apa Anda tahu sesuatu tentang profesor yang ingin menjadikan Nona Kalista sebagai murid pribadi?” “Saya khawatir Anda akan ditipu karena tidak mengetahui apapun.” ucap putra mahkota lembut. Ekspresi pemuda itu masih ramah. Namun, entah bagaimana Kalista merasa adanya atmosfer yang memberatkan. Sebenarnya, kalimat yang diucapkan oleh pemuda di hadapannya sangat tepat sasaran. Bahkan setelah Connie mencari tahu lewat guild informasi, tak ada satupun yang berhasil menggali latar belakang Profesor Ray. Itu memang membuatnya agak terganggu, tapi bukan berati Ia akan memilih untuk berada di pihak putra mahkota hanya karena hal tersebut. “Karena kita bisa dibilang terhubung dalam ikatan pertemanan, saya akan memberitahu Anda beberapa hal. Bagaimanapun juga, saya sudah berada di Akademi ini lebih lama dibandingkan Nona Kalista. Jadi, saya mengenal beberapa profesor dengan baik.” “Pada dasarnya, profesor yang dapat memiliki murid pribadi adalah seseorang yang telah mencapai bintang 6 ke
Read more
Bab 28b
“Kurang ajar!” seruan keras itu membuat Kalista tersentak. Setelah itu, sang nona muda merasakan gelombang sihir yang kuat. Sebelum Kalista dapat melakukan apapun, mana sihir lain telah terasa. Bedanya adalah, sebelumnya mana sihir yang Ia rasakan terasa tajam dan merusak. Sedangkan kali ini, Kalista hanya merasa kehangatan yang nyaman. Penasaran dengan apa yang terjadi, gadis itu memutuskan untuk berbalik. Begitu Ia melakukannya, Kalista dapat melihat pertarungan dua penyihir dari tingkat senior. Dan entah sejak kapan, selubung pelindung telah terbentuk di sekitarnya. Dari mana sihir yang terasa, Kalista tahu jika pelindung itu dibuat oleh pemuda berambut perak. Sebelumnya, Ia tak pernah menyangka akan bertemu pemuda itu secepat ini. Rencananya adalah, mencari keberadaan pemilik mata lavender selain dirinya setelah situasinya cukup tenang. Tapi, Junior? Pemuda itu benar-bebar memanggilnya junior? Apa itu artinya, Profesor Ray adalah guru dari master pemilik menara berikutnya?
Read more
Bab 29a
“Master berkata tugas pertamamu adalah membaca semua buku yang ada di tempat ini.”Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Semuanya?” setelah terdiam beberapa saat, Kalista memberikan komentar. Bukannya apa-apa. Hanya saja setelah seniornya melakukan sihir tertentu, Kalista hanya melihat kumpulan buku sejauh mata memandang. “Itu benar.”“Dan sewaktu-waktu, Master akan datang berkunjung untuk mengadakan kuis mendadak. Jadi sebaiknya jangan hanya membacanya secara sepintas. Buatlah catatan dan cobalah untuk memahami apa yang kau pelajari.”“Apa ada hal lain yang ingin kau tanyakan, Junior?” tanya Daniel. “Untuk saat ini cukup, Senior.” balas Kalista. “Kalau begitu ambil ini.” ucap Daniel seraya menyerahkan sebuah token. “Apa ini Senior?” tanya Kalista. “Itu token yang berisi kordinat tempat ini. Seperti yang sudah aku katakan. Kita berada di ruang bawah tanah. Dengan kata lain, tempat ini adalah ruang rahasia yang dibuat oleh master kita. Jadi, orang luar tidak akan bisa memasuki t
Read more
Bab 29b
“Leon.”“Apa kau marah?” untuk saat ini, suara Kalista lebih lembut dari biasanya. Leon awalnya hanya diam sembari melihat ke arah jendela. Tidak sekalipun melirik sang nona muda yang duduk berhadapan dengan dirinya. Namun saat pemuda itu mendengar suara Kalista, Leon pada akhirnya menoleh. Pemuda itu melihat ke arah Kalista dengan tatapan penuh kekalahan. “Mana mungkin saya marah pada Nona Muda. Jika ada seseorang yang bersalah, itu pasti saya.” Leon berbicara dengan halus. “Lalu, kenapa kau hanya diam?” tanya Kalista. Mendengar pertanyaan kali ini membuat sudut bibir si pemuda tampan tertarik ke atas, “Jadi, Nona Muda lebih suka saya banyak berbicara?”“Bukankah sebelumnya Nona Muda selalu menyuruh saya untuk diam?” goda Leon. “Terserah kau saja.” balas Kalista sembari memalingkan wajah. Namun setelah beberapa saat, gadis cantik itu kembali menatap Leon, “Maaf. Kau pasti sudah menunggu lama.”“Jangan minta maaf, Nona Muda. Saya sama sekali tidak marah. Lagipula jika itu demi N
Read more
Bab 30a
“Pertama, beritahu aku siapa yang menyuruh kalian mengikuti nona muda dari Keluarga Ruliazer.”“Dan kedua, mati di tanganku.” saat itu, suara Leon sangat dingin. Bahkan tatapan matanya yang tajam tampak memiliki aura kekejaman yang dipancarkan. Tiga orang berpakaian hitam saling menatap. Namun seolah mencapai kesepakatan diam-diam, mereka segera menyerang Leon secara serentak. Di sisi lain, pemuda yang menjadi lawan mereka tampak memiliki senyum tipis di bibirnya. Di hadapkan dengan tiga orang yang jelas lebih tua darinya, tak membuat Leon gentar sedikitpun. Sebaliknya, mata hitam pemuda itu tampak memancarkan kilatan haus darah yang kental.“Aku anggap itu sebagai jawaban kalian.” ucap Leon. Setelah kata-kata tersebut terucap, aura hitam segera keluar dari tubuh Leon. Belajar dari pengalaman, tiga orang berpakaian hitam itu segera menghindari aura misterius yang sangat mematikan. Namun saat mereka melakukannya, tiba-tiba sekelebat bayangan telah menunggu di belakang, sebelum mem
Read more
Bab 30b
“Tidak Roselia. Kau harus fokus pada gambaran besarnya. Jika kau berhasil mendapatkan hati anak-anak dari keluarga bangsawan besar, barang-barang seperti ini akan menumpuk di ruangan yang lebih besar. Bukan slorok kecil seperti ini.” Roselia berusaha menyemangati dirinya sendiri. Pada akhirnya, gadis berambut merah muda itu mengeluarkan satu per satu kotak perhiasan miliknya. Begitu kotak itu dibuka, kalung, anting bahkan cincin permata terlihat menggoda mata. Tidak sanggup melihat lagi, Roselia kembali menutup kotak perhiasan miliknya. Rasanya Ia akan kehilangan tekad untuk menjual barang-barang di dalam kotak jika melihatnya lebih lama. Seingatnya, salah seorang temannya pernah bercerita perihal gang belakang yang digunakan para bangsawan untuk melakukan hal-hal kotor. Tentu saja, mereka tidak hanya memiliki hubungan pertemanan biasa. Jika tidak begitu, temannya tidak akan bercerita tentang hal-hal yang disembunyikan oleh keluarganya sendiri. Hanya saja, harganya memang terbilan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status