“Mau ke mana Rain?”Rain hanya melirik lantas kembali menatap pantulan dirinya di depan cermin, dia sibuk mengancingkan kemeja saat ibundanya masuk ke dalam kamarnya. Tak mendapat jawaban, Bianca memilih meraih tangan putra kesayangannya, membantu Rain mengancingkan ujung lengan kemeja.“Kamu mengadakan pesta lagi?” Bianca menaikkan dua alis mata mendapat anggukan kepala dari Rain. “di mana?” tanyanya kemudian. “B Hotel.”“Rain ngomong itu gratis, nggak bayar lho! pelit banget sih. Seperti yang selalu mama bilang, kamu boleh bersikap dingin ke orang lain tapi tidak ke Mama, ada apa lagi hari ini sampai kamu begini?” cerocos Bianca.Rain tersenyum tipis, tanpa bicara didaratkannya sebuah kecupan di pipi sang mama. “I love you, Ma.”Bianca tertawa lantas menghela napas. Dia pandangi wajah putranya yang kini sudah dewasa. Menurutnya Rain juga sudah pantas untuk menikah, tapi putranya itu selalu berkata bahwa menikah tidak ada dalam prioritas hidupnya lima tahun ke depan, sama persis sep
Terakhir Diperbarui : 2023-12-08 Baca selengkapnya